PENERAPAN MODEL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA UNTUK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM DALAM PEMBELAJARAN DARING

Hamidah Nur Azizah

21/05/2022

Library:

> # install.packages("knitr")
> # install.packages("rmarkdown")
> # install.packages("prettydoc")
> # install.packages("equatiomatic")

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Pembelajaran daring merupakan suatu aktivitas belajar jarak jauh yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen dengan metode pengajaran secara terpisah melalui web atau jaringan internet. Pembelajaran daring dilaksanakan dengan tujuan agar proses pembelajaran masih bisa berjalan lancar dan efektif meskipun hanya dilaksanakan secara daring. Menurut Hanum (2013), banyak media pembelajaran yang bisa digunakan untuk membantu proses pembelajaran, seperti Google Classroom.
  Google Classroom merupakan salah satu bentuk media pembelajaran daring yang menggunakan WebCT, sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Google Classroom merupakan salah satu media pembelajaran daring yang paling sering digunakan saat ini, karena memiliki kemudahan dalam penggunanya dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan Google Classroom dalam pembelajaran daring meliputi : Kemanfaatan, Kemudahan, dan kualitas layanan Google Classroom.
    Analisis statistika yang bisa digunakan pada kasus tersebut adalah analisis regresi linier berganda.Model analisis regresi linier berganda merupakan alternatif yang bisa digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas penggunaan Google Classroom dalam pembelajaran daring. Adapun asumsi-asumsi yang harus terpenuhi dalam melakukan analisis regresi linier berganda diantaranya meliputi : Asumsi Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi.
    Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Analisis Regresi Linier Berganda Untuk Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penggunaan Google Classroom Dalam Pembelajaran Daring”.

2 Tinjauan Pustaka

2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

  Analisis regresi linier berganda merupakan analisis statistika yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel prediktor terhadap variabel respon. Adapun tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon dan juga digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel respon dengan variabel-variabel prediktornya (Yuliara, 2016).
    Adapun Model persamaan regresi linier berganda secara matematis adalah sebagai berikut :

\[ Y=\beta_0+\beta_1 X_1+\beta_2 X_2+⋯+\beta_n X_n+\epsilon \] Keterangan :

Y : Variabel tak bebas/ variabel response

\(\beta_0\) = Intersep/ Konstanta

\(\beta_1,\beta_2,…,\beta_n\) = Slope/ nilai koefisien regresi

\(X_1,X_2,…,X_n\) = Variabel bebas/ variabel predictor

\(\epsilon\) = nilai residual/ error

    Kemugkinan nilai-nilai koefisien regresi, yaitu \(\beta_1,\beta_2,…,\beta_n\) mempunyai nilai :
  • Nilai = 0. Hal ini menunjukkan bahwa variabel \(X_1,X_2,…,X_n\) tidak berpengaruh terhadap variabel Y
  • Nilai = bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negative atau berbanding terbalik antara variabel \(X_1,X_2,…,X_n\) dengan variabel Y
  • Nilai = bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif atau berbanding lurus antara variabel \(X_1,X_2,…,X_n\) dengan variabel Y

2.2 Uji Asumsi Klasik

    Suatu Model Persamaan Regresi dikatakan baik ketika memenuhi asumsi-asumsi klasik. Menurut Mahanani dan Roosdiana (2020). Uji asumsi klasik merupakan pengujian asumsi pada analisis regresi linier berganda yang harus dipenuhi agar penaksiran parameter dan koefisien regresi bersifat Best Liniear unbiased Estimated (BLUE). Pengujian asumsi klasik ini meliputi Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
  1. Uji Normalitas
    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi secara normal. Adapun pengujian normalitas yang bisa digunakan adalah Q-Q Plot dan uji Jarque Bera.
  • Q-Q Plot
    Jika plot menyebar atau data (titik) berada disekitar garis linear pada sumbu diagonal dari grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
  • Uji Jarque Bera
    Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :

\(H_0\) : Pengamatan menyebar normal

\(H_1\) : Pengamatan tidak menyebar normal

Statistik Uji : \[ JB=\frac{n}{6}(S^2+\frac{1}{4}(K-3)^2) \] \[ P-value=P(x^2_{db}≥JB) \] di mana :

