Library:
> library(knitr)
> library(rmarkdown)
> library(prettydoc)
> library(equatiomatic)1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern ini, banyak sekali minuman olahan yang terbuat dari susu, salah satunya adalah es krim. Es krim merupakan salah satu produk yang banyak disukai oleh banyak orang, mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga orang tua yang termasuk kelompok umur berisiko tinggi. Oleh karena itu, tidak heran jika industri es krim terus berpeluang meningkatkan pertumbuhannya. Industri es krim pun kini berkembang dengan memberikan berbagai varian rasa yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Persaingan antara perusahaan es krim pun tentunya semakin ketat, seiring makin menjamurnya perusahaan baru di bidang industri ini. Salah satu hal yang dapat membuat penjualan es krim suatu perusahaan dapat bertahan adalah dengan penentuan harga yang tepat. Harga merupakan faktor yang penting juga yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya karena dapat menimbulkan rasa puas atau tidak puas dari konsumen. Rasa puas konsumen dapat tercipta ketika konsumen menyetujui harga yang ditawarkan oleh penyedia produk dan bersedia membeli produk tersebut sebab konsumen melihat bahwa harga yang ditawarkan adalah harga yang wajar. Penentuan harga yang tepat dapat memengaruhi seseorang untuk membeli dan mengkonsumsi produk es krim. Kebanyakan orang cenderung menyukai produk dengan harga terjangkau, promosi produk, maupun potongan harga atau diskon dari produk tersebut. Semakin terjangkau harganya, maka besar kemungkinan orang akan banyak membeli produk es krim tersebut dan mengkonsumsinya.
Hal lain dalam kesediaan konsumen ketika membeli atau mengkonsumsi suatu produk, dalam hal ini produk es krim, bergantung dari income atau penghasilan yang diperoleh oleh tiap-tiap individu. Penghasilan seseorang juga dapat memengaruhi konsumsi es krim. Seperti yang kita ketahui, bahwa es krim bukan merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga tidak semua orang dengan penghasilan yang beragam akan selalu mengkonsumsi es krim sepanjang waktu. Dari keterangan yang ada, dapat dibuat suatu pengertian bahwa konsumsi es krim bisa dipengaruhi oleh harga dari es krim tersebut dan juga penghasilan yang diterima oleh tiap-tiap individu. Untuk mengetahui besar pengaruh dari harga es krim dan penghasilan seseorang terhadap konsumsi es krim dapat dilakukan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS REGRESI BERGANDA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH INCOME DAN HARGA TERHADAP KONSUMSI ES KRIM DI AMERIKA SERIKAT”.
2 Tinjauan Pustaka
2.1 Analisis Regresi Linier
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Hubungan antara variabel yang dimaksudkan tersebut digambarkan dalam bentuk persamaan atau model yang menghubungkan antara variabel dependen atau respon (Y) dan satu atau lebih variabel independen atau prediktor (X).
Variabel independen pada regresi linier berganda dinotasikan dengan X_1,X_2,…,X_k dimana k merupakan jumlah variabel independen, Persamaan model regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut :
\[ Y_{i}=\beta_{0}+\beta_{1}X_i1+\beta_{2}X_i2+\dots+\beta_{k}X_ik+\epsilon_{i} \]
Keterangan :
\(Y_i\) : nilai variabel respon untuk pengamatan ke-i
\(\beta_{0}\) : konstanta model regresi linier berganda
\(\beta_{k}\) : slope atau koefisien regresi liner berganda pada variabel ke-k
\(X_{ik}\) : nilai pengamatan ke-i pada variabel prediktor ke-k
\(\epsilon_{i}\) : galat pengamatan ke-i yang berdistribusi normal
\(i\) : 1,2,…,n
\(k\) : 1,2,…,p-1
Analisis regresi pada RStudio dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi lm(formula, data), dimana :
| Argumen | Penjelasan |
|---|---|
formula |
Rumus untuk menyatakan model regresi |
data |
Data frame dengan variabel yang dinyatakan pada formula |
| lainnya | Argumen lain yang bersifat opsional |
Table : Source Code Analisis Regresi
2.2 Pemeriksaan Plot Sisaan
Pemeriksaan sisaan atau Residuals Diagnostic merupakan langkah awal untuk memeriksa secara visual, apakah terdapat pelanggaran asumsi dari model regresi yang sudah terbentuk. Pemeriksaan sisaan bisa dilakukan dengan melihat beberapa diagram atau plot yang melibatkan sisaan.
