Pada chapter 1 kita akan belajar
Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan data, menganalisis data untuk mendapatkan kesimpulan informasi sampai dapat dijadikan dasar pembuatan kebijakan. Definisi diatas mirip dengan tugas dari seorang Data Science yaitu mulai dari ekplorasi data, modelling untuk mendapatakan pola yang tersembunyi dari data kemudian menemukan Insight untuk dasar kebijakan (data-driven).
Kenapa harus belajar statistik ?
Ilmu Statistik fungsinya untuk mengolah data, yang bisa angka maupun bukan angka. Statistik merupakan pondasi awal sebelum belajar Data Science. Alasannya, banyak tools data science merupakan pengembangan dari teknik statistik, mulai dari sederhana sampai yang rumit. Agar dapat memahami konsep-konsep tersebut, pada bab ini juga disertakan satu dataset file dengan nama data_intro.csv yang akan dijadikan file praktek di R
Sebenarnya statistik merupakan ilmu peluang, yaitu untuk mendapatkan generalisasi populasi dari sampel yang kita miliki. Dalam statistik banyak kaitannya dengan sampel dan populasi, berikut pengertiannya
Gambaran diatas dapat menjelaskan fungsi dari statistik, yaitu kita dapat mengetahui karakteristik dari populasi melalui sampel yang kita miliki. Kemudian untuk mengukur karakteristik dari sampel dan populasi, dengan melihat nilai statistik dan parameter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pengertian berikut
Perbedaan antara statistik dan parameter adalah sebagai berikut:
Statistik lebih banyak di cari nilainya daripada parameter, alasannya adalah lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Selain itu, pengambilan sampel sebenarnya sudah dapat mewakili populasi. Dan secara praktis, kita tidak mungkin melakukan pengambilan populasi karena dapat bersifat merusak. Contoh: pengambilan sample dari produksi seluruh bola lampu untuk menguji kandungan di dalamnya. Atau pengambilan seluruh populasi udang dari suatu tambak. Nilai estimasi didapatkan dari data kuantitatif dan kualitatif, untuk mengetahui perbedaanya akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.
Selanjutnya bagaimana untuk mendapatkan nilai karakteristik dari data kuantitatif dan kualitatif, jawabanya yaitu kita harus menggolongkan kedalam skala pengukuran data.
Kenapa harus dilakukan?
Agar data mudah untuk diolah sehingga mendapatkan nilai statistik
Tiap data perlu suatu standar untuk melakukan pengukuran, ini disebut skala. Dan berikut adalah jenis-jenis skala pengukuran data:
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa data kualitatif dapat kita golongkan menjadi skala nominal dan ordinal. Sedangkan untuk data kuantitatif maka digolongkan menjadi Interval dan Rasio.Skala pengukuran nominal dan ordinal pada R di definisikan sebagai factor atau sering disebut data kategorik sedangkan interval dan rasio di definisikan sebagai numerik.
Dataset yang akan di pakai dalam course ini adalah data tentang kepuasan konsumen terhadap suatu produk pakaian. Dataset ini ada dalam file bentuk format file CSV dengan nama data_intro.csv. Data ini juga dilengkapi karakteristik umum dari konsumen.
Berikut adalah tampilan dari dataset tersebut jika dibuka dengan aplikasi notepad.
Terlihat pemisah antar kolomnya menggunakan tanda titik koma. Terdiri dari sembilan kolom dan 20 baris data
Dan berikut adalah tampilan dari dataset tersebut jika dibuka dengan aplikasi spreadsheet.
Dataset tersebut terdiri dari sembilan kolom dengan detil berikut:
Dengan data sederhana ini diharapkan dapat mengasah kempuan analisis statistik. Kemampuan analisis statistik akan terlatih dengan Learning By Doing. Metode belajar ini sangat efektif untuk pemahaman ilmu statistika.
