1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini memberikan banyak manfaat untuk aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Tidak hanya komunikasi saja, namun teknologi saat ini bisa membantu manusia untuk membuat visualisasi dari berbagai ide yang dimiliki ataupun membantu memenuhi kebutuhan di berbagai aspek bidang. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkannya kualitas teknologi yang terbaik untuk mencapai hasil yang maksimal dan memuaskan bagi penggunanya.
Nama brand teknologi yang terkenal di dunia saat ini yaitu brand milik perusahaan Apple Inc. yang berasal dari negara Amerika Serikat. Pengguna teknologi ini dimulai dari kalangan anak remaja sampai orangtua dengan kepentingan yang berbeda-beda seperti belajar dan bekerja. Karena ekspetasi pengguna semakin tinggi terhadap teknologi produk Apple Inc., maka para pengembang teknologi perusahaan tersebut harus menciptakan kualitas teknologi yang terbaik. Salah satu aspek penting yang dilihat yaitu kualitas komponen CPU dari tiap device yang dibuat oleh Apple. Untuk mengetahui seberapa pengaruh Core dan Clock Speed terhadap CPU Score dalam mencapai kualitas CPU yang terbaik, salah satu metode statistika yang dapat diterapkan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis Regresi Linier Berganda dapat menunjukkan apakah Core dan Clock Speed berpengaruh terhadap CPU Score untuk mencapai kualitas CPU yang terbaik dan mengetahui seberapa besar pengaruhnya. Oleh karena itu melalui penelitian ini, dilakukan analisis dengan metode tersebut dengan tujuan menguji pengaruh komponen CPU device dalam mencapai hasil kualitas produk Apple Inc. yang terbaik.
1.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk penelitian yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Menurut Ghozali (2018), analisis ini digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan Regresi Linier Berganda dinyatakan dalam bentuk : \[ Y = β_0 + β_1 X_1+β_2X_2+...+β_kX_k+ε \]
1.3 Plot Pemeriksaan Sisaan
Pemeriksaan Sisaan (Residuals Diagnostic) adalah langkah awal untuk memeriksa secara visual apaka terdapat pelanggaran asumsi dari model regresi yang sudah terbentuk. Khan, Mahzabin (2021).
Sisaan vs Fitted
Sisaan pada sumbu Y dan nilai duga apda sumbu X. Plot dengan pola horizontal mengindikasikan ketepatan model
Normal Q-Q
Kuantil sebaran normal secara teori pada sumbu X, Kuantil dari sisaan yang dibakukan pada sumbu Y. Titik-titik yang jatuh di sekitar garis.
Scale-Location
Nilai duga (fitted value) pada sumbu X dan akar dai pembakuan sisaan pada sumbu Y. Sebaran sisaan di setiap nilai duga menggambarkan ragam, ragam yang homogen dicirikan dengan pola horizontal.
1.4 Uji Asumsi
1.4.1 Asumsi Normalitas
Uji Normalitas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel prediktor maupun respon berdistribusi normal atau tidak dengan cara uji normalitas pada galat. Untuk melakukan uji normalitas ini dapat menggunakan uji Jarque Berra, Saphiro Wilk, Kolmogorov Smirnov ataupun menggunakan Q-Q Plot.
Hipotesis:
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
Kriteria :
Apabila P-Value > α, maka keputusan H0 diterima. Disimpulkan bahwa data yang digunakan sudah berdistribusi normal
Apabila P-Value < α, maka keputusan H0 ditolak. Disimpulkan bahwa data yang digunakan tidak berdistribusi normal
1.4.2 Asumsi Homoskedastisitas
Uji Homoskedastisitas merupakan pengujian yang digunakan untuuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Untuk melakukan uji Homoskedastisitas ini dapat menggunakan uji Breusch Pagan
Hipotesis:
H0 : δ2 = δ3 = 0
H1 : Paling tidak terdapat satu δj ≠ 2,3
Kriteria :
Apabila P-Value > α, maka keputusan H0 diterima. Disimpulkan bahwa varian residual bersifat homoskedastisitas.
