Penerapan Regresi Linier Sederhana Untuk Mengetahui Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Jumlah Pasien

Agam Wais Rosihandika

Mei 2022

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Penggunaan statistika dalam mengolah data penelitian berpengaruh terhadap tingkat analisis hasil penelitian. Penelitian-penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang menggunakan perhitungan-perhitungan statistika, akan menghasilkan data yang mendekati benar jika memperhatikan tata cara analisis data yang digunakan. Dalam memprediksi dan mengukur nilai dari pengaruh satu variabel (bebas/independent/ predictor) terhadap variabel lain (tak bebas/dependent/response) dapat digunakan uji regresi.
    Analisis/uji regresi banyak digunakan dalam perhitungan hasil akhir untuk penulisan karya ilmiah/penelitian. Hasil perhitungan analisis/uji regresi akan dimuat dalam kesimpulan penelitian dan akan menentukan apakah penelitian yang sedang dilakukan berhasil atau tidak. Analisis perhitungan pada uji regresi menyangkut beberapa perhitungan statistika seperti uji signifikansi (uji-t, uji-F), anova dan penentuan hipotesis. Hasil dari analisis/ uji regresi berupa suatu persamaan regresi. Persamaan regresi ini merupakan suatu fungsi prediksi variabel yang mempengaruhi variabel lain.
    Istilah regresi pertama kali dalam konsep statistik digunakan oleh SirFrancis Galton pada tahun 1886 di mana yang bersangkutan melakukan kajian yang menunjukkan bahwa tinggi badan anak-anak yang dilahirkan dari para orangtua yang tinggi cenderung bergerak (regress) ke arah ketinggian rata-rata populasisecara keseluruhan. Galton memperkenalkan kata regresi (regression) sebagainama proses umum untuk memprediksi satu variabel, yaitu tinggi badan anak dengan menggunakan variabel lain, yaitu tinggi badan orang tua.1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi linear sederhana (RLS) merupakan alat statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel bebas terhadap satu variable terikat. Variabel bebas dapat pula disebut dengan istilah predictor atau variabel independen(x) dan variable terikat sering disebut dengan istilah kriterium atau variabel dependen (y).
    Model regresi linier sederhana adalah model probabilistik yang menyatakan hubungan linier antara dua variabel di mana salah satu variabel dianggap memengaruhi variabel yang lain. Variabel yang memengaruhi dinamakan variabel independen dan variabel yang dipengaruhi dinamakan variabel dependen. Sebagai contoh, mungkin seorang peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh (hubungan) linier dari intelegency quotient (IQ) terhadap hasil belajar statistika mahasiswa. Di sini IQ adalah variabel independen, sedangkan hasil belajar statistika adalah variabel dependen. Masih banyak contoh yang dapat dimodelkan dengan regresi linier sederhana, misalnya hubungan antara motivasi dan kinerja pegawai, hubungan antara usia dan tinggi badan manusia, hubungan antara pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, dan lain-lain.

1.2 Statistika Deskriptif

    Statistika Deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis data hasil penelitian tetapi tidak untuk mengambil kesimpulan yang lebih luas terhadap ciri-ciri populasi (generalisasi/inferensi). Ruang lingkup dari statistika deskriptif meliputi:konsep dasar statistika, distribusi frekuensi, pengukuran nilai pusat(central tendency), pengukuran penyebaran(dispersion), kemiringan(skewness) dan keruncingan (kurtosis), penyajian data dalam bentuk diagram grafik(diagram batang, diagram garis, batang histogram, polygon, ogive),angka indeks, dan time series atau deret waktu.

1.3 Regresi Linier Sederhana

    Analisis regresi adalah suatu metode statistik yang mengamati hubungan antara variabel terikat Y dan serangkaian variabel bebas \(X1,…,Xp\). Tujuan dari metode ini adalah untuk memprediksi nilai Y untuk nilai X yang diberikan. Model regresi linier sederhana adalah model regresi yang paling sederhana yang hanya memiliki satu variabel bebas X. Analisis regresi memiliki beberapa kegunaan, salah satunya untuk melakukan prediksi terhadap variabel terikat Y . Persamaan untuk model regresi linier sederhana adalah sebagai berikut. Persamaan regresi linier sederhana adalah sebuah persamaan yang menggambarkan hubungan antara suatu variabel bebas/predictor(X) dengan sebuah variabel tak bebas/response (Y).

