Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan dalam Perekonomian di Aceh Tahun 2020
Hendra Dharmawan
Klik Disini Untuk Menuju Rpubs
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak positif pada suatu negara karena semakin banyaknya sumber daya manusia yang sangat besar. Namun pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak negatif jika tidak diimbangi dengan sarana-prasarana dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti lapangan pekerjaan.
Pada tahun 2020, jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa, Sementara, berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah sebesar 136,66 juta jiwa atau 50,58 persen dan penduduk perempuan sebesar 133,54 juta jiwa atau 49,42 persen. Jika dibandingkan dengan sensus-sensus penduduk sebelumnya, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2020 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia adalah sebesar 102, artinya terdapat 102 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100 menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Selama ini pertumbuhan jumlah penduduk laki-laki selalu lebih banyak dibandingkan perempuan, namun hasil proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2032 menunjukkan bahwa penduduk perempuan diperkirakan lebih banyak daripada laki-laki, yaitu perempuan sebanyak 149,19 juta jiwa sementara laki-laki berjumlah 149,17 juta jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih 21 ribu dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan bahwa, mayoritas penduduk Indonesia merupakan penduduk berumur produktif. Persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) terus meningkat sejak 1971. Pada 1971 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 53,39 persen dari total populasi dan meningkat menjadi 70,72 persen di 2020. Perbedaan antara persentase penduduk usia produktif dan nonproduktif (0–14 tahun dan 65 tahun ke atas) terlihat lebih tajam di 2020. Persentase penduduk usia produktif yang lebih besar dibandingkan. Angka tersebut cukup baik jika diasumsikan bahwa semua penduduk Indonesia usia produktif mempunyai pekerjaan.
Namun faktanya, pada tahun 2020 masih terdapat 7,07 persen tingkat pengangguran terbuka (TPT), 10,19 persen yang setengah menganggur, dan 25,96 persen pekerja paruh waktu. Terkait hal itu maka akan menambah beban pada penduduk usia produktif.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2020 sebanyak 203,97 juta orang yang naik 2,36 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 67,77 persen yang meningkat 0,24 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah angkatan kerja juga sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
Meskipun tingkat Partisipasi angkatan kerja naik, namun tingkat pengangguran terbuka masih cukup tinggi yaitu 7,07 persen. Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki pada tahun 2020 sebesar 82,41 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya 53,13 persen. Hal tersebut masih ada kesenjangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan di bidang ketenagakerjaan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai TPAK perempuan yaitu salah satunya masih terdapat budaya Indonesia yang menganut budaya patriarki. Menurut Rokhmansyah (2013) dibukunya yang berjudul Pengantar Gender dan feminisme, patriarki berasal dari kata partriakat yang artinya struktur menempatkan laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral, dan segala-galanya. Sistem tersebut dapat mempengaruhi kesenjangan dan ketidakadilan gender kedalam berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan, pekerjaan, politik, dan lainnya yang masih rendah peran perempuan di dalamnya.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2020 sebanyak 2.527 ribu orang, naik 122 ribu orang dibanding Agustus 2019. Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 1,97 persen poin. Pada Agustus 2020, TPT naik 0,42 persen poin dibanding Agustus 2019 menjadi 6,59 persen. Provinsi Aceh menjadi salah satu Provinsi nilai TPT yang relatif tinggi di Pulau Sumatera, berada pada peringkat 3 paling tinggi.
Tujuan
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti pemodelan analisis regresi logistik pada Partisipasi angkatan kerja perempuan dalam perekonomian di Aceh tahun 2020
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Menentukan gambaran umum dan karakteristik Partisipasi perempuan usia angkatan kerja di Aceh tahun 2020
Mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel penjelas terhadap variabel respons pada kasus Partisipasi perempuan usia angkatan kerja di Aceh tahun 2020.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut BPS (2020), angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja. TPAK memiliki kegunaan mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah.Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Pada penelitian ini fokus terhadap Partisipasi angkatan kerja perempuan dalam perekonomian Aceh pada tahun 2020
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data secara umum (Sugiyono, 2008: 147).
