## BodyFat_Y Weight_X1 Chest_X2 Abdomen_X3 Hip_X4
## BodyFat_Y 1.0000 0.5556 0.6928 0.8315 0.5929
## Weight_X1 0.5556 1.0000 0.8988 0.8470 0.9102
## Chest_X2 0.6928 0.8988 1.0000 0.9111 0.8268
## Abdomen_X3 0.8315 0.8470 0.9111 1.0000 0.8416
## Hip_X4 0.5929 0.9102 0.8268 0.8416 1.0000
Dari hasil ini, kita dapat melihat beberapa nilai korelasi yang lebih dari 0.8, yang menandakan adanya multikolinieritas.
Selain dengan menghitung nilai korelasi, kita juga dapat mendeteksi multikolinieritas dengan melihat nilai VIFnya
## Weight_X1 Chest_X2 Abdomen_X3 Hip_X4
## 9.843675 9.312587 7.043387 6.823786
Kita mendapatkan beberapa variabel dengan nilai VIF > 5, yang mana menandakan adanya multikolinieritas.
Untuk memperbaiki masalah multikolinieritas, kita perlu menghapus variabel dengan nilai VIF tertinggi, yakni Weight_X1
## Chest_X2 Abdomen_X3 Hip_X4
## 6.344235 6.882931 3.696819
Karena masih ada VIF > 5, kita akan menghapus 1 variabel lagi dengan nilai VIF tertinggi, yakni Abdomen_X3
## Chest_X2 Hip_X4
## 3.159999 3.159999
Karena semua nilai VIF telah < 5, maka masalah multikolinieritas telah teratasi.