Dosen Pengampu : Prof.Dr.Suhartono,M.Kom
Lembaga : UIN Maliki Malang
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas : Sains Dan Teknologi
Pada sub-chapter ini kita akan menggunakan operasi baris elementer yang telah dijelaskan pada Chapter 2.5. Terdapat dua topik yang akan dibahas pada sub-chapter ini, yaitu: row echelon form termasuk reduced row echelon form dan matriks tridiagonal.
Eliminasi Gauss merupakan sebuah cara untuk mencari penyelesaian sistem persamaan linier. Ide dasar dari eliminasi Gauss adalah melakukan operasi matematika pada baris matriks (lihat Chapter 2.5) dan melanjutkannya sampai hanya tersisa satu variabel saja. Kita dapat melakukan lebih dari satu operasi baris elementer pada proses elmininasi ini (contoh: mengalikan sebuah baris dengan konstanta dan menjumlahkan hasilnya pada baris lain).
Sebuah matriks merupakan row echelon form jika matriks tersebut memenuhi beberapa kondisi:
1.Angka bukan nol pertama dari kiri (leading coefficient) selalu di sebelah kanan angka bukan nol pertama pada baris di atasnya.
2.Baris yang terdiri dari semua nol ada di bagian bawah matriks.
Misalkan terdapat persamaan linier seperti yang ditunjukkan pada Persamaan (6.10).
Persamaan linier pada Persamaan (6.10) dapat dinyatakan ke dalam bentuk matriks pada Persamaan (6.11).
dimana:
- matriks A merupakan matriks koefisien / Jacobian
- vaktor X merupakan vaktor variabel vektor
- B merupakan vektor konstanta matriks pada Persamaan (6.11) dapat diubah menjadi augmented matrix, yaitu: perluasan matriks A dengan menambahkan vektor B pada kolom terakhirnya.
Teorema 6.1 (spltheorem) Suatu sistem persamaan linier mempunyai penyelesaian tunggal bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.ukuran persamaan linier simultan bujursangkar (jumlah persamaan sama dengan jumlah variabel bebas).
2.sistem persamaan linier non-homogen di mana minimal ada satu nilai vektor konstanta B tidak nol atau terdapat bn ≠0
3.Determinan dari matriks koefisiensistem persamaan linier tidak sama dengan nol. Untuk memperoleh penyelesaian sistem persamaan linier, Persamaan (6.13) perlu dilakukan operasi baris elementer. Hasil operasi baris dasar akan menghasilkan matriks row echelon form yang disajikan pada Persamaan (6.15).
Contoh 6.1 Selesaikan sistem persamaan berikut:
Setelah diperoleh matriks row echelon form selanjutnya penyelesaian persamaan dapat dikerjakan menggunakan Persamaan (6.16).
Berdasarkan algoritma tersebut, kita dapat menyusun fungsi pada R untuk menyelesaikan sistem persamaan linier menggunakan matriks row echelon form. Fungsi yang akan dibentuk hanya sampai pada algoritma ke-4. Proses substitusi akan dilakukan secara manual. Berikut adalah sintaks yang digunakan:
ref_matrix <- function(a){
m <- nrow(a)
n <- ncol(a)
piv <- 1 }
Dengan menggunakan fungsi ref_matrix(), kita dapat membentuk matriks row echelon form pada Contoh 6.1.
am <- c(1,1,2,
1,2,1,
1,-1,2,
6,2,10)
(m <- matrix(am, nrow=3))
## [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,] 1 1 1 6
## [2,] 1 2 -1 2
## [3,] 2 1 2 10
ref_matrix(m)