Source: https://dqlab.id/
Source Image: My Canyon Lake
      COVID-19 merupakan penyakit yang saat ini telah menjadi pandemi secara global. Kondisi menjadi semakin mengkhawatirkan karena hingga detik ini masih belum ditemukan vaksin yang efektif untuk virus penyebab COVID-19. Pemerintah di berbagai negara umumnya dengan sigap membentuk gugus tugas (task force unit) untuk menangani penyebaran COVID-19 di masyarakat, termasuk pemerintah di Indonesia.
Salah satu bentuk aksi yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengumpulkan dan menyediakan data pertumbuhan kasus COVID-19 kepada publik. Data pertumbuhan kasus tersebut tidak jarang juga dilengkapi dengan dasbor dan grafik visualisasi pendukung dengan harapan masyarakat dapat memahami informasi dengan lebih mudah. Sebagai contoh adalah portal covid19.go.id besutan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Nasional dan portal PIKOBAR milik pemerintah Provinsi Jawa Barat. Serta banyak portal data COVID-19 lainnya yang disediakan oleh masing-masing pemerintah daerah.
bersatulawancovid<-c("cuci tangan","pakai masker","jaga jarak")
bersatulawancovid
## [1] "cuci tangan" "pakai masker" "jaga jarak"
Rekapitulasi data COVID-19 Indonesia tersedia dalam API publik yang beralamat di https://data.covid19.go.id/public/api/update.json. Salah satu cara untuk mengakses API adalah dengan menggunakan fungsi GET() word dari paket httr word. Sekarang aktifkanlah paket httr dan jalankan fungsi GET() pada alamat API yang telah disebutkan! Simpan hasil fungsi tersebut dalam obyek bernama resp.
library(httr)
resp<-GET("https://data.covid19.go.id/public/api/update.json")
Saat Anda menjalankan fungsi GET(), pada dasarnya hal yang terjadi adalah Anda membuat sebuah permintaan kepada server penyedia API. Permintaan Anda tersebut selanjutnya diproses dan dijawab oleh server sebagai sebuah respon. Objek resp yang telah Anda buat memiliki informasi respon oleh server. Ada tiga informasi utama dalam sebuah respon API, yaitu status, headers, dan body. Status memiliki informasi apakah permintaan Anda berhasil atau tidak dan dinyatakan dalam status code, headers umumnya mengandung informasi metadata, sedangkan body berisikan konten atas permintaan yang telah dibuat.
Ada beberapa jenis status code yang umumnya dijumpai, antara lain: -200. Artinya permintaan sukses dipenuhi. -404. Artinya berkas yang diminta tidak dapat ditemukan. -403. Artinya akses permintaan ditolak. -500. Artinya terjadi kesalahan pada server. Informasi lengkap mengenai jenis-jenis status code dapat diakses melalui : https://restfulapi.net/http-status-codes/ Anda dapat menggunakan fungsi status_code() untuk mengetahui status atas permintaan Anda melalui API. Sekarang coba lihatlah status atas permintaan yang telah Anda buat! Apakah permintaan Anda berhasil?
library(httr)
resp<-GET("https://data.covid19.go.id/public/api/update.json")
status_code(resp)
## [1] 200
Selain menggunakan fungsi status_code(), Anda juga dapat mengetahui status permintaan dengan cara mengakses elemen dari resp. Status code tersebut tersedia dengan nama status_code dan dapat diakses dengan menggunakan operator $ pada obyek resp. Cobalah kembali akses status code dengan cara tersebut dan bandingkan hasilnya dengan cara pertama!
library(httr)
resp <- GET("https://data.covid19.go.id/public/api/update.json")
resp$status_code
## [1] 200
identical(resp$status_code, status_code(resp))
## [1] TRUE
Selamat status permintaan Anda melalui API sukses dipenuhi! Sekarang cobalah Anda jalankan fungsi headers() pada resp untuk mengetahui metadata apa saja yang tersimpan. Apakah isi dari elemen content-type? Kapan terakhir kali informasi diperbaharui?