Untuk membaca dataset data_intro.csv tersebut kita akan gunakan function read.csv dengan konstruksi berikut:
data_intro <- read.csv("https://academy.dqlab.id/dataset/data_intro.csv", sep=";")
Penjelasan terhadap function di atas adalah sebagai berikut:
| Komponen | Deskripsi |
|---|---|
| data_intro | nama variable yang digunakan untuk menampung pembacaan file dataset data_intro.csv |
| read.csv | function yang digunakan untuk membaca contoh dataset dengan format file teks (CSV) |
| https://academy.dqlab.id/dataset/data_intro.csv | lokasi dataset yang terdapat di web DQLab. Jika lokasi file dan aplikasi R terdapat di komputer lokal Anda, maka gantilah dengan lokasi file di lokal. Misalkan c:_intro.csv |
| sep=“;” | Parameter pemisah (separator) antar kolom data. Kita gunakan tanda titik koma untuk dataset tingkat kepuasan pelanggan. |
Tugas Praktek
Lengkapi code editor untuk membaca file seperti yang ditunjukkan pada bagian Lesson.
Jika berjalan dengan lancar maka akan tampil sebagian dataset pada Console sebagai berikut.
data_intro <- read.csv("https://academy.dqlab.id/dataset/data_intro.csv", sep=";")
data_intro
ID.Pelanggan Nama Jenis.Kelamin Pendapatan Produk Harga Jumlah Total
1 1 Arif 1 600000 A 100000 4 400000
2 2 Dian 2 1200000 D 250000 4 1000000
3 3 Dinda 2 950000 D 250000 3 750000
4 4 Fajar 1 400000 A 100000 2 200000
5 5 Ika 2 1200000 D 250000 4 1000000
6 6 Ilham 1 800000 B 150000 4 600000
7 7 Indra 1 950000 B 150000 5 750000
8 8 Kartika 2 1100000 E 300000 3 900000
9 9 Lestari 2 800000 E 300000 2 600000
10 10 Lia 2 1700000 E 300000 5 1500000
11 11 Maria 2 600000 A 100000 4 400000
12 12 Maya 2 950000 B 150000 5 750000
13 13 Mila 2 400000 C 200000 1 200000
14 14 Nurul 2 6450000 D 250000 5 1250000
15 15 Retno 2 1000000 C 200000 4 800000
16 16 Rini 2 800000 B 150000 4 600000
17 17 Rizki 1 1200000 C 200000 5 1000000
18 18 Sari 2 700000 D 250000 2 500000
19 19 Tyas 2 600000 A 100000 4 400000
20 20 Wahyu 1 800000 C 200000 3 600000
Tingkat.Kepuasan
1 2
2 2
3 3
4 3
5 2
6 3
7 1
8 3
9 1
10 1
11 3
12 3
13 2
14 1
15 2
16 1
17 3
18 1
19 3
20 1
Adalah praktek yang sangat baik untuk mengenal atau melakukan profile tiap dataset yang sudah dibaca ke dalam R – dan secara sederhana di R dapat kita lakukan dengan function str. Function str akan menyajikan informasi tiap kolom dataset dalam format yang compact – satu baris informasi saja per row. Pendekatan singkat dan jelas ini membuat str menjadi function favorit dan efektif untuk mengenal data di tahap awal.
Syntaxnya juga cukup sederhana, cukup masukkan dataset ke dalam function ini seperti pada contoh berikut.
str(data_intro)
Tugas Praktek
Gantilah code editor dengan perintah str yang menggunakan input variable data_intro.
Jika berjalan dengan lancar, maka outputnya sebagian akan terlihat sebagai berikut.
str(data_intro)
'data.frame': 20 obs. of 9 variables:
$ ID.Pelanggan : int 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ...
$ Nama : chr "Arif" "Dian" "Dinda" "Fajar" ...
$ Jenis.Kelamin : int 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 ...
$ Pendapatan : int 600000 1200000 950000 400000 1200000 800000 950000 1100000 800000 1700000 ...
$ Produk : chr "A" "D" "D" "A" ...
$ Harga : int 100000 250000 250000 100000 250000 150000 150000 300000 300000 300000 ...
$ Jumlah : int 4 4 3 2 4 4 5 3 2 5 ...
$ Total : int 400000 1000000 750000 200000 1000000 600000 750000 900000 600000 1500000 ...
$ Tingkat.Kepuasan: int 2 2 3 3 2 3 1 3 1 1 ...
Untuk baris di bawahnya adalah penjelasan dari tiap kolom/variable data yang terdiri dari:
Berikut penjelasan hasil dalam bentuk ilustrasi dari 3 kolom, yaitu ID.Pelanggan, Nama, dan Jenis.Kelamin.