Pada RStudio, untuk mendapatkan output plot sisaan, dapat digunakan fungsiplot(x, which = c(1,2,3,4,5),...), dimana :
| Argumen | Penjelasan |
|---|---|
x |
Obyek kelas lm atau anova |
which |
Jenis plot yang ingin ditampilkan |
1 |
plot Residuals vs Fitted untuk memeriksa ketepatan model |
2 |
Q-Q plot untuk normalitas |
3 |
Plot Scale-Location untuk memeriksa kesamaan ragam |
4 |
Jarak Cook vs Urutan pengamatan |
5 |
Leverage vs Sisaan yang dibakukan |
2.3 Asumsi Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi linier berganda dibangun atas beberapa asumsi yang menjadi syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian. Asumsi persayaratan analisis regresi adalah asumsi normalitas, asumsi homoskedastisitas, asumsi non autokorelasi, dan asumsi non multikolinieritas.
2.3.1 1. Asumsi Normalitas
Asumsi persyaratan normalitas harus terpenuhi untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji statistik yang digunakan antara lain :
- Jarque Berra
- Saphiro Wilk, dll
Pelanggaran asumsi ini dapat berakibat pada tidak sahnya hasil uji hipotesis, sehingga ketika terdapat pelanggaran asumsi normalitas maka perlu ada penanganan. Pelanggaran normalitas dapat ditangani dengan beberapa cara, antara lain :
- Menambah banyaknya pengamatan.
- Menghilangkan data yang menyebabkan tidak normal.
- Transformasi data menjadi log, ln, atau pangkat.
- Menggunakan boostrap untuk mendapatkan sebaran penduga dan pengujian hipotesis.
Uji normalitas diterapkan pada sisaan model. Setelah melakukan analisis regresi, sisaan dapat diperoleh dengan bantuan fungsi residuals(), dengan parameter berupa obyek variabel pada fungsi lm yang sudah diperoleh sebelumnya. Sementara untuk melakukan uji statistik untuk asumsi normalitas, diperlukan package tseries untuk mengakses perintah bagi Jarque Berra test dan Saphiro Wilk test.
2.3.2 Asumsi Homoskedastisitas
Ketika didapati bahwa ragam galat untuk setiap variabel prediktor adalah sama, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Bila asumsi ini tidak terpenuhi atau disebut heteroskedastisitas, maka akan meningkatkan ragam dari sebaran \(\hat\beta\) sehingga \(\hat\beta\) bukan lagi penduga yang paling efisien. Jika tidak terdeteksi, ragam \(\hat\beta\) diduga lebih rendah (underestimated) yang berakibat pada statistik uji \(t\) dan uji \(F\) menjadi lebih besar dari sebenarnya, sehingga uji tersebut menjadi kurang terpercaya karena lebih sering menolak \(H_0\).
