Visualisasi Data adalah komunikasi visual data atau konversi data mentah menjadi wawasan yang dapat dengan mudah ditafsirkan oleh pembaca Anda. Visualisasi data merupakan bagian yang sangat penting untuk mengkomunikasikan hasil analisis yang kita lakukan. Selain itu, komunikasi juga membantu untuk mendapatkan gambaran umum tentang data selama proses analisis data sehingga dapat memutuskan metode analisis mana yang akan diterapkan pada data tersebut. Salah satu fungsi yang dimiliki R untuk visualisasi data adalah fungsi plot().
Fungsi plot() adalah fungsi umum untuk membuat grafik R. Format dasarnya adalah sebagai berikut :
{plot(x, y, type="p")}
NOTES :
x dan y: titik koordinat plot Berupa variabel dengan panjang atau jumlah observasi yang sama.
type: jenis grafik yang hendak dibuat. Nilai yang dapat dimasukkan antara lain:
type=“p” : membuat plot titik atau scatterplot. Nilai ini merupakan default pada fungsi
plot().type=“l” : membuat plot garis.
type=“b” : membuat plot titik yang terhubung dengan garis.
type=“o” : membuat plot titik yang ditimpa oleh garis.
type=“h” : membuat plot garis vertikal dari titik ke garis y=0.
type=“s” : membuat fungsi tangga.
type=“n” : tidak membuat grafik plot sama sekali, kecuali plot dari axis. Dapat digunakan untuk mengatur tampilan suatu plot utama yang diikuti oleh sekelompok plot tambahan.
Berikut merupakan contoh pennggunaan fungsi plot pada sintaks :
# membuat vektor data
x <- c(10:20); y <- x^2
# membagi jendela grafik menajdi 2 baris dan 4 kolom
par(mfrow=c(2,4))
# loop
type <- c("p","l","b","o","h","s","n")
for (i in type){
plot(x,y, type= i,
main= paste("type=", i))
}
Pada contoh berikut kita akan mencoba membuat ulang data yang akan diplot. Data dalam contoh ini adalah data fungsi matematika. Berikut adalah sintaks yang digunakan :
set.seed(123)
x <- seq(from=30, to=40, by=0.1)
y <- x^2*exp(-x/2)*(1+rnorm(n=length(x), mean=0, sd=0.05))
par(mfrow=c(1,2),
# mengatur margin grafik
mar=c(2,2,3.5,3.5),
# mengatur margin sumbu
mex=0.7,
# arah tick sumbu koordinat
tcl=0.5)
plot(x, y, type="l")
plot(x, y, type="o")
Pada contoh selanjutnya kita akan mencoba membuat ulang data yang akan diplot. Data dalam contoh ini adalah data fungsi persamaan f(x) = x + 2x . Berikut adalah sintaks yang digunakan :
root_table <- function(f, a, b, N=20){
h <- abs((a+b)/N)
x <- seq(from=a, to=b, by=h)
fx <- rep(0, N+1)
for(i in 1:(N+1)){
fx[i] <- f(x[i])
}
data <- data.frame(x=x, fx=fx)
return(data)
}
persamaan <- root_table(f=function(x){x+2*x},
a=-1, b=0, N=10)
plot(persamaan, type= "l")
Fungsi lain yang dapat digunakan untuk membuat grafik persamaan matematika adalah fungsi curve (). Berbeda dengan fungsi plot() yang harus menentukan objek pada sumbu X dan Y, fungsi curve() hanya menentukan objek pada sumbu X. Format fungsi curve() adalah sebagai berikut:
{curve(expr, from = NULL, to = NULL, add = FALSE)}
NOTES :
expr: persamaan matematika
from dan to: nilai maksimum atau minimum ( nilai awal dan akhir )
add: nilai logik yang menentukan apakah kurva perlu ditambahkan kedalam kurva sebelumnya.
Dibawah ini merupakan contoh penggunaan fungsi curve() untuk visualisasi data :
par(mfrow=c(1,4),
# mengatur margin grafik
mar=c(4,4,1.5,1.5),
# mengatur margin sumbu
mex=0.8,
# arah tick sumbu koordinat
tcl=0.3)
# Grafik kiri
curve(expr=x^2*exp(-x/2),
from=0, to=10)
# Grafik kanan
plot(x, y, pch=19, cex=0.7,
xlab="Waktu (sekon)",
ylab="intensitas")
curve(expr=x^2*exp(-x/2),
from=0, to=10, add=TRUE)