Tugas Week 10 ~ Essentials of Probability

Logo

1 Pendahuluan

Probabilitas merupakan salah satu fondasi utama dalam analisis data, statistika, dan pengambilan keputusan di berbagai bidang. Pemahaman mengenai konsep dasar probabilitas, seperti ruang sampel, kejadian, serta aturan-aturan probabilitas, sangat penting untuk membantu kita memodelkan ketidakpastian dan membuat prediksi yang lebih akurat. Dalam era modern yang dipenuhi data, penguasaan essential of probability tidak hanya bermanfaat bagi ilmuwan data atau peneliti, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami pola, risiko, dan peluang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dasar yang kuat dalam probabilitas, seseorang dapat menafsirkan informasi secara lebih kritis, membangun model statistik yang tepat, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti.

2 Rangkuman Materi

2.1 Konsep Fundamental

Probabilitas merupakan ukuran kemungkinan terjadinya suatu peristiwa, yang dihitung dengan membagi jumlah hasil yang menguntungkan dengan total seluruh hasil yang mungkin. Konsep fundamental ini menjadi dasar dalam statistika karena berbagai metode analisis, seperti inferensi, estimasi, dan pemodelan data, bergantung pada pemahaman tentang peluang suatu peristiwa dan karakteristik variabel acak yang menyusunnya.

Rumus Probabilitas:

\[ P(event) = \frac{number\ of\ favorable\ outcomes}{total\ number\ of\ possible\ outcomes} \]

contoh dasar : pelemparan koin

untuk satu kali pelemparan koin:

  • Hasil menguntungkan: Mendapatkan sisi kepala = 1 hasil
  • Hasil yang mungkin: Kepala atau ekor = 2 hasil

Peluang:

\[ P(heads) = \frac{1}{2} = 0.5 = 50\% \]

dengan cara yang serupa:

\[ P(tails) = \frac{1}{2} = 0.5 = 50\% \]

Probabilitas mendapatkan kepala pada kedua lemparan:

\[ P(\text{two heads}) = 0.5 \times 0.5 = 0.25 = 25\% \]

Perkalian ini sah karena kedua lemparan bersifat independen.

Ruang Sampel

Ruang sampel adalah himpunan lengkap semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.

Ruang Sampel Dua Lemparan Koin

  • 0 Kepala = TT

  • 1 Kepala = HT + TH

  • 2 Kepala = HH

Contoh Diagram Ruang

Semua kemungkinan hasil ketika melempar koin dua kali:

  • HH (Kepala, Kepala)

  • HT (Kepala, Ekor)

  • TH (Ekor, Kepala)

  • TT (Ekor, Ekor)

Total kemungkinan hasil: 4

Menghitung Probabilitas Setiap Hasil

Setiap hasil dihitung dengan mengalikan probabilitas per lemparan:

Probabilitas Dua Kali Lempar Koin

Kejadian Probabilitas
\[HH\] \[0.5 \times 0.5 = 0.25\]
\[HT\] \[0.5 \times 0.5 = 0.25\]
\[TH\] \[0.5 \times 0.5 = 0.25\]
\[TT\] \[0.5 \times 0.5 = 0.25\]

Aturan‑Aturan Probabilitas dan Kondisi

Dua Kondisi Fundamental

1. Rentang Probabilitas: Semua probabilitas berada di antara 0 dan 1 (inklusif)

    1. berarti peristiwa tidak pernah terjadi
    1. berarti peristiwa selalu terjadi
  • (0.5) berarti peristiwa terjadi 50 % waktu

2. Jumlah Probabilitas: Jumlah probabilitas semua hasil yang mungkin harus sama dengan Rumus Umum Probabilitas

  • Acara tunggal:

    \[ P(A) = \frac{\text{outcomes in A}}{\text{total outcomes in sample space}} \]

  • Berbagai acara:

    \[ P(A \text{ and } B) = P(A) \times P(B) \quad \text{(for independent events)} \]

Aturan Komplemen

Aturan komplemen menyatakan bahwa probabilitas suatu peristiwa tidak terjadi sama dengan 1 dikurangi probabilitas peristiwa itu terjadi.

