Masalah kesehatan masyarakat saat ini tidak lagi ditentukan oleh satu
indikator tunggal, melainkan oleh kombinasi beberapa faktor yang saling
berkaitan. Misalnya, kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida
merupakan indikator penting yang sama-sama berperan dalam menilai risiko
penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, dan sindrom
metabolik. Di sisi lain, perilaku gaya hidup seperti konsumsi alkohol
juga diketahui berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang.
Dalam analisis statistik, seringkali peneliti hanya menggunakan satu
variabel respons untuk melihat pengaruh suatu faktor. Namun, pendekatan
ini menjadi kurang tepat ketika terdapat lebih dari satu variabel
respons yang saling berkorelasi. Jika dilakukan uji satu per satu
(misalnya ANOVA terpisah), maka risiko kesalahan pengambilan keputusan
(Type I error) akan meningkat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan metode analisis yang
dapat menguji pengaruh suatu faktor terhadap beberapa variabel respons
secara simultan. Salah satu metode yang sesuai adalah Multivariate
Analysis of Variance (MANOVA). MANOVA memungkinkan peneliti untuk
menguji perbedaan rata-rata beberapa variabel dependen sekaligus
berdasarkan kelompok tertentu.
Dalam penelitian ini, MANOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan
kondisi kesehatan berdasarkan status konsumsi alkohol (peminum dan bukan
peminum). Variabel kesehatan yang digunakan sebagai respons adalah kadar
glukosa, kolesterol, dan trigliserida. Dengan pendekatan ini, diharapkan
hasil analisis lebih komprehensif dalam menjelaskan pengaruh konsumsi
alkohol terhadap kondisi kesehatan secara multivariat.
Tujuan penelitian ini adalah:
Memahami dan menerapkan langkah-langkah metode MANOVA dalam analisis data.
Mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida antara individu yang mengonsumsi alkohol dan yang tidak mengonsumsi alkohol.
Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) adalah pengembangan dari ANOVA yang digunakan ketika terdapat lebih dari satu variabel dependen. MANOVA bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan vektor rata-rata antar kelompok perlakuan (Martin Gail, 2023). Jika pada ANOVA hanya terdapat satu variabel respons, maka pada MANOVA terdapat lebih dari satu variabel respons sehingga dapat digunakan untuk melihat perbedaan kelompok secara lebih menyeluruh.
Agar hasil MANOVA valid, maka terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu:
Normalitas Multivariat
Variabel dependen harus berdistribusi normal secara multivariat
Pengujian dapat dilakukan dengan metode Mardia (Abdillah et al., 2025).
MANOVA dikatakan cukup robust terhadap penyimpangan normalitas moderat,
namun keberadaan multivariate outliers dapat
menimbulkan masalah serius (Tufan & Cinar, 2024).
Homogenitas Matriks Kovarians
Matriks kovarians antar kelompok harus sama (equality of covariance
matrices) yang diuji dengan uji Box’s M.
Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) melibatkan beberapa statistik uji yang digunakan untuk menentukan signifikansi perbedaan vektor rata-rata kelompok. Berbeda dengan ANOVA univariat yang hanya memiliki satu rasio F, MANOVA memiliki beberapa statistik uji (Alesandro et al., 2025). Berikut beberapa statistik uji yang umum digunakan dalam MANOVA.
Wilks’ Lambda
Pillai’s Trace
Hotelling-Lawley Trace
Roy’s Largest Root
Jika p-value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan multivariat signifikan antar kelompok.
Data yang digunakan berasal dari Kaggle yang berjudul “Healthcare
Risk Factors Dataset” dengan tautan sebagai berikut. Tautan.
Dataset ini berisi informasi kondisi kesehatan dan gaya hidup individu
dengan jumlah data besar.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida pada individu berdasarkan status konsumsi alkohol menggunakan MANOVA dengan keterangan sebagai berikut.
Variabel Penelitian
Tabel 1.4.2.1 Variabel Penelitian
| Variabel | Nama | Keterangan |
| X (prediktor) | Alcohol | Status konsumsi alkohol (0 = tidak, 1 = ya) |
| Y1 (respons) | Glucose | Kadar gula darah |
| Y2 (respons) | Cholesterol | Kadar kolesterol |
| Y3 (respons) | Triglycerides | Kadar trigliserida |
Data
Data yang digunakan adalah data variabel terpilih (Alcohol, Glucose,
Cholesterol, Triglycerides) pada 50 data pertama.
| Alcohol | Glucose | Cholesterol | Triglycerides |
| 0 | 137.04 | 231.88 | 210.56 |
| 0 | 71.58 | 165.57 | 129.41 |
| 0 | 95.24 | 214.94 | 165.35 |
| 1 | 95.15 | 259.53 | 115.85 |
| … | … | … | … |
| 1 | 164.09 | 199.62 | 154.16 |
Berikut merupakan source code beserta penjelasan mengenai coding pada RStudio.
