Library:

> # install.packages("knitr")
> # install.packages("rmarkdown")
> # install.packages("prettydoc")
> # install.packages("equatiomatic")

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator fundamental dalam menilai kualitas pembangunan suatu negara. Keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kemampuan negara dalam menurunkan angka kematian bayi, kematian balita, dan kematian ibu. Menurut World Health Organization (WHO), angka kematian ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang paling sensitif terhadap kinerja sistem kesehatan, sehingga tingginya mortalitas menunjukkan masih adanya ketimpangan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan. Hal ini selaras dengan kondisi Indonesia, yang meskipun menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa dekade terakhir, namun masih menghadapi disparitas yang besar antar wilayah.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA), dan angka kematian ibu (AKI) sangat bervariasi antar provinsi. Beberapa provinsi di kawasan barat Indonesia memiliki angka mortalitas yang lebih rendah, sedangkan provinsi-provinsi di kawasan timur, seperti Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua cenderung memiliki angka kematian yang lebih tinggi. Ketimpangan ini menunjukkan adanya permasalahan struktural terkait distribusi dan kualitas layanan kesehatan di tingkat lokal.

Selain itu, layanan kesehatan yang tersedia di tingkat desa/kabupaten juga memainkan peran strategis dalam menurunkan risiko mortalitas. WHO (2020) menyatakan bahwa ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan primer sangat mempengaruhi deteksi dini dan intervensi tepat waktu terhadap komplikasi terkait kehamilan. Di Indonesia, Puskesmas, Posyandu, dan klinik merupakan fasilitas kesehatan dasar yang berfungsi sebagai garda depan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Namun distribusinya juga tidak merata. Provinsi tertentu memiliki jumlah sarana dan fasilitas kesehatan yang mencukupi, sedangkan provinsi lain menghadapi keterbatasan sarana dan kekurangan tenaga kesehatan.

Melihat kompleksitas persoalan ini, diperlukan suatu pendekatan analitis untuk mengelompokkan provinsi berdasarkan indikator mortalitas (kematian bayi, balita, ibu) dan indikator infrastruktur kesehatan (jumlah sarana kesehatan desa/kabupaten dan jumlah fasilitas kesehatan provinsi). Analisis klaster menjadi metode yang relevan karena mampu mengidentifikasi pola kemiripan dan perbedaan antarprovinsi secara komprehensif. Hasil pengelompokan tersebut dapat memberi gambaran jelas mengenai provinsi mana yang tergolong dalam kondisi kesehatan baik, cukup, buruk, maupun sangat buruk.

Dengan demikian, penelitian ini penting dilakukan untuk mendukung perumusan kebijakan kesehatan berbasis bukti. Provinsi yang tergolong dalam klaster dengan mortalitas tinggi dan infrastruktur kesehatan rendah dapat menjadi prioritas utama dalam intervensi pembangunan kesehatan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam penguatan layanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana variasi angka kematian bayi, angka kematian balita, dan angka kematian ibu antar provinsi di Indonesia?
  2. Bagaimana distribusi sarana kesehatan di desa/kabupaten dan fasilitas kesehatan provinsi di berbagai provinsi?
  3. Bagaimana pengelompokan (klaster) provinsi berdasarkan kombinasi indikator mortalitas (bayi, balita, ibu) dan indikator infrastruktur kesehatan (sarana desa dan fasilitas provinsi)?
  4. Provinsi mana yang tergolong dalam klaster “kondisi kesehatan terbaik” dan mana yang paling memprihatinkan berdasarkan analisis klaster?
  5. Apa implikasi kebijakan dan intervensi yang dapat diterapkan berdasarkan hasil klaster untuk mengurangi mortalitas dan memperbaiki kesenjangan infrastruktur kesehatan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Menganalisis variasi provinsi di Indonesia dalam hal angka kematian bayi, balita, dan ibu.
  2. Mengkaji distribusi sarana kesehatan desa/kabupaten dan fasilitas kesehatan provinsi di setiap provinsi.
  3. Melakukan analisis klaster untuk mengelompokkan provinsi berdasarkan indikator mortalitas dan infrastruktur kesehatan.
  4. Mengidentifikasi provinsi dengan performa kesehatan paling baik dan paling buruk berdasarkan kombinasi indikator.
  5. Memberikan rekomendasi kebijakan dan intervensi untuk mengatasi disparitas kesehatan antar provinsi dan menurunkan angka kematian ibu dan anak.

