Essentials Of Probability
Rangkuman (Essentials Of Probability) ~ Week 10
1 Definisi Probability
Probabilitas adalah fondasi utama dari ilmu statistik. Fungsinya seperti panduan yang membantu kita memahami data, memastikan keputusan kita sudah benar (bukan cuma berdasarkan tebakan atau firasat), dan mengambil keputusan yang informatif.
Daripada cuma mengandalkan “feeling”, peluang memungkinkan kita untuk mengukur seberapa besar kemungkinan berbagai hasil bisa terjadi, mencari pola dalam data, dan menganalisis kejadian nyata atau eksperimen. Memahami konsep-konsep peluang ini penting banget kalau kita mau menganalisis data dengan baik dan melakukan riset ilmiah yang berdasarkan bukti.
Bagian ini akan menjelaskan prinsip-prinsip utama dari teori peluang:
- Konsep dasar peluang: Ini tentang apa itu ruang sampel (semua hasil yang mungkin), apa itu kejadian (hasil spesifik yang kita minati), dan aturan komplemen (peluang sesuatu tidak terjadi). Ini adalah inti dari cara kita menghitung dan menafsirkan peluang.
- Kejadian independen dan dependen: Ini membedakan apakah satu kejadian memengaruhi peluang kejadian lain (dependen) atau tidak (independen). Ini penting untuk membuat model dan prediksi yang akurat.
- Gabungan kejadian: Ini membahas kemungkinan bahwa setidaknya satu dari beberapa kejadian yang kita amati akan terjadi.
- Kejadian eksklusif dan lengkap: Ini menjelaskan bagaimana berbagai kejadian di dalam ruang sampel saling berhubungan dan bagaimana kita menggunakannya untuk perhitungan peluang.
- Eksperimen binomial dan distribusi binomial: Ini adalah alat khusus untuk menganalisis kejadian yang diulang-ulang, di mana hasilnya hanya ada dua kemungkinan (misalnya, sukses atau gagal). Ini sering dipakai dalam penelitian, uji keandalan, dan survei.
Setiap topik di atas dilengkapi dengan panduan/contoh agar kita bisa lebih mudah paham dan terlibat lebih dalam dengan materi. Bersama-sama, semua komponen ini akan memberikan dasar yang kuat dan lengkap sebelum kita masuk ke metode statistik yang lebih rumit.
2 Konsep Dasar
Vidio: Probability, Ruang Sempel, dan Aturan Komplemen
2.1 Rangkuman
2.2 Konsep Dasar Probabilitas
Probabilitas adalah peluang terjadinya suatau peristiwa. Bisa di rumuskan seperti ini.\[P(A) = \frac{\text{Jumlah Hasil dalam Kejadian A (Favorable Outcomes)}}{\text{Jumlah Total Hasil dalam Ruang Sampel (Total Possible Outcomes)}}\]
Rumus probability yaitu jumlah hasil yang menguntungkan dibagi dengan jumlah total hasil yang mungkin terjadi.
Contoh sederhan yang digunakan adalah pelemparan koin, di mana probabilitas mendapatkan sisi Kepala adalah 1 (hasil yang diinginkan) dari 2 (total hasil yang mungkin), yaitu 0.5 atau 50%. Untuk dua kejadian independen yang terjadi bersamaan (misalnya, melempar koin dua kali), probabilitas gabungannya ditemukan dengan mengalikan probabilitas masing-masing kejadian. \[P(A \text{ dan } B) = P(A) \times P(B)\]
Probabilitas mendapatkan Gambar pada lemparan pertama (\(G_1\)) dan Gambar pada lemparan kedua (\(G_2\)).
\(P(G_1 \text{ dan } G_2)\)
\(P(G_1) = 0.5\)
\(P(G_2) = 0.5\)
\(P(G_1 \text{ dan } G_2) = 0.5 \times 0.5 = 0.25 \text{ atau } 25\%\)
2.3 Ruang Sampel (Sample Space)
Ruang sampel itu mengacu pada seluruh himpunan pada hasil yang mungkin. jadi sempel yang ada di vidio tersebut semua kemungkinan jumlah gambar yang dapat di amati dari dua kali leparan koin, yaitu di hitung sebagai berikut: \[S = \{ 0, 1, 2\}\]
Di vidio itu menunjukkan cara membuat diagram ruang sampel untuk pelemparan koin dua kali. Di vidio juga iya menuntukan hasil yang mungkin adalah HH (Kepala-Kepala), HT (Kepala-Ekor), TH (Ekor-Kepala), dan TT (Ekor-Ekor), sehingga total terdapat empat hasil yang mungkin.
