Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor. Dalam bahasa inggris, istilah ini disebut dengan multiple linear regression.
library(readxl)
datapositifjanuari <- read_excel(path = "DataPosisitifJanuari2021.xlsx")
datapositifjanuari
summary(datapositifjanuari)
## Tanggal POSITIF
## Min. :2021-01-01 00:00:00 Min. :185691
## 1st Qu.:2021-01-08 06:00:00 1st Qu.:201346
## Median :2021-01-15 12:00:00 Median :222202
## Mean :2021-01-15 12:00:00 Mean :223398
## 3rd Qu.:2021-01-22 18:00:00 3rd Qu.:245482
## Max. :2021-01-30 00:00:00 Max. :266244
## retail_and_recreation_percent_change_from_baseline
## Min. :-32.00
## 1st Qu.:-27.75
## Median :-25.00
## Mean :-24.33
## 3rd Qu.:-20.25
## Max. :-15.00
## grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline
## Min. :-20.000
## 1st Qu.:-15.000
## Median :-10.500
## Mean : -8.733
## 3rd Qu.: -2.000
## Max. : 5.000
## parks_percent_change_from_baseline
## Min. :-36.00
## 1st Qu.:-30.00
## Median :-24.50
## Mean :-20.37
## 3rd Qu.:-14.50
## Max. : 18.00
## transit_stations_percent_change_from_baseline
## Min. :-46.00
## 1st Qu.:-43.00
## Median :-40.00
## Mean :-37.43
## 3rd Qu.:-33.00
## Max. :-22.00
## workplaces_percent_change_from_baseline
## Min. :-66.00
## 1st Qu.:-32.00
## Median :-28.50
## Mean :-27.80
## 3rd Qu.:-23.25
## Max. : -8.00
## residential_percent_change_from_baseline
## Min. : 7.00
## 1st Qu.:10.00
## Median :11.00
## Mean :10.97
## 3rd Qu.:12.00
## Max. :19.00
pairs(datapositifjanuari)
pairs(datapositifjanuari, lower.panel = NULL)
plot(datapositifjanuari$POSITIF ~ datapositifjanuari$retail_and_recreation_percent_change_from_baseline, data = datapositifjanuari)
plot(datapositifjanuari$POSITIF ~ datapositifjanuari$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline+datapositifjanuari$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline+datapositifjanuari$
parks_percent_change_from_baseline+datapositifjanuari$
transit_stations_percent_change_from_baseline+datapositifjanuari$
workplaces_percent_change_from_baseline+datapositifjanuari$
residential_percent_change_from_baseline, data = datapositifjanuari)
## 1.6. Membuat Korelasi Antar Variable Korelasi merupakan keterhubungan antar variabel. Untuk mengukur seberapa jauh hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain kita dapat menggunakan fungsi cor().
cor(datapositifjanuari$POSITIF,datapositifjanuari$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.6655752
cor(datapositifjanuari$POSITIF,datapositifjanuari$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.6892232
cor(datapositifjanuari$POSITIF,datapositifjanuari$
parks_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.7917715
cor(datapositifjanuari$POSITIF,datapositifjanuari$
transit_stations_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.6689969
cor(datapositifjanuari$POSITIF,datapositifjanuari$
workplaces_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.03891989
cor(datapositifjanuari$POSITIF,datapositifjanuari$
residential_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.2973276
Dari hasil seluruh output di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat keterhubungan antara variabel y dengan x1, x2, x3, x4, dan x5 memiliki hubungan karena nilai yang dihasilkan berjumlah lebih dari 0.3. Sedangkan untuk tingkat keterhubungan antara variabel y dan x6 tidak sangat terhubung karena nilai yang dihasilkan berjumlah kurang dari 0.
