Pada gambar diatas terdapat 4 kondisi ketika kita menembakkan beberapa peluru paa sebuah sasaran. Tujuan kita disini adalah untuk menembak bagian tengah sasaran tersebut.
Pada gambar A dan C menunjukkan seseorang yang berhasil mengenai bagian tengah target tersebut dapat kita simpulkan tembakkan pada kedua gambar tersebut akurat.
Terdapat dua cara untuk mengukur akurasi antara lain : error absolut dan error relatif.
Error absolut merupakan nilai absolut dari selisih antara nilai sebenarnya x dengan nilai observasi x’. Error absolt dapat dituliskan menggunakan persamaan
ϵA = | x-x'|
Pengukuran lain yang sering digunakan untuk mengukur akurasi adalah error relatif
Berbeda dengan error absolut, error relatif membagi selisih antara nilai sebenarnya x dan nilai observasi x’ dengan nilai sebenarnya. Hasil yang diperoleh merupakan nilai tanpa satuan. Persamaan erro relatif :
ϵR = |x - x'/x|
Dalam suatu pengukuran, hal lain yang perlu diperhatikan selain akurasi adalah presisi. Presisi adalah sejauh mana perulangan pengukuran dalam kondisi yang tidka berubah mendapat hasil yang sama.
Berdasarkan gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam suatu sistem pengukuran akan terdapat 4 buah kondisi. Pengukuran akurat dan presisi pada gambar A,tidak akurat namun presisi pada gambar B, akurat namun tidak presisi pada gambar C, dan tidak akurat serta tidak presisi pada gambar D.
ϵR
Kesalahan numerik merupakan error atau kesalahan yang timbul akibat adanya proses pendekatan atau hampiran. Terdapat 3 kesalahan numerik yang terjadi, antara lain:
Kesalahan bawaan (inherent error) -> merupakan kesalahan data yang timbul akibat adanya pengukuran, human error seperti kesalahan pencatatan, atau tidak memahami hukum-hukum fisik dari data yang diukur.
Kesalahan pembulatan (round-off error) -> kesalahan yang terjadi karena adanya pembulatan.
Kesalahan pemotongan (truncation erro) -> kesalahan yang ditimbulkan pada saat dilakukan pengurangan jumlah angka signifikan.