options(knitr.duplicate.label = “allow”)
Email : garryjuliusperman@gmail.com
rpubs : https://rpubs.com/Garr
Jurusan : Statistika Bisnis
Address : ARA Center, Matana University Tower
Jl. CBD Barat Kav, RT.1, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang, Banten 15810.
Pada awal tahun 1960, Charles Bachman diperusahaan General Electric mendesain generasi pertama DBMS yang disebut Integrated Data Store. Dasar untuk model data jaringan dibentuk lalu distandardisasi oleh Conference on Data System Language (CODASYL).
pada akhir tahun 1960-an, IBM mengembangkan Information Manajemen System DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada kerangka kerja yang disebut model data hierarki. Dalam waktu yang sama, hasil kerja sama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika mengembangkan system SABRE. System SABRE memungkinkan user mengakses data yang sama pada jaringan computer
Pada tahun 1970 hingga 1972, Edgar Codd menerbitkan makalah untuk mengusulkan penggunaan model basis data relasional. Idenya itu berhasil mengubah cara orang berpikir mengenai database. Dalam modelnya itu, skema basis data terputus dari penyimpanan informasi fisik. Hal itu menjadi prinsip standar untuk sistem database.
Pada tahun 1974 dan 1977 dibuat dua prototipe sistem basis data relasional utama, yaitu Ingres yang dikembangkan di UBC dan system R yang dibuat di IBM San Jose. Ingres menggunakan bahasa query yang dikenal sebagai QUEL. Query itu berkontribusi pada pembuatan sistem seperti Ingres Corp., MS SQL Server, Sybase, Wang’s PACE, dan Britton-Lee. Sedangkan System R menggunakan bahasa query SEQUEL. Query itu berkontribusi pada pengembangan SQL/DS, DB2, Allbase, Oracle, dan Non-Stop SQL. Dalam dekade ini juga Sistem Manajemen Database Relasional (RDBMS) menjadi istilah yang diakui.
Pada tahun 1976, model basis data baru yang disebut Entity-Relationship (ER) diusulkan oleh P.Chen. Model ini memungkinkan desainer untuk fokus pada aplikasi data, bukan pada struktur tabel logis.
Pada kisaran tahun ini, Structured Query Language (SQL) menjadi bahasa query standar. Lalu, sistem basis data relasional menjadi sukses di komersial karena peningkatan pesat dalam penjualan komputer meningkatkan pasar basis data. Hal ini menyebabkan penururan secara besar-besaran terhadap model basis data jaringan dan hierarki.
DB2 menjadi produk basis data andalan untuk IBM dan pengenalan PC IBM membuat banyaknya perusahaan database baru yang berdiri dan pengembangan produk seperti PARADOX, RBASE 5000, RIM, Dbase III dan IV, OS / 2 Database Manager, dan Watcom SQL.
Pada akhir tahun 1980 dan permulaan tahun 1990, banyak bidang system basisdata dikembangkan. Penelitian dibidang basisdata meliputi bahasa query yang powerful, model data yang lengkap, dan penekanan pada dukungan analisis data yang kompleks semua bagian organisasi.
Peristiwa penting lain yang mempengaruhi sejarah database di tahun 90-an adalah penciptaan World Wide Web . Investasi tinggi dalam bisnis online memicu permintaan untuk sistem database client- server. Dengan demikian, internet membantu mendorong pertumbuhan eksponensial industri.
Hasil penting dari ini adalah penciptaan MySQL pada tahun 1995, yang open source. Ini berarti bahwa ia menyediakan alternatif untuk sistem database yang ditawarkan oleh perusahaan besar sepert Oracle dan Microsoft. MySQL masih digunakan oleh banyak orang hingga saat ini.
Pada akhir 1990-an, peningkatan investasi di bisnis online mengakibatkan peningkatan permintaan untuk konektor database internet.
Pada awal tahun 2000-an, industri internet sempat mengalami penurunan. Meskipun hal itu terjadi, aplikasi basis data terus berkembang. Aplikasi interaktif baru dikembangkan untuk PDA, transaksi poin-of-sale, dan konsolidasi vendor. Pada awal tahun 2000-an, ada tiga perusahaan basis data terkemuka di dunia barat, yaitu Microsoft, IBM, dan Oracle.