Probabilitas untuk setiap pada hasil kemudian dihitung dengan mengalikan probabilitas setiap lemparan (0.5 x 0.5 = 0.25). di vidio itu ada pertanyaan “Berapa probabilitas mendapatkan setidaknya satu Tail (Ekor) jika koin dilempar 2 kali?” jadi kita menjumlahkan probabilitas hasil-hasil tersebut yaitu;
\[P(\text{Setidaknya satu T}) = P(\text{HT}) + P(\text{TH}) + P(\text{TT})\]
\[P(\text{Setidaknya satu T}) = 0.25 + 0.25 + 0.25\] \[P(\text{Setidaknya satu T}) = 0.75\]
2.4 Probabilitas Rules
Probability memiliki 2 kondisi wajib yaitu:
Kondisi 1: Nilai Probabilitas Probabilitas suatu kejadian terjadi (\(P(A)\)) harus selalu memiliki nilai antara 0 dan 1, termasuk 0 dan 1.
- P(A) = 0 berarti kejadian tersebut tidak akan pernah terjadi (mustahil).
- P(A) = 1 berarti kejadian tersebut pasti akan terjadi (terjadi 100% dari waktu).
- P(A) = 0.5 berarti kejadian tersebut diperkirakan terjadi 50% dari waktu.
Kondisi 2: Jumlah Total Probabilitas Jumlah probabilitas dari semua hasil yang mungkin dalam ruang sampel harus selalu berjumlah 1.
Misalnya, jika Anda melempar koin, probabilitas mendapatkan Kepala (\(P(H) = 0.5\)) ditambah probabilitas mendapatkan Ekor (\(P(T) = 0.5\)) adalah \(0.5 + 0.5 = 1\).
2.5 Aturan Komplemen (The Complement Rule)
Aturan Komplemen adalah aturan yang di gunakan untuk mencari probabilitas suatu peristiwa tidak terjadi.
Rumusnya menyatakan bahwa probabilitas suatu kejadian tidak terjadi (\(P(A^c)\)) sama dengan 1 dikurangi probabilitas kejadian itu terjadi (\(P(A)\)) \[P(A^c) = 1 - P(A)\]
- \(P(A^c)\): Probabilitas kejadian A tidak terjadi.
- \(P(A)\): Probabilitas kejadian A terjadi.
3 Mandiri Dan Bergantung
Vidio: Probability Of Independent And Dependent Events
3.1 Rangkuman
3.2 Kejadian Independent (Independent Events)
Kejadian independen adalah dua kejadian atau lebih di mana terjadinya satu kejadian tidak memengaruhi peluang terjadinya kejadian yang lain.
Contoh yang Diberikan Di Vidio Tersebut:
- Melempar dadu dan melempar koin.
- Hasil lemparan dadu (misalnya, mendapat angka 6) tidak akan memengaruhi peluang koin mendarat pada “Kepala” atau “Ekor”. Peluang mendapatkan “Kepala” tetap \(0.5\)
Di vidio tersebut memberikan rumus peluang kejadian independen, yaitu untuk menghitung peluang di mana dua kejadian independen (\(A\) dan \(B\)) terjadi bersamaan, Anda cukup mengalikan peluang masing-masing kejadian. \[\mathbf{P(A \text{ dan } B) = P(A) \times P(B)}\]
3.3 Kejadian Dependen (Dependent Events)
Kejadian dependen adalah kebalikannya dari kejadian independen, yaitu di mana terjadinya satu kejadian memengaruhi peluang terjadinya kejadian yang lain. Ini juga sering terjadi pada kasus tanpa pengembalian (without replacement).
Contoh yang Diberikan Di Vidio Tersebut:
- Mengambil dua kelereng dari kotak yang berisi 10 kelereng (7 hijau dan 3 biru) tanpa mengembalikan kelereng pertama.
- Peluang terambilnya kelereng kedua akan berubah, karena jumlah total kelereng di dalam kotak sudah berkurang 1 setelah pengambilan pertama.