Persamaan Regresi Sederhana secara matematis dituliskan seperti: \[ \widehat{Y}= a + bX \] Keterangan: \(\widehat{Y}=\) Garis Regresi/Varibel response \(a=\) Konstanta (intersep), perpotongan dengan sumbu vertikal \(b=\) Konstanta Regresi(slope) \(X=\) Variabel Bebas/predictor

    Y adalah variabel terikat yang diramalkan, X adalah variabel bebas, a adalah intercep, yaitu nilai Y pada saaat X=0, dan b adalah slope, yaitu perubahan rata-rata Y terhadap perubahan satu unit X. Koefisien a dan b adalah koefisien regresi dimana nilai a dan b dapat dicari menggunakan persamaan berikut

\[ a=\frac {(\sum{Y_i})(\sum{X_i^2})-(\sum{X_i})(\sum{X_iY_i})}{n\sum{X_i^2}-(\sum{X_i})^2} \] \[ b=\frac {n(\sum{X_iY_i})-(\sum{X_i})(\sum{Y_i})}{n\sum{X_i^2}-(\sum{X_i})^2} \] Apabila digambarkan dalam sebuah grafik akan terlihat seperti dibawah.

Gambar 1. Grafik Regresi Linier Sederhana

Langkah-Langkah Analisis dan Uji Regresi Linier Sederhana

Terdapat beberapa langkah yang diperlukan untuk menganalisis dan menguji regresi linier sederhana yaitu:

  1. Menetukan tujuan dari analisis regresi linier sederhana
  2. Mengidentifikasi variabel predictor dan variabel response
  3. Melakukan pengumpulan data dalam bentuk tabel
  4. Menghitung \(X^2\), \(XY\) dan total dari masing-masingnya
  5. Menghitung \(a\) dan \(b\) menggunakan rumus yang sudah ditentukan
  6. Membuat model persamaan garis regresi
  7. Melakukan prediksi terhadap variabel predictor dan variabel response
  8. Uji signifikansi menggunakan Uji-t dan menentukan taraf signifikansi

Koefisien Korelasi (\(r\))

    Untuk mengukur kekuatan hubungan antar variable predictor \(X\) dan response \(Y\), dilakukan analisis korelasi yang hasilnya dinyatakan oleh suatu bilangan yang dikenal dengan koefisien korelasi. Biasanya analisis regresi sering dilakukan bersama-sama dengan analisis korelasi. Persamaan koefisien korelasi (\(r\)) diekspresikan oleh :

\[ r=\frac{n\sum^n_{i=1}{XiYi}-(\sum^n_{i=1}{Xi})(\sum^n_{i=1}{Yi})}{\sqrt{[n\sum^n_{i=1}X^2_{i}-(\sum^n_{i=1}Xi)^2][n\sum^n_{i=1}Y^2_i-(\sum^n_{i=1}Yi)^2]}} \] Koefisien Determinasi (\(r^2\))

Koefisien determinasi dapat ditentukan dengan mengkuadratkan koefisien korelasi.

Uji Signifikansi dan Hipotesis

    Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat apakah suatu hipotesis yang diajukan ditolak atau dapat diterima. Hipotesis adalah suatu asumsi atau pernyataan yang mungkin benar atau salah mengenai suatu populasi. Dengan mengamati seluruh populasi, maka suatu hipotesis akan dapat diketahui apakah suatu penelitian itu benar atau salah. Untuk keperluan praktis, pengambilan sampel secara acak dari populasi akan sangat membantu. Dalam pengujian hipotesis terdapat asumsi/pernyataan istilah hipotesis nol. Hipotesis nol merupakan hipotesis yang akan diuji, dinyatakan oleh \(H_0\) dan penolakan \(H_0\) dimaknai dengan penerimaan hipotesis lainnya yang dinyatakan oleh \(H_1\).
    Apabila Koefisien Determinasi (\(r^2\)) telah ditentukan, maka akan dilanjutkan dengan pengujian signifikansi hipotesis yang diajukan. Uji yang dapat digunakan adalah Uji-t; Uji-F; Uji-z atau Uji Chi-Square. Dengan pengujian signifikansi ini dapat diketahui apakah variabel bebas/predictor/independent (\(X\)) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tak bebas/response/dependent (\(Y\)). Signifikansi dapat diartikan sebagai pengaruh antar variabel berlaku bagiseluruh populasi.

