Industri perbankan Indonesia diberitakan mampu menghadapi dampak pandemi Covid-19 dengan baik. Dikutip dalam PRESS-47/SEKL/2021 https://lps.go.id, industri perbankan Indonesia memiliki fundamental yang kuat. Dari sisi permodalan, perbankan nasional memiliki modal kuat dengan rasio 25,6 persen per November 2021. Sedangkan dari sisi profitabilitas, laba perbankan per November 2021 sebesar Rp131,2 triliun, atau meningkat 34,1 persen Year on Year (YoY).
Meskipun demikian, tidak semua bank memiliki ketahanan yang sama menghadapai efek dari pandemi Covid-19. Seperti yang dikemukakan oleh Prof Candra Fajri Ananda PhD, Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia, dalam https://feb.ub.ac.id/id/resiliensi-perbankan.html, ketahanan individu internal bank akan semakin rapuh untuk bank dengan aset kecil, tidak sistemik, dan bank dengan tata kelola yang buruk.
Dalam kaitannya dengan struktur persaingan industri perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank persero, maka pernyataan bahwa industri perbankan telah mampu melewati periode kritis pandemi Covid-19 dengan baik perlu ditinjau lagi lebih mendalam. Bank yang seperti apa yang berhasil? Apakah Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki kinerja yang sama baiknya dengan bank-bank persero? Bagaimana dengan kinerja bank swasta nasional?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada capstone project ini penulis menggunakan data nilai pendapatan bunga, nilai kredit, dan dana pihak ketiga dari 85 bank umum konvensional yang bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setiap bank dikelompokkan berdasarkan kepemilikkannya, yakni bank persero, bank swasta, bank pembangungan daerah, dan kantor cabang bank asing. Setiap kelompok dihitung nilai rata-ratanya. Adapaun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tren penurunan pendapatan nampak pada tahun 2020 untuk semua jenis bank, kecuali jenis bank BPD. Hal ini dapat dipahami karena di tahun tersebut pembatasan sosial mulai diterapkan di seluruh wilayah di Indonesia. Tren penurunan pendapatan bunga ini terus berlanjut di tahun 2021 untuk jenis bank swasta dan kantor cabang bank asing. Sebaliknya, di tahun yang sama pendapatan bunga bank persero berhasil mengalami kenaikan.
Disrupsi kinerja bank dalam penyaluran kredit terlihat pada periode pembatasan sosial mulai diterapkan. Pada periode awal merebaknya Covid-19, bank swasta dan kantor cabang bank asing kredit merupakan kelompok bank yang paling terpukul. Meskipun demikian, bank swasta mampu mengembalikan situasi di tahun 2021, dengan mencatat tren naik di tahun tersebut. Sebaliknya, pada jenis bank yang dimiliki pemerintah, kinerja bank dalam penyaluran kredit seakan tidak terpengaruh pandemi Covid 19. Hal tersebut dapat dilihat dari tren positif di periode tersebut.
Sementara itu, dana pihak ketiga yang dikumpulkan oleh seluruh jenis bank terus meningkat sepanjang tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah bank di Indonesia cenderung untuk menahan pengeluaran di periode pandemi Covid-19.
Industri perbankan Indonesia secara umum telah melewati periode awal pandemi Covid-19 dengan baik. Meskipun demikian, kondisi tersebut lebih banyak disumbangkan oleh bank milik pemerintah, khususnya bank persero. Adapun kelompok bank swasta maupun kantor cabang bank asing yang mengalami tren menurun di awal tahun 2020, masih harus terus berjuang untuk mengembalikan kondisi positif di tahun berikutnya.