Secara umum terdapat tiga metode untuk membangkitkan bilangan acak, yaitu:
Inverse Transform Method
Acceptance-Rejection Method
Direct Transformation
Algoritme Inverse Transform Method adalah sebagai berikut:
Bangkitkan bilangan acak yang berdistribusi \(exponential(3)\) dengan Inverse Transform
Method, yang amatannya berjumlah 1000 Bandingkan
hasilnya dengan fungsi bawaan R rexp dengan menggunakan
histogram.
Tentukan CDF \(F(x)\) PDF dari \(exponential(3)\) \(f(x)=3e^{-3x},x \geq 0\) CDF dari \(exponential(3)\) \(f(x)=1-e^{-3x},x \geq 0\)
Tentukan inverse CDF \(F(x)\) inverse CDF dari \(exponential(3)\) \(F^{-1}(u)= -\frac{ln(1-u)}{3},x\geq 0\)
Bangkitkan \(u \sim U(0,1)\)
# banyaknya amatan
n <- 1000
# membangkitan U(0,1)
u <- runif(n)
# fungsi inverse CDF
set.seed(10) # membuat seed
x <- -(log(1-u)/3) #log merupakan ln di R
head(x)
## [1] 0.11591076 1.10580059 0.63204987 0.89916898 0.45320418 0.07437934
# memeriksa banyaknya amatan
length(x)
## [1] 1000
Membangkitan dengan fungsi bawaan R
set.seed(10) # membuat seed
y <- rexp(n,rate = 3)
head(y)
## [1] 0.004985469 0.306740402 0.250719646 0.525013950 0.077219539 0.362224334
# memeriksa banyaknya amatan
length(y)
## [1] 1000
Menamplikan histogram di R
par(mfrow=c(1,2))
hist(x,main="Exp dari Inverse Transform")
hist(y,main="Exp dari fungsi rexp")
fungsi
par digunakan untuk menampilkan beberapa plot dalam
satu layout, argumen mfrow digunakan untuk menyatakan
bagaimana pembagian layout tersebut.
Argumen main dalam fungsi hist digunakan
untuk memberi judul pada plot.
Algoritme Acceptance-Rejection Method adalah sebagai berikut:
Tetapkan peubah acak dari \(Y\) sebagai target sebaran beserta PDFnya \(g(y)\)
Bangkitkan peubah acak \(Y\) tersebut.
Bangkitkan \(u\) berdasarkan distribusi \(Uniform(0,1)\) atau \(u ~ U(0,1)\)
Hitung nilai \(c\) dengan mencari nilai maksimum dari \(\frac{f(y)}{g(y)}\)
Jika \(u\leq \frac{f(y)}{cg(y)}\)
Jika kondisi ke-4 tidak terpenuhi kembali ke-1.
Bangkitkan peubah acak \(X \sim Beta(2,2)\) yang memiliki fungsi PDF \(f(x) = 6x(1-x),0<x<1\) dengan menggunakan Acceptance-Rejection Method sebanyak 1000 amatan. Kemudian gambarkan histogramnya!
Untuk menjawab soal latihan 2, Kita akan terapkan algoritma dari Acceptance-Rejection Method sebagai berikut:
Tetapkan peubah acak dari \(Y\) sebagai sebaran dari PDFnya \(g(y)\) Dalam kasus ini kita pilih \(Y \sim U(0,1)\) karena memiliki domainyang sama dengan peubah acak \(X\) yaitu \(0<x<1\). PDF dari Y adalah \(g(y)=1, 0\leq y \leq 1\)
Bangkitkan peubah acak \(Y\) tersebut
# banyaknya amatan
n=1000
set.seed(10)
y = runif(n,0,1)
set.seed(30)
u = runif(n,0,1)
Misalkan saja \(h(y)=\frac{f(y)}{g(y)}\), sehingga \(h(y)=\frac{6y(1-y)}{1} = 6y(1-y)\) Untuk mencari nilai maksimum dari \(h(y)\) maka kita harus menyelesaikan persamaan \(\frac{dh(u)}{dy}=0\)
Dengan menggunakan aturan perkalian pada turunan maka didapatkan:
\(6(1-y)-6y=0\)
\(6-6y-6y=0\)
\(6-12y=0\)
\(y={1}{2}\)
subtitusi \(y=\frac{1}{2}\) ke \(h(y)\) sehingga didapatkan: \(h (\frac{1}{2})=6(\frac{1}{2})(1-\frac{1}{2})=\frac{3}{2}\) sehingga nilai \(c=1.5\)
Di R terdapat fungsi untuk mendapatkan nilai \(c\) yaitu dengan menggunakan fungsi
optimize
h <- function(y) 6*y*(1-y)
derivH <- optimize(f=h,interval=c(0,1),maximum=T)
derivH$objective
## [1] 1.5
argumen interval adalah domain dari \(f(y)\) dan \(g(y)\), maximum=TRUE
menujukkan bahwa fungsi optimze mencari nilai maksimum dari \(h(y\).