library(httr)
resp<-GET("https://data.covid19.go.id/public/api/update.json")
headers(resp)
## $server
## [1] "nginx"
##
## $date
## [1] "Sat, 01 Aug 2020 03:56:30 GMT"
##
## $`content-type`
## [1] "application/json"
##
## $`last-modified`
## [1] "Sat, 01 Aug 2020 03:52:18 GMT"
##
## $`transfer-encoding`
## [1] "chunked"
##
## $connection
## [1] "keep-alive"
##
## $vary
## [1] "Accept-Encoding"
##
## $etag
## [1] "W/\"5f24e6f2-e163\""
##
## $`content-encoding`
## [1] "gzip"
##
## attr(,"class")
## [1] "insensitive" "list"
Respon API dengan status code 200 menyatakan bahwa permintaan Anda berhasil dipenuhi dan konten yang diminta tersedia untuk diekstrak. Selain itu Anda juga telah mengetahui lewat fungsi headers() bahwa konten yang diminta tersedia dalam bentuk application/json, yaitu berkas JSON. Selanjutnya Anda dapat mengekstrak konten tersebut dengan menggunakan fungsi content(). Fungsi content() tersebut secara cerdas akan menyesuaikan output sesuai dengan jenis berkas yang tersedia, dalam hal ini adalah berkas JSON. Jalankan fungsi tersebut pada obyek resp dan tambahkan argumen as = "parsed" dan simplifyVector = TRUE. Simpanlah hasilnya sebagai cov_id_raw!
library(httr)
resp <- GET("https://data.covid19.go.id/public/api/update.json")
cov_id_raw<-content(resp,as="parsed",simplifyVector=TRUE)
Dengan menggunakan fungsi length()dannames() cobalah amati ada berapa komponen serta apa saja nama komponen dalam obyek cov_id_raw tersebut! Kemudian ekstraklah komponen ke-2 dan simpan dengan nama cov_id_update.
length(cov_id_raw)
## [1] 2
names(cov_id_raw)
## [1] "data" "update"
cov_id_update<-cov_id_raw$update
Sekarang Anda diminta untuk fokus pada obyek cov_id_update untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: . Kapan tanggal pembaharuan data penambahan kasus? . Berapa jumlah penambahan kasus sembuh? . Berapa jumlah penambahan kasus meninggal? . Berapa jumlah total kasus positif hingga saat ini? . Berapa jumlah total kasus meninggal hingga saat ini?
lapply(cov_id_update, names)
## $penambahan
## [1] "jumlah_positif" "jumlah_meninggal" "jumlah_sembuh" "jumlah_dirawat"
## [5] "tanggal" "created"
##
## $harian
## [1] "key_as_string" "key" "doc_count"
## [4] "jumlah_meninggal" "jumlah_sembuh" "jumlah_positif"
## [7] "jumlah_dirawat" "jumlah_positif_kum" "jumlah_sembuh_kum"
## [10] "jumlah_meninggal_kum" "jumlah_dirawat_kum"
##
## $total
## [1] "jumlah_positif" "jumlah_dirawat" "jumlah_sembuh" "jumlah_meninggal"
Anda telah berhasil menjawab pertanyaan mengenai kondisi COVID-19 di Indonesia dengan menggunakan data yang langsung diambil menggunakan API. Namun bagaimana jika Anda ingin berfokus dengan data COVID-19 di provinsi tempat menetap saat ini? covid19.go.id menyediakan data kasus COVID-19 tingkat provinsi di alamat API yang berbeda. Sebagai contoh data mengenai COVID-19 Jawa Timur, tempat tinggal saya sekarang, tersedia di https://data.covid19.go.id/public/api/prov_detail_JAWA_TIMUR.json dan dapat diakses menggunakan baris kode berikut:
resp_jatim<-GET("https://data.covid19.go.id/public/api/prov_detail_JAWA_TIMUR.json")
cov_jatim_row<-content(resp_jatim,as="parsed",simplifyVector=TRUE)
names(cov_jatim_row)
## [1] "last_date" "provinsi" "kasus_total"
## [4] "kasus_tanpa_tgl" "kasus_dengan_tgl" "meninggal_persen"
## [7] "meninggal_tanpa_tgl" "meninggal_dengan_tgl" "sembuh_persen"
## [10] "sembuh_tanpa_tgl" "sembuh_dengan_tgl" "list_perkembangan"
## [13] "data"
cov_jatim_row$last_date
## [1] "2020-07-31"
cov_jatim_row$kasus_total
## [1] 22089
cov_jatim_row$sembuh_persen
## [1] 65.25873
Informasi umum mengenai COVID-19 di Jawa Timur telah Anda dapatkan. Namun informasi akan lebih lengkap jika Anda memiliki data perkembangan COVID-19 dari waktu ke waktu, apakah Anda setuju? Kabar baiknya adalah informasi tersebut juga disediakan oleh covid19.go.id melalui permintaan API yang telah Anda buat sebelumnya. Data historis perkembangan COVID-19 tersebut tersimpan dengan nama list_perkembangan. Silakan Anda ekstrak data tersebut dari cov_jatim_raw dan simpanlah hasilnya sebagai obyek bernama cov_jatim! Amati struktur cov_jatim menggunakan fungsi str() dan head().