Di vidio tersebut memberikan Rumus Peluang Kejadian Dependen: Untuk menghitung peluang di mana dua kejadian dependen (\(A\) dan \(B\)) terjadi secara berurutan, Anda mengalikan peluang kejadian pertama (\(P(A)\)) dengan peluang kejadian kedua setelah kejadian pertama terjadi (\(P(B|A)\)). \[\mathbf{P(A \text{ dan } B) = P(A) \times P(B|A)}\]
Keterangan: \(P(B|A)\) adalah Peluang bersyarat (Conditional Probability), yaitu peluang terjadinya \(B\) setelah \(A\) terjadi.
4 Penyatuan Peristiwa
Vidio: Union Of Events
4.1 Rangkuman
4.2 Ruang Sampel (Sample Space)
Ruang Sampel adalah keseluruhan himpunan hasil yang mungkin terjadi dalam suatu percobaan statistik.
Contoh dari vidio yaitu:
- Contoh 1 Dadu: Hasilnya adalah \(\{1, 2, 3, 4, 5, 6\}\), total 6 hasil.
- Contoh 2 Dadu: Hasilnya adalah semua pasangan mata dadu yang mungkin, total 36 hasil (\(6 \times 6\)).
4.3 Probabilitas Sederhana (Simple Probability)
Peluang terjadinya suatu kejadian sama dengan total jumlah hasil yang menguntungkan (favorable outcomes) dibagi dengan total jumlah hasil yang mungkin (ruang sampel).
Rumus Probabilitas Sederhana: \[\text{Probabilitas} = \frac{\text{Jumlah Hasil yang Menguntungkan}}{\text{Jumlah Total Hasil yang Mungkin}}\]
Rumus Probabilitas Gabungan Kejadiannya
Probabilitas gabungan kejadian (dilambangkan dengan kata kunci “atau” dalam pertanyaan peluang) menghitung peluang terjadinya Kejadian A ATAU Kejadian B.
Rumus Utama Probability
- Rumus untuk menghitung probabilitas Gabungan Kejadian A dan B adalah; \[\mathbf{P(A \text{ atau } B) = P(A) + P(B) - P(A \text{ dan } B)}\]
- Atau dalam notasi himpunan: \[\mathbf{P(A \cup B) = P(A) + P(B) - P(A \cap B)}\] Keterangan Rumus:
- \(\mathbf{P(A \cup B)}\): Probabilitas terjadinya kejadian A atau kejadian B.
- \(\mathbf{P(A)}\): Probabilitas terjadinya kejadian A.
- \(\mathbf{P(B)}\): Probabilitas terjadinya kejadian B.
- \(\mathbf{P(A \cap B)}\): Probabilitas terjadinya kejadian A dan kejadian B secara bersamaan (Irisan/Intersection).
5 Eksklusif Dan Lengkap
Vidio; Exclusive And Exhaustive
5.1 Rangkuman
5.2 Kejadian Saling Lepas (Mutually Exclusive Events)
Kejadian Saling Lepas adalah dua kejadian atau lebih yang tidak dapat terjadi secara bersamaan. Dengan kata lain, mereka tidak memiliki hasil atau elemen yang sama (tidak ada irisan) dalam ruang sampel.
Konsepnya
- Jika Kejadian \(A\) terjadi, maka Kejadian \(B\) tidak mungkin terjadi, dan sebaliknya.
- Pada Diagram Venn, area Kejadian \(A\) dan Kejadian \(B\) terpisah sepenuhnya.
Contoh Sederhananya yaitu;
Saat melempar satu koin, hasil munculnya Angka (Kejadian A) dan hasil munculnya Gambar (Kejadian B) adalah kejadian saling lepas, karena koin tidak mungkin menunjukkan Angka dan Gambar pada waktu yang sama.
Rumus Kejadian Saling Lepas
Irisan (Intersection) \[P(A \cap B) = 0\]
Gabungan (Union) \[P(A \cup B) = P(A) + P(B)\]
Jika kejadiannya bernilai \(n\) \[P(A_1 \cup A_2 \cup \dots \cup A_n) = P(A_1) + P(A_2) + \dots + P(A_n)\]
5.3 Kejadian Menyeluruh (Exhaustive Events)
Kejadian Menyeluruh adalah sekumpulan kejadian (dua atau lebih) yang, ketika digabungkan, akan mencakup seluruh ruang sampel (\(S\)) atau semua kemungkinan hasil dari suatu eksperimen.