Variabel ID.Pelanggan merupakan kode unik dari setiap variabel dan tidak bisa dicari nilai statistiknya. Sehingga tipe data ID.Pelanggan perlu diubah menjadi character agar tidak ikut di analisis.
Untuk mengubah tipe data ID.Pelanggan menjadi character dapat menggunakan syntax
data_intro$ID.Pelanggan <-as.character(data_intro$ID.Pelanggan)
Function as.character mengubah id tiap pelanggan menjadi string/character - ditandai dengan tanda petik diantara kode unik tersebut.
Tugas Praktek
Gantilahcode editor dengan perintah as.character yang menggunakan input variable data_intro dengan kolom ID.Pelanggan dan Nama. Kemudian keluarkan output untuk memastikan bahwa output tersebut berupa String.
Jika berjalan lancar maka akan tampil output sebagai berikut
data_intro$ID.Pelanggan <- as.character(data_intro$ID.Pelanggan)
data_intro$Nama <- as.character(data_intro$Nama)
str(data_intro$ID.Pelanggan)
chr [1:20] "1" "2" "3" "4" "5" "6" "7" "8" "9" "10" "11" "12" "13" "14" ...
str(data_intro$Nama)
chr [1:20] "Arif" "Dian" "Dinda" "Fajar" "Ika" "Ilham" "Indra" "Kartika" ...
Pada data_intro beberapa variabelnya bersifat kualitatif yaitu variabel jenis kelamin, produk, dan Tingkat_Kepuasan. Variabel tersebut harus di ubah jenis datanya menjadi faktor untuk mendapatkan karakteristik dari setiap pelanggan (observasi).
Untuk mengubah tipe data menjadi factor dapat menggunakan syntax berikut:
data_intro$Jenis.Kelamin <- as.factor(data_intro$Jenis.Kelamin)
data_intro$Produk <- as.factor(data_intro$Produk)
data_intro$Tingkat.Kepuasan <- as.factor(data_intro$Tingkat.Kepuasan)
Tugas Praktek
Gantilah code editor untuk merubah kolom Jenis.Kelamin, Produk dan Tingkat.Kepuasan menjadi tipe data faktor (Factor). Kemudian gantilah pada code editor untuk menampilkan struktur dari kolom Jenis.Kelamin, Produk dan Tingkat.Kepuasan dengan function str.
Jika berjalan dengan lancar maka akan tampil sebagian dataset pada Console sebagai berikut.
data_intro$Jenis.Kelamin <- as.factor(data_intro$Jenis.Kelamin)
data_intro$Produk <- as.factor(data_intro$Produk)
data_intro$Tingkat.Kepuasan <- as.factor(data_intro$Tingkat.Kepuasan)
str(data_intro$Jenis.Kelamin)
Factor w/ 2 levels "1","2": 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 ...
str(data_intro$Produk)
Factor w/ 5 levels "A","B","C","D",..: 1 4 4 1 4 2 2 5 5 5 ...
str(data_intro$Tingkat.Kepuasan)
Factor w/ 3 levels "1","2","3": 2 2 3 3 2 3 1 3 1 1 ...
Setelah data diubah jenis tipe datanya, selanjutnya adalah pemeriksaan untuk memastikan apakah tipe data setiap variabel sudah sesuai dengan skala pengukuran masing-masing.
Untuk melihat data dan tipe data dapat menggunakan syntax berikut :
data_intro
str(data_intro)
Tugas Praktek
Lengkapi pada code editor untuk menampilkan variable data_intro dan strukturnya dengan function str.
