Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suhartono, M.Kom
Lembaga : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas : Sains dan Teknologi
Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor. Dalam bahasa inggris, istilah ini disebut dengan multiple linear regression.
library(readxl)
datasembuhjanuari <- read_excel(path = "DataSembuhJanuari2021.xlsx")
datasembuhjanuari
summary(datasembuhjanuari)
Tanggal Sembuh
Min. :2021-01-01 00:00:00 Min. :166512
1st Qu.:2021-01-08 06:00:00 1st Qu.:180075
Median :2021-01-15 12:00:00 Median :197030
Mean :2021-01-15 12:00:00 Mean :199683
3rd Qu.:2021-01-22 18:00:00 3rd Qu.:218395
Max. :2021-01-30 00:00:00 Max. :238395
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline
Min. :-32.00
1st Qu.:-27.75
Median :-25.00
Mean :-24.33
3rd Qu.:-20.25
Max. :-15.00
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline
Min. :-20.000
1st Qu.:-15.000
Median :-10.500
Mean : -8.733
3rd Qu.: -2.000
Max. : 5.000
parks_percent_change_from_baseline transit_stations_percent_change_from_baseline
Min. :-36.00 Min. :-46.00
1st Qu.:-30.00 1st Qu.:-43.00
Median :-24.50 Median :-40.00
Mean :-20.37 Mean :-37.43
3rd Qu.:-14.50 3rd Qu.:-33.00
Max. : 18.00 Max. :-22.00
workplaces_percent_change_from_baseline residential_percent_change_from_baseline
Min. :-66.00 Min. : 7.00
1st Qu.:-32.00 1st Qu.:10.00
Median :-28.50 Median :11.00
Mean :-27.80 Mean :10.97
3rd Qu.:-23.25 3rd Qu.:12.00
Max. : -8.00 Max. :19.00
pairs(datasembuhjanuari)
pairs(datasembuhjanuari, lower.panel = NULL)
plot(datasembuhjanuari$Sembuh ~ datasembuhjanuari$retail_and_recreation_percent_change_from_baseline, data = datasembuhjanuari)
plot(datasembuhjanuari$Sembuh ~ datasembuhjanuari$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline+datasembuhjanuari$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline+datasembuhjanuari$
parks_percent_change_from_baseline+datasembuhjanuari$
transit_stations_percent_change_from_baseline+datasembuhjanuari$
workplaces_percent_change_from_baseline+datasembuhjanuari$
residential_percent_change_from_baseline, data = datasembuhjanuari)
Korelasi merupakan keterhubungan antar variabel. Untuk mengukur seberapa jauh hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain kita dapat menggunakan fungsi cor().
cor(datasembuhjanuari$Sembuh,datasembuhjanuari$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline)
[1] -0.6456813
cor(datasembuhjanuari$Sembuh,datasembuhjanuari$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline)
[1] -0.6678582
cor(datasembuhjanuari$Sembuh,datasembuhjanuari$
parks_percent_change_from_baseline)
[1] -0.7777317
cor(datasembuhjanuari$Sembuh,datasembuhjanuari$
transit_stations_percent_change_from_baseline)
[1] -0.6475126
cor(datasembuhjanuari$Sembuh,datasembuhjanuari$
workplaces_percent_change_from_baseline)
[1] -0.03775912
cor(datasembuhjanuari$Sembuh,datasembuhjanuari$
residential_percent_change_from_baseline)
[1] -0.2938909
Dari hasil seluruh output di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat keterhubungan antara variabel y dengan x1, x2, x3, x4, x5, x6 tidak memiliki hubungan sama sekali karena nilai yang dihasilkan berjumlah kurang dari 0.