Dalam penelitian ini analisis deskriptif bertujuan untuk melihat karakteristik variabel-variabel penjelas meliputi status tempat tinggal, kepemilikan balita, status perkawinan, status bekerja dari kepala rumah tangga, tingkat pendidikan, dan status kemiskinan. dalam rumah tangga diduga mempengaruhi tingkat Partisipasi perempuan dalam perekonomian di Aceh tahun 2020.
Analisis Inferensia pada penelitian ini menggunakan Regresi Logistik
Regresi Logistik
Regresi logistik dalah suatu metode analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel respon yang bersifat dikotomus dengan variabel penjelas yang bersifat dikotomus atau polikotomus. Variabel respon terdiri dari dua kategori yaitu “sukses” dan “gagal” sehingga distribusi yang diikuti adalah distribusi Bernoulli untuk setiap observasi tunggal. Fungsi probabilitas regresi logistik dinotasikan P(Y=1|X) = p. Regresi logistik merupakan suatu model yang mendeskripsikan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan variabel respon yang bersifat dikotomis (dua kategori) atau polikotomis (lebih dari dua kategori). Model regresi logistik biner digunakan ketika variabel responnya berupa data kualitatif dikotomi yang bernilai 1 untuk kejadian sukses dan 0 untuk kejadian gagal (Agresti, 2007). Distribusi yang diikuti dalam regresi logistik biner adalah distribusi Bernoulli untuk setiap observasi tunggal (Setyaningrum, 2020). Model dari regresi logistik ganda adalah sebagai berikut:
\(\log[\frac{P(X)}{1-P(X)}]=β_{0}+β_{1}X_{1}+ ... +β_{p}X_{p}\)
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan adalah data yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2020 Provinsi Aceh. Peubah penjelas yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabulasi Peubah Respon dan Penjelas
| Variabel | Skala | Keterangan |
|---|---|---|
| Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (\(Y_{1}\)) | Nominal | 0 = Tidak Bekerja; 1 = Bekerja |
| Tempat Tinggal (\(X_{1}\)) | Nominal | 0 = Desa; 1 = Kota |
| Kepemilikan Balita (\(X_{2}\)) | Nominal | 0 = Tidak Ada Balita; 1 = Ada Balita |
| Status Kawin (\(X_{3}\)) | Nominal | 0 = Kawin; 1 = Tidak Kawin |
| Status Kemiskinan (\(X_{4}\)) | Nominal | 0 = Tidak Miskin; 1 = Miskin |
| Status KRT (\(Y_{5}\)) | Nominal | 0 = KRT; 1 = Bukan KRT |
| Tingkat Pendidikan (\(X_{6}\)) | Nominal | 0 = Perguruan Tinggi; 1 = ≤ SMA/SMK/Sederajat |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deksriptif
Pada penelitian ini digunakan data hasil Susenas 2002 pada bulan Maret yang dilaksanakan oleh BPS. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 18195 perempuan usia kerja di Aceh tahun 2020, dimana sebanyak 7826 berstatus kerja sedangkan sebanyak 10368 berstatus tidak bekerja. Tingkat Partisipasi perempuan dalam perekonomian erat kaitannya dengan keadaan sosial ekonomi. Karakteristik perempuan usia kerja di Aceh akan disajikan dalam bentuk ringkasan tabel, selanjutnya mengenai gambaran hubungan antar variabel respon dengan variable-variabel penjelas akan disusun berdasarkan masing-masing variabel dalam bentuk diagram batang dan lingkaran. Variabel yang akan dijelaskan adalah variabel respon (status kerja perempuan) dan lima variabel penjelas yaitu kepemilikan balita, status perkawinan, status kemiskinan, status KRT, tempat tinggal, dan tingkat pendidikan.