Jika berjalan dengan lancar, maka muncul 2 output berikut.
data_intro
ID.Pelanggan Nama Jenis.Kelamin Pendapatan Produk Harga Jumlah Total
1 1 Arif 1 600000 A 100000 4 400000
2 2 Dian 2 1200000 D 250000 4 1000000
3 3 Dinda 2 950000 D 250000 3 750000
4 4 Fajar 1 400000 A 100000 2 200000
5 5 Ika 2 1200000 D 250000 4 1000000
6 6 Ilham 1 800000 B 150000 4 600000
7 7 Indra 1 950000 B 150000 5 750000
8 8 Kartika 2 1100000 E 300000 3 900000
9 9 Lestari 2 800000 E 300000 2 600000
10 10 Lia 2 1700000 E 300000 5 1500000
11 11 Maria 2 600000 A 100000 4 400000
12 12 Maya 2 950000 B 150000 5 750000
13 13 Mila 2 400000 C 200000 1 200000
14 14 Nurul 2 6450000 D 250000 5 1250000
15 15 Retno 2 1000000 C 200000 4 800000
16 16 Rini 2 800000 B 150000 4 600000
17 17 Rizki 1 1200000 C 200000 5 1000000
18 18 Sari 2 700000 D 250000 2 500000
19 19 Tyas 2 600000 A 100000 4 400000
20 20 Wahyu 1 800000 C 200000 3 600000
Tingkat.Kepuasan
1 2
2 2
3 3
4 3
5 2
6 3
7 1
8 3
9 1
10 1
11 3
12 3
13 2
14 1
15 2
16 1
17 3
18 1
19 3
20 1
str(data_intro)
'data.frame': 20 obs. of 9 variables:
$ ID.Pelanggan : chr "1" "2" "3" "4" ...
$ Nama : chr "Arif" "Dian" "Dinda" "Fajar" ...
$ Jenis.Kelamin : Factor w/ 2 levels "1","2": 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 ...
$ Pendapatan : int 600000 1200000 950000 400000 1200000 800000 950000 1100000 800000 1700000 ...
$ Produk : Factor w/ 5 levels "A","B","C","D",..: 1 4 4 1 4 2 2 5 5 5 ...
$ Harga : int 100000 250000 250000 100000 250000 150000 150000 300000 300000 300000 ...
$ Jumlah : int 4 4 3 2 4 4 5 3 2 5 ...
$ Total : int 400000 1000000 750000 200000 1000000 600000 750000 900000 600000 1500000 ...
$ Tingkat.Kepuasan: Factor w/ 3 levels "1","2","3": 2 2 3 3 2 3 1 3 1 1 ...
Ukuran pemusatan (mean, modus, median, presentil)
Contoh
Data : 2, 2, 5, 7, 9, 9, 9, 10, 10, 11, 12
Modus = 9, Median = 9, Mean = 7,81
Modus merupakan nilai yang menunjukan nilai yang sering muncul. Modus digunakan untuk data bertipe nominal dan ordinal.
Untuk menampilkan modus dari data dapat menggunakan syntax
Mode(data_intro$Produk)
Berikut penjelasan function diatas:
Untuk menggunakan function Mode tersebut, menggunakan library tambahan bernama “pracma”.
Tugas Praktek
Lengkapi code editor untuk membaca file seperti yang ditunjukkan pada bagian Lesson. Dan lengkapi untuk melihat modus pada kolom tingkat kepuasan.
Jika berjalan dengan lancar maka akan tampil sebagian dataset pada Console sebagai berikut.
library(pracma)
Mode(data_intro$Produk)
[1] "D"
Mode(data_intro$Tingkat.Kepuasan)
[1] "3"
Median merupakan nilai tengah dari suatu kumpulan data. median digunakan untuk data bertipe interval dan rasio.
Untuk menampilkan median dari data dapat menggunakan syntax
median(data_intro$Pendapatan)
Berikut penjelasan function diatas:
Tugas Praktek
Lengkapi code editor untuk menghasilkan median dari kolom Pendapatan, Harga, Jumlah dan Total seperti yang diinstruksikan pada comment Lesson.
Jika berjalan dengan lancar maka akan tampil sebagian dataset pada Console sebagai berikut.
median(data_intro$Pendapatan)
[1] 875000
median(data_intro$Harga)
[1] 2e+05
median(data_intro$Jumlah)
[1] 4
median(data_intro$Total)
[1] 675000
Rata-rata merupakan nilai yang menunjukan nilai rata-rata aritmatik. Rata-rata/mean digunakan untuk data bertipe interval dan rasio.
Untuk menampilkan mean dari data dapat menggunakan syntax
mean(data_intro$Pendapatan)
Berikut penjelasan function diatas:
Tugas Praktek
Lengkapi code editor untuk membaca file seperti yang ditunjukkan pada bagian Lesson.
