Dosen Pengampu : Prof.Dr. Suhartono M.kom
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Vektor adalah objek data paling sederhana yang ada di dalam bahsa R dan merupakan kombinasi berbagai nilai (numerik, karakter, logical, dan sebagainya berdasarkan jenis input data) pada objek yang sama.
# membuat vektor numerik
x <- c(3,3.5,4,7)
x # print vektor
## [1] 3.0 3.5 4.0 7.0
# membuat vektor karakter
y <- c("Apel", "Jeruk", "Rambutan", "Salak")
y # print vektor
## [1] "Apel" "Jeruk" "Rambutan" "Salak"
# membuat vektor logical
t <- c("TRUE", "FALSE", "TRUE")
t # print vektor
## [1] "TRUE" "FALSE" "TRUE"
Penting!!!
Vektor hanya dapat memuat satu buah jenis data. Vektor hanya dapat mengandung jenis data numerik saja, karakter saja, dll.
Seringkali nilai pada vektor kita tidak lengkap atau terdapat nilai yang hilang (missing value) pada vektor. Missing value pada R dilambangkan oleh NA(not available). Berikut adalah contoh vektor dengan missing value.
Jumlah <- c(Apel=5, Jeruk=NA, Rambutan=6, Salak=7)
1.Positive Indexing: memilih elemen vektor berdasarkan posisinya (indeks) dalam kurung siku.
# Subset vektor pada urutan kedua
Jumlah[2]
## Jeruk
## NA
# Subset vektor pada urutan 2 dan 4
Jumlah[c(2, 4)]
## Jeruk Salak
## NA 7
2.Negative Indexing: mengecualikan (exclude) elemen vektor.
# mengecualikan elemen vektor 2 dan 4
Jumlah[-c(2,4)]
## Apel Rambutan
## 5 6
# mengecualikan elemen vektor 1 sampai 3
Jumlah[-c(1:3)]
## Salak
## 7
3.Subset berdasarkan vektor logical: Hanya, elemen-elemen yang nilai yang bersesuaian dalam vektor pemilihan bernilai TRUE, akan disimpan dalam subset
Jumlah <- c(Apel=5, Jeruk=NA, Rambutan=6, Salak=7)
# selecting vector
merah <- c(TRUE, FALSE, TRUE, FALSE)
# Subset
Jumlah[merah==TRUE]
## Apel Rambutan
## 5 6
# Subset untuk elemen vektor bukan missing value
Jumlah[!is.na(Jumlah)]
## Apel Rambutan Salak
## 5 6 7
max(x) # memperoleh nilai maksimum x
## [1] 7
min(x) # memperoleh nilai minimum x
## [1] 3
range(x) # memperoleh range vektor x
## [1] 3 7
length(x) # memperoleh jumlah vektor x
## [1] 4
sum(x) # memperoleh total penjumlahan vektor x
## [1] 17.5
prod(x) # memeperoleh produk elemen vektor x
## [1] 294
mean(x) # memperoleh nilai mean vektor x
## [1] 4.375
sd(x) # standar deviasi vektor x
## [1] 1.796988
var(x) # varian vektor x
## [1] 3.229167
sort(x) # mengurutkan elemen vektor x dari yang terbesar
## [1] 3.0 3.5 4.0 7.0
Regular Sequences Operator colon (“:”) dapat digunakan untuk membuat sequence vector. Operator tersebut berfungsi sebagai pemisah antara nilai awal dan akhir deret bilangan. Interval nilai sequence yang terbentuk adalah `. Berikut adalah contoh bagaimana cara membuat sequence vector menggunakan operator colon:
# vektor benilai 1 s/d 10
1:10
## [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
# vektor bernilai 10 s/d -1
10:-1
## [1] 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1
Fungsi rep() dapat digunakan untuk membuat deret dengan nilai berulang.
Catatan:
x: nilai yang hendak dibuat berulang.
times: jumlah pengulangan.
each: argumen tambahan yang menentukan jumlah masing-masing elemen vektor akan dicetak
Deret bilangan acak biasanya banyak digunakan dalam sebuah simulasi. R menyediakan fungsi untuk memproduksi bilangan-bilangan acak tersebut berdasarkan distribusi tertentu. contohnya :
x <- 1:6
error <- rnorm(n=1, mean=0, sd=1)
# cetak x + error dengan 3 nilai signifikan
round((x+error), 3)
## [1] 1.302 2.302 3.302 4.302 5.302 6.302
Referensi :
https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/calculation.html#repseq