2 Tinjauan Pustaka

2.1 Mortalitas Bayi, Balita, dan Ibu

2.1.1 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR)

Menurut WHO (2023), Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai: \[IMR= \frac{Jumlah\ kematian\ bayi<1\ tahun}{Jumlah\ kelahiran\ hidup}×1000\] IMR merupakan indikator utama kesejahteraan sosial dan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya IMR meliputi status gizi, akses terhadap imunisasi, sanitasi lingkungan, serta ketersediaan layanan neonatal.

2.1.2 Angka Kematian Balita (Under-Five Mortality Rate / U5MR)

Definisi U5MR menurut WHO adalah: \[U5MR= \frac{Jumlah\ kematian\ anak<5 tahun}{Jumlah\ kelahiran\ hidup}×1000\] Tingginya AKABA dapat menjadi indikator ketidakadilan sosial karena dipengaruhi oleh kemiskinan, tingkat pendidikan ibu, serta akses terhadap layanan kesehatan anak.

2.1.3 Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate / MMR)

Angka kematian ibu dihitung menggunakan: \[MMR= \frac{Jumlah\ kematian\ ibu}{Jumlah\ kelahiran\ hidup}×1000\] Penelitian WHO (2020) menekankan bahwa sebagian besar kematian ibu dapat dicegah dengan perawatan medis yang tepat waktu dan memadai. Keterbatasan akses dan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang paling umum di negara berkembang.

2.2 Infrastruktur Kesehatan (Sarana dan Fasilitas Kesehatan)

2.2.1 Sarana Kesehatan Desa/Kabupaten

Sarana kesehatan di tingkat desa, seperti Posyandu, Poskesdes, dan Polindes, merupakan fasilitas layanan pertama yang dijangkau masyarakat. Menurut BPS, keberadaan sarana kesehatan desa sangat menentukan akses awal terhadap pelayanan maternal. Ketimpangan jumlah sarana antara provinsi memperbesar risiko mortalitas terutama pada daerah terpencil.

2.2.2 Fasilitas Kesehatan Provinsi

Fasilitas kesehatan provinsi mencakup rumah sakit, puskesmas, klinik, dan layanan gawat darurat. WHO (2020) mencatat bahwa distribusi fasilitas kesehatan tingkat tinggi yang tidak merata menciptakan hambatan geografis yang membatasi rujukan tepat waktu dalam keadaan darurat kebidanan.

2.3 Ketimpangan Kesehatan antar Provinsi

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kesenjangan geografis adalah penyebab utama disparitas kesehatan. Misalnya, penelitian Ramadhani & Wahyono (2022) menemukan bahwa:

  1. Provinsi di kawasan timur memiliki risiko mortalitas ibu 2–3 kali lebih tinggi dibanding provinsi barat.
  2. Infrastruktur kesehatan dan jumlah fasilitas serta tenaga medis berpengaruh langsung terhadap variabilitas angka kematian.

2.4 Pendeteksian Asumsi Analisis Cluster

2.4.1 Kaiser Mayer Olkin (KMO)

Uji KMO digunakan untuk menilai apakah data layak digunakan untuk analisis yang berbasis korelasi, termasuk cluster dan factor analysis. Nilai KMO mengukur kecukupan sampel (sampling adequacy), dengan rentang:

KMO Kriteria
≥ 0,9 Sangat Baik
0,8–0,89 Baik
0,7–0,79 Cukup
0,6–0,69 Mediocre
0,5–0,59 Buruk tapi dapat diterima
< 0,5 Tidak layak di analisis

Menurut Kaiser (1974) statistik KMO menunjukkan proporsi varians di antara variabel yang mungkin merupakan varians umum.