Berikut adalah cara melakukan permodelan Regresi Linier Berganda.
model <- lm(datasembuhjanuari$Sembuh ~ datasembuhjanuari$Tanggal, data = datasembuhjanuari)
Selanjutnya dengan model yang telah dibuat di atas, kita akan menggunakan fungsi summary() untuk menjelaskan atau mereview hasil dari model tersebut. Dan dengan ringkasan summary(model) kita dapat melihat informasi terperinci tentang kinerja dan koefisian model.
summary(model)
Call:
lm(formula = datasembuhjanuari$Sembuh ~ datasembuhjanuari$Tanggal,
data = datasembuhjanuari)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-2809.2 -1332.5 -25.5 1192.7 3423.0
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) -4.685e+07 6.897e+05 -67.93 <2e-16 ***
datasembuhjanuari$Tanggal 2.921e-02 4.282e-04 68.22 <2e-16 ***
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Residual standard error: 1754 on 28 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.994, Adjusted R-squared: 0.9938
F-statistic: 4654 on 1 and 28 DF, p-value: < 2.2e-16
Di atas merupakan rincian dari model yang telah dibuat.
setelah menjalankan fungsi summary() maka akan didapat 5 nilai residual. Residual adalah perbedaan antara nilai nyata dan nilai prediksi. Yang mana semakin kecil nilai residual maka semakin baik atau benar model yang kita buat. Berikut nilai-nilai residual yang dihasilkan:
Dari nilai-nilai tersebut dapat kita lihat bahwa dalam konteks ini berupa nilai minimum, maximum, median, quartil 1 dan quartil 3. Dapat kita simpulkan bahwa model yang telah kita buat belum bisa dikatakan baik atau benar karena nilai-nilai yang dihasilkan tidak mendekati nol.
Di bawah nilai residual terdapat koefisien, yang mana dalam koefisien tersebut terdapat nilai intersep, dan tanggal. Selain itu juga terdapat nilai-p dari koefisien
Selanjutnya terdapat dua R2 yaitu:
Multiple R-squared: 0.994. hal ini menunjukkan bahwa 0.00994% variasi variabel respon, y, dapat dijelaskan oleh variabel prediktor x. Multiple R-squared tidak dapat berkurang saat kita menambahkan lebih banyak variabel independen ke model yang kita buat.
Adjusted R-squared: 0.9938 Adjusted R-squared lebih baik ada penambahan variabel. Jadi jika kita menambahkan lebih dari satu variabel ke model, itu hanya meningkat jika itu mengurangi kesalahan prediksi secara keseluruhan.
ANOVA (analysis of variance) adalah pengujian yang dilakukan dengan membandingkan varians. Dengan membandingkan varians tersebut, dapat diketahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dari tiga atau lebih kelompok. Asumsi normalitas pada ANOVA adalah pada residual yaitu selisih antara Y Prediksi dengan Y Aktual. Tepatnya residual dapat dihitung sebagai berikut: Y Aktual – Y Prediksi. Dimana Y Aktual adalah Y sesungguhnya atau kenyataan. Sedangkan Y prediksi adalah Y hasil persamaan ANOVA.
anova(model)
Analysis of Variance Table
Response: datasembuhjanuari$Sembuh
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
datasembuhjanuari$Tanggal 1 1.4315e+10 1.4315e+10 4653.8 < 2.2e-16 ***
Residuals 28 8.6127e+07 3.0760e+06
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
plot(datasembuhjanuari$Sembuh ~ datasembuhjanuari$
Tanggal,
data = datasembuhjanuari, col = "red", pch = 20, cex = 1.5,
main = "Data Covid SEMBUH di DKI Jakarta dan Google Mobility Index")
abline(model)
Dari Plot di atas perlu kita ketahui bahwa titik-titik Merah yang ada pada grafik tersebut adalah data real dan garis hitam di dalam kotak adalah data prediksi.
plot(cooks.distance(model), pch = 16, col = "red")
plot(model)
AIC dan BIC banyak digunakan dalam kriteria pemilihan model. AIC berarti Kriteria Informasi Akaike dan BIC berarti Kriteria Informasi Bayesian. Meskipun kedua istilah ini membahas pemilihan model, keduanya tidak sama. Seseorang dapat menemukan perbedaan antara dua pendekatan pemilihan model.
