Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suhartono, M.Kom
Mata Kuliah : Linier Algebra
Prodi : Teknik Informatika
Lembaga : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor. Dalam bahasa inggris, istilah ini disebut dengan multiple linear regression.
Disini data diambil dari Excel. Excel adalah salah satu jenis file eksternal yang sering digunakan untuk menyimpan data. Kita dapat menggunakan package {readxl} dengan fungsi read_excel() untuk import data dari file Excel. Argumen path = adalah lokasi dan nama file Excel yang akan kita gunakan.
library(readxl)
## Warning: package 'readxl' was built under R version 4.1.2
datacovidmobility <- read_excel(path = "DataCovid19 DKI Jakarta (3) (1).xlsx")
datacovidmobility
summary() atau ringkasan data digunakan untuk mencari nilai statistik lima serangkai (minimum, Q1, Q2 atau median, Q3, maksimum).
summary(datacovidmobility)
## Tanggal
## Min. :2022-01-01 00:00:00
## 1st Qu.:2022-01-08 12:00:00
## Median :2022-01-16 00:00:00
## Mean :2022-01-16 00:00:00
## 3rd Qu.:2022-01-23 12:00:00
## Max. :2022-01-31 00:00:00
## retail_and_recreation_percent_change_from_baseline
## Min. : 1.000
## 1st Qu.: 6.000
## Median : 7.000
## Mean : 7.452
## 3rd Qu.: 9.000
## Max. :14.000
## grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline
## Min. :20.00
## 1st Qu.:25.00
## Median :26.00
## Mean :27.55
## 3rd Qu.:29.50
## Max. :36.00
## parks_percent_change_from_baseline
## Min. :-1.00
## 1st Qu.: 5.50
## Median : 9.00
## Mean :10.94
## 3rd Qu.:14.00
## Max. :46.00
## transit_stations_percent_change_from_baseline
## Min. :-17.00
## 1st Qu.:-15.00
## Median :-14.00
## Mean :-12.65
## 3rd Qu.:-10.00
## Max. : -4.00
## workplaces_percent_change_from_baseline
## Min. :-49.000
## 1st Qu.: -4.000
## Median : 0.000
## Mean : -1.677
## 3rd Qu.: 3.000
## Max. : 8.000
## residential_percent_change_from_baseline POSITIF Dirawat
## Min. :3.000 Min. :865415 Min. : 116
## 1st Qu.:4.500 1st Qu.:867106 1st Qu.: 278
## Median :5.000 Median :870929 Median : 781
## Mean :5.258 Mean :876297 Mean :1635
## 3rd Qu.:6.000 3rd Qu.:880304 3rd Qu.:2126
## Max. :7.000 Max. :913355 Max. :6809
## Sembuh Meninggal SelfIsolation
## Min. :851280 Min. :13588 Min. : 342
## 1st Qu.:851783 1st Qu.:13589 1st Qu.: 1456
## Median :853522 Median :13591 Median : 3035
## Mean :855268 Mean :13598 Mean : 5749
## 3rd Qu.:856934 3rd Qu.:13597 3rd Qu.: 7646
## Max. :867519 Max. :13666 Max. :25361
Untuk membuat matriks scatterplot kita hanya perlu memasukkan objek datacovidmobility kedalam fungsi pairs(). Berikut adalah sintaks yang digunakan dan output yang dihasilkan.
pairs(datacovidmobility)
Kita juga dapat melakukan drop terhadap panel bawah grafik tersebut, yaitu dengan memasukkan argumen lower.panel=NULL.
pairs(datacovidmobility, lower.panel=NULL)
Fungsi plot() merupakan fungsi umum yang digunakan untuk membuat plot pada R.
plot(datacovidmobility$SelfIsolation ~ datacovidmobility$Tanggal, data = datacovidmobility)
Memvisualisasikan Data dengan Self Isolation sebagai variabel Y dan Google Mobility Index sebagai variabel X
plot(datacovidmobility$SelfIsolation ~ datacovidmobility$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline+datacovidmobility$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline+datacovidmobility$
parks_percent_change_from_baseline+datacovidmobility$
transit_stations_percent_change_from_baseline+datacovidmobility$
workplaces_percent_change_from_baseline+datacovidmobility$
residential_percent_change_from_baseline, data = datacovidmobility)
Korelasi merupakan keterhubungan antar variabel. Untuk mengukur seberapa jauh hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain kita dapat menggunakan fungsi cor().
cor(datacovidmobility$SelfIsolation,datacovidmobility$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline)
## [1] 0.2955484
cor(datacovidmobility$SelfIsolation,datacovidmobility$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline)
## [1] 0.1444971
cor(datacovidmobility$SelfIsolation,datacovidmobility$
parks_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.01763091
cor(datacovidmobility$SelfIsolation,datacovidmobility$
transit_stations_percent_change_from_baseline)
## [1] -0.3553029
cor(datacovidmobility$SelfIsolation,datacovidmobility$
workplaces_percent_change_from_baseline)
## [1] 0.3360928
cor(datacovidmobility$SelfIsolation,datacovidmobility$
residential_percent_change_from_baseline)
## [1] 0.4904604
Dari hasil seluruh output di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat keterhubungan antara variabel y dengan x1, x2, x3, x4, dan x5 tidak memiliki hubungan sama sekali karena nilai yang dihasilkan berjumlah kurang dari 0. Sedangkan untuk tingkat keterhubungan antara variabel y dan x6 tidak sangat terhubung karena nilai yang dihasilkan di bawah 0,4.