Rumus KMO adalah: \[\text{KMO} = \frac{\sum_{i \neq j} r_{ij}^2}{\sum_{i \neq j} r_{ij}^2 + \sum_{i \neq j} p_{ij}^2}\] keterangan:

\(r_{ij}\) = korelasi antar variabel

\(p_{ij}\) = korelasi parsial antar variabel

Semakin kecil korelasi parsial, semakin besar nilai KMO, maka data semakin layak digunakan.

2.4.2 Uji Non-Multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi ketika variabel-variabel sangat berkorelasi satu sama lain. Dalam analisis cluster, hal ini tidak membatalkan analisis, namun bisa membuat variabel tertentu memberi bobot lebih besar.

Menurut Hair et al. (2010) korelasi yang tinggi antar variabel dapat mendistorsi perhitungan jarak dan menyebabkan terbentuknya klaster secara artifisial. Multikolinieritas dapat dideteksi melalui:

  • Matriks korelasi
  • Nilai korelasi absolut > 0.8 dianggap tinggi
  • Variance Inflation Factor (VIF)

Rumus korelasi Pearson: \[r_{xy}= \frac{\sum (x - \bar{x})(y - \bar{y})} {\sqrt{\sum (x - \bar{x})^2 \, \sum (y - \bar{y})^2}}\]

2.5 Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif digunakan untuk memahami karakteristik awal data, seperti mean, median, varians, range, standar deviasi.

Menururt Walpole (2012) statistik deskriptif meringkas dan menggambarkan fitur utama suatu kumpulan data sebelum inferensi atau pemodelan lebih lanjut dilakukan.

Statistika deskriptif sangat penting pada analisis cluster untuk mendeteksi apakah terdapat variabel yang memiliki skala terlalu besar sehingga perlu distandarisasi.

2.6 Standarisasi Data

Karena analisis cluster berbasis jarak, variabel dengan skala besar dapat mendominasi hasil. Oleh karena itu digunakan Z-score Standardization: \[Z=\frac{x-μ}{σ}\] Menurut Jain & Dubes (1988) standarisasi memastikan bahwa setiap variabel memberikan kontribusi yang sama terhadap pengukuran jarak.

Standarisasi terutama penting jika: * Variabel berbeda satuan. * Rentang nilai antar variabel tidak seimbang.

2.7 Jarak Eucledian

Jarak Euclidean adalah ukuran jarak paling umum pada cluster hierarki. \[d(x,y) = \sqrt{ \sum_{i=1}^{n} (x_i - y_i)^2 }\] Menurut Kaufman & Rousseeuw (1990) jarak Euclidean adalah dasar dari sebagian besar algoritma pengelompokan hierarkis, yang mewakili perbedaan geometris di antara pengamatan. Semakin kecil jarak, maka semakin mirip dua objek.

2.8 Metode Linkage dalam Cluster Hierarki

  1. Single Linkage \[D(A,B)=min\ d(i,j)\] cenderung menghasilkan chaining effect.

  2. Complete Linkage \[D(A,B)=max\ d(i,j)\] membentuk cluster kompak.

  3. Complete Linkage \[D(A,B)=\frac{1}{|A||B|} \sum_{i∈A} \sum_{i∈B} d(i,j)\] seimbang antara single dan complete.

  4. Centroid Linkage \[D(A,B) = d(\bar{A}, \bar{B})\] menggunakan jarak antar centroid cluster.

Menurut Everitt et al. (2011) metode penautan yang berbeda dapat menghasilkan struktur dendrogram yang berbeda, pemilihan bergantung pada stabilitas dan interpretabilitas.