f <- function(y) 6*y*(1-y)
g <- function(y) 1
nilaic <- derivH$objective
#kriteria penerimaan
criteria <- u < f(y)/(nilaic*g(y))
head(criteria)
## [1] TRUE TRUE TRUE TRUE TRUE TRUE
#jadikan Y sebagai X
x <- y[criteria]
head(x)
## [1] 0.50747820 0.30676851 0.42690767 0.69310208 0.08513597 0.22543662
# banyaknya amatan
length(x)
## [1] 668
Jika diperhatikan banyaknya amatan pada \(x\) tidak berjumlah 1000, dikarenakan ada beberapa amatan dalam \(y\) yang tidak diloloskan oleh kriteria penerimaan. Oleh karena itu, jika jumlah amatan yang harus dibangkitkan sebanyak 1000 maka banyaknya amatan awal yang ditentukan harus lebih dari 1000. Selamat mencoba!!!
Note: Program di atas adalah alternatif lain dari program yang sudah ada di kuliah. Silahkan gunakan program yang anda mengerti
Menamplikan histogram di R
z <- rbeta(n,shape1 = 2,shape2 = 2)
par(mfrow=c(1,2))
hist(x,main="beta(2,2) dari AR")
hist(z,main="beta(2,2) dari rbeta")
Bangkitkan peubah acak \(X \sim Gamma(\frac{3}{2},1)\) yang memiliki fungsi PDF
\(f(x)= \frac{1}{\Gamma \left(\frac{3}{2} \right)} x^{\frac{1}{2}} e^{-x}, 0<x< \infty\)
dengan menggunakan Acceptance-Rejection Method sebanyak 1000 amatan. Kemudian gambarkan histogramnya!
Untuk menjawab soal latihan 3, kita akan terapkan algoritma dari Acceptance-Rejection Method sebagai berikut:
Dalam kasus ini kita pilih \(Y \sim exponential(\frac{3}{2})\) karena memiliki domain yang sama dengan peubah acak \(X\) yaitu \(0<x< \infty\) dan karena distribusi exponensial merupakan kasus khusu dari distribusi gamma PDF dari Y adalah
\(g(y) = \frac{1}{\frac{3}{2}} e^{-\frac{y}{\frac{3}{2}}}, 0\leq \infty\) atau \(g(y) = \frac{2}{3} e^{-\frac{2}{3}y}, 0\leq y \leq \infty\)
# banyaknya amatan
n=1500
set.seed(10)
y = rexp(n,rate = 2/3)
Note : Distribusi\(exponential(θ)\) di R memiliki PDF \(f(x)=θe^{-θy},0\leq y \leq \infty\) sedangkan yang kita gunakan \(exponential(θ)\) memiliki PDF \(f(x)=\frac{1}{θ}e^-\frac{y}{0},0\leq y \leq \infty\)
sehingga \(exponential(\frac{3}{2})\) yang dimaksud sama dengan \(exponential(\frac{3}{2})\) di R
set.seed(30)
u = runif(n,0,1)
Untuk menghitung manual nilai \(c\)
kita lewati agar bisa dikerjakan secara mandiri. Kita langsung saja
menggunakan fungsi optim di R. Fungsi optimize
tidak bisa digunakan disini karena domain dari PDF \(f(y)\) dan \(g(y)\) terdapat unsur ketakhinggaan \((\infty)\).
fungsi \(h(x)\) yang diperoleh adalah \(h(x)=\frac{3}{2\Gamma (\frac{3}{2})}y^\frac{1}{2}e^-\frac{y}{3}\)
h <- function(y) (-1) * (3/(2*gamma(3/2))) * (y)^(1/2) * exp(-y/3)
derivH <- optim(par = 0,fn=h,lower = 0,method = "L-BFGS-B")
derivH$value
## [1] -1.257317
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan untuk menggunakan fungsi
optim adalah secara default fungsi ini hanya bisa mencari
nilai minimum dari suatu fungsi. Oleh karena itu, fungsi \(h\) perlu dikalikan dengan \(-1\). Argumen par digunakan
untuk menentukan nilai awal.