Jika berjalan dengan lancar maka akan tampil sebagian dataset pada Console sebagai berikut.
mean(data_intro$Pendapatan)
[1] 1160000
mean(data_intro$harga)
[1] NA
mean(data_intro$Jumlah)
[1] 3.65
mean(data_intro$Total)
[1] 710000
Dari contoh praktik sebelumnya ada perbedaan hasil Median dan Mean untuk data interval dan rasio. Maka perlu diperhatikan untuk penggunaanya yaitu: penggunaan mean sebaiknya digunakan jika tidak ada outlier. Sebaliknya jika ada outlier, maka sebaiknya menggunakan Median.
Apa itu Outlier ? Outlier adalah data yang jaraknya jauh dari keseluruhan data.
Ukuran sebaran yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
Range adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terendah. Untuk menampilkan range dari data dapat menggunakan syntax sebagai berikut.
max(data_intro$Jumlah)-min(data_intro$Jumlah)
Berikut penjelasan function diatas:
Tugas Praktek
Gantilah code editor dengan perhitungan range dari kolom Pendapatan pada variable data_intro dengan modifikasi contoh pada Lesson.
max(data_intro$Pendapatan)-min(data_intro$Pendapatan)
[1] 6050000
Varians merupakan simpangan kuadrat data dari nilai rata-ratanya. Untuk menampilkan varians dari data dapat menggunakan syntax sebagai berikut
var(data_intro$Pendapatan)
dimana var adalah function yang digunakan untuk mendapatkan nilai varians dari data.
*Tugas Praktek
Ganti dengan perintah untuk menghitung nilai varians kolom Pendapatan dari variable data_intro.
Jika berjalan dengan baik, maka hasilnya akan muncul sebagai berikut.
var(data_intro$Pendapatan)
[1] 1.645684e+12
Keterangan: e+12 menunjukkan 10 pangkat 12. Jadi nilai di atas lengkapnya adalah 1.645.684.210.526.
Simpangan baku adalah simpangan data dari nilai rata-ratanya, simpangan baku nama lainnya adalah standard deviasi. Standard deviasi dapat digunakan untuk melihat keakuratan dari hasil estimasi, semakin kecil standard deviasi semakin akurat hasil estimasi.
Untuk menampilkan simpangan baku dari data dapat menggunakan syntax sebagai berikut
sd(data_intro$Jumlah)
dimana sd adalah function yang digunakan untuk mendapatkan nilai simpangan baku dari data. Tugas Praktek
Lengkapi bagian […1…] pada code editor untuk mengeluarkan hasil simpangan baku dari kolom Pendapatan dari variable data_intro.
Jika berjalan dengan lancar maka akan mendapatkan hasil berikut.
sd(data_intro$Pendapatan)
[1] 1282842
Dari pembahasan materi diatas maka kesimpulannya sebagai berikut:
Pada Chapter ini kita akan mempelajari:
Analisis Deskriptif adalah proses analisa yang digunakan untuk membangun sebuah hipotesis.
Pada bab ini, analisis deskriptif akan dilakukan pada data sebelumnya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi berikut:
Untuk melakukan analisis deskriptif setiap variabel pada R, kita dapat menggunakan function berikut.
summary(data_intro)
Function summary akan menampilkan kesimpulan pada variabel masing-masing. Untuk variabel bertipe character akan menampilkan panjang datanya. Variabel bertipe factor akan menampilkan jumlah data pada masing-masing kelas. Sedangkan untuk variabel bertipe numerik akan memunculkan nilai minimum, Q1,Q2 (median), Q3, mean, dan maximum.
Pengertian dari masing-masing istilah itu adalah sebagai berikut :
Tugas Praktek
Gantilah code editor untuk mendapatkan summary dari variable data_intro.