cov_jatim <- cov_jatim_row$list_perkembangan
str(cov_jatim)
## 'data.frame': 136 obs. of 9 variables:
## $ tanggal : num 1.58e+12 1.58e+12 1.58e+12 1.58e+12 1.58e+12 ...
## $ KASUS : int 2 0 0 0 0 0 0 0 8 7 ...
## $ MENINGGAL : int 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 ...
## $ SEMBUH : int 0 1 0 0 0 0 0 2 2 0 ...
## $ DIRAWAT_OR_ISOLASI : int 2 -1 0 0 0 0 -1 -4 6 7 ...
## $ AKUMULASI_KASUS : int 2 2 2 2 2 2 2 2 10 17 ...
## $ AKUMULASI_SEMBUH : int 0 1 1 1 1 1 1 3 5 5 ...
## $ AKUMULASI_MENINGGAL : int 0 0 0 0 0 0 1 3 3 3 ...
## $ AKUMULASI_DIRAWAT_OR_ISOLASI: int 2 1 1 1 1 1 0 -4 2 9 ...
head(cov_jatim)
## tanggal KASUS MENINGGAL SEMBUH DIRAWAT_OR_ISOLASI AKUMULASI_KASUS
## 1 1.584490e+12 2 0 0 2 2
## 2 1.584576e+12 0 0 1 -1 2
## 3 1.584662e+12 0 0 0 0 2
## 4 1.584749e+12 0 0 0 0 2
## 5 1.584835e+12 0 0 0 0 2
## 6 1.584922e+12 0 0 0 0 2
## AKUMULASI_SEMBUH AKUMULASI_MENINGGAL AKUMULASI_DIRAWAT_OR_ISOLASI
## 1 0 0 2
## 2 1 0 1
## 3 1 0 1
## 4 1 0 1
## 5 1 0 1
## 6 1 0 1
str(cov_jatim)