Uji-t

Terdapat beberapa langkah yang dapat diikuti dalam melakukan uji-t pada regresi linier:

  1. Menentukan Hipotesis

\(H_0\):\(\beta=0\); variabel \(X\) tidak berpengaruh signifikan/nyata terhadap \(Y\)

\(H_1\):\(\beta\ne0\); variabel \(X\) berpengaruh signifikan/nyata terhadap \(Y\)

  1. Menetukan tingkat signifikansi(\(\alpha\))

Tingkat signifikansi, \(\alpha\) yang sering digunakan adalah \(\alpha\)=5% (\(\alpha=0,05\))

  1. Menghitung nilai t-hitung menggunakan rumus: \[ t_{hit}=\frac{r\sqrt{n-2}}{\sqrt{1-r^2}} \]
  2. Menentukan daerah penolakan \(H_0\)(Daerah Kritis)

Bentuk pengujian dua arah, sehingga menggunakan uji-t dua arah:

\(H_0\) akan ditolak jika \(t_{hit}>t_{tab}\) atau \(-t_{hit}<-t_{tab}\), \(H_1\) diterima.

\(H_0\) akan diterima jika \(-t_{hit}<t_{tab}<t_{hit}\), berarti \(H_1\) ditolak.

Gambar 2. Grafik Daerah Kritis

  1. Menentukan t-table (memepergunakan tabel Uji-t)

Tabel Uji-t untuk \(\alpha\)=5% dan derajat kebebasan (df)=n-k;
(n adalah jumlah sampel/pengukuran, k adalah jumlah variabel)

  1. Kriteria Pengujian nilai t-hitungdan t-tabel

Bila nilai \(t_{hit}>t_{tab}\), maka \(H_0\) diterima, \(H_1\) ditolak

Bila nilai \(t_{hit}<t_{tab}\), maka \(H_0\) ditolak, \(H_1\) diterima

  1. Kesimpulan hasil uji signifikansi.

1.4 Data

    Data adalah ukuran dari variabel. Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel (atau populasi). Data dapat diklasifikasikan menurut jenis, menurut dimensi waktu, dan menurut sumbernya. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya(reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
    Dalam kasus ini data yang digunakan adalah data yang sekunder. Pada penelitian ini yang menjadi variabel predictor adalah Nilai dan Kualitas Pelayanan Keperawatan(\(X\)) dan variabel response adalah Nilai Rata-Rata Jumlah Pasien(\(Y\)). Dengan demikian, data ini akan diamati untuk diketahui apakah terdapat hubungan antara Nilai dan Nilai dan Kualitas Pelayanan Keperawatan(\(X\)) terhadap Nilai Rata-Rata Jumlah Pasien(\(Y\)). Pada pengamatan ini diperoleh kualitas pelayanan keperawatan sebesar 519 dan jumlah pasien sebanyak 1536 orang.

1.5 Pengambilan Keputusan

    Pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana dapat dilakukan dengan 2 cara, diantaranya adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, atau dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05.

t hitung dan t tabel:

-t hitung lebih besar dari t tabel ( variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ).

-t hitung tidak lebih besar dari t tabel (variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat ).

Signifikansi dengan probabilitas 0,05:

-Jika nilai signifikansi tidak lebih dari nilai probabilitas 0,05 ( variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat ).

-Jika nilai signifikansi lebih dari nilai probabilitas 0,05 ( variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat ).

