Mata Kuliah : Kalkulus

Lembaga :Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Prodi :Teknik Informatika

Pengertian Bar Plot

Barplot pada R dapat dibuat menggunakan fungsi barplot(). Untuk lebih memahaminya berikut disajikan contoh barplot menggunakan dataset VADeaths. Untuk memuatnya jalankan sintaks berikut:

VADeaths
##      Rural Male Rural Female Urban Male Urban Female
## 50-54      11.7          8.7       15.4          8.4
## 55-59      18.1         11.7       24.3         13.6
## 60-64      26.9         20.3       37.0         19.3
## 65-69      41.0         30.9       54.6         35.1
## 70-74      66.0         54.3       71.1         50.0

Contoh bar plot untuk variabel Rural Male disajikan pada Gambar 3.4:

par(mfrow=c(1,2))

barplot(VADeaths[, "Rural Male"], main="a")

barplot(VADeaths[, "Rural Male"], main="b", horiz=TRUE)

a. Bar plot vertikal b. Bar plot horizontal

par(mfrow=c(1,1))

Kita dapat mengubah warna pada masing-masing bar, baik outline bar maupun box pada bar. Selain itu kita juga dapat mengubah nama grup yang telah dihasilkan sebelumnya. Berikut sintaks untuk melakukannya dan output yang dihasilkan pada Gambar 3.5:

barplot (VADeaths[, "Rural Male"], 
        
        # ubah warna ouline menjadi steelblue
        
        border="steelblue",
        
        # ubah wana 
        
        col= c("grey", "yellow", "steelblue", "green", "orange"),
        
        # ubah nama grup dari A sampai E
        
        names.arg = LETTERS[1:5], # ubah orientasi menajadi horizontal
        
        horiz=TRUE)

Kustomisasi Bar Plot

Untuk bar plot dengan multiple group, tersedia dua pengaturan posisi yaitu stacked bar plot(menunjukkan proporsi penyusun pada masing-masing grup) dan grouped bar plot(melihat perbedaan individual pada masing-masing grup). Pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7 , disajikan kedua jenis bar plot tersebut.

# staked

barplot(VADeaths, 

         col = c("lightblue", "mistyrose", "lightcyan", 
         
                 "lavender", "cornsilk"), 
                 
         legend = rownames(VADeaths))

Stacked Bar Plot

# grouped 

barplot(VADeaths,

         col = c("lightblue", "mistyrose", "lightcyan", 
         
                 "lavender", "cornsilk"), 
                 
         legend = rownames(VADeaths), beside = TRUE)

Grouped bar plot

Histogram dan Density Plot

Fungsi hist() dapat digunakan untuk membuat histogram pada R. Secara sederhana fungsi tersebut didefinisikan sebagai berikut:

hist(x, breaks="Sturges")

Catatan:

x: vektor numerik

breaks:breakpoints antar sel histogram.

Pada dataset trees akan dibuat histogram variabel Height. Untuk melakukannya jalankan sintaks berikut:

Output yang dihasilkan disajikan pada Gambar 3.8:

hist(trees$Height)

Histogram

Density plot pada R dapat dibuat menggunakan fungsi density(). Berbeda dengan fungsi hist(), fungsi ini tidak langsung menghasilkan grafik densitas. Fungsi density() hanya menghitung kernel densitas pada data. Densitas yang telah dihitung selanjutnya diplotkan menggunakan fungsi plot(). Berikut adalah sintaks dan output yang dihasilkan pada Gambar 3.9:

# menghitung kernel density

dens <- density(trees$Height)

# plot densitas dengan outline merah 

plot(dens,col="red") 

Density plot

Kita juga dapat menambahkan grafik densitas pada histogram sehingga mempermudah pembacaan pada histogram. Untuk melakukannya kita perlu mengubah kernel histigram dari frekuensi menjadi density dengan menambahkan argumen freq=FALSE pada fungsi hist(). Selanjutnya tambahkan fungsi polygon() untuk memplotkan grafik densitas. Berikut adalah sintak dan output yang dihasilkan pada Gambar 3.10:

# menghitung kernel density 
dens <- density(trees$Height)

# histogram 
hist(trees$Height, freq=FALSE, col="steelblue")

# tambahkan density plot 
polygon(dens, border="red")

Density plot dan histogram

3.2.3 Box plot

Box plot pada R dapat dibuat menggunakan fungsi boxplot(). Berikut adalah sintaks untuk membuat boxplot variabel Sepal.Lenght pada dataset iris dan output yang dihasilkan pada Gambar 3.11:

boxplot(iris$Sepal.Length)

Boxplot variabel Sepal.Lenght

Boxplot juga dapat dibuat berdasarkan variabel factor. Hal ini berguna untuk melihat perbedaan ditribusi data pada masing-masing grup. Pada sintaks berikut dibuat boxplot berdasarkan variabel Species. Output yang dihasilkan disajikan pada Gambar 3.12:

boxplot(iris$Sepal.Length~iris$Species)

Boxplot berdasarkan variabel species

Kita juga dapat mengubah warna outline dan box pada boxplot. Berikut adalah contoh sintaks yang digunakan untuk melakukannya dan output yang dihasilkan disajikan pada Gambar 3.13:

boxplot(iris$Sepal.Length~iris$Species,
        
        # ubah warna outline menjadi steelblue
        border = "steelblue",
        
        # ubah warna box berdasarkan grup 
        col= c("#999999", "#E69F00", "#56B4E9"))

Boxplot dengan warna berdasarkan spesies

Kita juga dapat membuat boxplot pada multiple group. Data yang digunakan untuk contoh tersebut adalah dataset ToothGrowth. Berikut adalah sintaks untuk memuat dataset tersebut:

# ubah variable dose menjadi factor
ToothGrowth$dose <- as.factor(ToothGrowth$dose) 

# print
head(ToothGrowth)
##    len supp dose
## 1  4.2   VC  0.5
## 2 11.5   VC  0.5
## 3  7.3   VC  0.5
## 4  5.8   VC  0.5
## 5  6.4   VC  0.5
## 6 10.0   VC  0.5
##    len    supp   dose
## 1  4.2      VC    0.5 
## 2 11.5      VC    0.5
## 3  7.3      VC    0.5
## 4  5.8      VC    0.5
## 5  6.4      VC    0.5
## 6 10.0      VC    0.5

Contoh sintaks dan output boxplot multiple group disajikan pada Gambar 3.14:

boxplot(len ~ supp*dose, data = ToothGrowth,
        col = c("white", "steelblue"))

Boxplot multiple group