## 'data.frame': 136 obs. of 9 variables:
## $ tanggal : num 1.58e+12 1.58e+12 1.58e+12 1.58e+12 1.58e+12 ...
## $ KASUS : int 2 0 0 0 0 0 0 0 8 7 ...
## $ MENINGGAL : int 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 ...
## $ SEMBUH : int 0 1 0 0 0 0 0 2 2 0 ...
## $ DIRAWAT_OR_ISOLASI : int 2 -1 0 0 0 0 -1 -4 6 7 ...
## $ AKUMULASI_KASUS : int 2 2 2 2 2 2 2 2 10 17 ...
## $ AKUMULASI_SEMBUH : int 0 1 1 1 1 1 1 3 5 5 ...
## $ AKUMULASI_MENINGGAL : int 0 0 0 0 0 0 1 3 3 3 ...
## $ AKUMULASI_DIRAWAT_OR_ISOLASI: int 2 1 1 1 1 1 0 -4 2 9 ...
Setelah mengekstrak dan mengamati cov_jatim, Anda menemukan beberapa kejanggalan pada data tersebut. Diantaranya adalah kejanggalan data pada kolom tanggal dan format penulisan kolom yang tidak konsisten. Sekarang Anda akan mencoba melakukan beberapa tahapan untuk menjinakan data tersebut sehingga dapat diolah dan dianalisis dengan lebih mudah. Sebelum itu, silakan Anda aktifkan paket dplyr yang akan dipergunakan untuk melakukan pengolahan data. Ada beberapa tahapan yang akan Anda lakukan untuk menjinakan data cov_jatim, yaitu: 1. Menghapus kolom "DIRAWAT_OR_ISOLASI" dan "AKUMULASI_DIRAWAT_OR_ISOLASI" 2. Menghapus semua kolom yang berisi nilai kumulatif 3. Mengganti nama kolom "KASUS" menjadi "kasus_baru" 4. Merubah format penulisan kolom berikut menjadi huruf kecil -kolom MENINGGAL -kolom SEMBUH 5. Memperbaiki data pada kolom tanggal
Baris kode berikut untuk melakukan menjinakan data sesuai dengan tahapan yang telah Anda rencanakan! Anda akan menggunakan operator pipe (%>%) untuk merangkai fungsi menjadi sebuah pipeline. Simpan hasil pengolahan Anda dengan nama new_cov_jatim.
library(dplyr)
##
## Attaching package: 'dplyr'
## The following objects are masked from 'package:stats':
##
## filter, lag
## The following objects are masked from 'package:base':
##
## intersect, setdiff, setequal, union
new_cov_jatim <-
cov_jatim %>%
select(-contains("DIRAWAT_OR_ISOLASI")) %>%
select(-starts_with("AKUMULASI")) %>%
rename(
kasus_baru = KASUS,
meninggal = MENINGGAL,
sembuh = SEMBUH
) %>%
mutate(
tanggal = as.POSIXct(tanggal / 1000, origin = "1970-01-01"),
tanggal = as.Date(tanggal)
)
str(new_cov_jatim)
## 'data.frame': 136 obs. of 4 variables:
## $ tanggal : Date, format: "2020-03-18" "2020-03-19" ...
## $ kasus_baru: int 2 0 0 0 0 0 0 0 8 7 ...
## $ meninggal : int 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 ...
## $ sembuh : int 0 1 0 0 0 0 0 2 2 0 ...
Sekarang buatlah grafik serupa dengan menggunakan data kasus sembuh Pergunakan warna "green" untuk grafik kasus sembuh! Hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
library(ggplot2)
library(hrbrthemes)
ggplot(new_cov_jatim, aes(tanggal, sembuh)) +
geom_col(fill = "green") +
labs(
x = NULL,
y = "Jumlah kasus",
title = "Kasus Harian Sembuh Dari COVID-19 di Jawa Timur",
caption = "Sumber data: covid.19.go.id"
) +
theme_ipsum(
base_size = 13,
plot_title_size = 21,
grid = "Y",
ticks = TRUE
) +
theme(plot.title.position = "plot")
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call.graphics(C_text, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, :
## font family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
library(ggplot2)
library(hrbrthemes)
ggplot(new_cov_jatim, aes(tanggal, meninggal)) +
geom_col(fill = "red") +
labs(
x = NULL,
y = "Jumlah kasus",
title = "Kasus Harian Meninggal Akibat COVID-19 di Jawa Timur",
caption = "Sumber data: covid.19.go.id"
) +
theme_ipsum(
base_size = 13,
plot_title_size = 21,
grid = "Y",
ticks = TRUE
) +
theme(plot.title.position = "plot")
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call.graphics(C_text, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, :
## font family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
Setelah mengamati grafik perkembangan kasus Anda menyadari bahwa terjadi fluktuasi pertambahan kasus harian. Dilandasi hal tersebut Anda kemudian ingin mencoba mengamati bagaimana perkembangan kasus dalam rentang waktu pekanan. Bagaimanakah caranya? Anda dapat dengan mudah bekerja dengan data tanggal apabila menggunakan paket lubridate. Adapun yang akan digunakan untuk mengekstrak informasi pekan dalam satu tahun adalah fungsi week(). Lengkapilah baris kode berikut untuk menghitung pertambahan kasus pekanan dan simpanlah hasilnya sebagai cov_jatim_pekanan! Anda juga diminta untuk menggunakan fungsi glimpse() dari dplyr untuk melakukan inspeksi data.