Rumus komplemennya adalah:

\[ P(A') = 1 - P(A) \]

di mana \(A'\) mewakili “bukan A”

Contoh: Peluang Tidak Mendapatkan Dua Sisi Ekor

Menggunakan aturan komplemen:

  • \[P(\text{not two tails}) = 1 - P(\text{two tails})\]

  • \[P(\text{not two tails}) = 1 - 0.25 = 0.75 = 75\%\]

Metode alternatif: Menjumlahkan probabilitas hasil

Terdapat tiga hasil yang menguntungkan (HH, HT, TH) yang masing-masing memiliki probabilitas \(\frac{1}{4}\):

\[ \left( \frac{1}{4} + \frac{1}{4} + \frac{1}{4} = \frac{3}{4} \right) \]

2.2 Mandiri dan Bergantung

Variabel Mandiri dan Bergantung merupakan komponen dasar dalam analisis statistik. Penentuan kedua variabel ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan pemilihan model, metode analisis, dan interpretasi hasil penelitian. Pemahaman yang tepat mengenai hubungan causa—efek ini memungkinkan peneliti menghasilkan analisis yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Poin‑Poin Utama

  • Membedakan peristiwa mandiri dari bergantung

  • Menerapkan rumus probabilitas seperti:

  • Untuk acara independen:

    \[ P(A \cap B) = P(A)P(B) \]

  • Untuk acara dependen:

    \[ P(A \cap B) = P(A)P(B \mid A) \]

  • Contoh langkah‑demi‑langkah dengan dadu, koin, dan kelereng

  • Tabel ringkasan definisi, rumus, dan ciri‑ciri utama

Peristiwa mandiri vs Peristiwa bergantung

Peristiwa mandiri

Peristiwa mandiri adalah peristiwa di mana terjadinya satu peristiwa tidak memengaruhi probabilitas peristiwa lain.

Ciri‑ciri utama:

  • Hasil satu peristiwa tidak berpengaruh pada hasil peristiwa lain

  • Probabilitas tetap konstan terlepas dari peristiwa lain

Contoh: Melempar dadu dan melempar koin

  • Mendapat 6 pada dadu tidak mengubah peluang mendapatkan kepala atau ekor pada koin

  • Probabilitas kepala tetap 0,5 apa pun hasil dadu

Rumus untuk peristiwa mandiri:

Rumus untuk peristiwa independen:

\[ P(A \text{ and } B) = P(A) \times P(B) \]

Contoh terapan: Berapa peluang mendapatkan angka 5 pada dadu dan kepala pada koin?

  1. \[ P(\text{rolling 5}) = \frac{1}{6} \quad \text{(1 favorable outcome out of 6 possible)} \]

  2. \[ P(\text{heads}) = \frac{1}{2} \quad \text{(1 favorable outcome out of 2 possible)} \]

  3. \[ P(5 \text{ and heads}) = \frac{1}{6} \times \frac{1}{2} = \frac{1}{12} = 0.0833 \]

Peristiwa bergantung

Peristiwa bergantung adalah peristiwa di mana terjadinya satu peristiwa mempengaruhi probabilitas peristiwa lain.

Ciri‑ciri utama:

  • Hasil satu peristiwa mempengaruhi hasil peristiwa berikutnya

  • Probabilitas berubah setelah setiap peristiwa

  • Umumnya terjadi ketika barang diambil tanpa pengembalian

Contoh: Mengambil kelereng dari kotak tanpa pengembalian

Kotak berisi: 7 kelereng hijau dan 3 kelereng biru (total 10)

Rumus untuk peristiwa bergantung:

\[ P(A \cap B) = P(A) \times P(B \mid A) \]

Contoh terapan 1: Berapa peluang mengambil kelereng hijau lalu kelereng biru tanpa pengembalian?

