Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) atau penyakit virus korona 2019 merupakan salah satu patogen utama yang menyerang sistem pernafasan manusia. Penyakit virus korona pertama kali dilaporkan terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China sekitar pada tanggal 1 Desember 2019 (Rothan dan Byrareddy, 2020). Dahulu, penyakit lain virus korona meliputi Severe Acute Respiratory (SARS)-CoV dan Middle East Respiratory Syndrom (MERS)-CoV yang identik sebagai salah satu bentuk ancaman kesehatan masyarakat. Penyakit virus korona diindikasikan berhubungan terhadap makanan laut dan pasar grosir hewan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hingga saat ini, dunia masih dihebohkan oleh penyakit virus korona yang dimana telah merenggut ratusan ribu nyawa masyarakat, karena memiliki daya virulensi atau penularan tinggi. Penyakit virus korona disebabkan oleh virus yang termasuk sebagai salah satu masalah penyakit menular di dunia, sehingga World Health Organization (WHO) telah menetapkan penyakit ini sebagai pandemi (Suharmanto, 2020). World Health Organization (WHO) menetapkan virus korona sebagai status darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (public health emergency of international concern) pada tanggal 30 Januari 2020 (Sari, dkk., 2020).
Penyebaran penyakit virus korona terjadi hampir di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Penyakit virus korona telah terkonfirmasi masuk ke Indonesia sekitar pada awal tahun 2020. Kasus penyakit virus korona pertama di Indonesia dikonfirmasi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020, sehingga sejak saat itu jumlah laporan kasus penyakit virus korona selalu disiarkan setiap hari secara luas melalui berbagai media kepada seluruh masyarakat Indonesia (Ariawan, dkk., 2021). Pemerintah membuat kebijakan hukum dan peraturan undang-undang sebagai bentuk upaya antisipasi penyebaran penyakit virus korona di Indonesia yang dimana telah berlaku hampir di seluruh daerah (Kartika, 2020). Kebijakan hukum dan peraturan undang-undang yang telah dibuat oleh pemerintah meliputi Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19). Dengan demikian, hal ini berefek membawa banyak perubahan dalam kebiasaan dan aktivitas masyarakat yang dimana sebagian besar aktivitas masyarakat berubah menjadi daring (Novita, dkk., 2014).
Pada era globalisasi saat ini didapati perkembangan teknologi dan informasi mengalami peningkatan pesat di seluruh dunia, terutama selama masa pandemi. Hal ini terlihat pada penggunaan internet dalam segala aspek kehidupan selama masa pandemi. Internet merupakan salah satu bentuk teknologi informasi dan telekomunikasi. Internet berguna sebagai media hiburan, penyedia informasi, penghubung antara satu individu dengan individu lain, dan sarana untuk berkomunikasi (Maharama dan Kholis, 2018). Dengan demikian, sebagian besar masyarakat saat ini menganggap internet sebagai penunjang kegiatan sehari-hari selama masa pandemi yang dimana berakibat terhadap peningkatan pengguna internet di Indonesia. Perkembangan teknologi dan informasi selama masa pandemi mengalami peningkatan perihal pemenuhan kebutuhan akan suatu produk atau jasa hanya melalui kecanggihan telepon seluler. Perkembangan teknologi dan informasi terlihat telah menciptakan suatu terobosan baru yang memberikan kemudahan untuk berhubungan antara pelanggan dengan penyedia layanan jasa melalui aplikasi maupun website pada telepon seluler selama masa pandemi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang cukup pesat, sehingga terdapat munculnya berbagai macam pilihan penyedia layanan jasa transportasi secara daring di Indonesia (Suryaningsih, dkk., 2019).
Sekarang, penyedia layanan jasa transportasi secara daring tidak hanya memasarkan layanan jasa angkut manusia saja, tetapi sudah merambah kepada layanan jasa pesan-antar makanan dan minuman secara daring (Lisnawati, dkk., 2019). Salah satu penyedia layanan jasa transportasi secara daring yang telah merambah kepada layanan jasa pesan-antar makanan dan minuman secara daring yaitu Gojek dengan fitur layanan yang bernama GoFood. GoFood dapat membawakan makanan dan minuman sesuai pesanan dari para pelanggan kemanapun hingga kapanpun selama masa pandemi. GoFood hadapi kenaikan proses transaksi sebesar 20% selama masa pandemi (Artanti, dkk., 2010) dan GoFood juga hadapi kenaikan pengguna sebesar 30% selama masa pandemi (Catherine, dkk., 2021). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan perihal pelanggan untuk melakukan transaksi pemesanan makanan dan minuman secara daring selama masa pandemi.
