Decision making atau sering disebut sebagai if then else statement yang digunakan jika kita ingin melakukan pengujian terhadap syarat kondisi tertentu
Berikut penerapan dari if statement
x <- c(1:5)
if(is.vector(x)){
print("x adalah sebuah vector")
}
## [1] "x adalah sebuah vector"
Contoh penerapan if else statement :
x <- c("Andi","Iwan", "Adi")
if("Rina" %in% x){
print("Rina ditemukan")
} else if("Adi" %in% x){
print("Adi ditemukan")
} else{
print("tidak ada yang ditemukan")
}
## [1] "Adi ditemukan"
contoh penerapan switch statement :
y = 3
x = switch(
y,
"Selamat Pagi",
"Selamat Siang",
"Selamat Sore",
"Selamat Malam"
)
print(x)
## [1] "Selamat Sore"
Fungsi merupakan sekumpulan instruksi atau statement yang
dapat melakukan tugas khusus. Pada R terdapat 2 jenis
fungsi, yaitu: build in fuction dan user define
function. build in fnction merupakan fungsi bawaan
R saat pertama kita menginstall R. Contohnya
adalah mean(), sum(), ls(),
rm(), dll. Sedangkan user define fuction merupakan
fungsi-fungsi yang dibuat sendiri oleh pengguna.
berikut pola dari fungsi :
function_name <- function(argument_1, argument_2, ...){
function body
}
function_name -> nama dari fungsi R.
argument_1, argument_2,…. -> Penggunaan argument itu opsional. Argument dapat digunakan untuk memberi inputan kepada fungsi.
function body -> Merupakan inti dari fungsi, function body dapat terdiri dari 0 statement(kosong) hingga banyak statement.
return ->fungsi yang memiliki output atau return value ada juga yang tidak. Jika fungsi memiliki return value maka return dapat diproses lebih lanjut
Berikut contoh dari user define function:
# Fungsi tanpa argument
bilang <- function(){
print("Halo dunia")
}
# Print
bilang()
## [1] "Halo dunia"
# Fungsi dengan argumen
tambah <- function(a,b){
print(a/b)
}
# Print
tambah(5,3)
## [1] 1.666667
# Fungsi dengan return value
kali <- function(a,b){
return(a*b)
}
# Print
kali(4,3)
## [1] 12