JB : Uji Jarque Bera

n : Banyak pengamatan

S : Skewness

K-3 : Excess Kurtosis

    Kriteria Pengujian bagi uji Jarque Bera adalah sebagai berikut :

Jika P-value < \(\alpha\) = 0.05 , maka Tolak \(H_0\) yang artinya data tidak berdistribusi normal

Jika P-value > \(\alpha\) = 0.05 , maka Terima \(H_0\) yang artinya data berdistribusi normal

  1. Uji Multikolinearitas
    Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terdapat hubungan linear yang sempurna atau mendekati antar variabel bebas atau prediktor dalam model regresi. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat dua atau lebih variabel prediktor yang berkorelasi secara linier. Apabila terjadi multikolinearitas antar variabel prediktor maka akan menyebabkan kesulitan untuk membedakan pengaruh masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya multikoliniearitas antar variabel prediktor adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Rumus hitung nilai VIF : \[ VIF(i)=\frac{1}{(R_i)^2} \] di mana :

\((R_i)^2\): Koefisien determinasi antara \(X_i\) dengan variabel bebas lainnya ( i=1,2,…,p )

Jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel prediktor.

  1. Uji Heteroskedastisitas
    Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varians dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi tersebut terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama atau homogen, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda atau heterogen, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau model regresi yang bersifat homoskedastisitas.
    Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model regsresi adalah dengan menggunakan Uji Breusch Pagan. Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
  • Hipotesis \[ H_0 : \delta_1=\delta_2=\dots=0 \] \(H_1\) : Minimal terdapat satu \(\delta_j≠0 ,j=1,2,…,k\)

  • Statistik Uji : \[ LM=nR^2\sim x^2_{p-1} \] \[ P-value=P(x^2_{p-1}>LM) \] di mana :

LM ∶ Langrange multiplier

n ∶ Banyak pengamatan

\(R^2\) ∶ Koefisien determinasi

p ∶ Banyak parameter

    Kriteria Pengujian bagi uji Breusch Pagan adalah sebagai berikut :

Jika P-value < \(\alpha\) = 0.05 , maka Tolak \(H_0\) yang artinya terjadi heteroskedastisitas

Jika P-value > \(\alpha\) = 0.05 , maka Terima \(H_0\) yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.

  1. Uji Autokorelasi
    Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara error/galat satu periode t dengan periode sebelumnya \((t-1)\) atau untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara error/galat observasi data satu dengan observasi data sebelumnya. Cara mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson, dengan cara membandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin Watson.

Statistik Uji Durbin Watson : \[ DW=\frac{∑(e-(e_{t-1})^2)}{∑e_t^2} \] di mana :

DW : Uji Durbin Watson

e : Komponen error/galat

\(e_t\) : Error/galat periode ke-t

\(e_{t-1}\) : Error/galat periode ke-t-1

Keputusan :

Jika D-W

4-dL , maka pada data tersebut terdapat autokorelasi

Jika dU<D-W<4-dU , maka pada data tersebut tidak terdapat autokorelasi

Jika dL≤D-W≤dU atau 4-dU≤D-W≤4-dL , maka tidak ada kesimpulan

    Jika hasil uji Durbin Watson tidak menberikan kesimpulan, maka lanjutkan pengujian dengan menggunakan uji Run (Run Test). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat autokorelasi pada datanya.

2.3 Metode Kuadrat Terkecil

    Salahsatu metode yang bisa digunakan untuk melakukan pendugaan parameter model pada regresi linier berganda adalah dengan Metode Least Square atau Metode Kuadrat Terkecil (MKT). Menurut Anisa, dkk (2010), metode kuadrat terkecil merupakan metode yang sangat popular digunakan untuk menduga parameter dan pencocokan suatu data.
    Tujuan dari metode kuadrat terkecil adalah untuk menemukan nilai penduga bagi β yang dapat meminimumkan jumlah kuadrat galat/ error. Adapun bentuk umum jumlah kuadrat error (S) dari regresi linear berganda (Widodo dan Dewayanti, 2016), yaitu :

\[ S=∑_{i=1}^n (\epsilon_i)^2 = ∑_{i=1}^n (Y_i-\beta_0-\beta_1 X_{i1}-\beta_2 X_{i2}-\dots-\beta_k X_{ik})^2 \] Dengan k adalah banyaknya variabel bebas/ prediktor

Dalam menentukan nilai estimasi , dapat digunakan penyelesaian persamaan sebagai berikut. \[ \beta^ ̂=(X^T X)^{-1} X^T Y \]

2.4 Pengujian Hipotesis

    Menurut Mahanani dan Roosdiana (2020), Pengujian hipotesis merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel prediktor baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi variabel respon. Pegujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) dan uji-F (F-test) dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah =5% =0.05.
  1. Uji-t (Uji parsial)
    Uji statistik t ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon secara parsial.

Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunaakan uji t diantaranya :

  • Hipotesis \[ H_0 : \beta_j=0 , j= 1,2,…k \] \[ H_1 : \beta_j≠0, j =1,2,..k \]

  • Statistik Uji: \[ t_{hitung}=\frac{\beta_j^ ̂-\beta_j}{se(\beta_j^ ̂)} \]

\(t_{tabel}=t_{\alpha/2,db}\) , dengan \(db=n-k\)

Dari nilai \(t_{hitung}\) yang diperoleh, dapat digunakan untuk menghitung niai P_value : \[ P-value=2×P(T_{db}> |t_{hitung} |) \] - Keputusan :

Jika \(t_{hitung}<t_{tabel}\) atau \(P-value>\alpha\)→terima \(H_0\)

Jika \(t_{hitung}>t_{tabel}\) atau \(P-value<\alpha\)→tolak \(H_0\)

  1. Uji-F (Uji Simultan)
    Uji statistik F digunakan untuk megetahui apakah variabel-variabel predictor secara simultan atau secara bersama-sama mempengaruhi variabel response.

Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunaakan uji F diantaranya :

  • Hipotesis \[H_0 : \beta_2=\beta_3=⋯=\beta_j=0 , j= 2,3,…k \]

\(H_1\) : minimal ada satu \(\beta_j≠0, j = 2,3,..k\)

  • Statistik Uji: \[ F_{hitung}=\frac{KT_{regresi}}{KT_{galat}} \] \[ F_{tabel}=F_{(db_{regresi},db_{galat},\alpha)} \] Dari nilai \(F_{hitung}\) yang diperoleh, dapat digunakan untuk menghitung niai P-value : \[ P-value=P(F_{db}> |F_{hitung} |) \]
  • Keputusan :

Jika \(F_{hitung}<F_{tabel}\) atau \(P-value>\alpha\)→terima \(H_0\)

Jika \(F_{hitung}>F_{tabel}\) atau \(P-value<\alpha\)→tolak \(H_0\)

2.5 Uji Kelayakan Model (Uji Goodness of Fit)

    Uji koefisien determinasi (\(R^2\)) merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya model regresi yang terbentuk. Dengan melihat seberapa baik kemampuan model dalam menjelaskan keragaman pada variabel prediktor. Nilai koefisien Determinasi berada diantara 0 sampai 1, dimana ketika nilai koefisien determinasi semakin mendekati nilai 1 maka semakin baik kemampuan variabel predictor dalam menjelaskan variabel respon atau model yang terbentuk layak untuk digunakan dalam melakukan pengambilan keputusan selanjutnya.

Rumus Hitung : \[ R^2=1-\frac{∑(\epsilon^ ̂_i)^2}{∑(Y_i-Y^bar)^2}=1-\frac{JK_{galat}}{JK_{total}}=\frac{JK_{regresi}}{JK_{total}} \]

2.6 Efektivitas Pembelajaran Daring

    Pembelajaran secara daring bisa dikatakan efektif apabila kegiatan pembelajaran tersebut dapat memenuhi kriteria yaitu mampu memberikan pengaruh, perubahan dan dapat membawa hasil. Pembelajaran daring dikatakan efektif apabila kegiatan pembelajaran tersebut juga memudahkan mahasiswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan suatu hasil belajar yang diinginkan.

2.7 Google Classroom

    Google Classroom merupakan salah satu media pembelajaran daring yang menggunakan menggunakan WebCT. Sebuah Aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Google Classroom merupakan salah satu jenis media pembelajaran daring yang paling banyak digunakan karena penggunaannya yang relatif mudah dan aplikasi ini terhubung dengan Google Apps for Education lainnya. Google Classroom diharapkan mampu menjadi solusi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran daring di saat pandemi seperti saat ini.