Berikut cara melakukanpermodelan regresi linier berganda.
model <- lm(datacovidmobility$SelfIsolation ~ datacovidmobility$Tanggal, data = datacovidmobility)
Selanjutnya dengan model yang telah dibuat di atas, kita akan menggunakan fungsi summary() untuk menjelaskan atau mereview hasil dari model tersebut. Dan dengan ringkasan summary(model) kita dapat melihat informasi terperinci tentang kinerja dan koefisian model.
summary(model)
##
## Call:
## lm(formula = datacovidmobility$SelfIsolation ~ datacovidmobility$Tanggal,
## data = datacovidmobility)
##
## Residuals:
## Min 1Q Median 3Q Max
## -3782.7 -2552.3 -612.5 1694.3 10446.8
##
## Coefficients:
## Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
## (Intercept) -1.161e+07 1.311e+06 -8.858 9.58e-10 ***
## datacovidmobility$Tanggal 7.072e-03 7.980e-04 8.863 9.48e-10 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## Residual standard error: 3433 on 29 degrees of freedom
## Multiple R-squared: 0.7303, Adjusted R-squared: 0.721
## F-statistic: 78.55 on 1 and 29 DF, p-value: 9.481e-10
Di atas merupakan rincian dari model yang telah dibuat.
Di posisi paling atas terdapat lm formula adalah datacovidmobilitySelfIsolation datacovidmobilityTanggal, data = datacovidmobility.
Lalu di bawahnya terdapat 5 nilai residual, sebelumnya kita perlu tahu bahwa Residual adalah perbedaan antara nilai nyata dan nilai prediksi. Yang mana semakin kecil nilai residual maka semakin baik atau benar model yang kita buat. Berikut nilai-nilai residual yang dihasilkan:
Nilai minimum = -1121.2
Nilai maximum = 1079.7
Nilai median = -133.1
Nilai quartil 1 = -383.9
Nilai quartil 3 = 417.1
Dari nilai-nilai tersebut dapat kita lihat bahwa dalam konteks ini berupa nilai minimum, maximum, median, quartil 1 dan quartil 3. Dapat kita simpulkan bahwa model yang telah kita buat belum bisa dikatakan baik atau benar karena nilai-nilai yang dihasilkan tidak mendekati nol.
Di bawah nilai residual terdapat koefisien, yang mana dalam koefisien tersebut terdapat nilai intersep, dan tanggal. Selain itu juga terdapat nilai-p dari koefisien
Selanjutnya terdapat dua R2 yaitu :
Multiple R-squared (pelipatan daripada variabel): 0.8739. Hal ini menunjukkan bahwa 0.008739% variasi variabel respon, y, dapat dijelaskan oleh variabel prediktor, x.
Multiple R-squared tidak dapat berkurang saat kita menambahkan lebih banyak variabel independen ke model yang kita buat.
Adjusted R-squared (tidak pelipatan pada variabel): 0.8696.
Adjusted R-squared lebih baik ada penambahan variabel. Jadi jika kita menambahkan lebih dari satu variabel ke model, itu hanya meningkat jika itu mengurangi kesalahan prediksi secara keseluruhan.
ANOVA (analysis of variance) adalah pengujian yang dilakukan dengan membandingkan varians. Dengan membandingkan varians tersebut, dapat diketahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dari tiga atau lebih kelompok. Asumsi normalitas pada ANOVA adalah pada residual yaitu selisih antara Y Prediksi dengan Y Aktual. Tepatnya residual dapat dihitung sebagai berikut: Y Aktual – Y Prediksi. Dimana Y Aktual adalah Y sesungguhnya atau kenyataan. Sedangkan Y prediksi adalah Y hasil persamaan ANOVA.
anova(model)
plot(datacovidmobility$SelfIsolation ~ datacovidmobility$
Tanggal,
data = datacovidmobility, col = "green", pch = 20, cex = 1.5,
main = "Data Covid Self Isolation di DKI Jakarta dan Google Mobility Index")
abline(model) #Add a regression line
Dari Plot di atas perlu kita ketahui bahwa titik-titik hijau yang ada pada grafik tersebut adalah data real dan garis hitam di dalam kotak adalah data prediksi.
plot(cooks.distance(model), pch = 16, col = "green") #Plot the Cooks Distances.
plot(model)
AIC dan BIC banyak digunakan dalam kriteria pemilihan model. AIC berarti Kriteria Informasi Akaike dan BIC berarti Kriteria Informasi Bayesian. Meskipun kedua istilah ini membahas pemilihan model, keduanya tidak sama. Seseorang dapat menemukan perbedaan antara dua pendekatan pemilihan model.
