UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG,Teknik Informatika
Penggunaan loop sangat membantu kita dalam melakukan proses perhitungan berulang. Namun, metode ini tidak cukup ringkas dalam penerapannya dan perlu penulisan sintaks yang cukup panjang untuk menyelesaikan sebuah kasus yang kita inginkan. Berikut adalah sebuah sintaks yang digunakan untuk menghitung nilai mean pada suatu dataset:
# subset data iris
sub_iris <- iris[,-5]
# membuat vektor untuk menyimpan hasil loop
a <- rep(NA,4)
# loop
for(i in 1:length(sub_iris)){
a[i]<-mean(sub_iris[,i])
}
# print
a
## [1] 5.843333 3.057333 3.758000 1.199333
class(a) # cek kelas objek
## [1] "numeric"
Metode alternatif lain untuk melakukan loop suatu fungsi adalah dengan menggunakan Apply function family. Metode ini memungkinkan kita untuk melakukan loop suatu fungsi tanpa perlu menuliskan sintaks loop. Berikut adalah beberapa fungsi dari apply family yang nantinya akan sering kita gunakan:
a.apply(): fungsi generik yang mengaplikasikan fungsi kepada kolom atau baris pada matriks atau secara lebih
b.general aplikasi dilakukan pada dimensi untuk jenis data array.
c.lapply(): fungsi apply yang bekerja pada jenis data list dan memberikan output berupa list juga.
d.sapply(): bentuk sederhana dari lapply yang menghasilkan output berupa matriks atau vektor.
e.vapply(): disebut juga verified apply (memungkinkan untuk menghasilkan output dengan jenis data yang telah ditentukan sebelumnya).
f.tapply(): tagged apply dimana dimana tag menentukan subset dari data.
Fungsi apply() bekerja dengan jenis data matrik atau array (jenis data homogen). Kita dapat melakukan spesifikasi apakah suatu fungsi hanya akan bekerja pada kolom saja, baris saja atau keduanya. Format fungsi ini adalah sebagai berikut:
apply(X, MARGIN, FUN, …)
Berikut adalah contoh bagaimana aplikasi fungsi tersebut pada matriks:
## membuat matriks
x <- cbind(x1 = 3, x2 = c(4:1, 2:5))
x # print
## x1 x2
## [1,] 3 4
## [2,] 3 3
## [3,] 3 2
## [4,] 3 1
## [5,] 3 2
## [6,] 3 3
## [7,] 3 4
## [8,] 3 5
Fungsi ini melakukan loop fungsi terhadap input data berupa list. Output yang dihasilkan juga merupakan list dengan panjang list yang sama dengan yang diinputkan. Format yang digunakan adalah sebagai berikut:
lapply(X, FUN, …)
Berikut adalah contoh penerapan fungsi lapply:
## Membuat list
x <- list(a = 1:10, beta = exp(-3:3), logic = c(TRUE,FALSE,FALSE,TRUE))
x # print
## $a
## [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
##
## $beta
## [1] 0.04978707 0.13533528 0.36787944 1.00000000 2.71828183 7.38905610
## [7] 20.08553692
##
## $logic
## [1] TRUE FALSE FALSE TRUE
Fungsi sapply() merupakan bentuk lain dari fungsi lapply(). Perbedaanya terletak pada output default yang dihasilkan. Secara default sapply() menerima input utama berupa list (dapat pula dataframe atau vektor), namun tidak seperti lapply() jenis data output yang dihasilkan adalah vektor. Untuk mengubah output menjadi list perlu argumen tambahan berupa simplify=FALSE. Format fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
sapply(X, FUN, …, simplify = TRUE, USE.NAMES = TRUE)
Berikut adalah contoh penerapannya:
## membuat list
x <- list(a = 1:10, beta = exp(-3:3), logic = c(TRUE,FALSE,FALSE,TRUE))
## menghitung nilai mean setiap elemen
sapply(x, FUN=mean)
## a beta logic
## 5.500000 4.535125 0.500000
Funsgi ini merupakan bentuk lain dari sapply(). Bedanya secara kecepatan proses fungsi ini lebih cepat dari sapply(). Hal yang menarik dari fungsi ini kita dapat menambahkan argumen FUN.VALUE. pada argumen ini kita memasukkan vektor berupa output fungsi yang diinginkan. Perbedaan lainnya adalah output yang dihasilkan hanya berupa matriks atau array. Format dari fungsi ini adalah sebagai berikut:
vapply(X, FUN, FUN.VALUE, …, USE.NAMES = TRUE)
Berikut adalah contoh penerapannya:
## membuat list
x <- sapply(3:9, seq)
x # print
## [[1]]
## [1] 1 2 3
##
## [[2]]
## [1] 1 2 3 4
##
## [[3]]
## [1] 1 2 3 4 5
##
## [[4]]
## [1] 1 2 3 4 5 6
##
## [[5]]
## [1] 1 2 3 4 5 6 7
##
## [[6]]
## [1] 1 2 3 4 5 6 7 8
##
## [[7]]
## [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Fungsi ini sangat berguna jika pembaca ingin menghitung suatu nilai misalnya mean berdasarkan grup data atau factor. Format fungsi ini adalah sebagi berikut:
tapply(X, INDEX, FUN = NULL, …, simplify = TRUE)
Berikut adalah contoh penerapannya:
## membuat tabel frekuensi
groups <- as.factor(rbinom(32, n = 5, prob = 0.4))
tapply(groups, groups, length)
## 10 11 12 15 18
## 1 1 1 1 1