  1. Pengambilan pertama (hijau):

\[ P(A) = \frac{7}{10} \]

  1. Setelah mengambil hijau, tersisa 9 kelereng (6 hijau, 3 biru)

\[ P(B \mid A) = \frac{3}{9} = \frac{1}{3} \]

  1. Probabilitas keduanya =

\[ \frac{7}{10} \times \frac{1}{3} = \frac{7}{30} \]

Contoh terapan 2: Berapa peluang mengambil dua kelereng hijau tanpa pengembalian?

  1. Pengambilan pertama:

\[ P(A) = \frac{7}{10} \]

  1. Setelah mengambil hijau pertama, tersisa 9 kelereng (6 hijau) →

\[ P(B \mid A) = \frac{6}{9} = \frac{2}{3} \]

  1. Peluang gabungan:

\[ P(\text{dua hijau}) = \frac{7}{10} \times \frac{6}{9} = \frac{42}{90} = \frac{7}{15} \approx 0.4667 \]

Aspek Kejadian Independen Kejadian Dependen
Definisi Satu kejadian tidak mempengaruhi yang lain Satu kejadian mempengaruhi kejadian lainnya
Probabilitas Tetap konstan Berubah setelah setiap kejadian
Rumus \(P(A) \times P(B)\) \(P(A) \times P(B \text{ setelah } A)\)
Replacement Tidak berlaku Tanpa penggantian = dependen
Contoh Lempar dadu + lempar koin Mengambil kelereng tanpa penggantian

2.3 Kesatuan Peristiwa

Union of events merupakan konsep dasar yang menjelaskan probabilitas minimal satu peristiwa terjadi dari sekumpulan peristiwa. Penggunaan rumus dasar dan prinsip inklusi–eksklusi memungkinkan perhitungan probabilitas yang tepat meskipun peristiwa saling tumpang tindih. Konsep ini sangat penting dalam pengembangan model probabilitas, analisis risiko, dan teori keputusan.

Contoh Definisi Ruang

Ruang sampel adalah keseluruhan himpunan hasil dalam suatu percobaan statistik.

Contoh dengan Dadu

  • Satu dadu bersisi enam: 6 hasil → 1, 2, 3, 4, 5, 6
  • Dua dadu bersisi enam: \(6 \times 6 = 36\) hasil yang mungkin

Rumus Probabilitas

\[ Probability = \frac{Total\ number\ of\ favorable\ outcomes} {Total\ number\ of\ possible\ outcomes} \]

Contoh Perhitungan

Event Favorable Outcomes Total Outcomes Probability
Rolling two fours 1 36 \(\frac{1}{36}\)
Two even numbers 9 36 \(\frac{9}{36}\)
At least one two 11 36 \(\frac{11}{36}\)

Rumus Acara Independen

Untuk kejadian independen A dan B:

\[ P(A \text{ and } B) = P(A) \times P(B) \]

Contoh: Peluang munculnya dua angka enam:

Rumus Probabilitas

\[ \text{Probability} = \frac{Total\ number\ of\ favorable\ outcomes} {Total\ number\ of\ possible\ outcomes} \]

Contoh Perhitungan

Kejadian Hasil Menguntungkan Probabilitas
Dua angka genap 9 \(\frac{9}{36}\)
Minimal satu angka dua 11 \(\frac{11}{36}\)
Dua angka enam 1 \(\frac{1}{36}\)

Rumus Acara Independen

Untuk kejadian independen A dan B:

\[ P(A \text{ and } B) = P(A) \times P(B) \]

Contoh: Peluang munculnya dua angka enam:

  • \[P(\text{six}) = \frac{1}{6}\]

  • \[P(\text{two sixes}) = \frac{1}{6} \times \frac{1}{6} = \frac{1}{36}\]

Persatuan Acara

Gabungan kejadian menghitung probabilitas terjadinya kejadian A atau kejadian B

Indikator Kunci

Carilah kata atau dalam pertanyaan probabilitas

Rumus gabungan

\[ P(A \text{ or } B) = P(A) + P(B) - P(A \text{ and } B) \]