Tahun 2010-an adalah dekade peningkatan kesadaran data, dengan munculnya data besar dan peningkatan penekanan pada perlindungan data. Dan tren ini secara alami menginformasikan sejarah database.
Setelah mendapatkan namanya satu dekade sebelumnya, data besar adalah kata kunci utama tahun 2010 - dan data besar berarti database besar untuk menampungnya. Dengan kebutuhan untuk mengumpulkan mengatur dan memanfaatkan data yang sangat besar, perangkat lunak otomatisasi telah menjadi alat yang populer saat berinteraksi dengan database.
Ini adalah dekade di mana nilai data benar-benar menyentuh kesadaran publik. Dan, dengan itu, pentingnya menjaga keamanan data. Perundang-undangan seperti GDPR dan arahan NIS hanya berfungsi untuk lebih menyoroti pentingnya menjaga data - dan juga database - terlindungi dengan baik dan aman.
Bersamaan dengan ini adalah dampak globalisasi pada evolusi basis data, dengan lebih banyak perhatian pada basis data terdistribusi. Ini adalah database yang menyimpan data di beberapa lokasi fisik, bukan di satu tempat.
Kecepatan dan kemudahan (speed) Dengan menggunakan basis data, pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Basis data memiliki kemampuan dalam mengelompokan, mengurutkan bahkan perhitungan dengan metematika. Dengan perancangan yang benar, maka penyajian informasi akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
Pemusatan kontrol data Karena cukup dengan satu basis data untuk banyak keperluan, pengontrolan terhadap data juga cukup dilakuan di satu tempat saja. Jika ada perubahan data alamat mahasiswa misalnya, maka tidak perlu kita meng-update semua data dimasing-masing bagian tetapi cukup hanya disatu basis data.
Efesiensi ruang penyimpanan (space) Dengan pemakaian bersama, tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan diberbagai tempat, tetapi cukup satu saja sehingga ini akan menghemat ruang penyimpanan data yang dimilikioleh sebuah organisasi.
Keakuratan (Accuracy) Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan antara data, dan lain-lain, dapat menekan keakuratan dalam pemasukan/penyimpanan data.
Ketersediaan (availability) Dengan basis data kita dapat mem-backup data, memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan data mana yang perlu kita simpan ke tempat lain. Hal ini mengingat pertumbuhan transaksi suatu organisasi dari waktu ke waktu membutuhkan media penyimpanan yang semakin besar.
Keamanan (Security) Kebanyakan DBMS dilengkapi dengan fasilitas manajemen pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan pengguna dan posisinya. Basis data bisa diberikan passwordnya untuk membatasi orang yang mengaksesnya.
Kebebasan data (Data Independence) Jika sebuah program telah selesai dibuat, dan ternyata ada perubahan isi/struktur data. Maka dengan basis data, perubahan ini hanya perlu dilakukan pada level DBMS tanpa harus membongkar kembali program aplikasinya,
User view Basis data penyediaan pandangan yang berbeda-beda untuk tiap-tiap pengguna. Sebagai contoh kita memiliki data-data dari perusahaan yang bergerak dibidang retail. Data yang ada berupa data barang, penjualan, dan pembelian sehingga ada beberapa jenis pengguna yang memerlukan informasi terkait dengan data perusahaan tersebut.
Lebih Mahal Sistem basis data membutuhkan sumber daya yang tinggi, terlebih untuk melakukan perawatannya yang secara berkala.
Proses back up cukup memakan waktu. Sistem basis data mencakup banyak file, sehingga jika dilakukan back up akan menghabiskan waktu.
Bila ada akses yang tidak benar, kerusakan dapat terjadi. Kesalahan dalam mengakses bisa menyebabkan berbagai masalah, terutama oleh sembarang pengguna.
Sistem lebih rumit, sehingga memerlukan orang ahli. Sistem basis data sangat kompleks, tidak sembarang orang bisa menanganinya. Terutama dengan berbagai macam resiko, sehingga hanya orang ahli yang hanya bisa menanganinya.