Dalam bidang Data Sience memiliki 2 paltform bahasa pemrograman yang sangat populer yaitu Python dan R. Bahasa pemrograman R sangat baik untuk uji statistik, klasifikasi, klasterisasi dan baik dalam visualisasi data, dan fungsi lainnya.
Bahasa Pemrograman R adalah perangkat lunak (Software) untuk analisis statistika dan grafik yang awalnya dibuat oleh Ross Ihaka dan Robert Gentlemen di University of Auckland New Zealand dan akhirnya dilanjutkan oleh R Development Core Team.
Berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya, bahasa R berupa interpreter yang dituliskan baris per baris seperti di )Command Line Interface). Bahasa R tidak sesulit bahasa pemrograman lainnya, yang dimana bahasa R merupakan turunan dari bahasa pemrograman S, sedangkan bahasa S turunan dari bahasa pemrograman C. Maka bisa disimpulkan bahasa R akan terlihat mirip dengan bahasa pemrograman C.
Pada Artikel ini akan membahas beberapa dasar bahasa pemrograman R :
Seperti bahasa pemrograman lainnya, bahasa R memiliki sebuah variabel yang merupakan suatu hal yang penting dalam bahasa pemrograman. Aturan penulisan variabel pada bahasa pemrograman R sama dengan bahasa pemrograman lainnya, yaitu :
Deklarasi variabel pada bahasa R cukup dengan memasukkan nilai kedalam variabelnya menggunakan operator = atau <-, operator <- lebih umum digunakan karena merupakan operator asli dari bahasa R. Contoh :
a = 5
b = 3
c = a+b
print(c)
## [1] 8
Menggunakan operator <-
a <- 5
b <- 6
print((a+b)/2)
## [1] 5.5
a = "Hello World"
b = "'Hello World dengan petik 1'"
c = '"Hello World dengan petik 2"'
print(b)
## [1] "'Hello World dengan petik 1'"
Menggunakan operator <-
s <- "Hello World"
s1 <- "'Hello World dengan petik 1'"
s2 <- '"Hello World dengan petik 2"'
print(s)
## [1] "Hello World"
hari_ini <- Sys.Date()
print(hari_ini)
## [1] "2021-02-10"
Vector pada bahasa pemrograman R merupakan data array yang dapat menyimpan banyak data dalam 1 variabel saja dan diakses menggunakan indeks. Pada bahasa R indeks dimulai dari angka 1 bukan 0. Insialisasi vector pada bahasa R menggunakan fungsi bernama C(), C merupakan singkatan dari Combine Berikut contohnya :
x <- c(1, 2, 3, 4, 5)
y <- c(6, 7, 7.5, TRUE, "hello")
print(y[3])
## [1] "7.5"
Pada bahasa pemrograman R, vector juga bisa dilakukan sebuah operasi perhitungan, akan tetapi jumlah karakter yang akan dihitung harus seragam atau berjumlah sama. Sebagai berikut :
x <- c(1, 2, 3, 4, 5)
y <- c(1, 1, 1, 1, 1)
print(x + y)
## [1] 2 3 4 5 6
Untuk menciptakan vektor dengan panjang tertenu dan perbedaan yang ditentukan antar elemen. Digunakan fungsi sequance() pada bahasa pemrograman R.
sequence(4)
## [1] 1 2 3 4
sequence(6)
## [1] 1 2 3 4 5 6
Menggabungkan antar sequance vector
sequence(c(4, 6))
## [1] 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6
Penulisan sequance juga bisa dilakukan seperti ini
seq(3, 9)
## [1] 3 4 5 6 7 8 9
atau bisa dilakukan secara sederhana
2:6
## [1] 2 3 4 5 6
Pada bahasa R terdapat sejumlah operator operasi yang penting, seperti bahasa pemrograman lainnya, antara lain:
1. Operator Aritmatika
Proses perhitungan akan ditangani oleh fungsi khusus. Bahasa R akan memahami urutannya secara benar. Kecuali kita secara eksplisit menetapkan yang lain. Sebagai contoh tuliskan dan jalankan sintaks berikut :
3+2*5
## [1] 13
sintaks diatas akan berbeda hasil jika seperti sintaks dibawah ini ;
(3+2)*5
## [1] 25
Dari hasil dua sintaks diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada bahasa R ketika kita tidak menetapkan urutan perhitungan menggunakan tanda kurung, secara otomatis akan menghitung terlebih dahulu perkalian atau pembangian.
Operator Aritmatika yang disediakan bahasa R :
| Simbol | Nama Simbol | Keterangan |
|---|---|---|
+ |
Addition | Untuk operasi penjumlahan |
- |
Substraction | Untuk operasi pengurangan |
* |
Multiplication | Untuk operasi perkalian |
/ |
Division | Untuk operasi pembagian |
^ |
Eksponentiation | Untuk operasi pemangkatan |
%% |
Modulus | Untuk mencari sisa pembagian |
%/% |
Integer | Untuk mencari bilangan bulat hasil pembagian saja dan tanpa sisa pembagian |
2. Operator perbandingan
Operator perbandingan digunakan untuk membandingkan satu objek dengan objek lainnya pada bahasa pemrograman R.
| Simbol | Keterangan | Deskripsi |
|---|---|---|
== |
Sama dengan | Bernilai TRUE jika kedua objek bernilai sama |
!= |
Tidak sama dengan | Bernilai TRUE jika kedua objek tidak bernilai sama |
> |
Lebih besar dari | Bernilai TRUE jika nilai objek kanan lebih besar dari nilai objek kiri |
< |
Lebih kecil dari | Bernilai TRUE jika nilai objek kanan lebih kecil dari nilai objek kiri |
>= |
Lebih besar sama dengan | Bernilai TRUE jika nilai objek kanan lebih besar atau sama dengan dari nilai objek kiri |
<= |
Lebih kecil sama dengan | Bernilai TRUE jika nilai objek kanan lebih kecil atau sama dengan dari nilai objek kiri |
Contoh penerapan operator perbandingan :
x <- 30
y <- 45
print(x > y)
## [1] FALSE
print(x < y)
## [1] TRUE
print(x == y)
## [1] FALSE
print(x != y)
## [1] TRUE
print(y <= x)
## [1] FALSE
print(y >= x)
## [1] TRUE
3. Operator logika
Operator logika hanya berlaku pada vektor dengan tipe logical, numeric, atau complex. Semua angka bernilai 1 akan dianggap bernilai logika TRUE.
| Simbol | Keterangan |
|---|---|
&& |
Operator logika AND |
|| |
Operator logika OR |
! |
Operator logika NOT |
| |
Operator logika OR element wise |
& |
Operator logika AND element wise |
Contoh penerapan operator logika :
x <- c(FALSE,FALSE,TRUE)
y <- c(TRUE,FALSE,TRUE)
print(x&&y)
## [1] FALSE
print(x||y)
## [1] TRUE
print(!y)
## [1] FALSE TRUE FALSE
print(x|y)
## [1] TRUE FALSE TRUE
print(x&y)
## [1] FALSE FALSE TRUE