Konsepnya
- Setidaknya salah satu dari kejadian dalam himpunan tersebut pasti akan terjadi.
- Gabungan (union) dari semua kejadian tersebut harus sama dengan Ruang Sampel \(S\).
Contoh Sederhananya yaitu;
Saat melempar dadu, jika Kejadian \(A\) adalah munculnya mata dadu ganjil (\(\{1, 3, 5\}\)) dan Kejadian \(B\) adalah munculnya mata dadu genap (\(\{2, 4, 6\}\)). Gabungan dari \(A\) dan \(B\) adalah \(\{1, 2, 3, 4, 5, 6\}\), yang merupakan seluruh ruang sampel (\(S\)). Jadi, \(A\) dan \(B\) adalah kejadian menyeluruh.
Rumus Kejadian Menyeluruh
Gabungan (Union) \[P(E_1 \cup E_2 \cup \dots \cup E_n) = 1\]
Dalam Himpunan \[E_1 \cup E_2 \cup \dots \cup E_n = S\]
5.4 Kombinasi Konsep Saling Lepas dan Menyeluruh
Ketika sekumpulan kejadian bersifat Saling Lepas DAN Menyeluruh secara bersamaan, ini berarti:
- Mereka tidak memiliki irisan satu sama lain (\(P(E_i \cap E_j) = 0\)).
- Gabungan mereka mencakup seluruh ruang sampel (\(P(E_1 \cup E_2 \cup \dots \cup E_n) = 1\)).
Ini sering disebut sebagai Partisi dari Ruang Sampel.
5.5 Rumus Kombinasinya
JIka kejadian-kejadian tersebut saling lepas, kita bisa menggunakan Aturan Penjumlahan. karena mereka menyeluruh, dan totalnya adalah 1.
\[\text{Jika } E_1, E_2, \dots, E_n \text{ adalah kejadian yang Saling Lepas dan Menyeluruh, maka rumusnya:}\] \[P(E_1) + P(E_2) + \dots + P(E_n) = 1\]
6 percobaan Binomial
Vidio: Binomial Experiment And The Formula
6.1 Rangkuman
6.2 Probabilitas Binomial
Probabilitas Binomial adalah mengacu pada probabilitas suatu hasil yang didefinisikan sebagai sukses atau gagal dalam suatu eksperimen yang diulang berkali-kali.
Kata kunci: Awalan “Bi” berarti dua, yang merujuk pada dua kemungkinan hasil dalam setiap percobaan, yaitu:
- Sukses
- Gagal
6.3 Setting Binomial
Untuk dapat disebut sebagai Eksperimen Binomial dan menggunakan Rumus Binomial, suatu eksperimen harus memenuhi empat (4) kondisi yang secara bersamaan.
- Jumlah Percobaan (\(n\)) harus Tetap (Fixed): Jumlah pengulangan eksperimen harus sudah ditentukan.
- Hanya Ada Dua Kemungkinan Hasil: Setiap percobaan hanya menghasilkan sukses atau gagal.
- Probabilitas Sukses (\(p\)) harus Konstan: Probabilitas terjadinya sukses harus sama untuk setiap percobaan.
- Setiap Percobaan harus Independen: Hasil dari satu percobaan tidak boleh memengaruhi hasil dari percobaan lainnya.
6.4 Binomial Formula
Formula ini digunakan untuk mencari probabilitas mendapatkan tepat \(k\) kali sukses dari total \(n\) percobaan yang independen.
Rumus Utama:
\[\mathbf{P(k) = \binom{n}{k} \cdot P^k \cdot (1-P)^{n-k}}\]
Keterangan Rumus :
\(\mathbf{P(k)}\) : Hasil perhitungan peluang untuk mendapatkan tepat \(k\) sukses.
\(\mathbf{\binom{n}{k}}\) : Menghitung jumlah total urutan yang mungkin (Contoh: {SGG, GSG, GGS}).
\(\mathbf{P^k}\) : Menghitung peluang terjadinya \(k\) kali sukses.
\(\mathbf{(1-P)^{n-k}}\) : Menghitung peluang terjadinya \(n-k\) kali gagal.