Contoh Lengkap: Dua Angka Genap ATAU Setidaknya Satu Dua

Informasi yang Diberikan

  • \(P(\text{two even numbers}) = \dfrac{9}{36}\)
  • \(P(\text{at least one two}) = \dfrac{11}{36}\)
  • \(P(\text{two even numbers AND at least one two}) = \dfrac{5}{36}\)

Perhitungan

\(P(\text{dua angka genap ATAU setidaknya satu angka dua}) = \dfrac{9}{36} + \dfrac{11}{36} - \dfrac{5}{36} = \dfrac{15}{36} = 0.4167\)

Visualisasi Diagram Venn

Komponen

  • Persegi Panjang: Mewakili ruang sampel lengkap (100% atau 1,0)
  • Lingkaran A: Mewakili hasil Peristiwa A
  • Lingkaran B: Mewakili hasil Peristiwa B
  • Perpotongan: Mewakili hasil di mana kedua peristiwa terjadi

Daerah dalam Contoh

  • Dua bilangan genap:
    \[\frac{9}{36} = 0.25 \; ( 25 \%)\]

  • Setidaknya satu dua:
    \[\frac{11}{36} = 0.3056 \; ( 31 \%)\]

  • Persimpangan:
    \[\frac{5}{36} = 0.1389 \; ( 14 \%)\]

  • Serikat:
    \[\frac{15}{36} = 0.4167 \; ( 42 \%)\]

2.4 Eksklusif dan Lengkap

Mutually exclusive events merupakan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terjadi secara bersamaan karena tidak memiliki hasil yang sama, sehingga irisan kedua peristiwa bernilai kosong. Di sisi lain, exhaustive events adalah kumpulan peristiwa yang secara keseluruhan mencakup semua kemungkinan hasil dalam ruang sampel. Pemahaman tentang peristiwa yang saling eksklusif maupun ekshaustif sangat penting dalam teori probabilitas, karena keduanya membantu peneliti mengidentifikasi struktur ruang sampel dengan benar, menentukan rumus peluang yang tepat, dan menghindari kesalahan dalam perhitungan probabilitas pada model statistik maupun aplikasi praktis.

Karakteristik Utama:

  • Disebut juga peristiwa terpisah

  • Dalam diagram Venn, lingkaran-lingkaran tidak saling tumpang tindih

  • Peluang terjadinya kedua peristiwa tersebut adalah 0

Definisi Matematika:

Dua kejadian A dan B saling eksklusif jika dan hanya jika:

\[ P(A \cap B) = 0 \]

Contoh dengan Dua Dadu

Ruang sampel: 36 kemungkinan hasil ketika melempar dua dadu bersisi enam

Peristiwa A: Menggulirkan setidaknya satu angka 5

  • 11 hasil dari ruang sampel

  • \[ P(A) = \frac{11}{36} \] Peristiwa B: Jumlahnya kurang dari 4

  • 3 hasil dari ruang sampel

  • \[ P(B) = \frac{3}{36} \]

Hasil: Peristiwa-peristiwa ini terpisah karena tidak memiliki hasil yang sama

\[ P(B) = \frac{3}{36} \]

Acara yang Lengkap

Peristiwa lengkap adalah peristiwa yang memuat semua hasil dalam ruang sampel. Secara keseluruhan, peristiwa-peristiwa tersebut mencakup seluruh ruang sampel.