Jika berjalan dengan lancar maka akan muncul hasil sebagai berikut.
summary(data_intro)
ID.Pelanggan Nama Jenis.Kelamin Pendapatan Produk
Length:20 Length:20 1: 6 Min. : 400000 A:4
Class :character Class :character 2:14 1st Qu.: 675000 B:4
Mode :character Mode :character Median : 875000 C:4
Mean :1160000 D:5
3rd Qu.:1125000 E:3
Max. :6450000
Harga Jumlah Total Tingkat.Kepuasan
Min. :100000 Min. :1.00 Min. : 200000 1:7
1st Qu.:150000 1st Qu.:3.00 1st Qu.: 475000 2:5
Median :200000 Median :4.00 Median : 675000 3:8
Mean :197500 Mean :3.65 Mean : 710000
3rd Qu.:250000 3rd Qu.:4.25 3rd Qu.: 925000
Max. :300000 Max. :5.00 Max. :1500000
Setelah melakukan analisis deskriptif sebelumnya, agar lebih jelas bagaimana gambaran/sebaran dari data maka kita perlu membuat grafik dari masing-masing variabel. Grafik disini juga dapat sebagai analisis eskplorasi yang akan membantu dalam membangun hipotesis.
Untuk mendapatkan visualisasi dasar dari setiap variabel pada R bisa menggunakan perintah berikut
plot(data_intro$Jenis.Kelamin)
hist(data_intro$Pendapatan)
Berikut penjelasan function diatas:
Tujuan dari plot dan hist adalah untuk mengetahui sebaran data.
Tugas Praktek
Lengkapi code editor untuk untuk melakukan visualisasi data. Petunjuknya ada pada tiap comment dari code editor.
Untuk membantu berikut adalah hasil dari perintah str dari variable data_intro sehingga Anda bisa memutuskan untuk menggunakan plot atau hist dari kolom terkait.
str(data_intro)
'data.frame': 20 obs. of 9 variables:
$ ID.Pelanggan : chr "1" "2" "3" "4" ...
$ Nama : chr "Arif" "Dian" "Dinda" "Fajar" ...
$ Jenis.Kelamin : Factor w/ 2 levels "1","2": 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 ...
$ Pendapatan : int 600000 1200000 950000 400000 1200000 800000 950000 1100000 800000 1700000 ...
$ Produk : Factor w/ 5 levels "A","B","C","D",..: 1 4 4 1 4 2 2 5 5 5 ...
$ Harga : int 100000 250000 250000 100000 250000 150000 150000 300000 300000 300000 ...
$ Jumlah : int 4 4 3 2 4 4 5 3 2 5 ...
$ Total : int 400000 1000000 750000 200000 1000000 600000 750000 900000 600000 1500000 ...
$ Tingkat.Kepuasan: Factor w/ 3 levels "1","2","3": 2 2 3 3 2 3 1 3 1 1 ...
plot(data_intro$Jenis.Kelamin)
hist(data_intro$Pendapatan)
hist(data_intro$Harga)
hist(data_intro$Jumlah)
hist(data_intro$Total)
plot(data_intro$Tingkat.Kepuasan)
Dari hasil analisis deskriptif pada praktek sebelumnya kita mendapatkan:
Dari hasil statistik deskriptif diatas kita dapat membangun hipotesis, agar analisis data yang kita lakukan kaya informasi yang didapatkan. Pembangunan hipotesis berdasarkan intuisi kita terhadap data yang sudah kita lakukan eksplorasi.
Contoh hipotesis yang dapat kita bangun berdasarkan data diatas adalah sebagai berikut:
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data. Dalam statistik dapat menguji sebuah hipotesis benar atau salah. Ada 2 jenis hipotesis yaitu hipotesis null (hipotesis nihil) dan hipotesis alternatif. Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang berlawanan dengan teori yang akan dibuktikan. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan.
Dalam melakukan pengujian statistik kita perlu menggunakan metode statistik uji, yang sering digunakan yaitu z-test, t-test, chi-square test, dan f-test. Pada bab kali ini kita tidak akan membahas detail dari setiap statistik uji diatas, tetapi kita akan fokus cara menggunakannya.
Selanjutnya kita harus paham mengenai p-value dan alpha yang akan digunakan dalam statistik uji.
*P-value adalah peluang terkecil dalam menolak Ho. Sedangkan alpha adalah tingkat kesalahan. Nilai alpha biasanya adalah 1%, 5%, dan 10%. Dalam prakteknya alpha 5% sering digunakan, karena lebih moderat.