Untuk melakukan uji bagi asumsi homoskedastisitas, dapat dilakukan Breusch Pagan test. Untuk mengakses perintah bagi Breusch Pagan test di RStudio diperlukan package lmtest. Sementara untuk menangani pelanggaran asumsi ini dapat dilakukan beberapa metode, antara lain :
- Weighted Least Square (WLS)
- White Method
2.3.3 Asumsi Non Autokorelasi
Asumsi non autokorelasi merupakan asumsi kebebasan antar galat. Asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggunaan periode t dengan kesalahan penggunaan periode t-1 atau periode sebelumnya. Asumsi ini lebih sering diujikan pada data deret waktu (time series), sementara pada data panel (cross section) jarang sekali dilakukan uji ini karena urutan waktu diabaikan. Kebebasan antar galat dapat digambarkan seperti berikut :
\[ cov(u_t, u_s) = 0, t \neq s \]
Efek akibat pelanggaran asumsi autokorelasi adalah ragam penduga yang menjadi lebih besar, sehingga berakibat pada penduga tidak lagi efisien. Jika autokorelasi tidak terdeteksi, maka penduga ragam menjadi tidak konsisten yang menyebabkan uji t lebih sering dinyatakan signifikan karena adalah overestimated R2.
Untuk melakukan uji bagi asumsi non-autokorelasi, dapat dilakukan Durbin Watson test. Untuk mengakses perintah bagi Durbin Watson test di RStudio diperlukan package lmtest. Sementara untuk menangani pelanggaran asumsi ini dapat dilakukan metode Cochrane-Orcutt Iterative Procedure.
2.3.4 Asumsi Non-Multikolinearitas
Kolinearitas terjadi karena terdapat korelasi yang cukup tinggi diantara variabel-variabel independen (X). Non-multikolinearitas berarti bahwa tidak ada hubungan linier antar variabel prediktor dalam model. Multikolinearitas sempurna mengakibatkan \(X'X\) menjadi matriks singular, sehingga tidak dapat ditemukan penduga \(/beta\) yang solutif. Sementara multikolinearitas tidak sempurna berakibat pada penduga MKT tetap dapat diduga namun selang kepercayaan menjadi lebih besar dan hipotesis nol lebih sering diterima (tidak signifikan).
Untuk melakukan uji bagi asumsi non-multikolinearitas, dapat menggunakan VIF (Variance Inflation Factor), untuk mengakses perintah bagi VIF pada RStudio diperlukan package car.
2.4 Data
Data yang digunakan untuk analisis ini adalah Data Konsumsi Es Krim di Kota Inggris, seperti yang tertera pada tabel berikut :
> Ice_cream <- read.csv("D:/STATISTIKA ASOY/SEMESTER 6/KOMSTAT/Prak/penjualan ice cream.csv")
> Ice_cream
Konsumsi Income Harga
1 0.386 78 0.270
2 0.374 79 0.282
3 0.393 81 0.277
4 0.425 80 0.280
5 0.406 76 0.272
6 0.344 78 0.262
7 0.327 82 0.275
8 0.288 79 0.267
9 0.269 76 0.265
10 0.256 79 0.277
11 0.286 82 0.282
12 0.298 85 0.270
13 0.329 86 0.272
14 0.318 83 0.287
15 0.381 84 0.277
16 0.381 82 0.287
17 0.470 80 0.280
18 0.443 78 0.277
19 0.386 84 0.277
20 0.342 86 0.277
21 0.319 85 0.292
22 0.307 87 0.287
23 0.284 94 0.277
24 0.326 92 0.285
25 0.309 95 0.282
26 0.359 96 0.265
27 0.376 94 0.265
28 0.416 96 0.265
29 0.437 91 0.268
30 0.548 90 0.260Data Source :
Hildreth, C. and J. Lu (1960) Demand relations with autocorrelated disturbances, Technical Bulletin No 2765, Michigan State University.
Keterangan - Konsumsi : Konsumsi ice cream rata-rata tiap orang (liter) - Income : Rata-rata penghasilan keluarga per minggu (US $) - Harga : Harga ice cream (US $)
3 Source Code
3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
> reg <- lm(Konsumsi ~ Harga + Income, data = Ice_cream)
> summary(reg)
Call:
lm(formula = Konsumsi ~ Harga + Income, data = Ice_cream)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-0.10951 -0.03865 -0.01045 0.03665 0.15635
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) 0.9002400 0.4550344 1.978 0.0582 .