Berikut adalah cara melakukan permodelan Regresi Linier Berganda.
model <- lm(datapositifjanuari$POSITIF ~ datapositifjanuari$Tanggal, data = datapositifjanuari)
Selanjutnya dengan model yang telah dibuat di atas, kita akan menggunakan fungsi summary() untuk menjelaskan atau mereview hasil dari model tersebut. Dan dengan ringkasan summary(model) kita dapat melihat informasi terperinci tentang kinerja dan koefisian model.
summary(model)
##
## Call:
## lm(formula = datapositifjanuari$POSITIF ~ datapositifjanuari$Tanggal,
## data = datapositifjanuari)
##
## Residuals:
## Min 1Q Median 3Q Max
## -2063.0 -1189.2 -268.3 925.0 4064.1
##
## Coefficients:
## Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
## (Intercept) -5.348e+07 5.969e+05 -89.59 <2e-16 ***
## datapositifjanuari$Tanggal 3.334e-02 3.706e-04 89.97 <2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## Residual standard error: 1518 on 28 degrees of freedom
## Multiple R-squared: 0.9966, Adjusted R-squared: 0.9964
## F-statistic: 8094 on 1 and 28 DF, p-value: < 2.2e-16
Di atas merupakan rincian dari model yang telah dibuat.
setelah menjalankan fungsi summary() maka akan didapat 5 nilai residual. Residual adalah perbedaan antara nilai nyata dan nilai prediksi. Yang mana semakin kecil nilai residual maka semakin baik atau benar model yang kita buat. Berikut nilai-nilai residual yang dihasilkan:
Nilai Minimum = -402.49 Nilai Maximum = 419.19 Nilai Median = -11.94 Nilai Quartil 1 = -109.29 Nilai Quartil 3 = 143.93
Dari nilai-nilai tersebut dapat kita lihat bahwa dalam konteks ini berupa nilai minimum, maximum, median, quartil 1 dan quartil 3. Dapat kita simpulkan bahwa model yang telah kita buat belum bisa dikatakan baik atau benar karena nilai-nilai yang dihasilkan tidak mendekati nol.
Di bawah nilai residual terdapat koefisien, yang mana dalam koefisien tersebut terdapat nilai intersep, dan tanggal. Selain itu juga terdapat nilai-p dari koefisien
Selanjutnya terdapat dua R2 yaitu:
Multiple R-squared: 0.9997. hal ini menunjukkan bahwa 0.009997% variasi variabel respon, y, dapat dijelaskan oleh variabel prediktor x. Multiple R-squared tidak dapat berkurang saat kita menambahkan lebih banyak variabel independen ke model yang kita buat.
Adjusted R-squared: 0.9997 Adjusted R-squared lebih baik ada penambahan variabel. Jadi jika kita menambahkan lebih dari satu variabel ke model, itu hanya meningkat jika itu mengurangi kesalahan prediksi secara keseluruhan.
ANOVA (analysis of variance) adalah pengujian yang dilakukan dengan membandingkan varians. Dengan membandingkan varians tersebut, dapat diketahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dari tiga atau lebih kelompok. Asumsi normalitas pada ANOVA adalah pada residual yaitu selisih antara Y Prediksi dengan Y Aktual. Tepatnya residual dapat dihitung sebagai berikut: Y Aktual – Y Prediksi. Dimana Y Aktual adalah Y sesungguhnya atau kenyataan. Sedangkan Y prediksi adalah Y hasil persamaan ANOVA.
anova(model)
plot(datapositifjanuari$POSITIF ~ datapositifjanuari$
Tanggal,
data = datapositifjanuari, col = "dodgerblue", pch = 20, cex = 1.5,
main = "Data Covid POSITIF di DKI Jakarta dan Google Mobility Index")
abline(model)
Dari Plot di atas perlu kita ketahui bahwa titik-titik hijau yang ada pada grafik tersebut adalah data real dan garis hitam di dalam kotak adalah data prediksi.
plot(cooks.distance(model), pch = 16, col = "dodgerblue")
plot(model)
AIC dan BIC banyak digunakan dalam kriteria pemilihan model. AIC berarti Kriteria Informasi Akaike dan BIC berarti Kriteria Informasi Bayesian. Meskipun kedua istilah ini membahas pemilihan model, keduanya tidak sama. Seseorang dapat menemukan perbedaan antara dua pendekatan pemilihan model.