data <- read.csv("C:/Users/ransi/Downloads/dirty_v3_path.csv")
read.csv() membaca file data mentah dari file CSV ke
dalam R.
manova_data <- data[, c("Alcohol", "Glucose", "Cholesterol", "Triglycerides")]
data[] memilih variabel yang digunakan dalam analisis
MANOVA dengan satu variabel prediktor yaitu Alcohol dan tiga variabel
respons yaitu tingkat Glucose, Cholesterol, Triglycerides.
manova_data$Alcohol <- as.factor(manova_data$Alcohol)
manova_data$Glucose <- as.numeric(manova_data$Glucose)
manova_data$Cholesterol <- as.numeric(manova_data$Cholesterol)
manova_data$Triglycerides <- as.numeric(manova_data$Triglycerides)
as.factor() mengubah variabel menjadi data kategorik
(faktor).
as.numeric() mengubah variabel menjadi
numerik.
manova_clean <- na.omit(manova_data)
na.omit() menghapus observasi yang memiliki nilai kosong
pada variabel utama.
manova_clean <- subset(manova_clean, Alcohol %in% c(0, 1))
manova_clean$Alcohol<-droplevels(manova_clean$Alcohol)
subset() berfungsi untuk memastikan hanya data
dengan kategori 0 dan 1 yang dipakai.
droplevels() berfungsi menghapus level kategori yang
tidak terpakai.
manova_50<- manova_clean[1:50, ]
manova_clean[] mengambil 50 data pertama dari data yang
sudah dibersihkan sebagai sampel yang digunakan untuk analisis
MANOVA.
library(MVN)
norm.test<-mvn(data = manova_50[, 2:4],mvn_test = "mardia")
norm.test$multivariate_normality
## Test Statistic p.value Method MVN
## 1 Mardia Skewness 28.488 0.002 asymptotic ✗ Not normal
## 2 Mardia Kurtosis 1.192 0.233 asymptotic ✓ Normal
norm.test$univariate_normality
## Test Variable Statistic p.value Normality
## 1 Anderson-Darling Glucose 2.248 <0.001 ✗ Not normal
## 2 Anderson-Darling Cholesterol 0.306 0.554 ✓ Normal
## 3 Anderson-Darling Triglycerides 0.396 0.359 ✓ Normal
mvn() digunakan untuk melakukan uji normalitas
multivariat Mardia pada variabel respons.
manova_50$Glucose_log<-log(manova_50$Glucose + 1)
log() digunakan untuk transformasi data ke bentuk
log.
manova_tf<-manova_50[,c("Alcohol","Glucose_log","Cholesterol","Triglycerides")]
norm.test<-mvn(data = manova_tf[,2:4],mvn_test = "mardia")
norm.test$multivariate_normality
## Test Statistic p.value Method MVN
## 1 Mardia Skewness 17.460 0.065 asymptotic ✓ Normal
## 2 Mardia Kurtosis 0.073 0.942 asymptotic ✓ Normal
Hasil transformasi dan variabel lainnya dimasukkan ke dalam dataset
baru manova_tf. Selanjutnya dilakukan uji normalitas
multivariat Mardia kembali pada variabel yang ditransformasi.
library(biotools)
## Loading required package: MASS
## ---
## biotools version 4.3
ujiboxm<-boxM(manova_tf[,2:4],manova_tf$Alcohol)
ujiboxm
##
## Box's M-test for Homogeneity of Covariance Matrices
##
## data: manova_tf[, 2:4]
## Chi-Sq (approx.) = 2.9831, df = 6, p-value = 0.811
boxM() digunakan untuk uji homogenitas matriks kovarians
antar kelompok.
model <- manova(cbind(Glucose_log, Cholesterol, Triglycerides) ~ Alcohol, data = manova_tf)
manova() berfungsi membentuk model MANOVA dengan Alcohol
sebagai variabel prediktor dan Glucose, Cholesterol, Triglycerides
sebagai variabel respons.
summary(model, test = "Wilks")
## Df Wilks approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.87889 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
test = "Wilks" melakukan uji signifikansi menggunakan
Wilks’ Lambda.
summary(model, test = "Pillai")
## Df Pillai approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.12111 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
test = "Pillai" melakukan uji signifikansi menggunakan
Pillai’s Trace.
summary(model, test = "Hotelling-Lawley")
## Df Hotelling-Lawley approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.1378 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
test = "Hotelling-Lawley" melakukan uji signifikansi
menggunakan Hotelling-Lawley Trace.
summary(model, test = "Roy")
## Df Roy approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.1378 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
test = "Roy" melakukan uji signifikansi menggunakan
Roy’s Largest Root.
summary.aov(model)
## Response Glucose_log :
## Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
## Alcohol 1 0.0686 0.068608 0.7453 0.3922
## Residuals 48 4.4183 0.092048
##
## Response Cholesterol :
## Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
## Alcohol 1 6303 6302.9 5.877 0.01916 *
## Residuals 48 51478 1072.5
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## Response Triglycerides :
## Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
## Alcohol 1 503 502.98 0.2553 0.6157
## Residuals 48 94579 1970.39
summary.aov() menampilkan hasil ANOVA univariat tiap
variabel respons.