Tabel 2. Frekuensi dan persentase gambaran umum karakteristik Partisipasi Angkatan kerja perempuan dalam perekonomian di Aceh Tahun 2020.
| Variabel | Frekuensi (n) | Persentase (%) |
|---|---|---|
| Status Bekerja | ||
| Tidak Bekerja | 10368 | 56.99 |
| Bekerja | 7826 | 43.01 |
| Tempat Tinggal | ||
| Desa | 12662 | 69.59 |
| Kota | 5532 | 30.41 |
| Kepemilikan Balita | ||
| Tidak Ada | 15943 | 87.63 |
| Ada | 2251 | 12.37 |
| Status Kawin | ||
| Kawin | 9663 | 53.11 |
| Tidak Kawin | 8531 | 46.89 |
| Status Kemiskinan | ||
| Tidak Miskin | 15822 | 86.96 |
| Miskin | 2372 | 13.04 |
| Status KRT | ||
| KRT | 2766 | 15.20 |
| Bukan KRT | 15428 | 84.80 |
| Tingkat Pendidikan | ||
| Perguruan Tinggi | 4650 | 25.56 |
| ≤ SMA/SMK/Sederajat | 13544 | 74.44 |
Hubungan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan dengan Peubah Penjelas
Pada peubah status tempat tinggal, proporsi angkatan pekerja perempuan bekerja lebih tinggi pada daerah Kota, yaitu 46 persen angkatan kerja perempuan bekerja pada status tempat tinggal Kota sedangkan 42 persen angkatan kerja perempuan bekerja pada status tempat tinggal Desa.
Pada peubah kepemilikan balita, proporsi angkatan pekerja perempuan bekerja lebih tinggi pada yang memiliki Balita, yaitu 47 persen memiliki balita sedangkan 42 persen tidak memiliki balita.
Pada peubah status perkawinan, proporsi angkatan pekerja perempuan bekerja lebih tinggi pada yang berstatus Kawin, yaitu 47 persen berstatus kawin, sedangkan 38 persen yang tidak kawin.
Pada peubah status kemiskinan , proporsi angkatan pekerja perempuan bekerja lebih tinggi pada yang berstatus miskin, yaitu 44 persen berstatus miskin, sedangkan 36 persen yang tidak miskin.
Pada peubah status Kepala Rumah Tangga (KRT) , proporsi angkatan pekerja perempuan bekerja lebih tinggi pada yang berstatus KRT, yaitu 57 persen berstatus KRT, sedangkan 40 persen yang tidak bukan KRT.
Pada peubah status Pendidikan, proporsi angkatan pekerja perempuan bekerja lebih tinggi pada yang berstatus Perguruan Tinggi, yaitu 59 persen pendidikan perguruan tinggi, sedangkan 37 persen SMA/SMK/Sederajat atau lebih kecil.
Regresi Logistik
MEMBAGI DATA TRAIN DAN TEST
Dalam rangka membentuk model dan melakukan pengujian model yang telah dibuat, dilakukan pengambilan sampel dari data Partisipasi angkatan kerja perempuan di Aceh Tahun 2020. Pengambilan sampel ini dibagi menjadi 2 bagian data sehingga akan diperoleh dua bagian data, yaitu data train untuk membentuk model, dan data test untuk menguji model yang telah dibuat.
set.seed(202103)
sample <- sample(nrow(dataset),floor(nrow(dataset)*0.8))
train <- dataset[sample,]
test <- dataset[-sample,]MODEL REGRESI LOGISTIK
Model regresi logistik yang dibentuk dengan memasukkan peubah Status Tempat Tinggal, Kepemilikan Balita, Status Kawin, Status Kemiskinan, Status KRT, dan Tingkat Pendidikan.
logit <- glm(angkatan_kerja_perempuan ~ tempat_tinggal+balita+status_kawin+status_kemiskinan+status_krt+tingkat_pendidikan, data=train, family = "binomial")
summary(logit)##
## Call:
## glm(formula = angkatan_kerja_perempuan ~ tempat_tinggal + balita +
## status_kawin + status_kemiskinan + status_krt + tingkat_pendidikan,
## family = "binomial", data = train)
##
## Deviance Residuals:
## Min 1Q Median 3Q Max
## -1.6777 -1.0246 -0.7503 1.2143 1.7961
##
## Coefficients:
## Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
## (Intercept) 1.38453 0.08366 16.549 < 2e-16 ***
## tempat_tinggal1 0.16531 0.03807 4.342 1.41e-05 ***
## balita1 0.06275 0.05347 1.174 0.241
## status_kawin1 -0.75299 0.04110 -18.319 < 2e-16 ***
## status_kemiskinan1 0.26705 0.05342 4.999 5.77e-07 ***
## status_krt1 -1.15020 0.05519 -20.841 < 2e-16 ***
## tingkat_pendidikan1 -0.87203 0.03995 -21.827 < 2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## (Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
##
## Null deviance: 19884 on 14554 degrees of freedom
## Residual deviance: 18706 on 14548 degrees of freedom
## AIC: 18720
##
## Number of Fisher Scoring iterations: 4
Dari model tersebut terlihat bahwa peubah peubah penjelas Status Tempat Tinggal, Status Kawin, Status Kemiskinan, Status KRT, dan Tingkat Pendidikan. memberikan respon yang signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan bekerja, sedangkan Kepemilikan Balita tidak signifikan.
Beberapa peubah penjelas, seperti Status Tempat Tinggal dan Status Kemiskinan bernilai positif, sementara peubah penjelas status perkawinan, status KRT, dan Tingkat Pendidikan bernilai negatif.
Selanjutnya, dilakukan interpretasi dari koefisien yang terbentuk dari model tersebut.
Koefisien Model
Dari hasil di atas, diperoleh model regresi logistik dengan semua koefisiennya signifikan. Koefisien dari model regresi logistik yang telah dihasilkan tersebut adalah sebagai berikut:
logit$coefficient## (Intercept) tempat_tinggal1 balita1 status_kawin1
## 1.38453320 0.16531123 0.06275306 -0.75299401
## status_kemiskinan1 status_krt1 tingkat_pendidikan1
## 0.26704599 -1.15020486 -0.87203429
Odds Ratio
Untuk memudahkan interpretasi, digunakan odds ratio untuk melihat besarnya pengaruh dari tiap-tiap peubah penjelas terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan. Berikut dapat dilihat nilai odds ratio-nya:
exp(logit$coefficients)## (Intercept) tempat_tinggal1 balita1 status_kawin1
## 3.9929616 1.1797602 1.0647639 0.4709544
## status_kemiskinan1 status_krt1 tingkat_pendidikan1
## 1.3061005 0.3165719 0.4181001
Hasil penduga \(β_{1}\) = 0.16531, menyatakan bahwa angkatan kerja perempuan bekerja cenderung lebih tinggi pada status tempat tinggal Kota, peluang bekerja menjadi 1.1797 kali lebih besar. Hasil penduga \(β_{4}\) = 0.26704, menyatakan bahwa angkatan kerja perempuan bekerja cenderung lebih tinggi pada status rumah tangga miskin, peluang bekerja menjadi 1.3061 kali lebih besar. Hasil penduga \(β_{3}\) = -0.7529, menyatakan bahwa angkatan kerja perempuan bekerja cenderung lebih tinggi pada perempuan dengan status kawin, peluang bekerja menjadi 0.4709 kali lebih besar. Hasil penduga \(β_{5}\) = -1.1502, menyatakan bahwa angkatan kerja perempuan bekerja cenderung lebih tinggi pada perempuan dengan status sebagai Kepala Rumah Tangga (KRT), peluang bekerja menjadi 0.3165 kali lebih besar. Hasil penduga \(β_{6}\) = -0.8720, menyatakan bahwa angkatan kerja perempuan bekerja cenderung lebih tinggi pada perempuan dengan tingkatan pendidikan pada perguruan tinggi, peluang bekerja menjadi 0.4181 kali lebih besar.
Evaluasi Model
Untuk mengevaluasi model yang sudah dibentuk, akan dilakukan dua perhitungan, yaitu dengan confusion matrix dan ROC curve
Confusion Matrix
Dalam confusion matrix, sensitivitas (atau True Positive Rate) adalah persentase pengamatan (aktual) yang diprediksi dengan benar oleh model, sedangkan spesifisitas adalah persentase dari 0 (aktual) yang diprediksi dengan benar.
test$pred <- predict(logit, test, type="response")
test$angkatan_kerja_perempuan_pred <- ifelse(test$pred > 0.50, "1", "0")
test$angkatan_kerja_perempuan_pred <- as.factor(test$angkatan_kerja_perempuan_pred)
test$angkatan_kerja_perempuan <- as.factor(test$angkatan_kerja_perempuan)
(conf.mat<-caret::confusionMatrix(test$angkatan_kerja_perempuan_pred, test$angkatan_kerja_perempuan, positive="1"))## Confusion Matrix and Statistics
##
## Reference
## Prediction 0 1
## 0 1618 962
## 1 440 619
##
## Accuracy : 0.6147
## 95% CI : (0.5987, 0.6306)
## No Information Rate : 0.5655
## P-Value [Acc > NIR] : 9.865e-10
##
## Kappa : 0.1848
##
## Mcnemar's Test P-Value : < 2.2e-16
##
## Sensitivity : 0.3915
## Specificity : 0.7862
## Pos Pred Value : 0.5845
## Neg Pred Value : 0.6271
## Prevalence : 0.4345
## Detection Rate : 0.1701
## Detection Prevalence : 0.2910
## Balanced Accuracy : 0.5889
##
## 'Positive' Class : 1
##
Dari hasil perhitungan confusion matrix tersebut terlihat bahwa model tersebut mempunyai akurasi sebesar 61,47 persen.
Receiver Operating Characteristics (ROC) Curve
ROC curve diplot berdasarkan nilai TPR (True Positive Rate) dengan FPR (False Positive Rate). Pada sumbu y adalah nilai dari TPR dan pada sumbu x adalah nilai dari FPR.
plotROC(test$angkatan_kerja_perempuan=="1", test$pred)KESIMPULAN
Dari pemaparan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum, persentase penduduk perempuan usia angkatan kerja yang bekerja adalah 43.01 persen dan 56.99 persen tidak bekerja.
Persentase status kerja lebih besar untuk perempuan usia angkatan kerja yang status tempat tinggal di Kota, memiliki balita, dengan status kawin, status rumah tangga miskin, status sebagai KRT dalam rumah tangga, dan tingkat pendidikan perguruan tinggi.
Variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi partisipasi perempuan dalam perekonomian di Aceh tahun 2020 adalah variabel Tempat Tinggal, Status Kawin, Status Kemiskinan, Status KRT, dan Tingkat Pendidikan.
Kecenderungan perempuan usia angkatan untuk berpartisipasi dalam perekonomian di Aceh tahun 2020 lebih besar bagi perempuan yang tinggal di Kota, status Kawin, rumah tangga miksin, sebagai KRT, dan tingkat pendidikan perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2020). Keadaan Angkatan Kerja diIndonesia Agustus 2020 Jakarta: BPS.
Dwi ayu setyaningrum dan Timbang Sirait (2019). PEMODELAN LOGIT, PROBIT, DAN COMPLEMENTARY LOG-LOG, Studi Kasus: Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan dalam Perekonomian di Kalimantan Timur Tahun 2019
Nurussadad, A.A., Rahma, Anisa (Maret, 2021). STA581-05 - Logistics Regression. Retrieved from https://rpubs.com/nurussadad/STA581-05-regresi-logistik