Regresi Linier Sederhana pada pengukuran Tingkat Kebisingan di DEpartemen incandescent PT GE Lighting Indonesia pada Januari 2017

Putri Dila Nurulita Jannah

Mei 2022

1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penggunaan statistika dalam mengolah data penelitian berpengaruh terhadap tingkat analisis hasil penelitian. Penelitian-penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan alam yang menggunakan perhitungan-perhitungan statistika, akan menghasilkan data yang mendekati benar jika memperhatikan tata cara analisis data yang digunakan. Dalam memprediksi dan mengukur nilai dari pengaruh satu variabel (bebas/independent) terhadap variabel lain (tak bebas/dependent) dapat dilakukan analisis regresi.

Analisis regresi merupakan suatu kajian dari hubungan antara satu variabel, yaitu variabel yang diterangkan dengan satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan. Apabila variabel bebasnya hanya satu, maka analisis regresinya disebut dengan regresi sederhana. Apabila variabel bebasnya lebih dari satu, maka analisis regresinya dikenal dengan regresi linear berganda. Dikatakan berganda karena terdapat beberapa variabel bebas yang mempengaruhi variabel tak bebas.

Analisis perhitungan pada uji regresi menyangkut beberapa perhitungan statistika seperti uji signifikansi (uji-t, uji-F), anova dan penentuan hipotesis. Hasil dari analisis regresi berupa suatu persamaan regresi. Pada kasus ini menggunakan persamaan regresi yang merupakan suatu fungsi prediksi variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sehingga digunakan analisis regresi linier sederhana.

1.2 STUDI KASUS

Seorang karyawan disebuah PT PT GE Lighting Indonesia akan meneliti faktor lingkungan fisik yaitu tingkat kebisingan terhadap penurunan kinerja karyawan untuk kepentingan data perusahaan. Penelitian tersebut mengambil 9 sampel dengan menggunakan dua variabel X dan Y .

Tingkat kebisingan(X) Penurunan Kinerja Karyawan(Y)
88.6 87.9
87.4 87.6
89.3 88.7
89.6 87.8
88.7 89.4
89.3 88.9
88.5 87.9
87.9 87.9
87.5 88.7

2 HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 PENGINPUTAN DATA

X = c(88.6,87.4,89.3,89.6,88.7,89.3,88.5,87.9,87.5)
X
## [1] 88.6 87.4 89.3 89.6 88.7 89.3 88.5 87.9 87.5
Y = c(87.9,87.6,88.7,87.8,89.4,88.9,87.9,87.9,88.7)
Y
## [1] 87.9 87.6 88.7 87.8 89.4 88.9 87.9 87.9 88.7

2.2 DATA FRAME

dataa<- data.frame(X,Y)
dataa
##      X    Y
## 1 88.6 87.9
## 2 87.4 87.6
## 3 89.3 88.7
## 4 89.6 87.8
## 5 88.7 89.4
## 6 89.3 88.9
## 7 88.5 87.9
## 8 87.9 87.9
## 9 87.5 88.7

2.3 SKEMA PLOT

scatter.smooth(x=dataa$X,y=dataa$Y,main="scatter plot x dan Y", xlab="data x", ylab="data y")

Dari scatter plot diatas, terlihat adanya hubungan antar keduanya.

2.4 ANALISIS REGRESI

Penduga koefisien

n<-dim(dataa)[1]
n
## [1] 9
A<-matrix(c(rep(1,n),dataa$X),nrow=n)
A
##       [,1] [,2]
##  [1,]    1 88.6
##  [2,]    1 87.4
##  [3,]    1 89.3
##  [4,]    1 89.6
##  [5,]    1 88.7
##  [6,]    1 89.3
##  [7,]    1 88.5
##  [8,]    1 87.9
##  [9,]    1 87.5
B<-dataa$Y
B
## [1] 87.9 87.6 88.7 87.8 89.4 88.9 87.9 87.9 88.7
k<- dim(A)[2]
k
## [1] 2
b_hat<-solve(t(A)%*%A)%*%(t(A)%*%B)
b_hat
##           [,1]
## [1,] 70.315120
## [2,]  0.203268

dapat dilihat dari output diatas diperoleh penduga koefisien yaitu y topi = 70.315120 + 0.203268X