library(dplyr)
library(lubridate)
##
## Attaching package: 'lubridate'
## The following objects are masked from 'package:base':
##
## date, intersect, setdiff, union
cov_jatim_pekanan <- new_cov_jatim %>%
count(
tahun = year(tanggal),
pekan_ke = week(tanggal),
wt = kasus_baru,
name = "jumlah"
)
glimpse(cov_jatim_pekanan)
## Rows: 20
## Columns: 3
## $ tahun <dbl> 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020...
## $ pekan_ke <dbl> 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26...
## $ jumlah <int> 2, 41, 101, 280, 129, 253, 302, 484, 712, 1552, 1184, 1333...
Pertanyaan baru muncul di benak Anda setelah melakukan inspeksi terhadap data cov_jatim_pekanan tersebut: "Apakah pekan ini lebih baik dari pekan kemarin?". Demi menjawab hal tersebut Anda melakukan kalkulasi sederhana dengan tahapan berikut: . Membuat kolom baru yang berisi jumlah kasus baru dalam satu pekan sebelumnya. Kolom ini diberi nama "jumlah_pekanlalu". . Mengganti nilai NA pada kolom "jumlah_pekanlalu" dengan nilai 0 . Melakukan komparasi antara kolom "jumlah" dengan kolom "jumlah_pekanlalu". Hasil komparasi ini disimpan dalam kolom baru dengan nama "lebih_baik", isinya adalah TRUE apabila jumlah kasus baru pekan ini lebih rendah dibandingkan jumlah kasus pekan lalu
Lengkapilah baris kode berikut untuk mengerjakan tahapan yang telah Anda rencanakan! Anda akan menggunakan fungsi lag() dari dplyr untuk membuat kolom "jumlah_pekanlalu". Perhatikan bahwa disini fungsi tersebut dituliskan sebagai dplyr::lag() untuk menghindari konflik dengan fungsi lag() dari paket stats. Inspeksi hasil pekerjaan Anda dengan menggunakan fungsi glimpse()!
library(dplyr)
cov_jatim_pekanan <-
cov_jatim_pekanan %>%
mutate(
jumlah_pekanlalu = dplyr::lag(jumlah, 1),
jumlah_pekanlalu = ifelse(is.na(jumlah_pekanlalu), 0, jumlah_pekanlalu),
lebih_baik = jumlah < jumlah_pekanlalu
)
glimpse(cov_jatim_pekanan)
## Rows: 20
## Columns: 5
## $ tahun <dbl> 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 2020, 20...
## $ pekan_ke <dbl> 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24...
## $ jumlah <int> 2, 41, 101, 280, 129, 253, 302, 484, 712, 1552, 11...
## $ jumlah_pekanlalu <dbl> 0, 2, 41, 101, 280, 129, 253, 302, 484, 712, 1552,...
## $ lebih_baik <lgl> FALSE, FALSE, FALSE, FALSE, TRUE, FALSE, FALSE, FA...
Anda sungguh luar biasa! Dengan menggunakan data hasil perhitungan tersebut maka sekarang Anda dapat membuat bar-chat penambahan kasus pekanan yang ditambahkan informasi baru untuk menjawab pertanyaan: "Apakah pekan ini lebih baik?"