Penyebaran dari penyakit virus korona dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan perihal risiko kesehatan saat melakukan transaksi pemesanan makanan dan minuman secara daring kepada penyedia layanan jasa. Walaupun selama masa pandemi, kurir dari penyedia layanan jasa telah diwajibkan untuk melakukan penerapan protokol kesehatan, tapi pelanggan tetap merasa cemas mengenai apakah transaksi pemesanan makanan dan minuman secara daring dapat memberikan bahaya bagi kesehatan mereka atau tidak. Dengan demikian, kepercayaan berperan penting dalam hubungan antara penyedia layanan jasa dengan pelanggan. Keamanan yang dihadapi oleh pelanggan menjadi sebuah pertimbangan utama dalam hal melakukan transaksi pemesanan makanan dan minuman secara daring kepada penyedia layanan jasa. Eksistensi dari penyakit virus korona berdampak kepada perilaku pelanggan yang lebih mementingkan kesehatan dan kebersihan dalam kehidupan harian. Dengan demikian, keamanan berperan penting dalam hal mengembangkan keinginan pelanggan. Ketertarikan pelanggan untuk melakukan transaksi pemesanan makanan dan minuman secara daring kepada penyedia layanan jasa disebabkan oleh kualitas layanan yang bersifat baik. Kualitas pelayanan termasuk derajat mutu yang diinginkan untuk mencukupi aspirasi pelanggan (Tjiptono, 2016). Dengan demikian, kualitas pelayanan berperan penting dalam menarik pelanggan. Ikatan hubungan penyedia layanan jasa dengan pelanggan akan terasa kuat apabila kepuasan yang dihadapi oleh mereka terjadi secara konstan dalam selang waktu yang lama. Kepuasan pelanggan termasuk kiat utama untuk menciptakan hubungan antara penyedia layanan jasa dengan pelanggan (Dewi, dkk., 2008). Kepuasan pelanggan akan terikat dengan perkiraan kinerja penyedia layanan jasa dalam memberikan mutu dan relatif terhadap harapan pelanggan (Kotler, 2001).
Mahasiswa di masa kini telah terbiasa menggunakan layanan jasa pesan-antar makanan dan minuman secara daring selama masa pandemi. Mahasiswa sangat menggemari layanan jasa pesan-antar makanan secara daring, karena mahasiswa memiliki sifat selalu mengikuti tren (Kusuma dan Hermawan, 2020). Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang berarti bahwa mahasiswa bukan hanya menjadi inisiator perubahan, tetapi juga menjadi tokoh dari perubahan tersebut. Perubahan dari pemesanan makanan dan minuman secara luring beralih ke pemesanan makanan dan minuman secara daring.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, keamanan, dan kualitas pelayanan dalam penggunaan GoFood terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa Universitas Brawijaya di masa pandemi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini sebagai berikut:
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan untuk penelitian ini sebagai berikut:
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut:
Analisis regresi merupakan instrumen analisis statistik yang memakai hubungan antara dua variabel atau lebih (Qudratullah, 2013). Analisis regresi bertujuan untuk memperkirakan hal yang dapat dipercaya untuk nilai suatu varibel terikat apabila nilai variabel bebas diketahui. Analisis regresi termasuk suatu analisis yang menerangkan perihal akibat dan jumlah akibat yang tampak dari satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi dan korelasi adalah bagian dari analisis statistik inferensia dengan pemodelan parametrik. Menurut Wahana Komputer (2009) menerangkan bahwa perbedaan antara analisis regresi terhadap analisis korelasi sangat signifikan, walaupun dalam analisis regresi mengaplikasikan sebuah prinsip pada analisis korelasi. Analisis regresi berfungsi untuk mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Secara umum, analisis regresi terbagi menjadi tiga yaitu analisis regresi parametrik, analisis regresi nonparametrik, dan analisis regresi semiparametrik (gabungan antara analisis regresi parametrik terhadap analisis regresi nonparametrik). Perbedaan utama antara analisis regresi parametrik terhadap analisis regresi nonparametrik yaitu dalam analisis regresi parametrik data cenderung dituntut untuk mengikuti bentuk dari pola tertentu, sehingga data bersifat kaku dan kuat, sedangkan analisis regresi nonparametrik data cenderung diberi kebebasan untuk mencari bentuk dari pola, sehingga data bersifat fleksibel dan obyektif. Tidak semua pemasalahan pola hubungan dapat didekati dengan analisis regresi parametrik, karena tidak semua permasalahan memiliki bentuk hubungan atau kurva regresi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila dipaksakan dengan pendekatan analisis regresi parametrik, maka akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Dengan demikian, terdapat alternatif lain yaitu dapat didekati dengan analisis regresi nonparametrik yang tidak perlu pola hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada analisis regresi parametrik memerlukan asumsi-asumsi baik dalam bentuk fungsional maupun distribusi residual. Namun, apabila asumsi-asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka analisis regresi nonparametrik dapat digunakan.