7 Distibusi Binomial
Vidio: Binomial Distribution
7.1 Rangkuman
7.2 Rumus Binomial (Dasar)
Menggunakan Rumus Binomial untuk menghitung probabilitas (\(P(k)\)) untuk setiap jumlah sukses (\(k\)) yang mungkin. \[P(k) = \mathbf{\binom{n}{k}} P^k (1-P)^{n-k}\] Keterangan Rumus :
\(\mathbf{P(k)}\) : Hasil perhitungan peluang untuk mendapatkan tepat \(k\) sukses.
\(\mathbf{\binom{n}{k}}\) : Menghitung jumlah total urutan yang mungkin (Contoh: {SGG, GSG, GGS}).
\(\mathbf{P^k}\) : Menghitung peluang terjadinya \(k\) kali sukses.
\(\mathbf{(1-P)^{n-k}}\) : Menghitung peluang terjadinya \(n-k\) kali gagal.
7.3 Parameter Distribusi Binomial (Mean, Varians, dan Simpangan Baku)
Jika variabel acak \(X\) mengikuti Distribusi Binomial, rata-rata (\(\mu\)), varians (\(\text{Var}\)), dan simpangan baku (\(\sigma\)) dapat dihitung langsung dari \(n\) dan \(p\).
library(knitr)
# Data untuk tabel
Parameter <- c("Rata-rata (Mean, $\\mu$)", "Varians (Var)", "Simpangan Baku (Standard Deviation, $\\sigma$)")
Rumus <- c("$$\\mu = n \\cdot p$$", "$$\\text{Var} = n \\cdot p \\cdot (1-p)$$", "$$\\sigma = \\sqrt{n \\cdot p \\cdot (1-p)}$$")
Makna_Kontekstual <- c(
"Nilai yang Diharapkan (Expected Value): Ini adalah rata-rata atau pusat di mana sebagian besar data (keberhasilan) akan berkelompok.",
"Ukuran sebaran data. Semakin besar varians, semakin lebar distribusi data.",
"Ukuran sebaran dari rata-rata, dalam satuan yang sama dengan jumlah keberhasilan ($k$). "
)
# Gabungkan data menjadi sebuah data frame
tabel_distribusi_binomial <- data.frame(Parameter, Rumus, Makna_Kontekstual)
# Buat tabel
kable(tabel_distribusi_binomial,
format = "markdown", # Bisa juga 'html' atau 'latex' tergantung output yang diinginkan
col.names = c("Parameter", "Rumus", "Makna dalam Konteks"),
caption = "**Parameter Kunci Distribusi Binomial**",
escape = FALSE)| Parameter | Rumus | Makna dalam Konteks |
|---|---|---|
| Rata-rata (Mean, \(\mu\)) | \[\mu = n \cdot p\] | Nilai yang Diharapkan (Expected Value): Ini adalah rata-rata atau pusat di mana sebagian besar data (keberhasilan) akan berkelompok. |
| Varians (Var) | \[\text{Var} = n \cdot p \cdot (1-p)\] | Ukuran sebaran data. Semakin besar varians, semakin lebar distribusi data. |
| Simpangan Baku (Standard Deviation, \(\sigma\)) | \[\sigma = \sqrt{n \cdot p \cdot (1-p)}\] | Ukuran sebaran dari rata-rata, dalam satuan yang sama dengan jumlah keberhasilan (\(k\)). |
7.4 Pengaruh \(p\) dan \(n\) Pada Bentuk Distribusi
- Pengaruh \(p\) (Probabilitas Keberhasilan) pada Bentuk Distribusi
Nilai \(\mathbf{p}\) adalah faktor utama yang mengendalikan bentuk (shape) Distribusi Binomial. Data akan selalu berkelompok di sekitar nilai rata-rata \(\mu = n \cdot p\).