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penggunaan Google Classroom

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan pembelajaran daring melalui penggunaan Google Classroom.
  1. Persepsi Kemanfaatan
    Menurut Davis, dkk (1989), persepsi kemanfaatan merupakan suatu kepercayaan individu dalam menggunakan sistem tertentu yang dirasa dapat memberikan manfaat dan dapat meningkatkan kinerja.
  1. Persepsi kemudahan
    Menurut Davis, dkk (1989), persepsi kemudahan adalah keyakinan setiap individu dalam mengunakan sistem tertentu yang dirasa mudah dalam menggunakan dan memahaminya, sehingga tidak ada usaha yang dikeluarkan.
  1. Kualitas Layanan
    Kualitas layanan adalah kemampuan secara terus menerus suatu sistem dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pengguna dengan proses yang dinamis. Kualitas sistem dan layanan dapat dilihat dari sistem dapat menghasilkan informasi yang akurat dan efisien serta memberikan layanan yang dibutuhkan oleh pengguna (Utami, 2016).

3 Metode Penelitian

3.1 Data

    Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil penelitian Sari (2019) tentang Pengaruh Penggunaan Google Classroom Terhadap Efektivitas Pembelajaran Daring Mahasiswa Universitas Islam Indonesia tahun 2019.

3.2 Populasi dan Sampel

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen Universitas Islam Indonesia yang masih berstatus aktif, dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 data.

3.3 Variabel Penelitian

    Penelitian ini menggunakan variabel independen berupa persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan., dan kualitas layanan penggunaan Google Classroom. Sedangkan variabel dependen berupa efektivitas pembelajaran mahasiswa secara daring.

3.4 Metode Analisis Data

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Menentukan variabel yang digunakan dalam penelitian

  2. Mengumpulkan data

  3. Melakukan pengujian kualitas data untuk melihat apakah data sudah valid dan reliable atau tidak. Apabila data sudah valid dan reliable maka dapat dilanjutkan ke langkah selanjutnya, namun apabila data belum valid atau reliable maka perbaiki data

  4. Analisis hubungan antar variabel

  5. Melakukan pengujian asumsi klasik untuk melihat apakah data sudah memenuhi semua asumsi atau tidak. Apabila data tersebut telah memenuhi semua asumsi maka dapat dilanjutkan ke langkah selanjutnya, namun apabila data belum memenuhi semua asumsi maka perbaiki data.

  6. Membentuk model persamaan regresi linier berganda

  7. Melakukan pendugaan parameter model

  8. Melakukan pengujian hipotesis parameter model

  9. Melakukan pengujian kelayakan model (Uji Goodness of Fit) untuk mengetahui layak atau tidaknya model regresi yang terbentuk./ memeriksa validitas model yang terbentuk

  10. Interpretasi Hasil

4 SOURCE CODE

4.1 Library yang Dibutuhkan

> # Library
> library(readxl)   # Memanggil data dengan format file Excel
> library(tseries)  # Pemeriksaan asumsi normalitas
> library(lmtest)   # Pemeriksaan asumsi heteroskedastisitas dan autokorelasi
> library(car)      # Pemeriksaan asumsi multikolinearitas

4.2 Persiapan Data

> Data_Praktikum <- read_excel("E:/a Document/Komstat/Data Praktikum.xlsx")
> View(Data_Praktikum)

Data merupakan data sekunder

4.3 Analisis Hubungan

> Korelasi<-cor(Data_Praktikum, method = "pearson")
> Korelasi
          X1        X2        X3         Y
X1 1.0000000 0.4564715 0.2911763 0.4014027
X2 0.4564715 1.0000000 0.4939016 0.4471223
X3 0.2911763 0.4939016 1.0000000 0.4819813
Y  0.4014027 0.4471223 0.4819813 1.0000000
    Berdasarkan matriks korelasi di atas, dapat diketahui Korelasi antar variabel X dan Y cukup kuat . Sehingga pada penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda.
    Function cor digunakan untuk membentuk matriks korelasi antar variabel. argument yang diisikan dalam function adalah :
  • Obyek data : data=Data_Praktikum
  • Metode : method=“pearson”

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Regresi Berganda

> regresi<-lm(Y~X1+X2+X3, data=Data_Praktikum)
> regresi

Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, data = Data_Praktikum)