ggplot(cov_jatim_pekanan, aes(pekan_ke, jumlah, fill = lebih_baik)) +
geom_col(show.legend = FALSE) +
scale_x_continuous(breaks = 9:29, expand = c(0, 0)) +
scale_fill_manual(values = c("TRUE" = "seagreen3", "FALSE" = "salmon")) +
labs(
x = NULL,
y = "Jumlah kasus",
title = "Kasus Pekanan Positif COVID-19 di Jawa Timur",
subtitle = "Kolom hijau menunjukan penambahan kasus baru lebih sedikit dibandingkan satu pekan sebelumnya",
caption = "Sumber data: covid.19.go.id"
) +
theme_ipsum(
base_size = 13,
plot_title_size = 21,
grid = "Y",
ticks = TRUE
) +
theme(plot.title.position = "plot")
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call.graphics(C_text, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, :
## font family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
Ada yang akhirnya sembuh, namun tak sedikit pula yang meninggal akibat COVID-19. Sementara itu penambahan kasus baru terus terjadi di masyarakat. Hal ini mungkin memicu pertanyaan lain di diri Anda: "Hingga saat ini ada berapa kasus yang masih aktif?". Aktif dalam artian sedang dalam perawatan atau isolasi. Informasi ini sebenarnya telah disediakan di dalam respon API covid19.go.id yang Anda minta. Namun tidak ada salahnya jika Anda mencoba menghitungnya sendiri, apakah Anda setuju? Jumlah kasus aktif dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah akumulasi positif dengan jumlah akumulasi sembuh dan jumlah akumulasi meninggal. Anda dapat menggunakan fungsi cumsum() untuk menghitung nilai akumulasi dari suatu vektor numerik. Lengkapilah baris kode berikut untuk menghitung jumlah akumulasi kasus aktif, kasus sembuh, dan kasus meninggal!
library(dplyr)
cov_jatim_akumulasi <-
new_cov_jatim %>%
transmute(
tanggal,
akumulasi_aktif = cumsum(kasus_baru) - cumsum(sembuh) - cumsum(meninggal),
akumulasi_sembuh = cumsum(sembuh),
akumulasi_meninggal = cumsum(meninggal)
)
tail(cov_jatim_akumulasi)
## tanggal akumulasi_aktif akumulasi_sembuh akumulasi_meninggal
## 131 2020-07-26 6581 12306 1588
## 132 2020-07-27 6479 12668 1607
## 133 2020-07-28 6372 13069 1629
## 134 2020-07-29 6163 13607 1662
## 135 2020-07-30 5992 14052 1676
## 136 2020-07-31 5940 14403 1697
Sekarang cobalah Anda buat line-chart pola kasus aktif dengan menggunakan fungsi geom_line(). Sebagai pengingat, Anda dapat menggunakan templat kode berikut untuk membuat grafik menggunakan ggplot2(): ggplot(data = ..., aes(x = ..., y = ...)) + geom_xxx()
library(ggplot2)
ggplot(data = cov_jatim_akumulasi, aes(x = tanggal, y = akumulasi_aktif)) +
geom_line()
Sebagai penutup analisis dalam proyek ini Anda diminta untuk membuat grafik komparasi antara akumulasi kasus aktif, kasus sembuh, dan kasus meninggal. Ada dua pilihan cara yang dapat Anda tempuh untuk membuat grafik tersebut: 1. Menggunakan data cov_jatim_akumulasi, kemudian buat tiga layer geom_line() untuk setiap kolom satu per satu dengan warna garis yang berbeda; atau 2. Melakukan pivot pada data cov_jatim_akumulasi, kemudian buat satu layer geom_line() dengan menggunakan colour aesthetic Anda akan diminta untuk menempuh cara nomor 2, yaitu dengan cara melakukan pivot pada data terlebih dahulu.
ggplot(data = cov_jatim_akumulasi, aes(x = tanggal)) +
geom_line(aes(x = tanggal, y = akumulasi_aktif), color = "blue") +
geom_line(aes(x = tanggal, y = akumulasi_sembuh), color = "green") +
geom_line(aes(x = tanggal, y = akumulasi_meninggal), color = "red")
Anda akan menggunakan fungsi gather() dari paket tidyr untuk mentransformasi data cov_jatim_akumulasi. Data tersebut akan dirubah dari yang semula berformat wide menjadi format long. AKtifkanlah paket tidyr terlebih dahulu dan lengkapilah baris kode berikut untuk melakukan pivot data. Simpan hasil transformasi data tersebut sebagai cov_jatim_akumulasi_pivot! Perhatikan hasil dari fungsi dim() sebelum dan setelah Anda melakukan transformasi data.
