Prodi : Teknik Informatika
Lembaga : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dalam segi pengetahuan pengetahuan, industri rekayasa, dan statistik, akurasi dari suatu sistem pengukuran yaitu tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Kepresisian dari suatu sistem pengukuran, dinamakan juga reproduktifitas (bahasa Inggris: reproducibility) atau pengulangan bahasa Inggris: repeatability, yaitu sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil yang sama.
Sebuah sistem pengukuran bisa akurat dan tepat, atau akurat tetapi tidak tepat, atau tepat tetapi tidak akurat atau tidak tepat dan tidak akurat
Akurasi menunjukkan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya, presisi menunjukkan seberapa tidak jauh perbedaan nilai pada saat dilaksanakan pengulangan pengukuran.
Perhatikan Gambar 5.1 berikut:
Pada Gambar 5.1 terdapat 4 buah kondisi ketika kita menembakkan beberapa perluru pada sebuah sasaran. Tujuan kita disini adalah untuk menembak bagian tengah sasaran tersebut.
Pada Gambar (a) dan (c) pada Gambar 5.1 merupakan gambar yang menunjukkan seseorang telah berhasil mengenai bagian tengah sasaran tersebut dapat kita katakan pula tembakan pada kedua gambar tersebut akurat. Akurat dalam hal ini dapat diartikan suatu kondisi dimana kedekatan lubang peluru dengan pusat sasaran. Secara umum akurasi diartikan sebagai tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai sebenarnya.
Terdapat dua buah cara untuk mengukur akurasi. Metode pengukuran akurasi antara lain: error absolut dan error relatif.
Error absolut merupakan nilai absolut dari selisih antara nilai sebenarnya \(x\) dengan nilai observasi \(x′\). Error absolut dapat dituliskan menggunakan Persamaan (5.1).
Pengukuran lain yang sering digunakan untuk mengukur akurasi adalah error relatif. Berbeda dengan error absolut, error relatif membagi selisih antara nilai sebenarnya \(x\) dan nilai observasi \(x′\) dengan nilai sebenarnya. Hasil yang diperoleh merupakan nilai tanpa satuan. Persamaan error relatif disajikan pada Persamaan (5.2).
Dalam suatu pengukuran, hal lain yang perlu diperhatikan selain akurasi adalah presisi. Presisi adalah sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapat hasil yang sama. Berdasarkan Gambar 5.1, Gambar (a) dan (b) menunjukkan kepresisian yang tinggi. Hal ini terlihat dari jarak antara lubang peluru yang saling berdekatan dan mengelompok.
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat kita simpulkan bahwa dalam suatu sistem pengukuran akan terdapat 4 buah kondisi. Pengukuran akurat dan presisi (Gambar (a)), tidak akurat namun presisi (Gambar (b)), akurat namun tidak presisi (Gambar (c)), dan tidak akurat serta tidak presisi (Gambar (d)).
Dari kondisi-kondisi tersebut, akan meuncul yang dinamakan error. Dalam analisa numerik error atau kesalahan menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Ilustrasi di atas dipakai kepada menjelaskan perbedaan selang akurasi dan presisi. Dalam ilustrasi ini, pengukuran berulang diibaratkan dengan anak panah yang menembak target beberapa kali. Akurasi menggambarkan kedekatan panah panah dengan pusat sasaran. Panah yang menancap semakin tidak jauh dengan pusat sasaran diasumsikan semakin akurat. Semakin tidak jauh sistem pengukuran terhadap nilai yang diterima, sistem diasumsikan semakin akurat.
Bila sejumlah besar anak panah ditembakkan, presisi yaitu ukuran kedekatan dari masing-masing anak panah dalam kelompok tersebut. Semakin menyempit kelompok anak panah tersebut, sistim diasumsikan semakin presisi.
REFERENSI
https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/numericmethod.html#acuracy
http://p2k.itbu.ac.id/ind/3057-2950/Akurasi_102011_itbu_akurasi-itbu.html