Karakteristik Utama:

  • Tidak ada celah atau area yang tidak disorot dalam diagram Venn

  • Seluruh ruang sampel tercakup

  • Probabilitas gabungan sama dengan 1

Definisi Matematika:

  • Peristiwa A dan B bersifat lengkap jika:

\[ P(A \cup B) = 1 \]

Contoh dengan Dua Dadu

Peristiwa A: Menggulirkan setidaknya satu angka 6

  • 11 Hasil

  • \[ P(A) = \frac{11}{36} \]

Peristiwa B: Jumlahnya kurang dari 11

  • 33 hasil

  • \[ P(A) = \frac{33}{36} \] Hasil: Setiap hasil dalam ruang sampel disorot, membuat peristiwa ini lengkap

Rumus Penting

Rumus probabilitas gabungan dua kejadian:

\[ P(A \cup B) = P(A) + P(B) - P(A \cap B) \]

Verifikasi peristiwa lengkap:

Nilai Peluang

  • \(P(A) = \frac{11}{36}\)
  • \(P(B) = \frac{33}{36}\)
  • Overlap: \(P(A \cap B) = \frac{8}{36}\) (8 overlapping outcomes)

Perhitungan \(P(A \cup B)\)

\[ P(A \cup B) = \frac{11}{36} + \frac{33}{36} - \frac{8}{36} = \frac{36}{36} = 1 \]

Peristiwa yang Saling Eksklusif dan Lengkap

Kasus Khusus: Peristiwa bisa bersifat saling eksklusif DAN menyeluruh

Contoh: Jumlah Genap vs. Jumlah Ganjil

Peristiwa A: Jumlahnya genap

  • 18 hasil

  • \[ P(A) = \frac{18}{36} \]

Peristiwa B: Jumlahnya ganjil

  • 18 hasil

  • \[ P(B) = \frac{18}{36} \]

Hasil:

  • Saling eksklusif: Tidak ada tumpang tindih, \[ P(A \cap B) = 0 \]

Lengkap: Mencakup seluruh ruang sampel, \[ P(A \cup B) = \frac{18}{36} + \frac{18}{36} - 0 = 1 \]

Tabel Ringkasan

Properti Saling Eksklusif (Mutually Exclusive) Eksaustif (Exhaustive) Keduanya (Both)
Definisi Tidak punya outcome yang sama Menutupi seluruh ruang sampel Tidak punya outcome yang sama dan menutupi seluruh ruang sampel
Venn Diagram Lingkaran tidak saling overlap Kotak terisi penuh Lingkaran tidak overlap dan mengisi seluruh kotak
Probabilitas \(P(A \cap B) = 0\) \(P(A \cup B) = 1\) \(P(A \cap B) = 0\) dan \(P(A \cup B) = 1\)
Contoh Minimal ada satu angka 5 atau jumlah < 4 Minimal ada satu angka 6 atau jumlah < 11 Jumlah genap atau jumlah ganjil

2.5 Eksperimen Binomial

Distribusi binomial merupakan model probabilitas yang digunakan untuk menggambarkan peluang terjadinya suatu jumlah keberhasilan dalam serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang dan saling independen. Distribusi ini menggambarkan peluang sukses atau gagal dalam serangkaian percobaan berulang. Awalan bi- berarti dua, menandakan adanya dua hasil yang mungkin, yaitu sukses atau gagal. Dengan asumsi peluang sukses tetap pada setiap percobaan, distribusi binomial menjadi alat penting dalam statistika untuk menganalisis proses acak yang bersifat dikotomis serta membuat prediksi dan inferensi berdasarkan data yang muncul dari eksperimen tersebut.

Pengaturan Binomial

Agar suatu percobaan disebut binomial, harus memenuhi empat kondisi:

Tabel Kondisi

Kondisi Deskripsi
1. Percobaan tetap Jumlah percobaan n sudah ditentukan.
2. Dua hasil Setiap percobaan hanya menghasilkan sukses atau gagal.
3. Probabilitas konstan Probabilitas sukses p sama pada setiap percobaan.
4. Independensi Hasil satu percobaan tidak memengaruhi yang lain.

Contoh Lempar Koin

Masalah: Lempar koin biasa 3 kali. Berapa peluang mendapatkan tepat 1 kepala?