library(dplyr)
library(tidyr)
dim(cov_jatim_akumulasi)
## [1] 136 4
cov_jatim_akumulasi_pivot <-
cov_jatim_akumulasi %>%
gather(
key = "kategori",
value = "jumlah",
-tanggal
) %>%
mutate(
kategori = sub(pattern = "akumulasi_", replacement = "", kategori)
)
dim(cov_jatim_akumulasi_pivot)
## [1] 408 3
glimpse(cov_jatim_akumulasi_pivot)
## Rows: 408
## Columns: 3
## $ tanggal <date> 2020-03-18, 2020-03-19, 2020-03-20, 2020-03-21, 2020-03-2...
## $ kategori <chr> "aktif", "aktif", "aktif", "aktif", "aktif", "aktif", "akt...
## $ jumlah <int> 2, 1, 1, 1, 1, 1, 0, -4, 2, 9, 20, 29, 29, 29, 34, 31, 79,...
pivot_longer() Semenjak tidyr versi 1.0.0, Anda disarankan untuk menggunakan fungsi pivot_longer() sebagai pengganti gather() dan pivot_wider() sebagai pengganti spread(). pivot_longer() dan pivot_wider() memiliki fitur yang lebih lengkap dibandingkan gather() dan spread(). Proses transformasi cov_jatim_akumulasi menjadi cov_jatim_akumulasi_pivot dapat dikerjakan dengan menggunakan pivot_longer() sebagai berikut:
cov_jatim_akumulasi_pivot <-
cov_jatim_akumulasi %>%
pivot_longer(
cols = -tanggal,
names_to = "kategori",
names_prefix = "akumulasi_",
values_to = "jumlah"
)
dim(cov_jatim_akumulasi_pivot)
## [1] 408 3
glimpse(cov_jatim_akumulasi_pivot)
## Rows: 408
## Columns: 3
## $ tanggal <date> 2020-03-18, 2020-03-18, 2020-03-18, 2020-03-19, 2020-03-1...
## $ kategori <chr> "aktif", "sembuh", "meninggal", "aktif", "sembuh", "mening...
## $ jumlah <int> 2, 0, 0, 1, 1, 0, 1, 1, 0, 1, 1, 0, 1, 1, 0, 1, 1, 0, 0, 1...
Anda hampir selesai! Pada tahap terakhir ini Anda cukup salin dan jalankan baris kode berikut di konsol untuk membuat grafik komparasi antara akumulasi kasus aktif, kasus sembuh dan kasus meninggal:
ggplot(cov_jatim_akumulasi_pivot, aes(tanggal, jumlah, colour = (kategori))) +
geom_line(size = 0.9) +
scale_y_continuous(sec.axis = dup_axis(name = NULL)) +
scale_colour_manual(
values = c(
"aktif" = "blue",
"meninggal" = "red",
"sembuh" = "green"
),
labels = c("Aktif", "Meninggal", "Sembuh")
) +
labs(
x = NULL,
y = "Jumlah kasus akumulasi",
colour = NULL,
title = "Dinamika Kasus COVID-19 di Jawa Timur",
caption = "Sumber data: covid.19.go.id"
) +
theme_ipsum(
base_size = 13,
plot_title_size = 21,
grid = "Y",
ticks = TRUE
) +
theme(
plot.title = element_text(hjust = 0.5),
legend.position = "top"
)
## Warning in grid.Call(C_stringMetric, as.graphicsAnnot(x$label)): font family not
## found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call.graphics(C_text, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, :
## font family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
## Warning in grid.Call(C_textBounds, as.graphicsAnnot(x$label), x$x, x$y, : font
## family not found in Windows font database
Selamat Anda telah menyelesaikan proyek analisis COVID-19 ini! Anda telah berhasil melakukan impor data melalui API, melakukan transformasi data, serta membuat visualisasi untuk mengkomunikasikan hasil analisis data tentang COVID-19. Anda dipersilakan untuk selanjutnya mengembangkan analisis dengan cara mengambil studi kasus provinsi lain atau bahkan melakukan komparasi antar provinsi. Anda dapat menggunakan skrip dasar yang tersedia pada tautan ini untuk memulai analisis.
Salah satu metrik yang dapat dihitung untuk mengamati persebaran COVID-19 di masyarakat adalah 'Seventh-Day Amplification Factor' (silakan baca ini dan ini).