f <- function(y) (3/(2*gamma(3/2))) * (y)^(1/2) * exp(-y)
g <- function(y) (2/3) * exp(-(2/3) * y)
nilaic <- -derivH$value #jangan lupa tambahkan negatif
#kriteria penerimaan
criteria <- u < f(y)/(nilaic*g(y))
head(criteria)
## [1] TRUE TRUE TRUE TRUE TRUE TRUE
#jadikan Y sebagai X
x <- y[criteria]
head(x)
## [1] 0.02243461 1.38033181 1.12823841 2.36256278 0.34748792 1.63000950
# banyaknya amatan
length(x)
## [1] 1393
#karena >1000 ambil 1000 saja
x <- x[1:1000]
Menamplikan histogram di R
z <- rgamma(n,shape = 3/2,scale = 1)
par(mfrow=c(1,2))
hist(x,main="gamma(3/2,1) dari AR")
hist(z,main="beta(3/2,1) dari rgamma")
Bangkitkan peubah acak \(X \sim t(2)\) sebanyak 1000 amatan yang didapatkan dari hasil transformasi langsung peubah acak \(Y \sim X^2 (2)\) dan \(Z \sim N(0,1)\).
Buatlah histogramnya dan bandingkan hasilnya dengan hasik bangkitan
yang diperoleh dari fungsi rt
Distribusi \(t\) bisa didapatkan dari hasil transformasi distribusi \(\chi^2\) dan \(N(0,1)\)melalui persamaan dibawah ini.
\(X = \frac{Z}{\sqrt{\frac{Y}{2}}}\)
Sehingga berdasarkan persamaan tersebut kita bisa menuliskan program R untuk membangkitkan distribusi \(t(2)\) sebagai berikut
#banyaknya amatan
n <- 1000
set.seed(15)
z <- rnorm(n,mean = 0,sd = 1)
y <- rchisq(n,df = 2)
x <- z/sqrt(y/2)
head(x)
## [1] 0.4249926 2.2981978 -0.3956900 0.8938340 0.9930945 -1.4325087
Menampilkan histogram di R
set.seed(5)
v <- rt(n,df=2)
par(mfrow=c(1,2))
hist(x,main="t(2) dari Direct")
hist(v,main="t(2) dari rt")
Algoritme pembangkitan bilangan acak untuk Regresi Linear adalah sebagai berikut:
Bangkitkan peubah \(Y,X_1,X_2\) dan \(X_3\) berdasarkan model regresi linear berganda berikut ini: \(Y = 10+3X_1+5X_2+7X_3+ \epsilon\) dengan mengasumsikan bahwa \(\epsilon N(0,1)\). Banyaknya amatan yang dibangkitkan adalah 1000
#banyaknya amatan
n <- 1000
set.seed(12)
epsilon <- rnorm(n,mean = 0,sd = 1)
set.seed(10)
X <- replicate(3,rnorm(n,mean=0,sd=1.5))
head(X)
## [,1] [,2] [,3]
## [1,] 0.02811926 1.5750205 -0.46179747
## [2,] -0.27637881 0.4291389 1.13712837
## [3,] -2.05699582 0.3608472 -0.86079512
## [4,] -0.89875157 1.2490578 -1.40811669
## [5,] 0.44181769 -0.3344748 -0.04154899
## [6,] 0.58469145 0.4325163 -1.59937298
Pembangkitan peubah penjelas \(X_i\)
dapat dilakukan juga dengan fungsi mvnorm seperti pada
slide kuliah.
betas <- matrix(c(10,3,5,7),nrow = 4,ncol = 1)
Xgab <- cbind(1,X)
Y <- Xgab%*%betas+epsilon
dataRegresi <- data.frame(Y,X)
colnames(dataRegresi) <- c("Y","X1","X2","X3")
head(dataRegresi)
## Y X1 X2 X3
## 1 13.246310 0.02811926 1.5750205 -0.46179747
## 2 20.853626 -0.27637881 0.4291389 1.13712837
## 3 -1.349062 -2.05699582 0.3608472 -0.86079512
## 4 2.772212 -0.89875157 1.2490578 -1.40811669
## 5 7.364594 0.44181769 -0.3344748 -0.04154899
## 6 2.448749 0.58469145 0.4325163 -1.59937298
Note : sintaks Xgab <- cbind(1,X)
digunakan untuk menggabungkan peubah penjelas yang ada di matrik \(X\)dengan vektor yang isinya 1. Vektor ini
digunakan sebagai pengkali konstanta model (dalam hal ini bernilai
10).