Pendekatan:

  • Ada tiga susunan yang menghasilkan tepat 1 kepala:
  1. H T T
  2. T H T
  3. T T H
  • Probabilitas tiap urutan: \[ 0.5 \times 0.5 \times 0.5 = 0.125 \]

  • Total probabilitas: \[ 0.125 + 0.125 + 0.125 = 0.375 \]

Pengaturan Binomial

Agar suatu percobaan disebut binomial, harus memenuhi empat kondisi:

Kondisi Distribusi Binomial

Kondisi Deskripsi
1. Percobaan tetap Jumlah percobaan n sudah ditentukan.
2. Dua hasil Setiap percobaan hanya menghasilkan sukses atau gagal.
3. Probabilitas konstan Probabilitas sukses p sama pada setiap percobaan.
4. Independensi Hasil satu percobaan tidak memengaruhi percobaan lainnya.

Contoh Lempar Koin

Masalah: Lempar koin biasa 3 kali. Berapa peluang mendapatkan tepat 1 kepala?

Pendekatan:

  • Ada tiga susunan yang menghasilkan tepat 1 kepala:
  1. H T T
  2. T H T
  3. T T H
  • Probabilitas tiap urutan: \[ 0.5 \times 0.5 \times 0.5 = 0.125 \]

  • Total probabilitas: \[ 0.125 + 0.125 + 0.125 = 0.375 \]

Verifikasi binomial:

  • ✓ Percobaan tetap (3 kali)
  • ✓ Dua hasil (kepala/gagal)
  • ✓ Probabilitas konstan \((p = \tfrac{1}{2})\)
  • ✓ Independensi (lemparan satu tidak memengaruhi yang lain)

Contoh Penarikan Marmer

Masalah: Kotak berisi 10 marmer (3 merah jambu, 2 hijau, 5 biru). Ambil 5 marmer dengan penggantian. Berapa peluang tepat 2 marmer hijau?

Verifikasi binomial:

  • ✓ Percobaan tetap (5 kali)
  • ✓ Dua hasil (hijau / bukan hijau)
  • ✓ Probabilitas konstan \((p = \tfrac{2}{10} = 0.2)\)
  • ✓ Independensi (penggantian menjamin independensi)

Perhitungan manual:

  • Probabilitas satu urutan dengan 2 hijau dan 3 bukan‑hijau: \[ 0.2^2 \times 0.8^3 = 0.02048 \]
  • Jumlah urutan semacam itu: 10
  • Probabilitas total: \[ 10 \times 0.02048 = 0.2048 \]

Rumus Binomial

Rumus binomial memberi cara cepat menghitung probabilitas:

\[ P(k) = {n \choose k} \, p^{k} \, (1 - p)^{\,n-k} \]

dimana:

    1. = jumlah percobaan
    1. = jumlah sukses yang diinginkan
    1. = probabilitas sukses pada tiap percobaan
  • \[ \binom{n}{k} = \text{combination formula (n choose k)} \]

Penerapan pada contoh marmer:

  • \(n = 5,\ k = 2,\ p = 0.2\)

  • \(P(2) = \binom{5}{2} \times 0.2^2 \times 0.8^3\)

  • \(P(2) = 10 \times 0.04 \times 0.512 = 0.2048\)

2.6 Distribusi Binomial

Distribusi binomial merupakan salah satu distribusi peluang diskret yang penting dalam statistika karena menggambarkan jumlah keberhasilan dalam sejumlah percobaan yang dilakukan secara berulang dengan dua kemungkinan hasil, yaitu sukses atau gagal. Dengan asumsi bahwa setiap percobaan bersifat independen dan memiliki probabilitas sukses yang tetap, distribusi ini mampu memberikan model matematis yang akurat untuk berbagai fenomena nyata yang bersifat dikotomis. Oleh karena itu, distribusi binomial menjadi dasar dalam analisis probabilistik, pengambilan keputusan, serta inferensi statistik untuk data yang muncul dari proses Bernoulli berulang.