Bentuk dari model regresi tergantung dengan kurva regresi. Apabila bentuk kurva regresi diketahui, maka model regresi yang digunakan yaitu model regresi parametrik. Apabila bentuk kurva regresi tidak diketahui atau tidak termuat informasi sebelumnya secara lengkap perihal bentuk dari pola data, maka model regresi yang digunakan yaitu model regresi nonparametrik. Apabila sebagian bentuk dari pola data diketahui, tetapi sebagian yang lain bentuk dari pola data tidak diketahui dimana hal tersebut dapat terjadi di dalam beberapa kasus, maka model regresi yang digunakan yaitu model regresi semiparametrik. Contoh dari model regresi parametrik meliputi linier, nonlinier, kuadrat, kubik, logaritma, dll. Contoh dari model regresi nonparametrik meliputi histogram, kernel, spline, polinominal lokal, deret orthogonal, dll. Semua model regresi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan serta motivasi tersendiri dalam hal memodelkan pola.
Analisis regresi linier merupakan salah satu metode statistika untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Apabila jumlah variabel bebas hanya terdapat satu, maka disebut sebagai analisis regresi linier sederhana, sedangkan apabila jumlah variabel bebas terdapat dua atau lebih dari dua, maka disebut analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier diterapkan dalam data penelitian untuk mengetahui bentuk pola hubungan antar variabel penelitian. Analisis regresi linier terbagi menjadi dua jenis persamaan berdasarkan jumlah penggunaan variabel bebas.
Analisis regresi linier sederhana merupakan analisis regresi linier yang digunakan untuk memperoleh pengaruh dan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel bebas tunggal terhadap variabel terikat tunggal. Analisis regresi linier sederhana dilandaskan pada hubungan fungsional atau kausal antara satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Sugiyono, 2014). Pada analisis regresi linier sederhana hubungan antara dua variabel terbagi menjadi dua macam yaitu hubungan fungsional dan hubungan statistik, dimana pada hubungan fungsional antar dua variabel dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
\[ Y ={f(x)} \]
Pada umumnya, persamaan model regresi linier sederhana dapat dilambangkan sebagai berikut:
\[ Y_i = b_0 + b_1X_i + \epsilon_i \]
Dimana Yi merupakan nilai variabel terikat, X merupakan nilai variabel bebas yang diketahui nilainya, dan epsilon yang merupakan nilai galat dari suatu model.
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis regresi linier yang digunakan untuk meneliti pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan skala interval yang dilakukan secara bersama-sama (Narimawati, 2010). Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang digunakan oleh peneliti untuk meramalkan keadaan variabel bebas apabila variabel bebas sebagai faktor prediktor yang dimanipulasi (Sugiyono, 2018). Analisis regresi linier berganda biasa berfungsi untuk memperoleh pengaruh dan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Analisis regresi linier berganda diterapkan pada penelitian yang memiliki beberapa variabel. Analisis regresi linier berganda dapat pula memprediksi nilai variabel terikat apabila nilai variabel bebas naik atau turun. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagi berikut: \[ Y_i = b_0 + b_1X_1 + b_2X_2 + b_nX_n + \epsilon_i \]
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus terpenuhi sebelum melakukan uji hipotesis (Sunjoyo, dkk., 2013). Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah pemodelan bersifat baik atau tidak dan untuk memberikan kejelasan mengenai persamaan yang terbentuk mempunyai ketepatan dalam pendugaan, tidak bersifat bias, serta bersifat konsisten. Apabila asumsi klasik terpenuhi, maka pendugaan akan memiliki sifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) (Ghozali, 2017). Uji asumsi klasik meliputi normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan linieritas.
Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak dalam model (Ghozali, 2016). Model yang memenuhi persyaratan ialah residual berdistribusi normal dalam model. Kasus normalitas disebabkan oleh ada data residual dari model yang nilainya terletak jauh dari kumpulan data, sehingga data tidak berdistribusi normal dan ada kondisi alam dari data tidak berdistribusi normal. Pengujian asumsi normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui uji Saphiro-Wilk, uji Anderson-Darling, dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Uji multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi tinggi antar variabel bebas dalam model (Ghozali, 2016). Model yang memenuhi persyaratan ialah tidak terdapat korelasi tinggi antar variabel bebas dalam model. Jika terdapat korelasi tinggi antar variabel, maka akan mengganggu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian asumsi multikolinieritas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui uji Tolerance dan uji Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi dikatakan baik apabila terbebas dari multikolinieritas yang mana memiliki nilai Varience Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 (VIF < 10) dan tolerance lebih besar dari 0,1 (Tol > 0,1) (Ghazali, 2005 : 95). Perhitungan manual nilai varience Inflation Factors (VIF) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
\[ VIF =\frac {1}{1-R^2_j} \]
Perhitungan manual nilai Tolerance dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
\[ Tol = {1-R^2_j} \]
Uji heteroskedastisitas merupakan salah satu uji asumsi yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model (Ghozali, 2016). Model yang memenuhi persyaratan ialah terdapat kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model atau disebut juga sebagai homoskedastisitas. Heteroskedastisitas disebabkan oleh varian sistematik pada data yang berasal dari hal manipulasi data atau hal input data. Pengujian asumsi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui uji Park dan uji Breusch Pagan.
Uji autokorelasi merupakan salah satu uji asumsi yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang terjadi pada variabel-variabel yang sedang diteliti pada suatu model. Pengujian asumsi autokorelasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui uji Durbin-Watson. Model regresi terjadi masalah autokorelasi atau tidak dapat dilihat pada ketentuan sebagai berikut:
Uji linieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah data memiliki status linier atau tidak dalam model. Model yang memenuhi persyaratan ialah data memiliki status linier dalam model. Pengujian asumsi linieritas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui uji Reset dan Uji Harvey-Collier.
Jenis penelitian yang dipakai untuk penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang berfungsi untuk menemukan hubungan atau pengaruh sebab-akibat antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2008). Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan dengan data yang melibatkan angka-angka dan diuraikan memakai statistik (Sugiyono, 2018).
Metode pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner berbentuk Google Forms yang dibagikan kepada responden secara daring melalui berbagai macam media sosial peneliti. Pembagian kuesioner dilakukan secara daring, karena keadaan untuk bertemu secara luring dengan responden di masa pandemi tidak memungkinkan. Jenis kuesioner yang dipakai untuk penelitian ini adalah kuesioner dengan bentuk pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data kuesioner kurang lebih selama satu bulan, yaitu dari bulan Oktober 2021 hingga bulan November 2021. Data kuesioner yang terhimpun merupakan persepsi responden dari menanggapi setiap indikator pertanyaan mengenai kepercayaan, keamanan, dan kualitas pelayanan dalam penggunaan GoFood terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa Universitas Brawijaya di masa pandemi. Sebelumnya, data untuk penelitian ini telah diolah oleh peneliti.
Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Adapun prosedur analisis regresi linier berganda meliputi melakukan pengujian asumsi klasik, melakukan pengujian hipotesis, dan menyimpulkan hasil analisis. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian melibatkan penggunaan bantuan software RStudio untuk memudahkan peneliti dalam hal analisis data.