Untuk membuktikan bahwa bangkitan kita benar, maka kita akan
memodelkan data tersebut dengan fungsi lm yang ada id
R.
modelRegresi <- lm(Y~.,data = dataRegresi)
summary(modelRegresi)
##
## Call:
## lm(formula = Y ~ ., data = dataRegresi)
##
## Residuals:
## Min 1Q Median 3Q Max
## -3.0364 -0.6052 -0.0207 0.6087 3.1774
##
## Coefficients:
## Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
## (Intercept) 9.97484 0.03033 328.8 <2e-16 ***
## X1 2.97225 0.02042 145.6 <2e-16 ***
## X2 4.97282 0.01939 256.5 <2e-16 ***
## X3 7.00493 0.01989 352.2 <2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## Residual standard error: 0.9589 on 996 degrees of freedom
## Multiple R-squared: 0.9955, Adjusted R-squared: 0.9954
## F-statistic: 7.275e+04 on 3 and 996 DF, p-value: < 2.2e-16
Berdasarkan output regresi diatas, nilai koefisien regresi yang dihasilkan mendekati nilai koefisien regresi yang kita bangkitkan. Hal ini membuktikan bahwa data sudah sesuai dengan model regresi yang kita inginkan.
Berdasarkan Latihan 5 lakukan pengulangan sebanyak 100 ulangan dan kemudian hitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing koefisien regresi.
#banyaknya amatan
n <- 1000
ulangan <- 100
# membuat tempat penyimpanan
# koefisien tiap ulangan
koefisien_ulangan <- NULL
set.seed(13)
for(i in seq(ulangan)){
epsilon <- rnorm(n,mean = 0,sd = 1)
X <- replicate(3,rnorm(n,mean=0,sd=1.5))
Xgab <- cbind(1,X)
Y <- Xgab%*%betas+epsilon
dataRegresi <- data.frame(Y,X)
colnames(dataRegresi) <- c("Y","X1","X2","X3")
modelRegresi <- lm(Y~.,data = dataRegresi)
# rbind digunakan untuk menggabungkan baris
koefisien_ulangan <- rbind(koefisien_ulangan,coef(modelRegresi))
}
head(koefisien_ulangan)
## (Intercept) X1 X2 X3
## [1,] 9.998451 2.997131 4.961536 7.019022
## [2,] 9.999899 2.981410 5.012151 6.977783
## [3,] 9.971732 2.986735 4.992031 7.019945
## [4,] 9.940730 3.013790 5.006416 7.003125
## [5,] 10.029303 3.033154 5.009336 6.972909
## [6,] 10.008416 3.019092 5.010800 6.999371
#menghitung mean dari setiap koefisien
colMeans(koefisien_ulangan)
## (Intercept) X1 X2 X3
## 9.997236 3.002950 5.000115 7.001103
#menghitung sd dari setiap koefisien
apply(koefisien_ulangan,2,sd)
## (Intercept) X1 X2 X3
## 0.02972359 0.01960207 0.01923794 0.02379381
Pengulangan seperti ini biasanya digunakan ketika kita ingin melakukan kajian pada model-model statistik. Menghitung mean dari semua koefisien dimaksudkan untuk melihat sebaik mana model yang kita gunakan dalam mengestimasi parameter. Parameter dalam regresi pada data bangkitan ini adalah koefisien yang kita tentukan di awal. Semakin dekat nilai rata-rata semua koefisien tersebut dengan parameter maka bisa disimpulkan modelnya sudah baik. Sedangkan simpangan baku dari semua koefisien dapat diinterpretasikan sebagai sebagai galat pendugaan dari masing-masing ulangan.
Note
fungsi apply digunakan untuk menerapkan fungsi di R
berdasarkan baris dan kolom. Coba gunakan fungsi mean, min, max, dan
as.character dan lihat bagaimana hasilnya. Angka 2 pada fungsi
apply berarti operasi fungsi dilakukan berdasarkan kolom.
Jika diubah menjadi angka 1 berarti operasi fungsi dilakukan berdasarkan
baris.