2.9 Validitas Cluster

Untuk memilih jumlah cluster terbaik digunakan silhouette coefficient. Rumus silhouette: \[ s(i) = \frac{b(i) - a(i)}{\max\left(a(i),\, b(i)\right)} \] keterangan:

\(a(i)\) = rata-rata jarak objek i ke cluster sendiri

\(b(i)\) = jarak minimum ke cluster lain

Nilai:

  • Mendekati 1 = cluster sangat baik
  • ≈ 0 = objek berada di batas
  • Negatif = salah cluster

Menurut Rousseeuw (1987) lebar silhouette menggabungkan kohesi dan pemisahan dan merupakan ukuran yang kuat untuk validasi klaster.

3 SOURCE CODE

3.1 Library

> library(psych)
> library(GPArotation)
> library(clValid)
> library(ggplot2)
> library(cluster)
> library(factoextra)
> library(tidyverse)
> library(car)
> library(readxl)
> library(dplyr)

3.2 Impor Data

> Data_Kondisi_Kesehatan <- read_excel("C:/Users/User/Documents/semester 5/anmul/praktikum/Data Kondisi Kesehatan.xlsx")
> Data_Kondisi_Kesehatan <- data.frame(Data_Kondisi_Kesehatan)
> head(Data_Kondisi_Kesehatan)
          Provinsi Kematian.Bayi Kematian.Balita Kematian.Ibu Sarana.Kesehatan
1             ACEH         19.41           22.88          201             2152
2   SUMATERA UTARA         18.28           21.37          195             4228
3   SUMATERA BARAT         16.35           19.19          178             1514
4             RIAU         15.69           18.24          158             1963
5            JAMBI         16.99           19.98          177             1187
6 SUMATERA SELATAN         16.78           19.62          175             1721
  Fasilitas.Kesehatan
1                 429
2                 828
3                 355
4                 305
5                 249
6                 429

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendeteksian Asumsi Analisis Cluster

4.1.1 Asumsi Sampel Representatif

> kmo <- KMO(Data_Kondisi_Kesehatan[, 2:6])
> kmo
Kaiser-Meyer-Olkin factor adequacy
Call: KMO(r = Data_Kondisi_Kesehatan[, 2:6])
Overall MSA =  0.62
MSA for each item = 
      Kematian.Bayi     Kematian.Balita        Kematian.Ibu    Sarana.Kesehatan 
               0.62                0.61                0.92                0.51 
Fasilitas.Kesehatan 
               0.50 

Berdasarkan Uji KMO (Kaiser Mayer Olkin), didapatkan nilai MSA (Measure of Sampling Adequancy) untuk seluruh variabel bernilai lebih dari sama dengan 0.5. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa banyak sampel sudah cukup untuk dilakukan analisis cluster.

4.1.2 Asumsi Non Multikolinieritas

> korelasi <- cor(Data_Kondisi_Kesehatan[, 2:6], method = "pearson")
> korelasi
                    Kematian.Bayi Kematian.Balita Kematian.Ibu Sarana.Kesehatan
Kematian.Bayi           1.0000000       0.9988538   0.86287638      -0.30422100
Kematian.Balita         0.9988538       1.0000000   0.86870484      -0.29573223
Kematian.Ibu            0.8628764       0.8687048   1.00000000      -0.06188416
Sarana.Kesehatan       -0.3042210      -0.2957322  -0.06188416       1.00000000
Fasilitas.Kesehatan    -0.2985726      -0.2874987  -0.06357903       0.97749310
                    Fasilitas.Kesehatan
Kematian.Bayi               -0.29857263
Kematian.Balita             -0.28749870
Kematian.Ibu                -0.06357903
Sarana.Kesehatan             0.97749310
Fasilitas.Kesehatan          1.00000000

Pendeteksian asumsi non multikolinieritas dapat dilakukan melalui korelasi antar variabel. Jika nilai mutlak dari korelasi bernilai lebih dari 0.8, maka dapat dikatakan terjadi multikolinieritas. Hasil korelasi menunjukkan adanya multikolinieritas kuat, terutama antara Kematian Bayi–Kematian Balita, Kematian Balita–Kematian Ibu, serta Sarana Kesehatan–Fasilitas Kesehatan, yang semuanya memiliki korelasi sangat tinggi. Kondisi ini dapat memengaruhi hasil clustering karena memberi bobot ganda pada informasi yang sama. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi untuk mengurangi pengaruh multikolinieritas.

