Metode terbuka merupakan metode yang menggunakan satu atau dua tebakan awal yang tidak memerlukan rentang sejumlah nilai. Metode terbuka terdiri dari beberapa jenis yaitu metode iterasi titik tetap, metode Newton-Raphson, dan metode Secant.
Metode iterasi titik tetap merupakan metode penyelesaian persamaan non-linier dengan cara menyelesaikan setiap variabel xx yang ada dalam suatu persamaan dengan sebagian yang lain sehingga diperoleh x=g(x)x=g(x) untuk masing-masing variabel xx. Sebagai contoh, untuk menyelesaikan persamaan x+ex=0x+ex=0, maka persamaan tersebut perlu diubah menjadi x=exx=ex atau g(x)=exg(x)=ex. Secara grafis metode ini diilustrasikan seperti Gambar 7.7.
Ilustrasi metode iterasi titik tetap.
Gambar 7.7: Ilustrasi metode iterasi titik tetap.
Algoritma Metode Iterasi Titik Tetap
Definisikan f(x)f(x) dan g(x)g(x)
Tentukan nilai toleransi ee dan iterasi masimum (N)
Tentukan tebakan awal x0x0
Untuk iterasi i=1i=1 s/d NN atau f(xiterasi)≥e→xi=g(xi−1)f(xiterasi)≥e→xi=g(xi−1), Hitung f(xi)f(xi)
Akar persamaan adalah xx terakhir yang diperoleh
FUngsi root_fpi()
dapat digunakan untuk melakukan iterasi dengan argumen fungsi berupa persamaan non-linier, nilai tebakan awal, nilai toleransi, dan jumlah iterasi maksimum. Berikut adalah sintaks fungsi tersebut:
root_fpi <- function(f, x0, tol=1e-7, N=100){
iter <- 1
xold <- x0
xnew <- f(xold)
while(abs(xnew-xold)>tol){
iter <- iter+1
if(iter>N){
stop("No solutions found")
}
xold <- xnew
xnew <- f(xold)
}
root <- xnew
return(list(`function`=f, root=root, iter=iter))
}
Contoh 7.4 Selesaikan persamaan non-linier pada Contoh 7.2 menggunakan metode iterasi titik tetap?
Jawab:
Untuk menyelesaikan persamaan non-linier tersebut kita perlu mentransformasi persamaan non-linier tersebut terlebih dahulu.
xe−x+1=0 →x=−1e−xxe−x+1=0 →x=−1e−x
Untuk tebakan awal digunakan nilai x=−1x=−1
x1=−1e1=−2,718282x1=−1e1=−2,718282
Nilai xx tersebut selanjutnya dijadikan nilai input pada iterasi selanjutnya:
x2=−1e2,718282=−0,06598802x2=−1e2,718282=−0,06598802
iterasi terus dilakukan sampai diperoleh |xi+1−xi|≤e|xi+1−xi|≤e.
Untuk mempercepat proses iterasi kita dapat menggunakan bantuan fungsi root_fpi()
. Berikut adalah sintaks yang digunakan:
root_fpi(function(x){-1/exp(-x)}, x0=-1)
## $`function`
## function (x)
## {
## -1/exp(-x)
## }
## <bytecode: 0x0000000018c9ee40>
##
## $root
## [1] -0.5671
##
## $iter
## [1] 29
Berdasarkan hasil iterasi diperoleh nilai x=−0,5671433x=−0,5671433 dengan jumlah iterasi yang diperlukan sebanyak 2929 kali. Jumlah iterasi akan bergantung dengan nilai tebakan awal yang kita berikan. Semakin dekat nilai tersebut dengan akar, semakin cepat nilai akar diperoleh.
Metode Newton-Raphson merupakan metode penyelesaian persamaan non-linier dengan menggunakan pendekatan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien. titik pendekatan dinyatakan pada Persamaan (7.7).
xn+1=xn−f(xn)f′(xn)(7.7)(7.7)xn+1=xn−f(xn)f′(xn)
Ilustrasi metode Newton-Raphson disajikan pada Gambar 7.8.