Apabila P-Value < α, maka keputusan H0 ditolak. Disimpulkan bahwa varian residual tidak bersifat homoskedastisitas.
1.4.3 Asumsi Non Autokorelasi
Uji Non Autokorelasi merupakan merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara residual. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson.
Hipotesis:
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
Kriteria :
Apabila P-Value > α, maka keputusan H0 diterima. Disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi sehingga asumsi sudah terpenuhi.
Apabila P-Value < α, maka keputusan H0 ditolak. Disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi sehingga asumsi belum terpenuhi.
1.4.4 Pendeteksian Multikolinearitas
Uji Pendeteksian Multikolinieritas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui kondisi dimana terdapat hubungan linier antar variabel prediktor dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah menghitung nilai Varians Inflation Factor (VIF)/
Kriteria : Jika Nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.
1.5 Uji Hipotesis
1.5.1 Uji Simultan
Uji Simultan digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel prediktor mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel respon.
Hipotesis:
H0 : β0 = β1 = β2 = 0
H1 : minimal terdapat β dimana βi ≠ 0,i = 0,1,2
Kriteria :
Apabila P-Value < α, maka keputusan H0 ditolak. Disimpulkan bahwa secara simultan variabel prediktor berpengaruh terhadap variabel respon.
Apabila P-Value > α, maka keputusan H0 diterima. Disimpulkan bahwa secara simultan variabel prediktor tidak berpengaruh terhadap variabel respon.
1.5.2 Uji Parsial
Uji Parsial digunakan untuk menguji pengaruh masing – masing variabel prediktor secara individual terhadap variabel respon. Uji parsial atau uji t ini dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t yang terdapat pada hasil output pemodelan analisis regresi.
Hipotesis:
H0 : βi = 0
H1 : βi ≠ 0
Kriteria :
Apabila P-Value < α, maka keputusan H0 ditolak. Disimpulkan bahwa secara parsial variabel prediktor berpengaruh terhadap variabel respon.
Apabila P-Value > α, maka keputusan H0 diterima. Disimpulkan bahwa secara parsial variabel prediktor tidak berpengaruh terhadap variabel respon.
1.5.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar nilai variabel prediktor memberikan perngatuh terhadap variabel respon.
\[ R^2 = \frac {JKR}{JKT} \]
1.6 Data
Data yang digunakan pada pemodelan ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari website kaggle dengan pengambilan data yang bersumber dari Geekbench dan AnTuTu. Variabel yang digunakan adalah CPU Score (Y), Cores (X1), dan Clock Speed (X2)
2 SOURCE CODE
2.1 Library yang Dibutuhkan
> library("knitr")
> library("rmarkdown")
> library("prettydoc")
> library("equatiomatic")
> library("car")
> library("tseries")
> library("readxl")
> library("lmtest")2.2 Mengimport Data Excel
> Data_Product_Apple <- read_excel("C:/Users/Admin/OneDrive/Documents/Komputasi Statistika/Data Product Apple Inc.xlsx")Mengimport Data Excel yang sudah tersimpan menggunakan package library(readxl) dan perintah fungsi read_excel, argumen yang digunakan yaitu lokasi penyimpanan file Data Excel tersebut.
2.3 Menampilkan Data
> Data_Product_Apple
# A tibble: 20 x 4
Devices Cores ClockSpeed CPUScore
<chr> <dbl> <dbl> <dbl>
1 iPhone 13 Pro Max 6 3230 935
2 iPhone 13 Pro 6 3230 931
3 iPhone 13 mini 6 3230 924
4 iPad Pro (12.9-inch 5th generation) 8 3190 1013
5 iPad Pro (11-inch 3rd generation) 8 3190 1011
6 iPhone 13 6 3230 916
7 iPad mini (6th generation) 6 2920 899
8 iPad Air (4th generation) 6 2990 881
9 iPhone 12 6 2990 859
10 iPhone 12 Mini 6 2990 856
11 iPhone 12 Pro Max 6 2990 866
12 iPhone 12 Pro 6 2990 848
13 iPhone 11 Pro Max 6 2660 697
14 iPhone 11 6 2660 683
15 iPhone 11 Pro 6 2660 696
16 iPhone SE (2nd generation) 6 2660 673
17 iPad Pro (12.9-inch 3rd Generation) 8 2490 694
18 iPad Pro 12.9-inch (4th generation) 8 2490 681
19 iPad Pro 11-inch (2nd generation) 8 2490 680
20 iPad Pro (11-inch) 8 2490 6782.4 Pendefinisian Vektor
> Data_Product_Apple$Cores -> X1
> Data_Product_Apple$ClockSpeed -> X2
> Data_Product_Apple$CPUScore -> YMendefinisikan tiap variabel yaitu variabel Cores menjadi Vektor X1, variabel Clock Speed menjadi Vektor X2, dan variabel CPU Score sebagai vektor Y.