Transformasi Data

> Data_Kondisi_Kesehatan$sqrt_X2 <- sqrt(Data_Kondisi_Kesehatan[,2])
> Data_Kondisi_Kesehatan$sqrt_X3 <- sqrt(Data_Kondisi_Kesehatan[,3])
> Data_Kondisi_Kesehatan$sqrt_X4 <- sqrt(Data_Kondisi_Kesehatan[,4])
> Data_Kondisi_Kesehatan$sqrt_X5 <- sqrt(Data_Kondisi_Kesehatan[,5])
> Data_Kondisi_Kesehatan$sqrt_X6 <- sqrt(Data_Kondisi_Kesehatan[,6])
> cor_sqrt <- cor(Data_Kondisi_Kesehatan[, c("sqrt_X2","sqrt_X3","sqrt_X4",
+                                            "sqrt_X5","sqrt_X6")])
> cor_sqrt
           sqrt_X2    sqrt_X3     sqrt_X4     sqrt_X5     sqrt_X6
sqrt_X2  1.0000000  0.9992796  0.85924066 -0.30727316 -0.30587990
sqrt_X3  0.9992796  1.0000000  0.85944116 -0.30230792 -0.29782992
sqrt_X4  0.8592407  0.8594412  1.00000000 -0.02204993 -0.05513937
sqrt_X5 -0.3072732 -0.3023079 -0.02204993  1.00000000  0.96407917
sqrt_X6 -0.3058799 -0.2978299 -0.05513937  0.96407917  1.00000000

Berdasarkan hasil transformasi akar kuadrat, terlihat bahwa beberapa nilai korelasi antar variabel mengalami penurunan meskipun sebagian hubungan masih tergolong tinggi. Namun demikian, analisis cluster hierarki tidak mensyaratkan bebas dari multikolinieritas sehingga kondisi ini masih dapat diterima. Oleh karena itu, data hasil transformasi tersebut sudah dapat digunakan dan layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis cluster hierarki.

4.2 Statistika Deskriptif

> statdes <- summary(Data_Kondisi_Kesehatan)
> statdes
   Provinsi         Kematian.Bayi   Kematian.Balita  Kematian.Ibu  
 Length:34          Min.   :10.38   Min.   :12.02   Min.   : 48.0  
 Class :character   1st Qu.:15.55   1st Qu.:18.09   1st Qu.:177.2  
 Mode  :character   Median :17.23   Median :20.25   Median :194.5  
                    Mean   :19.74   Mean   :23.58   Mean   :210.5  
                    3rd Qu.:24.30   3rd Qu.:29.01   3rd Qu.:252.8  
                    Max.   :38.17   Max.   :49.04   Max.   :565.0  
 Sarana.Kesehatan Fasilitas.Kesehatan    sqrt_X2         sqrt_X3     
 Min.   : 368.0   Min.   :  66.0      Min.   :3.222   Min.   :3.467  
 1st Qu.: 875.5   1st Qu.: 203.2      1st Qu.:3.944   1st Qu.:4.253  
 Median :1201.5   Median : 265.5      Median :4.150   Median :4.500  
 Mean   :1784.2   Mean   : 387.2      Mean   :4.379   Mean   :4.776  
 3rd Qu.:1865.8   3rd Qu.: 429.0      3rd Qu.:4.929   3rd Qu.:5.386  
 Max.   :6935.0   Max.   :1459.0      Max.   :6.178   Max.   :7.003  
    sqrt_X4          sqrt_X5         sqrt_X6      
 Min.   : 6.928   Min.   :19.18   Min.   : 8.124  
 1st Qu.:13.314   1st Qu.:29.59   1st Qu.:14.257  
 Median :13.946   Median :34.66   Median :16.286  
 Mean   :14.207   Mean   :38.92   Mean   :18.345  
 3rd Qu.:15.898   3rd Qu.:43.19   3rd Qu.:20.712  
 Max.   :23.770   Max.   :83.28   Max.   :38.197  