Ilustrasi metode Newton-Raphson.
Gambar 7.8: Ilustrasi metode Newton-Raphson.
Algoritma Metode Newton-Raphson
Definisikan f(x)f(x) dan f′(x)f′(x)
Tentukan nilai toleransi ee dan iterasi masimum (N)
Tentukan tebakan awal x0x0
Hitung f(x0)f(x0) dan f′(x0)f′(x0)
Untuk iterasi i=1i=1 s/d NN atau |f(x)|≥e|f(x)|≥e, hitung xx menggunakan Persamaan (7.7)
Akar persamaan merupakan nilai xixi terakhir yang diperoleh.
Fungsi root_newton()
merupakan fungsi yang dibuat menggunakan algoritma di atas. Fungsi tersebut dituliskan pada sintaks berikut:
root_newton <- function(f, fp, x0, tol=1e-7, N=100){
iter <- 0
xold<-x0
xnew <- xold + 10*tol
while(abs(xnew-xold)>tol){
iter <- iter+1
if(iter>N){
stop("No solutions found")
}
xold<-xnew
xnew <- xold - f(xold)/fp(xold)
}
root<-xnew
return(list(`function`=f, root=root, iter=iter))
}
Contoh 7.5 Selesaikan persamaan non-linier x−e−x=0x−e−x=0 menggunakan metode Newton-Raphson?
Jawab:
Untuk dapat menggunakan metode Newton-Raphson, terlebih dahulu kita perlu memperoleh turunan pertama dari persamaan tersebut.
f(x)=x−e−x→f′(x)=1+e−xf(x)=x−e−x→f′(x)=1+e−x
Tebakan awal yang digunakan adalah x=0x=0.
f(x0)=0−e−0=−1f(x0)=0−e−0=−1f′(x0)=1+e−0=2f′(x0)=1+e−0=2
Hitung nilai xx baru:
x1=x0−f(x0)f′(x0)=0−−12=0,5x1=x0−f(x0)f′(x0)=0−−12=0,5
Untuk mempercepat proses iterasi, kita dapat menggunakan fungsi root_newton()
. Berikut adalah sintaks yang digunakan:
root_newton(function(x){x-exp(-x)},
function(x){1+exp(-x)},
x0=0)
## $`function`
## function (x)
## {
## x - exp(-x)
## }
## <bytecode: 0x000000001c59e158>
##
## $root
## [1] 0.5671
##
## $iter
## [1] 5
Berdasarkan hasil iterasi diperoleh akar penyelesaian persamaan non-linier adalah x=0,5671433x=0,5671433 dengan jumlah iterasi yang diperlukan adalah 55 iterasi.
Dalam penerapannya metode Newton-Raphson dapat mengalami kendala. Kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
Ilustrasi titik pendekatan di titik puncak.
Gambar 7.9: Ilustrasi titik pendekatan di titik puncak.
Ilustrasi titik pendekatan diantara 2 titik stasioner.
Gambar 7.10: Ilustrasi titik pendekatan diantara 2 titik stasioner.
Metode Secant merupakan perbaikan dari metode regula-falsi dan Newton Raphson, dimana kemiringan dua titik dinyatakan secara diskrit dengan mengambil bentuk garis lurus yang melalui satu titik. Persamaan yang dihasilkan disajikan pada Persamaan (7.8).
y−y0=m(x−x0)(7.8)(7.8)y−y0=m(x−x0)
Nilai mm merupakan transformasi persamaan tersebut.