Hipotesis H0 ditolak jika nilai p-value kurang dari alpha (5%), sedangkan jika p-value lebih dari nilai alpha maka yang H0 diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini
Sumber gambar: https://www.slideshare.net/rhandyprasetyo/statistikauji-hipotesis
Dalam statistik ada 2 jenis analisis data, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensi. Uji hipotesis, yang dijelaskan pada subbab sebelumnya termasuk kedalam statistik inferensia.
Untuk membedakan antara 2 jenis analisis diatas, maka dapat menyimak penjelasan berikut:
a.Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk analisa data dengan cara menggambarkan data sampel dengan tanpa membuat kesimpulan untuk data populasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah penyajian data melalui tabel, grafik, perhitungan modus, median, mean, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi. Statistik Deskriptif digunakan untuk eksplorasi data. b. Statistik Inferensia adalah yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah menguji hipotesis dengan statistik uji, seperti chi-square test, student-t test, f-test, z-score test. Statistik Inferensia dapat digunakan untuk konfirmasi dari hasil statistik deskriptif.
Tujuan Analisis berikutnya dari dataset kita adalah untuk mendapatkan informasi berikut:
Pada sub-bab ini kita akan membahas cara pengujian hipotesis yang sudah kita susun diatas. Pengujian hipotesis diatas dengan menggunakan analisis inferensia. Ketiga hipotesis diatas dapat digeneralisasi sebagai hipotesis hubungan antar variabel.
Dari penjelasan sebelumnya, kita akan melakukan analisis hubungan antar variable yaitu:
Berdasarkan hasil kasus sebelumnya, kita akan melihat hubungan antara data numerik dan numerik.
Ada dua cara untuk melihat hubungan antar variabel, yaitu dengan grafik scatter plot dan analisis korelasi. Grafik scatter plot untuk melihat arah hubungan, poisitif dan negatif. Sedangkan analisis korelasi adalah untuk menguji/konfirmasi apakah kedua variabel tersebut memang berhubungan dan sebearapa kuat hubungannya.
Rentang nilai koefisien korelasi antara -1 sampai 1. Korelasi kuat ketika mendakati -1 atau 1, sedangkan dikatakan lemah jika mendekati 0. Untuk mengetahui ada hubungan atau tidaknya menggunakan analisis korelasi, dengan hipotesis sebagai berikut
Berikut gambaran yang lebih jelasnya.
Sumber gambar: https://dsmlmdblog.blogspot.com/2016/03/pengertian-dan-perhitungan-korelasi.html
Sebelum melakukan analisis korelasi sebaiknya kita melihat hubungan dari dua variabel numerik menggunakan scatter plot. Scatter plot dapat disebut juga analisis deskriptif.
Untuk melakukan scatter plot pada R menggunakan perintah plot seperti berikut.
plot(data_intro$Pendapatan,data_intro$Total)
Variabel pertama yaitu data_intro\(Pendapatan akan diplot untuk sumbu x,sedangkan variabel kedua yaitu data_intro\)Total untuk sumbu y.
Tugas Praktek
Lengkapi pada code editor seperti yang ditunjukkan pada bagian Lesson. Jika berhasil dijalankan, akan mengeluarkan output seperti tampilan grafik berikut ini.
plot(data_intro$Pendapatan,data_intro$Total)
Setelah melihat hubungan variabel pendapatan dengan total belanja menggunakan scatter plot diatas maka kita akan mengujinya, apakah benar-benar pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap total belanja
Untuk melakukan uji korelasi pada R menggunakan perintah
cor.test(data_intro$Pendapatan,data_intro$Total)
Berikut penjelasan function diatas:
Tugas Praktek
Lengkapi pada code editor untuk seperti yang ada pada bagian Lesson.
Jika berhasil maka keluaran akan sebagai berikut.
cor.test(data_intro$Pendapatan,data_intro$Total)
Pearson's product-moment correlation
data: data_intro$Pendapatan and data_intro$Total
t = 3.1168, df = 18, p-value = 0.005957
alternative hypothesis: true correlation is not equal to 0
95 percent confidence interval:
0.2026033 0.8197871
sample estimates:
cor
0.5920437
Hubungannya diantara keduanya dapat dilihat dengan menggunakan tabulasi silang dan dapat juga dilihat kecenderungannya. Pada hubungan antara variabel kategorik dan kategorik tersebut tidak bisa diketahui seberapa kuat hubungan diantara keduanya dan bagimana pengaruhnya (positif atau negatif). Untuk mengetahui ada hubungan atau tidaknya menggunakan uji statistik chi-square test, dengan hipotesis sebagai berikut:
Berdasarkan kasus diatas kita akan melihat hubungan antara data kategorik dan kategorik, yaitu variabel jenis produk dan tingkat kepuasan. Sebelum menguji hubungannya, sebaiknya dilakukan tabulasi silang sebagai analisis deskriptif. Selanjutnya analisis inferensia yaitu menguji apakah ada hubungan maka dapat digunakan chi-square test.