library(knitr)
# Data untuk tabelnya
Nilai_p <- c("$p = 0.5$", "$p < 0.5$", "$p > 0.5$")
Bentuk_Distribusi <- c("Simetris", "Menceng ke Kanan (Right-Skewed)", "Menceng ke Kiri (Left-Skewed)")
Alasan_Kontekstual <- c(
"Karena peluang sukses dan gagal sama besar (50%), distribusi akan seimbang (mirip lonceng). Rata-rata ($\\mu$) berada tepat di tengah ($n/2$).",
"Peluang sukses rendah (misal $p=0.1$). Ini berarti kita berharap mendapatkan sedikit keberhasilan (nilai $k$ rendah), sehingga probabilitas menumpuk di sisi kiri (dekat 0).",
"Peluang sukses tinggi (misal $p=0.8$). Ini berarti kita berharap mendapatkan banyak keberhasilan (nilai $k$ tinggi), sehingga probabilitas menumpuk di sisi kanan (dekat $n$). "
)
# Gabungkan data menjadi sebuah data frame
tabel_bentuk_distribusi <- data.frame(Nilai_p, Bentuk_Distribusi, Alasan_Kontekstual)
# Buat tabel
kable(tabel_bentuk_distribusi,
format = "markdown", # Bisa juga 'html' atau 'latex'
col.names = c("Nilai $p$", "Bentuk Distribusi", "Alasan (Sesuai Video)"),
caption = "**Bentuk Distribusi Binomial berdasarkan Peluang Sukses ($p$)**",
escape = FALSE)| Nilai \(p\) | Bentuk Distribusi | Alasan (Sesuai Video) |
|---|---|---|
| \(p = 0.5\) | Simetris | Karena peluang sukses dan gagal sama besar (50%), distribusi akan seimbang (mirip lonceng). Rata-rata (\(\mu\)) berada tepat di tengah (\(n/2\)). |
| \(p < 0.5\) | Menceng ke Kanan (Right-Skewed) | Peluang sukses rendah (misal \(p=0.1\)). Ini berarti kita berharap mendapatkan sedikit keberhasilan (nilai \(k\) rendah), sehingga probabilitas menumpuk di sisi kiri (dekat 0). |
| \(p > 0.5\) | Menceng ke Kiri (Left-Skewed) | Peluang sukses tinggi (misal \(p=0.8\)). Ini berarti kita berharap mendapatkan banyak keberhasilan (nilai \(k\) tinggi), sehingga probabilitas menumpuk di sisi kanan (dekat \(n\)). |
- Pengaruh \(n\) (Jumlah Percobaan) dan Aproksimasi Normal
Jumlah percobaan \(\mathbf{n}\) menentukan sejauh mana Distribusi Binomial menyerupai Distribusi Normal (Kurva Lonceng).
Seiring dengan bertambahnya nilai \(n\), Distribusi Binomial terlepas dari bentuknya yang menceng, akan di mulai menjadi lebih halus dan mendekati bentuk Distribusi Normal.
7.5 Panduan Aproksimasi Normal (Normal Approximation)
Kita dapat menganggap Distribusi Binomial dapat didekati menggunakan Distribusi Normal jika kedua kondisi berikut terpenuhi. Jika \(n\) sangat besar, perhitungan dengan rumus Binomial menjadi rumit, sehingga aproksimasi ini penting.
- Rumusnya
\[\mathbf{n \cdot p \ge 10}\]
\[\mathbf{n \cdot (1-p) \ge 10}\]
Jika kedua hasil perhitungan di atas mencapai atau melebihi 10, distribusi tersebut dianggap cukup Normal untuk menggunakan prosedur perhitungan Distribusi Normal.
8 Kesimpulan
8.1 Konsep Dasar
Probabilitas Sederhana: Didefinisikan sebagai kesempatan suatu peristiwa akan terjadi. rumus: \[P(\text{Peristiwa}) = \frac{\text{Jumlah Hasil yang Menguntungkan}}{\text{Jumlah Total Hasil yang Mungkin}}\]
Ruang Sampel (Sample Space): Seluruh rangkaian hasil yang mungkin dalam suatu eksperimen. Misalnya, jika melempar dua koin, ruang sampelnya adalah {HH, HT, TH, TT}.
Probabilitas Rules: Nilai probabilitas suatu peristiwa selalu berada di antara 0 dan 1 (\(0 \le P(\text{Peristiwa}) \le 1\)), dan Total probabilitas dari semua hasil yang mungkin dalam ruang sampel harus selalu sama dengan 1
Probabilitas Komplemen: Probabilitas suatu peristiwa tidak terjadi adalah 1 dikurangi probabilitas peristiwa itu terjadi.