Terdapat hubungan yang positif antara tingkat kebisingan dengan penurunan kinerja karyawan Jika tingkat kebisingan bertambah 1 maka penurunan kinerja karyawan juga akan meningkat sebanyak 0.203268, begitu pun sebaliknya.

dengan nilai y

Y_hat<-A%*%b_hat
head(Y_hat)
##          [,1]
## [1,] 88.32466
## [2,] 88.08074
## [3,] 88.46695
## [4,] 88.52793
## [5,] 88.34499
## [6,] 88.46695

Uji F Uji F bertujuan untuk mencari apakah variabel independen secara bersama – sama (stimultan) mempengaruhi variabel dependen. Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

nilai F hitung dapat dicari terlebih dahulu dengan menghitung nilai dari jumlah kuadrat atau biasa disingkat JK.

Ybar<- rep(mean(Y),n)

JK TOTAL

JKTotal<-t(Y-Ybar)%*%(Y-Ybar)
JKTotal
##          [,1]
## [1,] 3.108889

JK REG

JKReg<-t(Y_hat-Ybar)%*%(Y_hat-Ybar)
JKReg
##           [,1]
## [1,] 0.2107211

JK GALAT

JKGalat<-JKTotal-JKReg
JKGalat
##          [,1]
## [1,] 2.898168

Ketiganya dapat digabung yang akan menghasilkan output sebagai berikut:

JK<-c(JKReg,JKGalat,JKTotal)
JK
## [1] 0.2107211 2.8981678 3.1088889

DB(Derajat Bebas)

db reg

dbreg<-k-1

db total

dbtotal<-n-1

db galat

dbgalat<-dbtotal-dbreg

Ketiganya dapat digabung yang akan menghasilkan output sebagai berikut:

db<-c(dbreg,dbgalat,dbtotal)
db
## [1] 1 7 8

KUADRAT TENGAH

kt<-JK/db
kt
## [1] 0.2107211 0.4140240 0.3886111

ANALISIS RAGAM

su<-c("Regresi","Galat","Total")
su
## [1] "Regresi" "Galat"   "Total"
anreg<-data.frame(su,JK,db,kt)
names(anreg)<-c("SK","JK","db","KT")
anreg
##        SK        JK db        KT
## 1 Regresi 0.2107211  1 0.2107211
## 2   Galat 2.8981678  7 0.4140240
## 3   Total 3.1088889  8 0.3886111

F Hitung

f_hit<-anreg$KT[1]/anreg$KT[2]
f_hit
## [1] 0.5089588

Nilai-p

pf<-pf(f_hit,anreg$db[1],anreg$db[2],lower.tail=FALSE)
pf
## [1] 0.4986779

KESIMPULAN: nilai-p lebih besar dari alfa (5%) maka gagal Tolak H0

Tabel Anova manual

SK db JK KT Fhitung p-value
Regresi 1 0.2107211 0.2107211 0.5089588 0.4986779
Galat 7 2.8981678 0.4140240
Total 9 3.1088889

UJI T Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji T (Test T) adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono, 2010).Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji T (Test T) adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono, 2010).

Ragam

var_cov<-anreg$KT[2]*solve(t(A)%*%A)
var_cov
##           [,1]        [,2]
## [1,] 636.35628 -7.18723955
## [2,]  -7.18724  0.08118117

Menghitung sd

sd <- rep (0,k)
for(i in 1:k){
  sd[i] <- sqrt(var_cov[i,i])}
sd
## [1] 25.2261031  0.2849231

T hitung

t<-b_hat/sd
t
##           [,1]
## [1,] 2.7873952
## [2,] 0.7134135
p<- 2*pt(abs(t),anreg$db[2], lower.tail = FALSE)
p
##            [,1]
## [1,] 0.02700933
## [2,] 0.49867786

Kesimpulan: Diperoleh tolak H0 dan terima H0 karena t hitung lebih besar dan p-value lebih besar dari 5% atau 0.05

3 DAFTAR PUSTAKA

M. Nazir, 1983, Metode Statistika Dasar I , Gramedia Pustaka Utama:Jakarta Supranto. J., 2001, Statistika Teori dan Aplikasi Edisi Ke-6 Jilid 2. Jakarta:Erlangga Walpole. R.,E., 1995, Ilmu Peluang Dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuawan. Bandung:ITB