Coefficients:
(Intercept)           X1           X2           X3  
     1.2669       0.1657       0.1568       0.2778  

\[ Y=\beta_0+\beta_1 X_1+\beta_2 X_2+\beta_3 X_3+\epsilon \]

\[ Y=1.2669+0.1657X_1+0.1568X_2+0.2778X_3+\epsilon \]

5.2 Diagnostik Sisaan

> par(mfrow=c(2,2))
> plot(regresi)

  • plot 1 :
    Berdasarkan plot 1 di atas, dapat diketahui bahwa garis merah yang menghubungkan pusat dari 120 kelompok sisaan terlihat cenderung datar (horizontal). Sehingga dapat diduga bahwa model sudah tepat.
  • plot 2 :
    Berdasarkan plot 2 di atas, dapat diketahui bahwa titik-titik berada disekitar garis dengan sudut 45 derajat antara sumbu X dan Y di kuadran 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara grafis sisaan menyebar normal atau tidak ada indikasi pelanggaran normalitas.
  • plot 3 :
    Berdasarkan plot 3 di atas, dapat diketahui bahwa garis merah yang menghubungkan pusat dari 120 kelompok akar sisaan yang dibakukan cenderung datar (horizontal). Sehingga diduga tidak ada masalah heteroskedastisitas
  • plot 4 :
    Berdasarkan plot 4 di atas, dapat diketahui bahwa garis merah cenderung datar (horizontal) dan tidak ada titik yang diberi “warning” sebagai amatan berpengaruh karena tidak ada yang berada di luar jarak Cook.

5.3 Uji Asumsi Klasik

> # Uji Normalitas
> sisa<-residuals(regresi)
> jarque.bera.test(sisa)

    Jarque Bera Test

data:  sisa
X-squared = 1.911, df = 2, p-value = 0.3846
    Berdasarkan hasil uji Jarque Bera dan Shapiro Wilk, dapat diketahui bahwa P-value = 0.3846 > \(\alpha\) = 0.05, maka terima Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa galat menyebar normal atau asumsi normalitas galat terpenuhi.
> # Uji Multikolinearitas
> vif(regresi)
      X1       X2       X3 
1.272393 1.540240 1.332259 
    Berdasarkan nilai VIF di atas, dapat diketahui bahwa variabel X1 dan X2 memiliki nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas.
> # Uji Heteroskedastisitas
> bptest(regresi)

    studentized Breusch-Pagan test

data:  regresi
BP = 3.6945, df = 3, p-value = 0.2964
    Berdasarkan hasil uji Breusch Pagan, dapat diketahui bahwa P-value = 0.2964 > \(\alpha\) = 0.05, maka terima Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan ragam antar galat atau asumsi homogenitas ragam galat terpenuhi.
> # Uji Autokorelasi
> dwtest(regresi)

    Durbin-Watson test

data:  regresi
DW = 2.2336, p-value = 0.9008
alternative hypothesis: true autocorrelation is greater than 0
    Berdasarkan hasil uji Durbin Watson, dapat diketahui bahwa P-value = 0.9008 > \(\alpha\) = 0.05, maka terima Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi antar galat atau asumsi non autokorelasi galat terpenuhi.

5.4 Model Regresi Linier Berganda

> summary(regresi)

Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, data = Data_Praktikum)

Residuals:
     Min       1Q   Median       3Q      Max 
-0.70543 -0.22524 -0.01231  0.19271  0.89509 

Coefficients:
            Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
(Intercept)  1.26692    0.25536   4.961 2.42e-06 ***
X1           0.16565    0.06397   2.589 0.010845 *  
X2           0.15675    0.08013   1.956 0.052851 .  
X3           0.27780    0.07479   3.714 0.000315 ***
---
Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

