Email: sherlytaurinsiri@gmail.com
Linkedin: https://www.linkedin.com/in/sherly-taurin-8a50221b4/
RPubs: https://rpubs.com/sherlytaurin/
Github: https://github.com/sherlytaurin/
Manusia sudah mulai menyimpan informasi sejak zaman kuno. Di zaman kuno, sistem basis data yang rumit dikembangkan oleh pemerintah, rumah sakit, perpustakaan, dan organisasi bisnis. Beberapa prinsip dasar sistem yang dilakukan di zaman kuno masih digunakan hingga saat ini.
Sejak awal pepnggunaan komputer, fokus utama aplikasi menuju pada penyimpanan dan manipulasi data. Pada awal tahun 1960, Charles Bachman dari perusahaan General Electric mendesain Database Management System (DBMS) generasi pertama yang disebut Integrated Data Store. Dasar untuk model data jaringan dibentuk dan distandarisasi oleh Conference on Data System Language (CODASYL).
Pada akhir tahun 1960-an, IBM mengembangkan Information Management System (IMS) DBMS. IMS dibentuk melalui representasi data pada kerangka kerja yang disebut model data hierarki. Di waktu yang sama, hasil kerja sama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika ( American Airlines ) mengembangkan sistem SABRE yang memungkinkan user mengakses data yang sama pada jaringan komputer yang digunakan untuk mengelola data reservasi.
Pada tahun 1970 hingga 1972, Edgar Codd menerbitkan makalah untuk mengusulkan penggunaan model basis data relasional. Idenya itu berhasil mengubah cara orang berpikir mengenai database. Dalam modelnya itu, skema basis data terputus dari penyimpanan informasi fisik. Hal itu menjadi prinsip standar untuk sistem database.
Pada tahun 1974 dan 1977 dibuat dua prototipe sistem basis data relasional utama, yaitu Ingres yang dikembangkan di UBC dan system R yang dibuat di IBM San Jose. Ingres menggunakan bahasa query yang dikenal sebagai QUEL. Query itu berkontribusi pada pembuatan sistem seperti Ingres Corp., MS SQL Server, Sybase, Wang’s PACE, dan Britton-Lee. Sedangkan System R menggunakan bahasa query SEQUEL. Query itu berkontribusi pada pengembangan SQL/DS, DB2, Allbase, Oracle, dan Non-Stop SQL. Dalam dekade ini juga Sistem Manajemen Database Relasional (RDBMS) menjadi istilah yang diakui.
Pada tahun 1976, model basis data baru yang disebut Entity-Relationship (ER) diusulkan oleh P.Chen. Model ini memungkinkan desainer untuk fokus pada aplikasi data, bukan pada struktur tabel logis.
Pada kisaran tahun ini, Structured Query Language (SQL) menjadi bahasa query standar. Lalu, sistem basis data relasional menjadi sukses di komersial karena peningkatan pesat dalam penjualan komputer meningkatkan pasar basis data. Hal ini menyebabkan penururan secara besar-besaran terhadap model basis data jaringan dan hierarki.
DB2 menjadi produk basis data andalan untuk IBM dan pengenalan PC IBM membuat banyaknya perusahaan database baru yang berdiri dan pengembangan produk seperti PARADOX, RBASE 5000, RIM, Dbase III dan IV, OS / 2 Database Manager, dan Watcom SQL.
Setelah guncangan industri basis data, sebagian besar perusahaan yang bertahan menjual produk basis data yang kompleks dengan harga tinggi. Pada awal tahun 1990-an, alat client baru untuk pengembangan aplikasi dirilis. Pengembangan itu termasuk Oracle Developer, PoweBuilder, VB, dll. Beberapa alat untuk urusan personal seperti ODBC dan Excel/Access juga dikembangkan. Pada awal tahun 1990-an ini juga Prototype untuk Object Database Management Systems (ODBMS) dibuat.
Pada pertengahan tahun 1990-an muncul internet. Hal ini menyebabkan pertumbuhan eksponensial dalam industri basis data. Rata-rata pengguna deks top mulai menggunakan sistem basis data client-server untuk mengakses sistem komputer yang berisi data lama.
Pada akhir tahun 1990-an, terjadi peningkatan investasi dalam bisnis online yang mengakibatkan peningkatan permintaan akan connector internet database , seperti Front Page, Active Server Pages, Java Servelets, Dream Weaver, ColdFusion, Enterprise Java Beans, dan Oracle Developer 2000. Penggunaan cgi, gcc, MySQL, Apache, dan sistem lain juga menghadirkan solusi open source ke internet. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi point-of-sale, pemrosesan transaksi online dan analitik online mulai berkembang.