2 SOURCE CODE

2.1 Library yang Dibutuhkan

> # Library
> 

2.2 Data Hasil Pengamatan

No Kualitas Pelayanan Keperawatan(X) Jumlah Pasien(Y)
01 50 149
02 54 158
03 53 156
04 48 147
05 50 149
06 52 150
07 50 153
08 53 156
09 54 158
10 55 160

2.3 Analisis Model Regresi

> X<-c(50,54,53,48,50,52,50,53,54,55)
> X2<-X^2
> Y<-c(149,158,156,147,149,150,153,156,158,160)
> Y2<-Y^2
> XY<-X*Y
> n<-10
> Reg<-data.frame(X,X2,Y,Y2,XY)
> Reg
    X   X2   Y    Y2   XY
1  50 2500 149 22201 7450
2  54 2916 158 24964 8532
3  53 2809 156 24336 8268
4  48 2304 147 21609 7056
5  50 2500 149 22201 7450
6  52 2704 150 22500 7800
7  50 2500 153 23409 7650
8  53 2809 156 24336 8268
9  54 2916 158 24964 8532
10 55 3025 160 25600 8800
> a<-(sum(Y)*sum(X2)-sum(X)*sum(XY))/(n*sum(X2)-sum(X)^2)
> a
[1] 56.66098
> b<-(n*sum(XY)-sum(X)*sum(Y))/(n*sum(X2)-sum(X)^2)
> b
[1] 1.867804
> y<-a+b*X
> y
 [1] 150.0512 157.5224 155.6546 146.3156 150.0512 153.7868 150.0512 155.6546
 [9] 157.5224 159.3902

2.4 Plot…

> plot(Reg$X,Reg$Y,main="Hubungan antara X terhadap Y",xlab="Kualitas Pelayanan Keperawatan",ylab="Jumlah Pasien",col="dark red")
> abline(lm(Reg$Y~Reg$X),col="black")

2.5 Koefisien Korelasi (\(r\))

> r=(n*sum(XY)-sum(X)*sum(Y))/(sqrt((n*sum(X2)-sum(X)^2)*(n*sum(Y2)-sum(Y)^2)))
> r
[1] 0.9270096

2.6 Koefisien Determinasi(\(r^2\))

> r2=r^2
> r2
[1] 0.8593467

2.7 Uji t

> thit=(r*sqrt(n-2))/(sqrt(1-r2))
> thit
[1] 6.991241
> 
> ttab=qt(0.025,8,lower.tail = F,log.p = F)
> ttab
[1] 2.306004

3 ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Regresi Linier Sedehana

Variabel response dan predictor | Pada pengujian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel response(\(X\)) serta variabel predictor(\(Y\)). Variabel response(\(X\)) pada kasus ini adalah kualitas pelayanan keperawatan sedangkan variabel predictor(\(Y\)) pada kasus ini adalah jumlah pasien. Pengumpulan Data Data berikut adalah hasil pengamatan terhadap nilai layanan (Xi) dan nilai rata-rata jumlah pasien (Yi) Data kedua variabel terdapat pada tabel berikut ini:

Gambar 3. Data Hasil Pengamatan

Pengolahan Data

Gambar 4. Data Hasil Pengolahan

Model Persamaan

\[ a=\frac{(\sum{Y})(\sum{X^2})-(\sum{X})(\sum{XY})}{n(\sum{X^2})-(\sum{X})^2} \] \[ a=\frac{(1536)(26938)-(519)(69606)}{10(26938)-(519)^2} \] \[ a=\frac{41376768-36125514}{269380-269361} \] \[ a=\frac{5251254}{19} \] \[ a=267381,7 \]

\[ b=\frac{n\sum{X_iY_i}-(\sum{X_i})(\sum{Y_i})}{n\sum{X_i^2-(\sum{X_i})^2}} \] \[ b=\frac{(10)(69606)-(519)(1536)}{(10)(26938)-(519)^2} \] \[ b=\frac{-101124}{19} \] \[ b=-5322,3 \] \[Y=a-bX\] \[ Y=267381,7-(-5322,3)(X) \] \[ Y=267381,7-(-5322,3)(56) \] \[ Y=565430,5 \]