Berdasarkan hasil analisis statistika deskriptif, diketahui bahwa kelima variabel memiliki range yang cukup jauh berbeda sehingga diperlukan standarisasi data.

4.3 Standarisasi Data

> datastand <- scale(Data_Kondisi_Kesehatan[, 2:6])
> rownames(datastand) <- Data_Kondisi_Kesehatan$Provinsi
> head(datastand)
                 Kematian.Bayi Kematian.Balita Kematian.Ibu Sarana.Kesehatan
ACEH                -0.0459448      -0.0758175   -0.1066100       0.21150506
SUMATERA UTARA      -0.2046857      -0.2384102   -0.1739427       1.40533735
SUMATERA BARAT      -0.4758096      -0.4731468   -0.3647185      -0.15538560
RIAU                -0.5685256      -0.5754402   -0.5891606       0.10281801
JAMBI               -0.3859033      -0.3880817   -0.3759406      -0.34343144
SUMATERA SELATAN    -0.4154038      -0.4268455   -0.3983848      -0.03634741
                 Fasilitas.Kesehatan
ACEH                      0.12335988
SUMATERA UTARA            1.30022350
SUMATERA BARAT           -0.09490556
RIAU                     -0.24238220
JAMBI                    -0.40755604
SUMATERA SELATAN          0.12335988

Standarisasi dilakukan menggunakan Z-score. Standarisasi dilakukan agar hasil cluster tidak bias karena adanya variabel tertentu yang mendominasi proses pengelompokan.