Pada awal tahun 2000-an, industri internet sempat mengalami penurunan. Meskipun hal itu terjadi, aplikasi basis data terus berkembang. Aplikasi interaktif baru dikembangkan untuk PDA, transaksi poin-of-sale, dan konsolidasi vendor. Pada awal tahun 2000-an, ada tiga perusahaan basis data terkemuka di dunia barat, yaitu Microsoft, IBM, dan Oracle.
Saat ini, basis data ada dimana-mana dan digunakan untuk meningkatkan kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari penyimpanan cloud pribadi hingga prediksi cuaca, banyak layanan yang kita gunakan saat ini karena basis data. Saat ini ada banyak pendatang baru di lingkup database non-relational yang menawarkan solusi khusus.
Dimasa ini beberapa database relational yang termasuk besar adalah Oracle, MySQL, dan DB2. Tetapi pada masa ini juga ada tren baru yang muncul, yang berfokus pada membaut teknologi canggih yang dapat diakses semua orang. Contohnya adalah Quickbase yang merupakan platform basis data online yang dibangun di atas database relational yang memberi pengguna dengan tingkat keahlian apapun kemampuan untuk membuat aplikasi sendiri menggunakan kemampuan database relational, tetapi dengan User Interface yang memberi kemudahan hanya dengan menunjuk dan mengklik.
Referensi:
https://www.quickbase.com/articles/timeline-of-database-history
http://mtechnology14.blogspot.com/2016/11/pengertian-dan-sejarah-data-base.html
https://muhfebrianika.wordpress.com/2015/11/27/sejarah-basis-data-dan-perkembangan-nya/
Dengan sistem basis data, pengambilan informasi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Karena basis data memiliki kemampuan untuk mengelompokkan, mengurutkan, bahjkan perhitungan dengan matematika. Dengan perancangan yang benar, maka penyajian informasinya juga dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Pengontrolan data cukup dilakukan di satu tempat saja karena cukup dengan satu basis data untuk berbagai keperluan. Misalkan ada perubahan data nomor telepon mahasiswa, kita tidak perlu mengupdate semua data di semua bagian, cukup disatu basis data.
Dengan pemakaian bersama, kita tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan di berbagai tempat. Cukup satu saja sehingga hal itu akan menghemat ruang penyimpanan data yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
Dengan penerapan secara ketat mengikuti aturan tipe data, domain data, keunikan data, relasi antar data, dan yang laiinya, keakuratan dalam pemasukan atau penyimpanan data tentu lebih tinggi.
Dengan basis data kita dapat mem- backup data, memilah data mana yang masih diperlukan dan data mana yang perlu disimpan di tempat lain. Karena dengan adanya pertumbuhan transaksi suatu organisasi dari waktu ke waktu tentu akan membutuhkan media penyimpanan yang semakin besar.
Sebagian besar DBMS dilengkapi dengan fasilitas manajemen pengguna diberikan hak untuk mengakses yang berbeda-beda sesuai dengan pengguna dan posisinya. Basis data dapat diberikan password untuk membatasi orang yang mengaksesnya.
Dengan basis data, bila ada program aplikasi yang telah selesai dibuat dan ternyata ada perubahan isi atau struktur data, perubahan ini hanya perlu dilakukan pada level DBMS tanpa harus membongkar kembali program aplikasinya.
Dengan data yang dikelola dengan lebih baik dan akses data yang ditingkatkan memungkinkan untuk menghasilkan informasi berkualitas lebih baik yang bisa membuat pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan basis data yang mengandung berbagai informasi yang diperlukan pengguna, tentu hal itu memberdayakan pengguna untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat serta meminimalisir risiko.
Sistem basis data membutuhkan sumber daya yang tinggi, terlebih untuk melakukan perawatan secara berkala. Contohnya seperti perangkat keras dan lunak yang canggih dan personel yang terampil dibidangnya. Dengan itu diperlukan biaya untuk pemeliharaan perangkat yang digunakan dan untuk personel yang mengoperasikan serta mengelola sistem basis data seperti biaya untuk pelatihan, perizinan, dan sebagainya.
Sistem basis data mencakup banyak file, sehingga jika melakukan back-up tentu akan menghabiskan banyak waktu.
Bila ada kesalahan dalam mengakses, bisa terjadi berbagai masalah. Terutama bila di akses oleh sembarang pengguna. Bila terjadi kerusakan, tentu hasil itu dapat mempengaruhi departemen yang terkait.
Karena didalamnya terdapat suatu sistem basis data yang saling berkaitan, maka perlu tempat penyimpanan yang besar untuk menampung sistem yang ada dan data yang akan ditampung.
Referensi:
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/15/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-database/
https://tutorialink.com/dbms/advantage-and-disadvantages-of-dbms.dbms