| X1 | 8.0 | 6.2 | 5.9 | 23 | 7 | 33 | 7.6 | 5.5 | 4.9 | 43.3 | 34.2 | 40.4 |
| X2 | 6.5 | 7.0 | 5.6 | 35 | 40 | 27 | 7.0 | 7.0 | 4.3 | 44.1 | 48.0 | 36.8 |
| X3 | 6.6 | 4.0 | 4.8 | 39 | 35 | 34 | 5.0 | 6.0 | 8.0 | 42.8 | 38.0 | 45.2 |
| Y | 3.7 | 4.5 | 3.9 | 21 | 23 | 15 | 4.4 | 3.5 | 5.0 | 33.6 | 35.9 | 35.1 |
X1 = Kepercayaan
X2 = Keamanan
X3 = Kualitas Pelayanan
Y = Kepuasan Pelanggan
> #Library(readxl)
> #Library(agricolae)
> #Library(lmtest)
> #Library(car)
> #Library(tseries) > library(readxl)
+ Data_Komstat <- read_excel("C:/Users/NadineGita/Documents/Data Penelitian.xlsx", sep=";", col_names=FALSE)
> Data_Komstat <- read_excel("C:/Users/NadineGita/Documents/Data Penelitian.xlsx", sep=";")
+ Data_Komstat=as.data.frame(Data_Penelitian)
+ Data_Komstat
+ dim(Data_Komstat)
+ reg1 <- lm(Y~X1+X2+X3, data=Data_Komstat)
+ summary(reg1)
+ #Uji Normalitas
+ shapiro.test(Data_Komstat$Y)
+ nortest::ad.test(Data_Komstat$Y)
+ nortest::lillie.test(Data_Komstat$Y)
+ #Uji Autokorelasi
+ cor(Data_Komstat, method="pearson")
+ car::vif(reg1)
+ lmtest::bptest(reg1)
+ lmtest::resettest(reg1, power=2)
+ lmtest::harvtest(reg1)
+ lmtest::dwtest(reg1)
+ olsrr::ols_step_all_possible(reg1)
+ olsrr::ols_step_forward_p(reg1)
+ olsrr::ols_step_backward_p(reg1)
+ reg2 <- lm(Y~X1+X2+X3, data=Data_Komstat)
+ summary(reg2)
Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, data = Data_Komstat)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-2.5038 -0.6183 -0.2739 1.2587 1.6041
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) 18.48501 2.15257 8.587 2.61e-05 ***
X1 1.05821 0.36124 2.929 0.019017 *
X2 0.26081 0.04594 5.678 0.000466 ***
X3 1.44295 0.35954 4.013 0.003877 **
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Residual standard error: 1.449 on 8 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.9344, Adjusted R-squared: 0.9097
F-statistic: 37.95 on 3 and 8 DF, p-value: 4.449e-05
Uji X1 Terhadap Y
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara X1 dengan
Y
H1 : Terdapat hubungan antara X1 dengan Y
P-value = 0.019017
Karena P-value < α (0,05), maka tolak H0
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa dengan taraf nyata
5%, maka terdapat hubungan antara X1 dengan Y secara
parsial.
Uji X2 Terhadap Y
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara X2 dengan
Y
H1 : Terdapat hubungan antara X2 dengan Y
P-value = 0.000466
Karena P-value < α (0,05), maka tolak H0
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa dengan taraf nyata
5%, maka terdapat hubungan antara X2 dengan Y secara
parsial.
Uji X3 Terhadap Y
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara X3 dengan
Y
H1 : Terdapat hubungan antara X3 dengan Y
P-value = 0.003877 Karena P-value < α (0,05), maka tolak
H0
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa dengan taraf nyata
5%, maka terdapat hubungan antara X3 dengan Y secara
parsial.
Hipotesis
H0 : Data menyebar normal
H1 : Data tidak menyebar normal
Shapiro-Wilk Normality Test
data: Data_Komstat$Y
W = 0.93365, p-value = 0.4205
Karena P-value > α (0,05), maka gagal tolak H0
Anderson-Darling Normality Test
data: Data_Komstat$Y
A = 0.34066, p-value = 0.4317
Karena P-value > α (0,05), maka gagal tolak H0
Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) Normality Test
data: Data_Komstat$Y
D = 0.15085, p-value = 0.6335
Karena P-value > α (0,05), maka gagal tolak H0
Berdasarkan hasil ouput diatas dapat diketahui bahwa dengan taraf nyata
5%, maka data menyebar normal.
Y X1 X2 X3
Y 1.0000000 0.6320270 0.7641198 0.7568876
X1 0.6320270 1.0000000 0.2324181 0.4724611
X2 0.7641198 0.2324181 1.0000000 0.3389703
X3 0.7568876 0.4724611 0.3389703 1.0000000
X1 X2 X3
1.297219 1.138465 1.386450
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa dengan nilai Varience Inflation Factor(VIF) pada X1, X2, dan X3 < 10, maka data bersifat non multikolinearitas.