Ulasan Rumus Binomial

Rumus binomial menghitung probabilitas mendapatkan tepat k keberhasilan dalam n percobaan:

Rumus probabilitas binomial: \[ P(k\ \text{successes}) = C(n,k)\, p^k\, (1-p)^{n-k} \]

di mana

  • k = jumlah keberhasilan
  • n = jumlah percobaan
  • p = probabilitas keberhasilan pada satu percobaan

Contoh: Skenario Melempar Koin

Jika melempar koin 2 kali dengan keberhasilan = munculnya sisi kepala:

  • n = 2 (dua percobaan)
  • p = 0,5 (probabilitas muncul kepala)
  • k = dapat bernilai 0, 1, atau 2

Probabilitas yang dihitung:

  • \(P(0\ \text{heads}) = 0.25\)
  • \(P(1\ \text{head}) = 0.50\)
  • \(P(2\ \text{heads}) = 0.25\)

Visualisasi Distribusi Binomial

Representasi Diagram Batang Dasar

Membuat diagram batang dengan:

Sumbu‑x: Jumlah keberhasilan (nilai k) Sumbu‑y: Probabilitas masing‑masing jumlah keberhasilan

Diagram ini menampilkan massa probabilitas untuk tiap kemungkinan hasil.

Pengaruh Penambahan Jumlah Percobaan

Ketika n = 10 (10 kali lempar koin):

  • Distribusi mulai menyerupai distribusi normal
  • Rata‑rata terpusat di sekitar 5 keberhasilan
  • Bentuknya menjadi lebih “lonceng” seiring bertambahnya n

Parameter‑Parameter Distribusi Binomial

Parameter Rumus Keterangan
Mean (µ) \(\mu = n p\) Jumlah keberhasilan yang diharapkan
Variance (σ²) \(\sigma^{2} = n p (1-p)\) Ukuran penyebaran
Standard Deviation (σ) \(\sigma = \sqrt{n p (1-p)}\) Penyimpangan tipikal dari rata-rata

Karakteristik Bentuk dan Nilai p

Dampak Probabilitas Keberhasilan (p)

  1. Jika p = 0,5:
  • Distribusi simetris
  • Bentuk “lonceng” dan terpusat
  • Mirip dengan distribusi normal
  1. Jika p < 0,5 (mis. p = 0,1):
  • Distribusi condong ke kanan (right‑skewed)
  • Probabilitas keberhasilan kecil lebih tinggi
  • Contoh: hanya 10 % peluang berhasil
  1. Jika p > 0.5 (mis. p = 0,8):
  • Distribusi condong ke kiri (left‑skewed)
  • Probabilitas keberhasilan besar lebih tinggi

Pengelompokan Data

Data selalu berkumpul di sekitar rata‑rata (μ):

  • Untuk p = 0,5 dan n = 20, μ = 10
  • Untuk p = 0,2 dan n = 20, μ = 4
  • Untuk p = 0,8 dan n = 20, μ = 16

Pedoman Pendekatan Normal

Syarat‑syarat Pendekatan Normal

Distribusi binomial dapat didekati oleh distribusi normal bila kedua kondisi berikut terpenuhi:

  1. \(n \times p \ge 10\)

  2. \(n \times (1 - p) \ge 10\)

Distribusi Skewed vs. Simetris

  • Distribusi skewed membutuhkan nilai n yang lebih besar agar mendekati normal.
  • Distribusi simetris (p ≈ 0,5) mendekati normal lebih cepat.
  • Semakin besar n, semakin mendekati bentuk distribusi normal, terlepas dari nilai p.

3 Referensi

[1] Moore, D. S., McCabe, G. P., & Craig, B. A. (2017). Introduction to the Practice of Statistics. W. H. Freeman.

[2] Montgomery, D. C., & Runger, G. C. (2014). Applied Statistics and Probability for Engineers. Wiley.

[3] Ross, S. M. (2014). A First Course in Probability. Pearson.

[4] Grinstead, C. M., & Snell, J. L. (2012). Introduction to Probability. American Mathematical Society.

[5] Blitzstein, J., & Hwang, J. (2019). Introduction to Probability. CRC Press.

[6] Freund, J. E. (2004). Mathematical Statistics with Applications (7th ed.). Pearson.