Harga -2.0300382 1.4738940 -1.377 0.1797
Income 0.0002135 0.0019687 0.108 0.9144
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Residual standard error: 0.06583 on 27 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.0678, Adjusted R-squared: -0.001257
F-statistic: 0.9818 on 2 and 27 DF, p-value: 0.3876Untuk melakukan analisis regresi pada RStudio, dapat dilakukan dengan bantuan fungsi
lm()dengan memasukkan parameter berupa variabel respon yaitu Konsumsi dan variabel prediktor yaitu Harga dan Income serta data yang akan dianalisis yaitu Data Ice_cream.
Sementara untuk menampilkan hasil analisis regresi dapat menggunakan fungsisummary()dengan parameter variabel reg pada fungsi sebelumnya.
3.2 Pemeriksaan Plot Sisaan
> plot(reg, which = c(1,2,3,4,5))Untuk menampilkan kelima plot sisaan pada RStudio, dapat dilakukan dengan bantuan fungsi
plot()yang diikuti dengan parameter variabel reg dan nomor plot yang mengindikasikan jenis plot yang ingin ditamplikan.
3.3 Uji Asumsi
3.3.1 Asumsi Normalitas
> sisa <- residuals(reg)
> library(tseries)
> jarque.bera.test(sisa)
Jarque Bera Test
data: sisa
X-squared = 0.92081, df = 2, p-value = 0.631
> shapiro.test(sisa)
Shapiro-Wilk normality test
data: sisa
W = 0.97765, p-value = 0.7601Uji asumsi normalitas membutuhkan informasi sisaan (residual) dari model regresi. Untuk menampilkan hasil sisaan model pada RStudio, dapat dilakukan dengan memanfaatkan fungsi
residuals()disertai parameter berupa variabel reg. Untuk dapat melakukan uji normalitas pada RStudio, diperlukan packagestseriesagar dapat mengakses beberapa perintah didalamnya.
Uji Jarque Berra dapat dibantu dengan perintahjarque.berra.test()dan uji Saphiro Wilk dapat dibantu dengan perintahsaphiro.test()disertai parameter variabel pada fungsi residual.
3.3.2 Asumsi Homoskedastisitas
> library(lmtest)
> bptest(reg)
studentized Breusch-Pagan test
data: reg
BP = 4.5797, df = 2, p-value = 0.1013Untuk dapat melakukan uji homoskedastisitas pada RStudio, diperlukan packages
tseriesagar dapat mengakses beberapa perintah didalamnya.
Uji Breusch Pagan dapat dibantu dengan perintahbptest()disertai parameter variabel reg.
3.3.3 Asumsi Non-Autokorelasi
> dwtest(reg)
Durbin-Watson test
data: reg
DW = 0.42351, p-value = 1.919e-09
alternative hypothesis: true autocorrelation is greater than 0Uji Durbin Watson dapat dibantu dengan perintah
dwtest()disertai parameter variabel reg.
3.3.4 Asumsi Non-Multikolinearitas
> library(car)
> vif(reg)
Harga Income
1.011687 1.011687 Untuk dapat melakukan ujI non-multikolinearitas pada RStudio, diperlukan packages
caragar dapat mengakses beberapa perintah didalamnya.
Untuk melihat nilai VIF dapat dibantu dengan perintahVIF()disertai parameter variabel reg.
4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
4.1.1 Uji Parsial
\[
H0 : \beta_{i}=0, \space i=1,2,3
\] \[
H1 : \beta_{i} \neq 0
\] Berdasarkan output
p-value Harga > \(\alpha\)
p-value Income > \(\alpha\)
Sehingga Terima H0 untuk kedua variabel, yang dapat disimpulkan bahwa dengan kepercayaan 95% dapat dibuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Harga Es Krim maupun Income terhadap Konsumsi Es Krim.