Hipotesis
H0: Data berdistribusi normal multivariat
H1: Data tidak berdistribusi normal multivariat
Output
## Test Statistic p.value Method MVN
## 1 Mardia Skewness 28.488 0.002 asymptotic ✗ Not normal
## 2 Mardia Kurtosis 1.192 0.233 asymptotic ✓ Normal
## Test Variable Statistic p.value Normality
## 1 Anderson-Darling Glucose 2.248 <0.001 ✗ Not normal
## 2 Anderson-Darling Cholesterol 0.306 0.554 ✓ Normal
## 3 Anderson-Darling Triglycerides 0.396 0.359 ✓ NormalKeputusan
Karena terdapat p-value<0,05 maka tolak H0.
Interpretasi
Berdasarkan hasil uji normalitas multivariat menggunakan uji Mardia pada
data awal (sebelum transformasi), diperoleh p-value untuk
skewness sebesar 0,002 dan p-value untuk kurtosis sebesar
0,233. Karena terdapat p-value lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (α
= 0,05), maka data tidak berdistribusi normal multivariat.
Pada tingkat univariat, uji Anderson–Darling menunjukkan bahwa variabel
Glucose tidak berdistribusi normal (p-value < 0,001), sementara
variabel Cholesterol dan Triglycerides berdistribusi normal dengan
p-value masing-masing sebesar 0,306 dan 0,396 (> 0,05). Dengan
demikian, indikasi ketidaknormalan multivariat terutama dipengaruhi oleh
distribusi variabel Glucose yang menyimpang dari normal.
Untuk mengatasi pelanggaran asumsi normalitas multivariat, dilakukan transformasi logaritmik pada variabel Glucose. Setelah transformasi, dilakukan kembali uji normalitas multivariat menggunakan Mardia test.
Hipotesis
H0: Data berdistribusi normal multivariat
H1: Data tidak berdistribusi normal multivariat
Output
## Test Statistic p.value Method MVN
## 1 Mardia Skewness 17.460 0.065 asymptotic ✓ Normal
## 2 Mardia Kurtosis 0.073 0.942 asymptotic ✓ NormalKeputusan
Karena p-value>0,05 maka terima H0.
Interpretasi
Setelah transformasi, uji normalitas multivariat diulang dan
menghasilkan nilai p-value untuk skewness sebesar 0,065 dan
untuk kurtosis sebesar 0,942, yang keduanya lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setelah transformasi, data
telah memenuhi asumsi normalitas multivariat.
Hipotesis
H0: Matriks kovarians homogen
H1: Matriks kovarians tidak homogen
Output
##
## Box's M-test for Homogeneity of Covariance Matrices
##
## data: manova_tf[, 2:4]
## Chi-Sq (approx.) = 2.9831, df = 6, p-value = 0.811Keputusan
Karena p-value>0,05 maka tolak H0.
Interpretasi
Dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara matriks kovarians antar kelompok sehingga asumsi
homogenitas kovarian terpenuhi.
Hipotesis
H0: µ1=µ2
H1: Paling tidak ada satu µi yang berbeda
## Df Wilks approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.87889 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
Hasil uji Wilks' Lambda menunjukkan nilai statistik Wilks sebesar 0,87889 serta p-value 0,1115. Karena p-value lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara multivariat antara kelompok individu yang mengonsumsi alkohol dan yang tidak mengonsumsi alkohol terhadap kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida.
## Df Pillai approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.12111 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
Hasil uji Pillai menunjukkan nilai statistik sebesar 0,12111 serta p-value 0,1115. Karena p-value lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara multivariat antara kelompok individu yang mengonsumsi alkohol dan yang tidak mengonsumsi alkohol terhadap kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida.
## Df Hotelling-Lawley approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.1378 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
Hasil uji Hotelling-Lawley menunjukkan nilai statistik sebesar 0,1378 serta p-value 0,1115. Karena p-value lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara multivariat antara kelompok individu yang mengonsumsi alkohol dan yang tidak mengonsumsi alkohol terhadap kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida.
## Df Roy approx F num Df den Df Pr(>F)
## Alcohol 1 0.1378 2.113 3 46 0.1115
## Residuals 48
Diperoleh nilai statistik Roy sebesar 0,1378 serta p-value 0,1115. Karena nilai p-value lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara multivariat antara kelompok individu yang mengonsumsi alkohol dan yang tidak mengonsumsi alkohol terhadap kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida.