Hipotesis
H0 : Varians galat bersifat homoskedastisitas
H1 : Varians galat bersifat heteroskedastisitas
Studentized Breusch-Pagan Test
data: reg1
BP = 4.2966, df = 3, p-value = 0.2312
Karena P-value > α (0,05), maka gagal tolak H0
Berdasarkan hasil ouput diatas dapat diketahui bahwa dengan taraf nyata
5%, maka varians galat bersifat Homoskedastisitas.
Hipotesis
H0 : Model regresi bersifat Linier
H1 : Model regresi bersifat non Linier
RESET Test
data: reg1
RESET = 6.6594, df1 = 1, df2 = 7, p-value = 0.03644
Karena P-value < α (0,05), maka tolak H0
Harvey-Collier Test
data: reg1
HC = 0.79599, df = 7, p-value = 0.4522
Karena P-value > α (0,05), maka gagal tolak H0
Berdasarkan hasil ouput diatas dapat diketahui bahwa dengan taraf nyata
5%, maka pada hasil reset test menunjukkan model regresi bersifat non
linier, sedangkan pada hasil harvey-collier test menunjukkan model
regresi bersifat linier.
Durbin-Watson Test
data: reg1
DW = 2.7671, p-value = 0.8996
alternative hypothesis: true autocorrelation is greater than 0
0 ≤ DW ≤ 4
DW = 2.7671 DL = 0.6577
DU = 1.8640
Berdasarkan hasil ouput diatas dapat diketahui bahwa nilai DW = 2.7671 yaitu berada pada daerah inconclusive, maka tidak terdapat kesimpulan.
Index N Predictors R-Square Adj. R-Square Mallow's Cp
2 1 1 X2 0.5838791 0.5422670 42.70929
3 2 1 X3 0.5728788 0.5301667 44.04979
1 3 1 X1 0.3994582 0.3394040 65.18317
6 4 2 X2 X3 0.8639361 0.8336996 10.58101
4 5 2 X1 X2 0.8021795 0.7582194 18.10678
5 6 2 X1 X3 0.6698306 0.5964596 34.23507
7 7 3 X1 X2 X3 0.9343519 0.9097339 4.00000
Berdasarkan hasil output diatasi dapat diketahui bahwa pada model regresi yang mengandung prediktor adalah X1, X2, dan X3, karena pada R-Square dan Adj. R-Square dipilih nilai yang terbesar, sedangkan pada Cp mallow dipilih nilai yang terkecil.
Selection Summary
-------------------------------------------------------------------------------------
Variable Adj.
Step Entered R-Square R-Square C(p) AIC RMSE
-------------------------------------------------------------------------------------
1 X2 0.5839 0.5423 42.7093 66.2488 3.2628
2 X3 0.8639 0.8337 10.5810 54.8346 1.9667
3 X1 0.9344 0.9097 4.0000 48.0888 1.4489
-------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang mengandung prediktor adalah X1, X2, dan X3.
[1] "No variables have been removed from the model."
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa tidak ada variabel
yang dibuang, karena pada model regresi sudah merupakan model terbaik
X1, X2, dan X3.
Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, data = Data_Komstat)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-2.5038 -0.6183 -0.2739 1.2587 1.6041
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) 18.48501 2.15257 8.587 2.61e-05 ***
X1 1.05821 0.36124 2.929 0.019017 *
X2 0.26081 0.04594 5.678 0.000466 ***
X3 1.44295 0.35954 4.013 0.003877 **
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Residual standard error: 1.449 on 8 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.9344, Adjusted R-squared: 0.9097
F-statistic: 37.95 on 3 and 8 DF, p-value: 4.449e-05
\[ Y = 18.48501 + 1.05821X1 + 0.26081X2 + 1.44295X3 \]
β0 : Apabila kepercayaan, keamanan, dan kualitas pelayanan dalam penggunaan GoFood bernilai konstan, maka kepuasan pelanggan pada mahasiswa Universitas Brawijaya di masa pandemi sebesar 18.48501.
β1 : Apabila kepercayaan meningkat sebesar satu satuan dengan keamanan dan kualitas pelayanan dalam penggunaan GoFood bernilai konstan, maka kepuasan pelanggan pada mahasiswa Universitas Brawijaya di masa pandemi akan meningkat sebesar 1.05821.