4.1.2 Uji Serempak
\[
H0 : \beta_{1}=\beta_{2}=\beta_{3}=0
\] \[
H1 : paling \space tidak \space terdapat \space salah \space satu \space \beta_{i} \neq 0
\] Berdasarkan output
p-value > \(\alpha\)
Sehingga Terima H0 untuk kedua variabel, yang dapat disimpulkan bahwa dengan kepercayaan 95% dapat dibuktikan bahwa secara serempak tidak terdapat pengaruh signifikan antara Harga Es Krim maupun Income terhadap Konsumsi Es Krim.
4.2 Pemeriksaan Plot Sisaan
Berdasarkan plot hasil output, dapat dijelaskan :
Plot 1 Residuals vs Fitted
Garis merah tampak tidak membentuk garis horizontal, sehingga dapat diartikan bahwa model kurang tepat.Plot 2 Q-Q plot
Titik-titik data nampak berada tidak jauh dari garis horizontal, sehingga menunjukkan tidak ada outlier dan normalitas terpenuhi.Plot 3 Scale-Location
Garis merah yang terbentuk cenderung membentuk kurva, sehingga dicurigai terdapat ketidaksamaan ragam (heteroskedastisitas)Plot 4 Jarak Cook vs Urutan
Tampak bahwa pengamatan ke-9 dan ke-30 memiliki nilai yang cenderung lebih besar dibandingkan rata-rata pengamatan lainnya.Plot 5 Leverage vs Sisaan
Tampak bahwa data pengamatan ke-30 hampir mendekati area warning yang menunjukkan bahwa data ke-30 hampir mendekati kemungkinan amatan yang berpengaruh.
4.3 Uji Asumsi
4.3.1 Asumsi Normalitas
\[ H0 : Galat \space menyebar \space normal \] \[ H1 : Galat \space tidak \space menyebar \space normal \]
Berdasarkan output,
p-value Jarque Berra > \(\alpha\)
p-value Saphiro Test > \(\alpha\)
Sehingga Terima H0 yang berarti, dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa sisaan mengindikasikan bahwa galat berdistribusi normal.
4.3.2 Asumsi Homoskedastisitas
\[ H0 : \delta_{i}=0, \space i=2,3 \] \[ H1 : paling \space tidak \space terdapat \space satu \space \delta_{i} \neq 0 \]
Berdasarkan output diatas
p-value Breusch Pagan > \(\alpha\)
Sehingga Terima H0 yang berarti, dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas, dan asumsi homoskedastisitas terpenuhi.
4.3.3 Asumsi Non-Autokorelasi
\[ H0 : asumsi \space non \space autokorelasi \space terpenuhi \] \[ H1 : terdapat \space masalah \space autokorelasi \]
Berdasarkan output diatas
p-value Durbin Watson < \(\alpha\)
Sehingga Tolak H0 yang berarti, dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi, namun karena data Es Krim yang digunakan ini berupa data panel dan tidak memperhatikan urutan waktu didalamnya, maka pelanggaran asumsi ini dapat diabaikan.
4.3.4 Asumsi Non-Multikolinearitas
Berdasarkan output diatas
VIF Harga < 10
VIF Income < 10
Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada indikasi multikolinearitas untuk kedua variabel.
4.4 Model Analisis Regresi Berganda
\[ Konsumsi = -2.03Harga+0.0002Income \]
Yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 US$ Harga Es Krim, akan menurunkan Konsumsi Es Krim sebesar 2.03 liter. Sedangkan setiap kenaikan 1 US$ Income (Pendapatan) akan menaikkan konsumsi Es Krim sebesar 0.0002 liter.
5 Daftar Pustaka
Hildreth, C. and J. Lu (1960) Demand relations with autocorrelated disturbances, Technical Bulletin No 2765, Michigan State University.
Fatlahah, A. (2015). Pengaruh Kualitas produk dan Citra merek terhadap keputusan pembelian es krim wall’s magnum. Diamond, 1, 3.