D() digunakan untuk memasukkan input dan menghasilkan
output. D() hanya membutuhkan satu inputan.
Ekspresi yang digunakan untuk menginput harus menyertakan notasi
~. Contohnya adalah a^15 ~ a,
sin(a^15)~a, dan juga b*tan(a) ~ b.
Dari contoh tersebut dapat disebutkan bahwasannya semua yang berada
disamping ~ adalah bentuk ekspresi matematikanya. Sedangkan
disebelah kanannya adalah variabel yang diambil nilainya untuk dijadikan
turunan.
Keluaran (output) yang dihasilkan oleh D() adalah fungsi
yang akan mencantumkan variabel-variabel yang berada di ekspresi input.
Berikut ini adalah contohnya :
library(mosaicCalc)
## Loading required package: mosaicCore
## Loading required package: Deriv
## Loading required package: Ryacas
##
## Attaching package: 'Ryacas'
## The following object is masked from 'package:stats':
##
## integrate
## The following objects are masked from 'package:base':
##
## %*%, diag, diag<-, lower.tri, upper.tri
## Registered S3 method overwritten by 'mosaic':
## method from
## fortify.SpatialPolygonsDataFrame ggplot2
##
## Attaching package: 'mosaicCalc'
## The following object is masked from 'package:stats':
##
## D
g <- D(x^2 ~ x)
g(1)
## [1] 2
D() dapat mengembalikan fungsi yang diinputkan.
g
## function (x)
## 2 * x
D() akan mengembalikan fungsi apabila akan melakukan
proses input lainnya. Contohnya adalah :
library(mosaicCalc)
h <- D(sin(abs(x - 3)) ~ x)
h
## function (x)
## {
## .e1 <- x - 3
## cos(abs(.e1)) * sign(.e1)
## }
Kita dapat menyertakan parameter simbolik kedalam ekspresi
D().
s2 <- D(A * sin(2 * pi * t / P) + C ~ t)
## Warning in makeFun.formula(A * sin(2 * pi * t/P) + C ~ t, suppress.warnings =
## FALSE): Implicit variables without default values (dangerous!): A, P, C
s2
## function (t, A, P, C)
## 2 * (A * pi * cos(2 * (pi * t/P))/P)
dapat dilihat bahwasannya parameter dalam kode tersebut adalah A, P, dan juga C.
Setelah menambahkan parameter kedalam fungsi, maka fungsi
s2() akan mengalami perubahan namun tetap berfungsi seperti
matematika lainnya.
s2
## function (t, A, P, C)
## 2 * (A * pi * cos(2 * (pi * t/P))/P)
Setelah itu kita tentukan nilai-nilai dari parameter tadi.
s2 (t=3, A=2, P=3, C=2)
## [1] 4.18879
Kita gambarkan grafik dari fungsi s2.
library(mosaicCalc)
slice_plot(s2 (t, A=2, P=3, C=2) ~t,
domain(t=range(0,20)))
Turunan yang berasal dari D() berupa turunan
parsial. Artinya hasilnya berupa turunan dari perubahan variabel di
sisi kanan namun variabel lainnya tetap konstan.
Turunan kedua berupa turunan kedua dari sebuah fungsi.
D() dioperasikan dua kali agar mendapatkan turunan
kedua.
library(mosaicCalc)
df <- D(sin(x)~x)
ddf <- D(df(x)~x)
Agar pengetikan dapat semakin ringkas maka dapat dituliskan variabelnya agar disebelah tanda ~ semua. Contoh :
another.dff <- D(sin(x)~x & x)
Bentuk turunan orde kedua dan lebih tinggi dapat menghasilkan perhitungan yang lebih akurat.