IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
Data yang digunakan adalah tahun 2017. Berikut data Indeks Pembangunan Manusia serta indikatornya.
setwd("E:/")
data <- read.csv("data.csv", sep = ",", header = TRUE)
head(data)
## AHH EYS MYS Pengeluaran IPM
## 1 69.52 14.13 8.98 8957 70.60
## 2 68.37 13.10 9.25 10036 70.57
## 3 68.78 13.94 8.72 10306 71.24
## 4 70.99 13.03 8.76 10677 71.79
## 5 70.76 12.87 8.15 9880 69.99
## 6 69.18 12.35 7.99 10220 68.86
Sumber: Badan Pusat Statistik
summary(data)
## AHH EYS MYS Pengeluaran
## Min. :64.34 Min. :10.54 Min. : 6.270 Min. : 6996
## 1st Qu.:67.78 1st Qu.:12.49 1st Qu.: 7.560 1st Qu.: 9026
## Median :69.59 Median :12.87 Median : 8.290 Median :10220
## Mean :69.46 Mean :12.97 Mean : 8.258 Mean :10286
## 3rd Qu.:71.02 3rd Qu.:13.32 3rd Qu.: 8.740 3rd Qu.:10825
## Max. :74.74 Max. :15.42 Max. :11.020 Max. :17707
## IPM
## Min. :59.09
## 1st Qu.:68.15
## Median :69.99
## Mean :69.78
## 3rd Qu.:71.03
## Max. :80.06
library(RColorBrewer)
par(mfrow=c(2,3))
boxplot(data$IPM, col="lightblue", main="Boxplot of IPM", boxwex=0.5)
boxplot(data$AHH, col="lightblue", main="Boxplot of AHH", boxwex=0.5)
boxplot(data$EYS, col="lightblue", main="Boxplot of EYS", boxwex=0.5)
boxplot(data$MYS, col="lightblue", main="Boxplot of MYS", boxwex=0.5)
boxplot(data$Pengeluaran, col="lightblue", main="Boxplot of Pengeluaran", boxwex=0.5)
library(RColorBrewer)
par(mfrow=c(2,3))
hist(data$IPM, breaks=9, col="lightblue", main="Histogram of IPM")
hist(data$AHH, breaks=9, col="lightblue", main="Histogram of AHH")
hist(data$EYS, breaks=9, col="lightblue", main="Histogram of EYS")
hist(data$MYS, breaks=9, col="lightblue", main="Histogram of MYS")
hist(data$Pengeluaran, breaks=9, col="lightblue", main="Histogram of Pengeluaran")
Hubungan antar variabel dapat diketahui melalui beberapa scatter plot berikut ini.
Scatter plot adalah alat untuk menganalisis hubungan antara dua variabel. Satu variabel diplot pada sumbu horizontal dan yang lainnya diplot pada sumbu vertikal. Scatter plot sangat berguna untuk mendeteksi korelasi (hubungan) antara dua variable, sekaligus juga memperlihatkan tingkat hubungan tersebut (kuat atau lemah). Berikut hasil Scatter plot antar variabel.
library(RColorBrewer)
library(ggplot2)
plot(data, col=brewer.pal(3,"Set1"))
model1 <- lm(IPM ~ AHH+EYS+MYS+Pengeluaran, data=data)
summary(model1)
##
## Call:
## lm(formula = IPM ~ AHH + EYS + MYS + Pengeluaran, data = data)
##
## Residuals:
## Min 1Q Median 3Q Max
## -0.9128 -0.1639 0.1261 0.1894 0.3419
##
## Coefficients:
## Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
## (Intercept) 8.667e-01 1.710e+00 0.507 0.616
## AHH 5.172e-01 2.579e-02 20.056 < 2e-16 ***
## EYS 1.133e+00 8.106e-02 13.977 1.13e-14 ***
## MYS 1.092e+00 8.350e-02 13.078 6.31e-14 ***
## Pengeluaran 9.023e-04 3.817e-05 23.641 < 2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## Residual standard error: 0.3169 on 30 degrees of freedom
## Multiple R-squared: 0.9945, Adjusted R-squared: 0.9938
## F-statistic: 1358 on 4 and 30 DF, p-value: < 2.2e-16