β2 : Apabila keamanan meningkat sebesar satu satuan dengan kepercayaan dan kualitas pelayanan dalam penggunaan GoFood bernilai konstan, maka kepuasan pelanggan pada mahasiswa Universitas Brawijaya di masa pandemi akan meningkat sebesar 0.26081.
β3 : Apabila kualitas pelayanan meningkat sebesar satu satuan dengan kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan GoFood bernilai konstan, maka kepuasan pelanggan pada mahasiswa Universitas Brawijaya di masa pandemi akan meningkat sebesar 1.44295.
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan diatas, maka kesimpulan untuk penelitian ini sebagai berikut:
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan di atas, maka saran untuk penelitian ini sebagai berikut:
R Console
Y X1 X2 X3
1 43.3 8.0 23 7.6
2 44.1 6.5 35 7.0
3 42.8 6.6 39 5.0
4 33.6 3.7 21 4.4
5 34.2 6.2 7 5.5
6 48.0 7.0 40 7.0
7 38.0 4.0 35 6.0
8 35.9 4.5 23 3.5
9 40.4 5.9 33 4.9
10 36.8 5.6 27 4.3
11 45.2 4.8 34 8.0
12 35.1 3.9 15 5.0
[1] 12 4
Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, data = Data_Komstat)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-2.5038 -0.6183 -0.2739 1.2587 1.6041
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) 18.48501 2.15257 8.587 2.61e-05 ***
X1 1.05821 0.36124 2.929 0.019017 *
X2 0.26081 0.04594 5.678 0.000466 ***
X3 1.44295 0.35954 4.013 0.003877 **
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Residual standard error: 1.449 on 8 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.9344, Adjusted R-squared: 0.9097
F-statistic: 37.95 on 3 and 8 DF, p-value: 4.449e-05
Shapiro-Wilk normality test
data: Data_Komstat$Y
W = 0.93365, p-value = 0.4205
Anderson-Darling normality test
data: Data_Komstat$Y
A = 0.34066, p-value = 0.4317
Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) normality test
data: Data_Komstat$Y
D = 0.15085, p-value = 0.6335
Y X1 X2 X3
Y 1.0000000 0.6320270 0.7641198 0.7568876
X1 0.6320270 1.0000000 0.2324181 0.4724611
X2 0.7641198 0.2324181 1.0000000 0.3389703
X3 0.7568876 0.4724611 0.3389703 1.0000000
X1 X2 X3
1.297219 1.138465 1.386450
studentized Breusch-Pagan test
data: reg1
BP = 4.2966, df = 3, p-value = 0.2312
RESET test
data: reg1
RESET = 6.6594, df1 = 1, df2 = 7, p-value = 0.03644
Harvey-Collier test
data: reg1
HC = 0.79599, df = 7, p-value = 0.4522
Durbin-Watson test
data: reg1
DW = 2.7671, p-value = 0.8996
alternative hypothesis: true autocorrelation is greater than 0
Index N Predictors R-Square Adj. R-Square Mallow's Cp
2 1 1 X2 0.5838791 0.5422670 42.70929
3 2 1 X3 0.5728788 0.5301667 44.04979
1 3 1 X1 0.3994582 0.3394040 65.18317
6 4 2 X2 X3 0.8639361 0.8336996 10.58101
4 5 2 X1 X2 0.8021795 0.7582194 18.10678
5 6 2 X1 X3 0.6698306 0.5964596 34.23507
7 7 3 X1 X2 X3 0.9343519 0.9097339 4.00000
Selection Summary
------------------------------------------------------------------------
Variable Adj.
Step Entered R-Square R-Square C(p) AIC RMSE
------------------------------------------------------------------------
1 X2 0.5839 0.5423 42.7093 66.2488 3.2628
2 X3 0.8639 0.8337 10.5810 54.8346 1.9667
3 X1 0.9344 0.9097 4.0000 48.0888 1.4489
[1] "No variables have been removed from the model."
Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, data = Data_Komstat)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-2.5038 -0.6183 -0.2739 1.2587 1.6041
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) 18.48501 2.15257 8.587 2.61e-05 ***
X1 1.05821 0.36124 2.929 0.019017 *
X2 0.26081 0.04594 5.678 0.000466 ***
X3 1.44295 0.35954 4.013 0.003877 **
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Residual standard error: 1.449 on 8 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.9344, Adjusted R-squared: 0.9097
F-statistic: 37.95 on 3 and 8 DF, p-value: 4.449e-05