Berdasarkan hasil pengujian MANOVA menggunakan kriteria Wilks' Lambda, Pillai's Trace, Hotelling–Lawley Trace, dan Roy's Largest Root, diperoleh bahwa seluruh nilai uji memberikan hasil tidak signifikan (p-value > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok konsumsi alkohol terhadap profil variabel respon, yaitu kadar glukosa (setelah transformasi log), kolesterol, dan trigliserida. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan analisis profil karena analisis profil bertujuan untuk mengeksplorasi lebih lanjut bentuk perbedaan pola rerata antar kelompok, sedangkan hasil MANOVA menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan. Dengan demikian, tidak terdapat dasar statistik yang cukup kuat untuk menelusuri lebih jauh baik kesejajaran, keberimpitan, maupun horizontalitas profil.
Karena uji MANOVA tidak signifikan, analisis univariat sebenarnya bersifat tambahan (eksploratif), namun tetap dapat digunakan untuk melihat variabel mana yang paling berkontribusi.
Hipotesis
H0: µ1=µ2
H1: Paling tidak ada satu µi yang berbeda
## Response Glucose_log :
## Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
## Alcohol 1 0.0686 0.068608 0.7453 0.3922
## Residuals 48 4.4183 0.092048
##
## Response Cholesterol :
## Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
## Alcohol 1 6303 6302.9 5.877 0.01916 *
## Residuals 48 51478 1072.5
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
##
## Response Triglycerides :
## Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
## Alcohol 1 503 502.98 0.2553 0.6157
## Residuals 48 94579 1970.39
Variabel Glucose_log
Karena p-value lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan
kadar glukosa (setelah transformasi log) yang signifikan antara kelompok
konsumsi alkohol dan non-konsumsi alkohol.
Variabel Cholesterol
Karena p-value lebih kecil dari 0,05, maka terdapat perbedaan kadar
kolesterol yang signifikan antara kelompok individu yang mengonsumsi
alkohol dan yang tidak.
Variabel Triglycerides
Karena p-value lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan
kadar trigliserida yang signifikan antara kelompok konsumsi alkohol dan
non-konsumsi alkohol.
Sebelum dilakukan pengujian MANOVA, asumsi normalitas multivariat dan homogenitas perlu dipenuhi terlebih dahulu. Pada uji normalitas multivariat awal ditemukan pelanggaran asumsi akibat distribusi variabel glukosa yang tidak normal sehingga dilakukan transformasi logaritmik terhadap data glukosa. Selanjutnya setelah diuji kembali, transformasi berhasil memperbaiki normalitas multivariat, sehingga model yang digunakan menjadi lebih valid secara statistik. Sedangkan asumsi homogenitas matriks kovarians sudah terpenuhi sehingga analisis MANOVA dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode MANOVA, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok individu yang mengonsumsi alkohol dan yang tidak mengonsumsi alkohol terhadap kombinasi variabel respon, yaitu kadar glukosa darah (setelah transformasi log), kolesterol, dan trigliserida secara simultan. Hal ini dibuktikan melalui seluruh kriteria uji multivariat yang digunakan, yakni Wilks' Lambda, Pillai's Trace, Hotelling–Lawley Trace, dan Roy's Largest Root, yang masing-masing menghasilkan nilai p-value lebih besar dari taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Dengan demikian, tidak perlu dilakukan analisis profil karena secara keseluruhan konsumsi alkohol tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap profil kesehatan metabolik responden dalam konteks variabel yang dianalisis.
Abdillah, I. R., Ramadhani, F. N., Rahmasari, N. A., Wara, S. S. M., & Damaliana, A. T. (2025). Analisis Perbandingan Kasus COVID-19 di Indonesia Tahun 2020 dan 2021 Menggunakan Uji Repeated Measure MANOVA. Jurnal Eksbar, 2(1).https://doi.org/10.29408/eksbar.v2i1.29917
Alesandro, I. F., Harith, N., Tabina, A. D., Guminta, D. G., & Nuraini, U. S. (2025). Multivariate Analysis of Variance pada Faktor yang Mempengaruhi Pendanaan dan Valuasi Startup. Prosiding Seminar Nasional Sains Data, 2(1), 130–135.
Martin Gail. (2023). Analysis of one or more dependent variable manova. Medium. Retrieved fromhttps://medium.com/@martingail123gail/analysis-of-one-or-more-dependent-variable-manova-ed7301b41ff
Tufan, A., & Cinar, N. (2024). Comparing the Means of Independent Groups: ANOVA, ANCOVA, MANOVA, and MANCOVA. In StatPearls. StatPearls Publishing. Retrieved fromhttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK606084/