Sistem Basis Data
Tugas 1
| Kontak | : \(\downarrow\) |
| yosia.yosia@student.matanauniversity.ac.id | |
| yyosia | |
| RPubs | https://rpubs.com/yosia/ |
Sejarah Perkembangan Sistem Basis Data
Database adalah elemen dasar dari dunia modern. Kita berinteraksi dengan mereka bahkan tanpa menyadarinya — setiap kali kita membeli sesuatu secara online, atau masuk ke layanan, atau mengakses rekening bank kits, dan seterusnya.
Konsep database sudah ada jauh sebelum komputer. Saat ini, data disimpan di jurnal, di perpustakaan, dan di ratusan lemari arsip. Semuanya direkam melalui kertas — dan itu berarti memakan tempat, sulit ditemukan, dan sulit dicadangkan.
Dan kemudian komputer menjadi tersedia, dan dengan mereka, peluang untuk manajemen data yang lebih baik.
Tahun 1960-an
Sejarah database dimulai dengan dua contoh komputerisasi paling awal. Charles Bachman merancang database komputerisasi pertama pada awal 1960-an. Database pertama ini dikenal sebagai Integrated Data Store, atau IDS. Ini segera diikuti oleh Sistem Manajemen Informasi, database yang dibuat oleh IBM.
Kedua database tersebut merupakan cikal bakal ’ navigational database ’. Model hierarkis dikembangkan oleh IBM. Di dalamnya, data diatur seperti pohon keluarga. Setiap entri data memiliki catatan induk, dimulai dengan catatan root. Model jaringan, sementara itu, dirilis pada Conference on Data Systems Languages (CODASYL).
Tahun 1970-an
Mungkin salah satu peristiwa paling berpengaruh dalam sejarah database terjadi pada tahun 1970-an. Pada dekade inilah EF Codd merilis makalahnya “A Relational Model of Data for Large Shared Data Banks”. Makalah ini menciptakan istilah ‘database relasional’ pada awal dekade, dan memicu pengembangan cara baru untuk menyimpan dan mengakses data.
Sebuah database relasional adalah salah satu yang menunjukkan hubungan antara catatan data yang berbeda. Tidak seperti rekan-rekan navigasi mereka, database relasional akan dicari. Mereka juga akan lebih hemat ruang, yang berarti mengurangi biaya penyimpanan data
Yang terjadi selanjutnya adalah penciptaan INGRES oleh Michael Stonebreaker dan Eugene Wong di University of California, Berkeley. INGRES, kependekan dari Interactive Graphics and Retrieval System, adalah model basis data relasional, yang membuktikan kelayakan ide Codd. INGRES menggunakan bahasa kueri yang disebut QUEL.
IBM kemudian merilis pendapat mereka tentang database relasional. Dikenal sebagai System R, itu adalah yang pertama dalam sejarah database yang menggunakan structured query language (SQL).
Tahun 1980-an
Tahun 1980-an dalam sejarah database menandai masa pertumbuhan. Khususnya, itu adalah waktu pertumbuhan untuk model database relasional. Model navigasi sebelumnya memudar, sementara komersialisasi sistem relasional melihat jenis database ini meningkat dalam penggunaan dan popularitas.
Tahun 1980-an juga melihat SQL menjadi bahasa standar yang digunakan untuk database, yang masih kita gunakan sekarang
Peristiwa penting lainnya untuk sejarah database adalah Object-oriented database management systems (OODBMS). Konsep ini muncul pada pertengahan tahun 80-an. Database objek akan melihat data sebagai ‘objek’. Mereka akan bekerja dengan Bahasa pemrograman yang mendukung pendekatan ‘berorientasi objek’.
Tahun 1990-an
Hari-hari awal manajemen database berorientasi objek tidak melihat ide itu sebagai ide yang populer. Hal ini sebagian disebabkan oleh biaya dan waktu yang diperlukan untuk menulis ulang database yang ada untuk mendukung pendekatan tersebut. Namun, sistem database berorientasi objek tumbuh lebih populer di tahun 90-an.
Peristiwa penting lain yang mempengaruhi sejarah database di tahun 90-an adalah penciptaan World Wide Web . Investasi tinggi dalam bisnis online memicu permintaan untuk sistem database client-server. Dengan demikian, internet membantu mendorong pertumbuhan eksponensial industri database pada 1990-an.
Hasil penting dari ini adalah penciptaan MySQL pada tahun 1995, yang open source. Ini berarti bahwa ia menyediakan alternatif untuk sistem database yang ditawarkan oleh perusahaan besar seperti Oracle dan Microsoft. MySQL masih digunakan oleh banyak orang hingga saat ini.