AIC(model)
## [1] 596.6685
BIC(model)
## [1] 600.9705
head(predict(model), n = 11)
## 1 2 3 4 5 6 7
## -3416.8629 -2805.8290 -2194.7952 -1583.7613 -972.7274 -361.6935 249.3403
## 8 9 10 11
## 860.3742 1471.4081 2082.4419 2693.4758
plot(head(predict(model), n = 10))
head(resid(model), n = 11)
## 1 2 3 4 5 6 7 8
## 3758.8629 3233.8290 2748.7952 2210.7613 1759.7274 1317.6935 923.6597 475.6258
## 9 10 11
## 103.5919 -275.4419 -612.4758
coef(model)
## (Intercept) datacovidmobility$Tanggal
## -1.160878e+07 7.072151e-03
Membuat Tabel Untuk Menambah Data Residuals dan Data Predicted Tabel di bawah merupakan semua proses yang telah dilakukan, sehingga terbuat tabel yang ada nilai residuals dan nilai protected.
datacovidmobility$residuals <- model$residuals
datacovidmobility$predicted <- model$fitted.values
datacovidmobility
scatter.smooth(x=datacovidmobility$Tanggal, y=datacovidmobility$SelfIsolation,
main="Tanggal ~ SelfIsolation")
boxplot(datacovidmobility$SelfIsolation, main="SelfIsolation",
boxplot.stats(datacovidmobility$SelfIsolation)$out)
plot(density(datacovidmobility$SelfIsolation), main="Google Mobility Index: Self Isolation",
ylab="Frequency")
coefs <- coef(model)
plot(SelfIsolation ~ Tanggal, data = datacovidmobility)
abline(coefs)
text(x = 12, y = 10, paste('expression = ', round(coefs[1], 2), '+',
round(coefs[2], 2), '*SelfIsolation'))
Adanya korelasi antar variabel dapat dilakukan melalui visualisasi menggunakan scatterplot dan perhitungan matematis menggunakan metode Pearson untuk metode parametrik dan metode rangking Spearman dan Kendall untuk metode non-parametrik. Pada R uji korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi cor.test(). Format fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
cor.test(datacovidmobility$
retail_and_recreation_percent_change_from_baseline,
datacovidmobility$SelfIsolation)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datacovidmobility$retail_and_recreation_percent_change_from_baseline and datacovidmobility$SelfIsolation
## t = 1.666, df = 29, p-value = 0.1065
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.06566892 0.58828096
## sample estimates:
## cor
## 0.2955484
cor.test(datacovidmobility$
grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline,
datacovidmobility$SelfIsolation)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datacovidmobility$grocery_and_pharmacy_percent_change_from_baseline and datacovidmobility$SelfIsolation
## t = 0.78639, df = 29, p-value = 0.438
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.2211670 0.4745402
## sample estimates:
## cor
## 0.1444971
cor.test(datacovidmobility$
parks_percent_change_from_baseline,
datacovidmobility$SelfIsolation)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datacovidmobility$parks_percent_change_from_baseline and datacovidmobility$SelfIsolation
## t = -0.09496, df = 29, p-value = 0.925
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.3696616 0.3388260
## sample estimates:
## cor
## -0.01763091
cor.test(datacovidmobility$
transit_stations_percent_change_from_baseline,
datacovidmobility$SelfIsolation)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datacovidmobility$transit_stations_percent_change_from_baseline and datacovidmobility$SelfIsolation
## t = -2.0469, df = 29, p-value = 0.04982
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.630290652 -0.001101465
## sample estimates:
## cor
## -0.3553029
cor.test(datacovidmobility$
workplaces_percent_change_from_baseline,
datacovidmobility$SelfIsolation)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datacovidmobility$workplaces_percent_change_from_baseline and datacovidmobility$SelfIsolation
## t = 1.9217, df = 29, p-value = 0.06452
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.02071425 0.61695857
## sample estimates:
## cor
## 0.3360928
cor.test(datacovidmobility$
residential_percent_change_from_baseline,
datacovidmobility$SelfIsolation)
##
## Pearson's product-moment correlation
##
## data: datacovidmobility$residential_percent_change_from_baseline and datacovidmobility$SelfIsolation
## t = 3.0308, df = 29, p-value = 0.005092
## alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## 0.1647526 0.7197205
## sample estimates:
## cor
## 0.4904604
Berdasarkan seluruh output yang dihasilkan, metode Pearson menghasilkan output berupa nilai t uji, derajat kebebasan, nilai p-value, rentang estimasi nilai korelasi berdasarkan tingkat kepercayaan, dan estimasi nilai korelasi.