2.5 Analisis Regresi Berganda
> reg <-lm(Y~X1+X2, data=Data_Product_Apple)
> summary(reg)
Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2, data = Data_Product_Apple)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-37.821 -17.251 -3.228 10.638 83.370
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) -680.65495 101.07113 -6.734 3.50e-06 ***
X1 32.43626 7.45262 4.352 0.000433 ***
X2 0.44578 0.02458 18.138 1.47e-12 ***
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Residual standard error: 28.14 on 17 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.9521, Adjusted R-squared: 0.9464
F-statistic: 168.8 on 2 and 17 DF, p-value: 6.107e-12Melakukan Analisis Regresi Berganda menggunakan function lm dengan argumen formula sebagai rumus untuk pernyataan model regresi dan Data_Product_Apple digunakan pada argument data. Nilai X1, X2, dan Y sudah tersimpan pada data tersebut sehingga dapat dinotasikan dengan Y~X1+X2. Hasil perhitungan lm ini disimpan ke obyek reg kemudian summary digunakan untuk menyajikan hasil analisis dari reg secara lengkap.
2.6 Plot Pemeriksaan Sisaan
Function plot digunakan sebagai perintah menyajikan plot dari data yang dituliskan argumen which = 1 untuk Residuals vs Fitted, which = 2 Normal Q-Q, which = 3 Scale-Location, kemudian ketiga plot tersebut disajikan dengan par(mfrow) untuk menjadikan 3 plot sekaligus ditampilkan pada satu layer dengan 2 baris dan tiap barisnya berisi dua plot.
> par(mfrow=c(2,2))
> plot(reg,1)
> plot(reg,2)
> plot(reg,3)- Plot 1 : Tidak bebentuk pola tertentu maka asumsi linearitas terpenuhi.
- Plot 2 : Tidak terlihat adanya pelanggaran normalitas dikarenakan sebaran plot mendekati model (garis lurus).
- Plot 3 : Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, penyebaran titik-titik data tidak berpola, dan tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
2.7 Uji Asumsi
> #Uji Normalitas Residual
> sisa<-residuals(reg)
> jarque.bera.test(sisa)
Jarque Bera Test
data: sisa
X-squared = 14.156, df = 2, p-value = 0.0008435
> shapiro.test(sisa)
Shapiro-Wilk normality test
data: sisa
W = 0.88592, p-value = 0.02264
>
> #Uji Homoskedastisitas
> bptest(reg)
studentized Breusch-Pagan test
data: reg
BP = 1.3633, df = 2, p-value = 0.5058
>
> #Uji Non Autokorelasi
> dwtest(reg)
Durbin-Watson test
data: reg
DW = 1.8019, p-value = 0.1882
alternative hypothesis: true autocorrelation is greater than 0
>
> #Pendektesian Multikolinieritas
> car::vif(reg)
X1 X2
1.178356 1.178356 - Function
residualsdigunakan untuk meng-extract hasil residual dari model pada argumen object reg kemudian disimpan dalam objectsisa.