AIC(model)
[1] 537.2406
BIC(model)
[1] 541.4441
head(predict(model), n = 15)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
163089.0 165612.7 168136.5 170660.2 173184.0 175707.7 178231.5 180755.2 183278.9
10 11 12 13 14 15
185802.7 188326.4 190850.2 193373.9 195897.7 198421.4
plot(head(predict(model), n = 20))
head(resid(model), n = 11)
1 2 3 4 5 6 7
3423.0258 3168.2792 2373.5326 2375.7860 947.0394 -266.7072 -1349.4538
8 9 10 11
-1193.2004 -1665.9471 -1226.6937 -1240.4403
coef(model)
(Intercept) datasembuhjanuari$Tanggal
-4.684926e+07 2.921003e-02
Tabel di bawah merupakan semua proses yang telah dilakukan, sehingga terbuat tabel yang ada nilai residuals dan nilai protected.
datasembuhjanuari$residuals <- model$residuals
datasembuhjanuari$predicted <- model$fitted.values
datasembuhjanuari
scatter.smooth(x=datasembuhjanuari$Tanggal, y=datasembuhjanuari$Sembuh,
main="Tanggal ~ SEMBUH")
boxplot(datasembuhjanuari$Sembuh, main="SEMBUH",
boxplot.stats(datasembuhjanuari$Sembuh)$out)
plot(density(datasembuhjanuari$Sembuh), main="Google Mobility Index : SEMBUH",
ylab="Frequency")
coefs <- coef(model)
plot(Sembuh ~ Tanggal, data = datasembuhjanuari)
abline(coefs)
text(x = 12, y = 10, paste('expression = ', round(coefs[1], 2), '+',
round(coefs[2], 2), '*SEMBUH'))
Adanya korelasi antar variabel dapat dilakukan melalui visualisasi menggunakan scatterplot dan perhitungan matematis menggunakan metode Pearson untuk metode parametrik dan metode rangking Spearman dan Kendall untuk metode non-parametrik. Pada R uji korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi cor.test(). Format fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Korelasi Varible Y dengan X1
cor.test(datasembuhjanuari$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline,
datasembuhjanuari$Sembuh)
b. Uji Korelasi Varible Y dengan X2
cor.test(datasembuhjanuari$grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline,
datasembuhjanuari$Sembuh)
Pearson's product-moment correlation
data: datasembuhjanuari$grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline and datasembuhjanuari$Sembuh
t = -4.7481, df = 28, p-value = 5.521e-05
alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-0.8287282 -0.4050467
sample estimates:
cor
-0.6678582
c. Uji Korelasi Varible Y dengan X3
cor.test(datasembuhjanuari$
parks_percent_change_from_baseline,
datasembuhjanuari$Sembuh)
Pearson's product-moment correlation
data: datasembuhjanuari$parks_percent_change_from_baseline and datasembuhjanuari$Sembuh
t = -6.5469, df = 28, p-value = 4.256e-07
alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-0.8889293 -0.5799643
sample estimates:
cor
-0.7777317
d. Uji Korelasi Varible Y dengan X4
cor.test(datasembuhjanuari$
transit_stations_percent_change_from_baseline,
datasembuhjanuari$Sembuh)
Pearson's product-moment correlation
data: datasembuhjanuari$transit_stations_percent_change_from_baseline and datasembuhjanuari$Sembuh
t = -4.4962, df = 28, p-value = 0.0001098
alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-0.8171565 -0.3746387
sample estimates:
cor
-0.6475126
e. Uji Korelasi Varible Y dengan X5
cor.test(datasembuhjanuari$
workplaces_percent_change_from_baseline,
datasembuhjanuari$Sembuh)
Pearson's product-moment correlation
data: datasembuhjanuari$workplaces_percent_change_from_baseline and datasembuhjanuari$Sembuh
t = -0.19995, df = 28, p-value = 0.843
alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-0.3926865 0.3269579
sample estimates:
cor
-0.03775912
d. Uji Korelasi Varible Y dengan X6
cor.test(datasembuhjanuari$
residential_percent_change_from_baseline,
datasembuhjanuari$Sembuh)
Pearson's product-moment correlation
data: datasembuhjanuari$residential_percent_change_from_baseline and datasembuhjanuari$Sembuh
t = -1.627, df = 28, p-value = 0.1149
alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-0.59152912 0.07423869
sample estimates:
cor
-0.2938909
Berdasarkan seluruh output yang dihasilkan, metode Pearson menghasilkan output berupa nilai t uji, derajat kebebasan, nilai p-value, rentang estimasi nilai korelasi berdasarkan tingkat kepercayaan, dan estimasi nilai korelasi.