Untuk melakukan tabulasi dan uji statistik chi-square test pada R tahapannya sebagai berikut
table(data_intro$Produk,data_intro$Tingkat.Kepuasan) chisq.test(table(data_intro$Produk,data_intro$Tingkat.Kepuasan))
Perintah table untuk melihat tabulasi antar variabel kategorik, sedangkan perintah chisq.test digunakan untuk melihat hubungan secara statistik.
Dengan hipotesis sebagai berikut :
Tugas Praktek
Gantilah masing-masing untuk mencari tabulasi antar variabel kategorik dan melihat hubungan secara statistik dengan chi-square test.
table(data_intro$Produk, data_intro$Tingkat.Kepuasan)
1 2 3
A 0 1 3
B 2 0 2
C 1 2 1
D 2 2 1
E 2 0 1
chisq.test(table(data_intro$Produk, data_intro$Tingkat.Kepuasan))
Pearson's Chi-squared test
data: table(data_intro$Produk, data_intro$Tingkat.Kepuasan)
X-squared = 7.95, df = 8, p-value = 0.4384
Hubungannya diantara keduanya dapat dilihat dengan membandingkan rata-rata pada setiap kategori. Jika nilai rata-ratanya berbeda maka kedua variabel memiliki hubungan. Pada hubungan antara variabel kategorik dan numerik tidak bisa diketahui seberapa kuat hubungan diantara keduanya dan bagimana pengaruhnya (positif atau negatif).
Untuk mengetahui ada hubungan atau tidaknya menggunakan uji statistik t-test, dengan hipotesis sebagai berikut
Berdasarkan kasus diatas kita akan melihat hubungan antara data kategorik dan numerik, yaitu variabel jenis kelamin dan total belanja. Sebelum menguji hubungannya, sebaiknya dilihat perbedaan rata-rata total belanja untuk laki-laki dan perempuan dengan visualisasi yaitu menggunakan boxplot. Boxplot grafik statistik dari data dengan komponen lima ukuran statistik yaitu Min, Q1,Q2, Q3, dan Max. Untuk lebih jelasnya mengenai boxplot dapat dilihat gambar dibawah ini.
Selanjutnya analisis inferensia yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata total belanja pada laki-laki dan perempuan maka digunakan statistik uji t-test.
Untuk melakukan visualisasi boxplot dan uji statistik t-test pada R tahapannya sebagai berikut
boxplot(Total~Jenis.Kelamin,data = data_intro) t.test(Total~Jenis.Kelamin,data = data_intro)
Function boxplot digunakan untuk melihat secara grafik rata-rata total belanja pada laki-laki dan perempuan, sedangkan perintah t.test digunakan untuk melihat hubungan secara statistik. Penggunaan kedua fungsi diatas yaitu variabel pertama yang bertipe numerik, sedangkan variabel kedua variabel kategorik. Hipotesis t-test sebagai berikut :
Tugas Praktek
Lengkapi pada code editor untuk membaca file seperti yang ditunjukkan pada bagian Lesson.
boxplot(Total~Jenis.Kelamin,data = data_intro)
t.test(Total~Jenis.Kelamin,data = data_intro)
Welch Two Sample t-test
data: Total by Jenis.Kelamin
t = -1.1498, df = 12.133, p-value = 0.2724
alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-488985.4 150890.2
sample estimates:
mean in group 1 mean in group 2
591666.7 760714.3
Selamat! Dengan menyelesaikan bab kedua ini maka Anda sudah menyelesaikan course Introduction to Statictics with R yang singkat namun padat ini!
Dari pembahasan materi diatas maka kesimpulannya sebagai berikut: