Pada Bab 1 kita telah mempelajari uji log-rank dan regresi Cox untuk memeriksa asosiasi antara kovariat minat dan hasil survival. Namun analisis tersebut bergantung pada kovariat yang diukur pada garis dasar dimana diukur sebelum waktu tindak lanjut kegiatan dimulai. Apa yang terjadi jika Anda tertarik dengan kovariat yang mengukur setelah tindak lanjut kegiatan telah dimulai?
Contoh: Secara keseluruhan, survival diukur dari awal perlakuan, dan minat pada hubungan antara tanggapan lengkap terhadap perlakuan dan survival.
Referensi:Anderson, J., Cain, K., & Gelber, R. (1983). Analysis of survival by tumor response. Journal of Clinical Oncology : Official Journal of the American Society of Clinical Oncology, 1(11), 710-9.
Beberapa kovariat lain yang mungkin menarik dalam penelitian kanker yang mungkin tidak diukur pada awal meliputi:
Data 137 pasien transplantasi sumsum tulang (diperoleh dari paket SemiCompRisks). Variabel yang berkaitan sebagai berikut:
T1 waktu (hari) menuju kematian atau tindak lanjut terakhirdelta1 petunjuk kematian, 1-Mati, 0-HidupTA waktu (hari) menuju cangkok melawan penyakit inang akutdetlaA petunjuk cangkok melawan penyakit inang akut, 1-Pernah Terjadi, 0-Tidak pernah terjadiMari muat data berikut untuk digunakan sebagai contoh
Dalam data BMT terdapat hubungan antara cangkok melawan penyakit inang (aGVHD \(\rightarrow\) acute graft versus host disease) dan kelangsungan hidup. Tetapi aGVHD dinilai setelah transplantasi dilakulan yang merupakan waktu dasar kami atau waktu ditindaklanjuti.
Langkah 1 Tentukan waktu tengara
Biasanya, aGVHD terjadi dalam waktu 90 hari setelah transplantasi dilakukan, maka kita gunakan 90 hari tersebut sebagai tengara.
Ketertarikan terdapat pada hubungan antara aGVHD dan kelangsungan hidup. Tetapi aGVHD dinilai setelah transplantasi dilakulan yang merupakan waktu dasar kami atau waktu ditindaklanjuti.
Langkah 2 Subset populasi termasuk setidaknya sampai waktu tengara
Hal ini membuat ukuran sampel dari 137 menjadi 122.
Ketertarikan terdapat pada hubungan antara aGVHD dan kelangsungan hidup. Tetapi aGVHD dinilai setelah transplantasi dilakulan yang merupakan waktu dasar kami atau waktu ditindaklanjuti.
Langkah 3 Hitung waktu ditindaklanjuti dari tengara dan aplikasikan metode tradisional.
lm_dat <-
lm_dat %>%
mutate(lm_T1 = T1 - 90)
lm_fit <- survfit(Surv(lm_T1, delta1) ~ deltaA, data = lm_dat)require(survminer)
ggsurvplot(
fit = lm_fit,
data = lm_dat,
xlab = "Days from 90-day landmark",
risk.table = T,
risk.table.y.text = T,
pval = TRUE
)Untuk mengaplikasikan regresi Cox dengan data BMT, Anda dapat menggunakan opsi subset pada coxph untuk mengecuailkan pasien yang tidak melewati waktu tengara
coxph(
Surv(T1, delta1) ~ deltaA,
subset = T1 >= 90,
data = BMT
) %>%
gtsummary::tbl_regression(exp = TRUE)| Characteristic | HR1 | 95% CI1 | p-value |
|---|---|---|---|
| deltaA | 1.08 | 0.57, 2.07 | 0.8 |
|
1
HR = Hazard Ratio, CI = Confidence Interval
|
|||
Alternatif untuk analisis tengara adalah penggabungan kovariat yang bergantung pada waktu. Hal ini dilakukan jika:
Analisis kovariat bergantung waktu dalam R memerlukan persiapan dataset khusus. Lihat makalah berikut tentang paket survival ini oleh penulis untuk lebih rinci, Using Time Dependent Covariates and Time Dependent Coefficients in the Cox Model.
Dalam data BMT tidak terdapat variabel ID, dimana diperlukan untuk membuat dataset khusus, maka buat variabel my_id.
Gunakan fungsi tmerge pada opsi fungsi event dan tdc untuk membuat dataset khusus.
tmerge membuat dataset yang panjang dengan interval berlipat untuk kovariat yang berbeda pada tiap pasienevent membuat kejadian baru yang akan digunakan dalam interval waktu yang barutdc membuat indikator kovariat bervariasi waktu untuk digunakan dalam interval waktu yang baru.Untuk mengetahui kegunaannya, mari kita lihat data untuk 5 pasien individu pertama.
Variabel dalam data orisinilnya terlihat sebagai berikut:
## my_id T1 delta1 TA deltaA
## 1 1 2081 0 67 1
## 2 2 1602 0 1602 0
## 3 3 1496 0 1496 0
## 4 4 1462 0 70 1
## 5 5 1433 0 1433 0
Dan dataset baru dari pasien yang sama sebagai berikut:
## my_id T1 delta1 id tstart tstop death agvhd
## 1 1 2081 0 1 0 67 0 0
## 2 1 2081 0 1 67 2081 0 1
## 3 2 1602 0 2 0 1602 0 0
## 4 3 1496 0 3 0 1496 0 0
## 5 4 1462 0 4 0 70 0 0
## 6 4 1462 0 4 70 1462 0 1
## 7 5 1433 0 5 0 1433 0 0
Sekarang kita bisa menganalisa kovariat bergantung waktu dan regresi Cox menggunakan coxph dan perubahan menggunakan Surv untuk memasukan argumen time dan time2
coxph(
Surv(time = tstart, time2 = tstop, event = death) ~ agvhd,
data = td_dat
) %>%
gtsummary::tbl_regression(exp = TRUE)| Characteristic | HR1 | 95% CI1 | p-value |
|---|---|---|---|
| agvhd | 1.40 | 0.81, 2.43 | 0.2 |
|
1
HR = Hazard Ratio, CI = Confidence Interval
|
|||
Kita temukan bahwa aGVHD tidak berkaitan secara signifikan dengan kematian, dengan penggunaan analisis tengara ataupun kovariat bergantung waktu.
Seringkali seseorang ingin menggunakan analisis tengara untuk visualisasi kovariat tunggal, dan regresi Cox dengan kovariat bergantung waktu untuk pemodelan univariabel dan multivariabel.