AIC(model)
## [1] 528.5752
BIC(model)
## [1] 532.7788
head(predict(model), n = 15)
## 1 2 3 4 5 6 7 8
## 181626.9 184507.7 187388.4 190269.1 193149.9 196030.6 198911.3 201792.1
## 9 10 11 12 13 14 15
## 204672.8 207553.5 210434.2 213315.0 216195.7 219076.4 221957.2
plot(head(predict(model), n = 20))
head(resid(model), n = 11)
## 1 2 3 4 5 6 7
## 4064.0667 3078.3356 1854.6046 805.8736 -250.8575 -729.5885 -1212.3195
## 8 9 10 11
## -1134.0506 -1261.7816 -1431.5126 -1851.2437
coef(model)
## (Intercept) datapositifjanuari$Tanggal
## -5.348063e+07 3.334179e-02
Tabel di bawah merupakan semua proses yang telah dilakukan, sehingga terbuat tabel yang ada nilai residuals dan nilai protected.
datapositifjanuari$residuals <- model$residuals
datapositifjanuari$predicted <- model$fitted.values
datapositifjanuari
scatter.smooth(x=datapositifjanuari$Tanggal, y=datapositifjanuari$POSITIF,
main="Tanggal ~ POSITIF")
boxplot(datapositifjanuari$POSITIF, main="POSITIF",
boxplot.stats(datapositifjanuari$POSITIF)$out)
plot(density(datapositifjanuari$POSITIF), main="Google Mobility Index: POSITIF",
ylab="Frequency")
coefs <- coef(model)
plot(POSITIF ~ Tanggal, data = datapositifjanuari)
abline(coefs)
text(x = 12, y = 10, paste('expression = ', round(coefs[1], 2), '+',
round(coefs[2], 2), '*POSITIF'))
Adanya korelasi antar variabel dapat dilakukan melalui visualisasi menggunakan scatterplot dan perhitungan matematis menggunakan metode Pearson untuk metode parametrik dan metode rangking Spearman dan Kendall untuk metode non-parametrik. Pada R uji korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi cor.test(). Format fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Korelasi Varible Y dengan X1
cor.test(datapositifjanuari$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline,
datapositifjanuari$POSITIF)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datapositifjanuari$retail_and_recreation_percent_change_from_baseline and datapositifjanuari$POSITIF
## t = -4.7189, df = 28, p-value = 5.98e-05
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.8274365 -0.4016054
## sample estimates:
## cor
## -0.6655752
b. Uji Korelasi Varible Y dengan X2
cor.test(datapositifjanuari$grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline,
datapositifjanuari$POSITIF)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datapositifjanuari$grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline and datapositifjanuari$POSITIF
## t = -5.0335, df = 28, p-value = 2.531e-05
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.8407334 -0.4376168
## sample estimates:
## cor
## -0.6892232
c. Uji Korelasi Varible Y dengan X3
cor.test(datapositifjanuari$
parks_percent_change_from_baseline,
datapositifjanuari$POSITIF)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datapositifjanuari$parks_percent_change_from_baseline and datapositifjanuari$POSITIF
## t = -6.8591, df = 28, p-value = 1.876e-07
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.8963547 -0.6037116
## sample estimates:
## cor
## -0.7917715
d. Uji Korelasi Varible Y dengan X4
cor.test(datapositifjanuari$
transit_stations_percent_change_from_baseline,
datapositifjanuari$POSITIF)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datapositifjanuari$transit_stations_percent_change_from_baseline and datapositifjanuari$POSITIF
## t = -4.7628, df = 28, p-value = 5.305e-05
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.8293718 -0.4067660
## sample estimates:
## cor
## -0.6689969
e. Uji Korelasi Varible Y dengan X5
cor.test(datapositifjanuari$
workplaces_percent_change_from_baseline,
datapositifjanuari$POSITIF)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datapositifjanuari$workplaces_percent_change_from_baseline and datapositifjanuari$POSITIF
## t = -0.2061, df = 28, p-value = 0.8382
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.3936692 0.3259193
## sample estimates:
## cor
## -0.03891989
d. Uji Korelasi Varible Y dengan X6
cor.test(datapositifjanuari$
residential_percent_change_from_baseline,
datapositifjanuari$POSITIF)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datapositifjanuari$residential_percent_change_from_baseline and datapositifjanuari$POSITIF
## t = -1.6478, df = 28, p-value = 0.1106
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.59397176 0.07049266
## sample estimates:
## cor
## -0.2973276
Berdasarkan seluruh output yang dihasilkan, metode Pearson menghasilkan output berupa nilai t uji, derajat kebebasan, nilai p-value, rentang estimasi nilai korelasi berdasarkan tingkat kepercayaan, dan estimasi nilai korelasi.