Residual standard error: 0.3434 on 116 degrees of freedom
Multiple R-squared:  0.3289,    Adjusted R-squared:  0.3116 
F-statistic: 18.95 on 3 and 116 DF,  p-value: 4.53e-10
  • Uji F
    Berdasarkan output di atas, diketahui P-value = 4.53e-10 < \(\alpha\) = 0.05, maka tolak Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel X yang berpengaruh signifikan terhadap variabel Y secara simultan.
  • Uji t
    Berdasarkan output di atas, diketahui P-value (setiap variabel prediktor) < \(\alpha\) = 0.05, maka tolak Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel \(X_1,X_2, X_3\) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y secara parsial.
  • Koefisien Determinasi (\(R^2\))
    Dari output di atas, diketahui besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 0.3289 atau 32.89% yang menunjukkan bahwa variabel prediktor secara bersama–sama mempengaruhi variabel respon sebesar 32.89 % dan sisanya sebesar 67.11% dipengaruhi oleh variabel prediktor lainnya di luar model atau dapat diartikan bahwa 32.89% keragaman variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X, sedangkan sisanya sebesar 67.11% dijelaskan oleh variabel X lain di luar model.
  • Model Regresi persamaan yang terbentuk : \[ Y=\beta_0+\beta_1 X_1+\beta_2 X_2+\beta_3 X_3+\epsilon \]

\[ Y=1.26692+0.16565X_1+0.15675X_2+0.27780X_3+\epsilon \] Interpretasi :

  • Jika variabel kemanfaatan, kemudahan, dan kualitas layanan Google Classroom bernilai nol (0), maka efektivitas pembelajaran secara daring Mahasiswa Universitas Islam Indonesia akan sebesar 1.26692 satuan. Hal ini dapat diartikan bahwa efektivitas pembelajaran secara daring akan menurun apabila tingkat kemanfaatan, kemudahan, dan kualitas layanan Google Classroom tidak diperhatikan.
  • Jika kemanfaatan Google Classroom (X1) meningkat sebesar satu satuan, maka efektivitas pembelajaran secara daring akan meningkat sebesar 0.16565 satuan, dengan anggapan bahwa variabel kemudahan Google Classroom (X2) dan kualitas layanan Google Classroom (X3) tetap. Hal ini dapat diartikan, jika kemanfaatan Google Classroom semakin baik maka efektivitas pembelajaran secara daring juga akan semakin efektif.
  • Jika kemudahan GGoogle Classroom (X2) meningkat sebesar satu satuan, maka efektivitas pembelajaran secara daring akan meningkat sebesar 0.15675 satuan, dengan anggapan bahwa variabel kemanfaatan Google Classroom (X1) dan kualitas layanan Google Classroom (X3) tetap. Hal ini dapat diartikan, semakin mudah penggunaan Google Classroom maka efektivitas pembelajaran secara daring juga akan semakin efektif.
  • Jika kualitas layanan Google Classroom (X3) meningkat sebesar satu satuan, maka efektivitas pembelajaran secara daring akan meningkat sebesar 0.27780 satuan, dengan anggapan bahwa kemanfaaan Google Classroom (X1) dan kemudahan Google Classroom (X2) tetap. Hal ini dapat diartikan, jika kualitas layanan Google Classroom semakin baik, maka efektivitas pembelajaran secara daring juga akan semakin efektif.

6 DAFTAR PUSTAKA

Anisa, dkk. 2010. Analisis Regresi Robust Menggunakan Kuadrat Terkecil | Terpangkas Untuk Pendugaan Parameter. Makassar: JMSK.

Davis, F. D., dkk. 1989. User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of | Two Theoretical Models. Management Science, 35(8), 982–1003. Diakes pada 13 Desember, 2021 melalui website https://doi.org/10.1287/mnsc.35.8.982.

Hanum, N.S. 2013. Keefektifan E-learning Sebagai Media Pembelajaran.Yogyakarta: | ADGVI.

Mahanani, E., dan Roosdiana. 2020. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt Equity | Ratio (DER), dan Ukuran Perusahaan (Size) Terhadap Return On Equity (ROE). Jakarta: Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta.

Sari, I.N. 2019. Pengaruh Penggunaan Googleclassroom Terhadap Efektivitas | Pembelajaran Mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Utami, R. A. 2016. Pengaruh Kualitas Sistem dan Layanan, Kepercayaan, Persepsi | Manfaat, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Risiko Terhadap Sikap Penggunaan E-money. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Widodo, E., dan Dewayanti, A.A. 2016. Perbandingan Metode Estimasi LTS, M, dan | Estimasi MM Pada Regresi Robust. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Yuliara, I.M. 2016. Modul Regresi Linier Berganda. Bali: Universitas Udayana.