Tahun 2000-an
Pada tahun 1998, istilah NoSQL (tidak hanya bahasa query terstruktur) diciptakan. Ini mengacu pada database yang menggunakan bahasa query selain SQL untuk menyimpan dan mengambil data. Basis data NoSQL berguna untuk data tidak terstruktur , dan mereka melihat pertumbuhan di tahun 2000-an.
Ini adalah perkembangan penting dalam sejarah database karena NoSQL memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dari kumpulan data yang lebih besar dan lebih bervariasi. Basis data NoSQL lebih fleksibel daripada basis data relasional tradisional yang telah meningkat satu dekade sebelumnya.
Tahun 2010-an
Tahun 2010-an adalah dekade peningkatan kesadaran data, dengan munculnya data besar dan peningkatan penekanan pada perlindungan data. Dan tren ini secara alami menginformasikan sejarah database.
Setelah mendapatkan namanya satu dekade sebelumnya, data besar adalah kata kunci utama tahun 2010 — dan data besar berarti database besar untuk menampungnya. Dengan kebutuhan untuk mengumpulkan mengatur dan memanfaatkan data yang sangat besar, perangkat lunak otomatisasi telah menjadi alat yang populer saat berinteraksi dengan database.
Ini adalah dekade di mana nilai data benar-benar menyentuh kesadaran publik. Dan, dengan itu, pentingnya menjaga keamanan data. Perundang-undangan seperti GDPR dan arahan NIS hanya berfungsi untuk lebih menyoroti pentingnya menjaga data — dan juga database — terlindungi dengan baik dan aman.
Bersamaan dengan ini adalah dampak globalisasi pada evolusi basis data, dengan lebih banyak perhatian pada basis data terdistribusi. Ini adalah database yang menyimpan data di beberapa lokasi fisik, bukan di satu tempat.
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Sistem Basis Data
Kelebihan
1. Kecepatan dan kemudahan (speed) Dengan menggunakan basis data, pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Basis data memiliki kemampuan dalam mengelompokan, mengurutkan bahkan perhitungan dengan metematika. Dengan perancangan yang benar, maka penyajian informasi akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
2. Pemusatan kontrol data Karena cukup dengan satu basis data untuk banyak keperluan, pengontrolan terhadap data juga cukup dilakuan di satu tempat saja. Jika ada perubahan data alamat mahasiswa misalnya, maka tidak perlu kita meng-update semua data dimasing-masing bagian tetapi cukup hanya disatu basis data.
3. Efesiensi ruang penyimpanan (space) Dengan pemakaian bersama, tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan diberbagai tempat, tetapi cukup satu saja sehingga ini akan menghemat ruang penyimpanan data yang dimilikioleh sebuah organisasi.
4. Keakuratan (Accuracy) Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan antara data, dan lain-lain, dapat menekan keakuratan dalam pemasukan/penyimpanan data.
5. Ketersediaan (availability) Dengan basis data kita dapat mem-backup data, memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan data mana yang perlu kita simpan ke tempat lain. Hal ini mengingat pertumbuhan transaksi suatu organisasi dari waktu ke waktu membutuhkan media penyimpanan yang semakin besar.
6. Keamanan (Security) Kebanyakan DBMS dilengkapi dengan fasilitas manajemen pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan pengguna dan posisinya. Basis data bisa diberikan passwordnya untuk membatasi orang yang mengaksesnya.
7. Kebebasan data (Data Independence) Jika sebuah program telah selesai dibuat, dan ternyata ada perubahan isi/struktur data. Maka dengan basis data, perubahan ini hanya perlu dilakukan pada level DBMS tanpa harus membongkar kembali program aplikasinya,
8. User view Basis data penyediaan pandangan yang berbeda-beda untuk tiap-tiap pengguna. Sebagai contoh kita memiliki data-data dari perusahaan yang bergerak dibidang retail. Data yang ada berupa data barang, penjualan, dan pembelian sehingga ada beberapa jenis pengguna yang memerlukan informasi terkait dengan data perusahaan tersebut.
Kekurangan
1. Lebih Mahal Sistem basis data membutuhkan sumber daya yang tinggi, terlebih untuk melakukan perawatannya yang secara berkala.
2. Proses back up cukup memakan waktu. Sistem basis data mencakup banyak file, sehingga jika dilakukan back up akan menghabiskan waktu.
3. Bila ada akses yang tidak benar, kerusakan dapat terjadi. Kesalahan dalam mengakses bisa menyebabkan berbagai masalah, terutama oleh sembarang pengguna.
4. Sistem lebih rumit, sehingga memerlukan orang ahli. Sistem basis data sangat kompleks, tidak sembarang orang bisa menanganinya. Terutama dengan berbagai macam resiko, sehingga hanya orang ahli yang hanya bisa menanganinya.
Akun Shiny Apps
Install XAMPP
Membuat Database dan Import data table