Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suhartono, M.Kom
Lembaga : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas : Sains dan Teknologi
Akurasi dan presisi adalah dua faktor penting yang harus dipertimbangkan saat melakukan pengukuran data . Baik akurasi dan presisi mencerminkan seberapa dekat suatu pengukuran dengan nilai sebenarnya, tetapi akurasi mencerminkan seberapa dekat suatu pengukuran dengan nilai yang diketahui atau diterima, sedangkan presisi mencerminkan seberapa dekat pengukuran yang dapat direproduksi, meskipun jauh dari nilai yang diterima.
Poin Penting: Akurasi versus Presisi
Akurasi adalah seberapa dekat suatu nilai dengan nilai sebenarnya. Contohnya >adalah seberapa dekat panah ke pusat sasaran.
Presisi adalah seberapa terulangnya suatu pengukuran. Contohnya adalah >seberapa dekat panah kedua dengan yang pertama (terlepas dari apakah keduanya >dekat dengan tanda).
Persen kesalahan digunakan untuk menilai apakah suatu pengukuran cukup >akurat dan tepat.
Ketepatan
Ada dua definisi
umum tentang akurasi . Dalam matematika, sains, dan teknik, akurasi mengacu pada seberapa dekat suatu pengukuran dengan nilai sebenarnya.
ISO ( Organisasi Internasional untuk Standardisasi )
menerapkan definisi yang lebih kaku, di mana akurasi mengacu pada pengukuran dengan hasil yang benar dan konsisten. Definisi ISO berarti pengukuran yang akurat tidak memiliki kesalahan sistematis
dan tidak ada kesalahan acak. Pada dasarnya, ISO menyarankan agar akurasi digunakan saat pengukuran akurat dan tepat.
Perhatikan Gambar di bawah ini :
Pada Gambar di atas terdapat 4 buah kondisi ketika kita menembakkan beberapa perluru pada sebuah sasaran. Tujuan kita disini adalah untuk menembak bagian tengah sasaran tersebut.
Pada Gambar (a) dan (c) pada Gambar di atas merupakan gambar yang menunjukkan seseorang telah berhasil mengenai bagian tengah sasaran tersebut dapat kita katakan pula tembakan pada kedua gambar tersebut akurat. Akurat dalam hal ini dapat diartikan suatu kondisi dimana kedekatan lubang peluru dengan pusat sasaran. Secara umum akurasi diartikan sebagai tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai sebenarnya.
Terdapat dua buah cara untuk mengukur akurasi. Metode pengukuran akurasi antara lain: error absolut dan error relatif.
Error absolut merupakan nilai absolut dari selisih antara nilai sebenarnya xx dengan nilai observasi x′x′.
Error absolut dapat dituliskan menggunakan Persamaan di dibawah ini (5.1) :
ϵA=∣∣x−x′∣∣(5.1)(5.1)ϵA=|x−x′
Pengukuran lain yang sering digunakan untuk mengukur akurasi adalah error relatif. Berbeda dengan error absolut, error relatif membagi selisih antara nilai sebenarnya x dan nilai observasi x′ dengan nilai sebenarnya. Hasil yang diperoleh merupakan nilai tanpa satuan.
Persamaan error relatif disajikan pada Persamaan di bawah ini (5.2) :
ϵR=∣∣∣x−x′x∣∣∣(5.2)(5.2)ϵR=|x−x′x|
Dalam suatu pengukuran, hal lain yang perlu diperhatikan selain akurasi adalah presisi. Presisi adalah sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapat hasil yang sama. Berdasarkan Gambar 5.1
, Gambar (a) dan (b) menunjukkan kepresisian yang tinggi. Hal ini terlihat dari jarak antara lubang peluru yang saling berdekatan dan mengelompok.
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat kita simpulkan bahwa dalam suatu sistem pengukuran akan terdapat 4 buah kondisi. Pengukuran akurat dan presisi (Gambar (a)), tidak akurat namun presisi (Gambar (b)), akurat namun tidak presisi (Gambar (c)), dan tidak akurat serta tidak presisi (Gambar (d)).
Dari kondisi-kondisi tersebut, akan meuncul yang dinamakan error. Dalam analisa numerik error atau kesalahan menjadi hal yang perlu diperhatikan.