Jadi diperkirakan nilai rata-rata jumlah pasien tiap bulan sebesar 565.430,5. Dari persamaan regresi ini dapat diartikan jika kualitas layanan bertambah 1 maka nilai rata-rata jumlah pasien bertambah 5.322,3

3.2 Koefisien Korelasi dan Determinasi

Koefisien Korelasi (\(r\))

\[ r=\frac{n\sum^n_{i=1}{XiYi}-(\sum^n_{i=1}{Xi})(\sum^n_{i=1}{Yi})}{\sqrt{[n\sum^n_{i=1}X^2_{i}-(\sum^n_{i=1}Xi)^2][n\sum^n_{i=1}Y^2_i-(\sum^n_{i=1}Yi)^2]}} \] \[ r=\frac{10(79806)-(519)(1536)}{\sqrt{[10(26983)-(519)^2][(236120)-(1536)^2]}} \] \[ r=\frac{10(79806)-(519)(1536)}{\sqrt{[10(26983)-(519)^2][10(236120)-(1536)^2]}} \] \[ r=\frac{876}{\sqrt{(469)(1904)}} \] \[ r=\frac{876}{\sqrt{892976}} \] \[ r=\frac{876}{944.974073718} \] \[ r=0.92700955969 \]

Nilai ini memberi arti bahwa, hubungan variable predictor(\(X\)) dengan variabel response (\(Y\)) adalah sangat kuat, prosentasenya 92.7%. Jadi, kualitas pelayanan keperawatan memang sangat dipengaruhi oleh jumlah pasien.

Koefisien Determinasi (\(r^2\))

\[ r^2=(0.92700955969)^2 \] \[ r^2=0.859329 \]

Koefisien determinasi dapat ditentukan dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Dari contoh kasus di atas, maka koefisien determinasinya adalah r2 = 0.859329. Nilai ini berarti bahwa, 85.9% variabel predictor(\(X\)) dapat menerangkan/ menjelaskan variabel response(\(Y\)) dan 14.1% dijelaskan oleh variabel lainnya.

3.3 Uji t

Hipotesis

\(H_0 : \beta_1 = 0\) \(H_1 : \beta_1 \ne 0\)

Taraf Signifikansi

\(\alpha = 0.05\)

Menghitung Nilai t-hitung

\[ t_{hit}=\frac{r\sqrt{n-2}}{\sqrt{1-r^2}} \] \[ t_{hit}=\frac{0.92700955969\sqrt{10-2}}{\sqrt{1-0.859329}} \] \[ t_{hit}=\frac{2.62195}{0.37506} \] \[ t_{hit}=6.99074 \]

Daerah Kritis

\(H_0\) akan ditolak jika \(t_{hit}>t_{tab}\) atau \(-t_{hit}<-t_{tab}\), \(H_1\) diterima.

\(H_0\) akan diterima jika \(-t_{hit}<t_{tab}<t_{hit}\), berarti \(H_1\) ditolak.

t-tabel

Gambar 4. t-table

Pada t tabel terlihat bahwa nilai t tabel untuk data dengan derajat bebas 8 dan taraf signifikansi 0.025 adalah 2.306.

Keputusan

\(t-hit > t-tabel\), maka \(H_0\) diterima

Kesimpulan

Jadi dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh nyata (signifikan) variabel predictor(\(X\)) yaitu kualitas pelayanan keperawatan terhadap variabel response(\(Y\)) yaitu jumlah pasien.

4 DAFTAR PUSTAKA

KARINA. (2020).REGRESI LINEAR SEDERHANA (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau). Yuliara, I. M. (2016). Regresi linier sederhana. Denpasar: Universitas Udayana.(Accesed on April 30th 2021 from https://simdos. unud. ac. id/uploads/file_pe ndidikan_1_dir/321812643. Nalim, N., & Salafudin, S. (2012). Statistika deskriptif. Hijriani, A., Muludi, K., & Andini, E. A. (2017). Implementasi metode regresi linier sederhana pada penyajian hasil prediksi pemakaian air bersih pdam way rilau kota bandar lampung dengan sistem informasi geofrafis. Jurnal Informatika Mulawarman, 11(2), 37-42.