mn=f(xn)−f(xn−1)xn−xn−1(7.9)(7.9)mn=f(xn)−f(xn−1)xn−xn−1
Bila y=f(x)y=f(x) dan ynyn dan xnxn diketahui, maka titik ke n+1n+1 adalah:
yn+1−yn=mn(xn+1−xn)(7.10)(7.10)yn+1−yn=mn(xn+1−xn)
Bila titik xn+1xn+1 dianggap akar persamaan maka nilai yn+1=0yn+1=0, sehingga diperoleh:
−yn=mn(xn+1−xn)(7.11)(7.11)−yn=mn(xn+1−xn)
mnxn−ynmn=xn+1(7.12)(7.12)mnxn−ynmn=xn+1
atau
xn+1=xn−yn1mn(7.13)(7.13)xn+1=xn−yn1mn
xn+1=xn−f(xn)xn−xn+1f(xn)−f(xn+1)(7.14)(7.14)xn+1=xn−f(xn)xn−xn+1f(xn)−f(xn+1)
Berdasarkan Persamaan (7.14) diketahui bahwa untuk memperoleh akar persamaan diperlukan 2 buah titik pendekatan. Dalam buku ini akan digunakan titik pendekatan kedua merupakan titik pendekatan pertama ditambah sepuluh kali nilai toleransi.
x1=x0+10∗tol(7.15)(7.15)x1=x0+10∗tol
Algoritma Metode Secant
Definisikan f(x)f(x) dan f′(x)f′(x)
Tentukan nilai toleransi ee dan iterasi masimum (N)
Tentukan tebakan awal x0x0 dan x1x1
Hitung f(x0)f(x0) dan f(x1)f(x1)
Untuk iterasi i=1i=1 s/d NN atau |f(x)|≥e|f(x)|≥e, hitung xx menggunakan Persamaan (7.14)
Akar persamaan adalah nilai x yang terakhir.
Fungsi root_secant()
merupakan fungsi yang penulis buat untuk melakukan iterasi menggunakan metode Secant. Berikut merupakan sintaks dari fungsi tersebut:
root_secant <- function(f, x, tol=1e-7, N=100){
iter <- 0
xold <- x
fxold <- f(x)
x <- xold+10*tol
while(abs(x-xold)>tol){
iter <- iter+1
if(iter>N)
stop("No solutions found")
fx <- f(x)
xnew <- x - fx*((x-xold)/(fx-fxold))
xold <- x
fxold <- fx
x <- xnew
}
root<-xnew
return(list(`function`=f, root=root, iter=iter))
}
Contoh 7.6 Selesaikan persamaan non-linier pada Contoh 7.5 menggunakan metode Secant?
Jawab:
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut digunakan nilai pendekatan awal x0=0x0=0 dan x1=0+10∗10−7=10−6x1=0+10∗10−7=10−6.
f(x0)=0−e−0=−1f(x0)=0−e−0=−1
f(x1)=10−6−e−10−6=−0,999998f(x1)=10−6−e−10−6=−0,999998
Hitung nilai x2x2 dan f(x2)f(x2).
x2=0+0,99999810−6−0−0,999998+1=0,499999x2=0+0,99999810−6−0−0,999998+1=0,499999
Untuk mempercepat proses iterasi kita dapat menggunakan fungsi root_secant()
pada R
. Berikut sintaks yang digunakan:
root_secant(function(x){x-exp(-x)}, x=0)
## $`function`
## function (x)
## {
## x - exp(-x)
## }
## <bytecode: 0x000000001b4fc6b0>
##
## $root
## [1] 0.5671
##
## $iter
## [1] 6
Berdasarkan hasil iterasi diperoleh nilai akar penyelesaian adalah x=0,5671433x=0,5671433 dengan iterasi dilakukan sebanyak 66 kali.
Secara umum metode Secant menawarkan sejumlah keuntungan dibanding metode lainnya. Pertama, seperti metode Newton-Raphson dan tidak seperti metode tertutup lainnya, metode ini tidak memerlukan rentang pencarian akar penyelesaian. Kedua, tidak seperti metode Newton-Raphson, metode ini tidak memerlukan pencarian turunan pertama persamaan non-linier secara analitik, dimana tidak dapat dilakukan otomasi pada setiap kasus.
Adapun kerugian dari metode ini adalah berpotensi menghasilkan hasil yang tidak konvergen sama seperti metode terbuka lainnya. Selain itu, kecepatan konvergensinya lebih lambat dibanding metode Newton-Raphson.
https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/rootfinding.html\#openmethod
Suhartono.2015.Memahami Kalkulus Dasar Menggunakan Wolfram Mathematica 9.UIN Maliki Malang: Malang.