8.2 Mandiri Dan Bergantung
Kejadiaan Independen (Saling Bebas): Terjadinya satu peristiwa tidak memengaruhi probabilitas peristiwa yang lain. Contoh: Melempar dadu dan melempar koin. Rumus: \(P(A \text{ dan } B) = P(A) \times P(B)\)
Kejadiaan Dependen (Saling Bergantung): Terjadinya satu peristiwa memengaruhi probabilitas peristiwa yang lain. Contoh: Mengambil kelereng dari kotak tanpa dikembalikan (without replacement).
Rumusnya: \(P(A \text{ dan } B) = P(A) \times P(B \text{ setelah } A \text{ terjadi})\)
8.3 Penyatuan Peristiwa
Gabungan Kejadiaan: Menghitung probabilitas terjadinya peristiwa A atau peristiwa B. Kunci untuk mengidentifikasi soal gabungan adalah adanya kata “atau” (or).
Rumus Gabungan: \[P(A \text{ atau } B) = P(A) + P(B) - P(A \text{ dan } B)\]
Penting: Suku dikurangi \(P(A \text{ dan } B)\) (irisan/intersection) digunakan untuk menghilangkan hasil yang terhitung dua kali (duplicate outcomes), yang terjadi pada peristiwa-peristiwa yang memiliki hasil bersama. Konsep ini sering divisualisasikan menggunakan Diagram Venn.
8.4 Eksklusif Dan Lengkap
Kejadian Saling Lepas (Mutually Exclusive): Peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terjadi pada waktu yang sama. Dengan kata lain, tidak ada irisan di antara keduanya, sehingga \(P(A \text{ dan } B) = 0\).
Untuk peristiwa yang saling lepas, rumus gabungan menjadi lebih sederhana: \(P(A \text{ atau } B) = P(A) + P(B)\).
Kejadiaan Menyeluruh (Exhaustive Events): Sekumpulan peristiwa yang mencakup semua hasil yang mungkin dalam ruang sampel. Artinya, gabungan dari peristiwa-peristiwa ini mencakup seluruh ruang sampel, dan total probabilitasnya sama dengan 1.
8.5 Percobaain Binominal
Eksperimen Binomial: Eksperimen statistik yang harus memenuhi empat syarat (BINS):
- Banyak Percobaan (n) harus tetap/fixed.
- Hanya ada Dua Hasil yang mungkin: Sukses atau Gagal (Failure).
- Probabilitas Sukses (p) harus Konstan untuk setiap percobaan.
- Setiap percobaan harus Independen (saling bebas).
Formula Binomial: digunakan untuk mencari probabilitas mendapatkan tepat \(k\) kali sukses dari total \(n\) percobaan yang independen.
Rumus Utama:
\[\mathbf{P(k) = \binom{n}{k} \cdot P^k \cdot (1-P)^{n-k}}\] Keterangan Rumus :
\(\mathbf{P(k)}\) : Hasil perhitungan peluang untuk mendapatkan tepat \(k\) sukses.
\(\mathbf{\binom{n}{k}}\) : Menghitung jumlah total urutan yang mungkin (Contoh: {SGG, GSG, GGS}).
\(\mathbf{P^k}\) : Menghitung peluang terjadinya \(k\) kali sukses.
\(\mathbf{(1-P)^{n-k}}\) : Menghitung peluang terjadinya \(n-k\) kali gagal.
8.6 Distribusi Binominal
Distribusi Binomial: Merupakan distribusi probabilitas untuk setiap kemungkinan jumlah sukses (\(k\)) dalam eksperimen binomial, yang biasanya divisualisasikan dengan diagram batang (bar chart).
Parameter Distribusi Binomial:
- Jika \(p = 0.5\): Distribusi akan simetris.
- Jika \(p < 0.5\): Distribusi akan menceng ke kanan (right-skewed).
- Jika \(p > 0.5\): Distribusi akan menceng ke kiri (left-skewed).
Pendekatan Normal: Ketika jumlah percobaan (\(n\)) meningkat, distribusi binomial akan mendekati Distribusi Normal. Kita dapat mengasumsikan pendekatan normal jika \(n \times p \ge 10\) dan \(n(1-p) \ge 10\).
9 Daftar Pustaka
Daftar pustaka ini berisi referensi yang saya gunakan pada tugas ini. https://bookdown.org/dsciencelabs/intro_statistics/06-Essentials_of_Probability.html?authuser=0