jarque.bera.testdigunakan untuk melakukan uji Jarque Bera untuk mencari Normalitas Residual dari data sisashapiro.testdigunakan untuk melakukan uji Shapiro Wilk untuk mencari Normalitas Residual dari data sisa
- Function
bptestdigunakan untuk melakukan uji Breusch Pagan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya asumsi Homoskedastisitas - Function
dwtestdigunakan untuk melakukan uji Durbin Watson untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak - Function
car::vifdigunakan untuk melakukan pendeteksian Multikolinieritas
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Persamaan Regresi
| Variabel | Penduga Parameter |
|---|---|
| Konstanta | -680.65 |
| Cores (X1) | 32.44 |
| Clock (X2) | 0.45 |
Diperoleh bentuk persamaan dari hasil analisis regresi berganda diatas yaitu : \[ Ŷ = -680.85 + 32.44(X_1)+0.45(X_2) \] Interpretasi:
- Apabila Cores bernilai konstan, maka setiap peningkatan 1% Clock Speed akan menaikkan CPU Score sebesar 32.44%
- Apabila Clock Speed bernilai konstan, maka setiap peningkatan 1% Clock Speed akan menaikkan CPU Score sebesar 0.45%
- Apabila nilai Cores dan Clock Speed 0, maka nilai CPU Score -680.85
3.2 Uji Asumsi
| Uji Asumsi | P-Value |
|---|---|
| Normalitas (Jarque) | 0.0008435 |
| Normalitas (Shapiro) | 0.02264 |
| Homoskedastisitas | 0.5058 |
| Non Autokorelasi | 0.1882 |
| Multikolinieritas | Nilai VIF |
|---|---|
| Cores (X1) | 1.178356 |
| Clock (X2) | 1.178356 |
Interpretasi Hasil Uji Asumsi
Uji Normalitas Residual Jarque
Hipotesis:
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
P-Value (0.0008435) < α (0.05) maka keputusan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi tidak normal
Uji Normalitas Residual Shapiro
Hipotesis:
H0 : Residual berdistribusi normal
H1: Residual tidak berdistribusi normal
P-Value (0.02264) < α (0.05) maka keputusan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi tidak normal
Uji Homoskedastisitas
Hipotesis:
H0 : δ2 = δ3 = 0
H1 : Paling tidak terdapat satu δj ≠ 2,3
P-Value (0.5058) > α (0.05) maka keputusan H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa varian residual bersifat homoskedastisitas.
Uji Non Autokorelasi
Hipotesis:
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
P-Value (0.1882) > α (0.05) maka keputusan H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi sehingga asumsi sudah terpenuhi.
Pendeteksian Multikolinieritas
Karena nilai VIF < 10, maka asumsi non-multikolinieritas sudah terpenuhi.
3.3 Uji Hipotesis
| Variabel | P Value |
|---|---|
| Cores (X1) | 0.000433 |
| Clock (X2) | 0.000000 |
Uji Simultan
Hipotesis:
H0 : β0 = β1 = β2 = 0
H1 : minimal terdapat β dimana βi ≠ 0,i = 0,1,2
P-Value (0.000) < α (0.05) maka keputusan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan terdapat pengaruh antara variabel Cores dan Clock Speed terhadap CPU Score.
Uji Parsial
Hipotesis:
H0 : βi = 0
H1 : βi ≠ 0
Kesimpulan :
P-Value Variabel Cores (0.000433) < α (0.05) maka keputusan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Cores terhadap CPU Score.
P-Value Variabel Clock Speed (0.0000) < α (0.05) maka keputusan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Clock Speed terhadap CPU Score.
Koefisien Determinasi
Diperoleh nilai koefisien determinasi pada
summary(reg)sebesar 95.21%. Dapat disimpulkan bahwa variabel cores dan clock speed dapat menjelaskan hubungan terhadap CPU Score sebesar 95.21% sedangkan 4.79% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
4 DAFTAR PUSTAKA
Jo, Alan. Smartphone Processor Ranking & Scores. (2022). Diakses pada 20 Mei,2022. https://www.kaggle.com/datasets/alanjo/smartphone-processors-ranking
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Semarang: Universitas Dipenogoro
Khan, Mahzabin. A Basic Guide to Testing the Assumptions of Linear Regression in R. (2017). Diakses pada 20 Mei,2022. https://www.godatadrive.com/blog/basic-guide-to-test-assumptions-of-linear-regression-in-r
Sugiyono. 2014. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.