4.4 Menghitung Jarak Eucledian

> jarak <- dist(datastand, method = "euclidean")
> jarak
                                ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT       RIAU
SUMATERA UTARA            1.69304823                                         
SUMATERA BARAT            0.76910524     2.13242727                          
RIAU                      0.94928856     2.12003858     0.39730711           
JAMBI                     0.93565265     2.46388875     0.38543057 0.58338485
SUMATERA SELATAN          0.63740411     1.89571812     0.26217548 0.48482612
BENGKULU                  1.03897349     2.70459717     0.88337862 1.09156644
LAMPUNG                   0.73424112     1.84001945     0.41263951 0.46715545
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1.52263733     3.12397543     1.05170032 1.22253013
KEPULAUAN RIAU            1.87626867     3.18446671     1.14414912 1.10528024
DKI JAKARTA               2.54612519     3.08067287     1.93571012 1.80175441
JAWA BARAT                4.24950336     2.58467822     4.53985126 4.47427076
JAWA TENGAH               3.58619280     1.97860808     3.82850214 3.72852007
DI YOGYAKARTA             2.49091055     3.38106222     1.79819248 1.59954756
JAWA TIMUR                4.02030422     2.36167705     4.30126217 4.22221797
BANTEN                    1.40737508     2.34750020     0.74935222 0.56845221
BALI                      1.99635647     3.04983473     1.32062989 1.13024023
NUSA TENGGARA BARAT       1.47412176     2.91284348     1.88876115 2.13385579
NUSA TENGGARA TIMUR       1.78923755     2.65248856     2.40485617 2.67220291
KALIMANTAN BARAT          0.86182637     2.33829824     0.81111264 1.09929223
KALIMANTAN TENGAH         0.73910789     2.35083719     0.53802567 0.73211182
KALIMANTAN SELATAN        0.93728317     2.48763445     0.65198812 0.97303781
KALIMANTAN TIMUR          1.08082541     2.46444372     0.38676657 0.46053947
KALIMANTAN UTARA          1.57903657     3.17410163     1.09343777 1.23937944
SULAWESI UTARA            1.01143358     2.57735142     0.75781122 1.05150803
SULAWESI TENGAH           1.93221057     3.15976862     2.44291524 2.67647974
SULAWESI SELATAN          0.55027349     1.21451994     0.96877586 1.07034487
SULAWESI TENGGARA         1.08216897     2.57936070     1.48595241 1.76086634
GORONTALO                 2.50613378     3.82722314     2.90886419 3.14015960
SULAWESI BARAT            2.48742051     3.80945529     2.89176244 3.12699686
MALUKU                    2.36311982     3.53625746     2.85935292 3.09504314
MALUKU UTARA              2.24031805     3.56887290     2.65378183 2.89083308
PAPUA BARAT               4.09204787     5.01095376     4.63293868 4.86674899
PAPUA                     5.62213497     6.06766204     6.22583347 6.48761172
                               JAMBI SUMATERA SELATAN   BENGKULU    LAMPUNG
SUMATERA UTARA                                                             
SUMATERA BARAT                                                             
RIAU                                                                       
JAMBI                                                                      
SUMATERA SELATAN          0.61566953                                       
BENGKULU                  0.58388332       1.01916275                      
LAMPUNG                   0.74270212       0.37546170 1.21794088           
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 0.70874645       1.29527466 0.75301637 1.35871457
KEPULAUAN RIAU            0.97488568       1.36930286 1.34519239 1.41156088
DKI JAKARTA               2.07266590       1.94331034 2.48768168 2.05145133
JAWA BARAT                4.90919835       4.31302551 5.23598880 4.21605331
JAWA TENGAH               4.19373555       3.61697279 4.55573245 3.48529674
DI YOGYAKARTA             1.78693997       1.91088212 2.17376851 1.97402143
JAWA TIMUR                4.66850674       4.07848781 5.00409941 3.97082828
BANTEN                    0.91857596       0.80405989 1.42545595 0.87078858
BALI                      1.27256173       1.45046649 1.64134922 1.54184960
NUSA TENGGARA BARAT       1.73074122       1.92061998 1.29885465 2.03129304
NUSA TENGGARA TIMUR       2.40460646       2.34612548 2.14025598 2.40088650
KALIMANTAN BARAT          0.80055994       0.91454672 0.97100333 0.85627050
KALIMANTAN TENGAH         0.37457939       0.69691736 0.57667730 0.73697481
KALIMANTAN SELATAN        0.54823815       0.81807335 0.75282159 0.85043563
KALIMANTAN TIMUR          0.30664831       0.64230287 0.88102525 0.64925140
KALIMANTAN UTARA          0.74521759       1.34087685 0.79586691 1.39892515
SULAWESI UTARA            0.60936269       0.93345305 0.75826565 0.94320086
SULAWESI TENGAH           2.30784751       2.43851477 1.84572853 2.57125148
SULAWESI SELATAN          1.27842681       0.73254965 1.51477868 0.77635392
SULAWESI TENGGARA         1.37176482       1.48566010 0.95865595 1.66568776
GORONTALO                 2.70574910       2.94354544 2.17829748 3.09276442
SULAWESI BARAT            2.69091989       2.92863398 2.17320463 3.06816733
MALUKU                    2.71080644       2.85189423 2.20916773 3.01364173
MALUKU UTARA              2.46480022       2.67853375 1.94124898 2.83875211
PAPUA BARAT               4.48683813       4.62112784 3.98946940 4.75195918
PAPUA                     6.18163871       6.18445458 5.84111305 6.20705416
                          KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA
SUMATERA UTARA                                                                
SUMATERA BARAT                                                                
RIAU                                                                          
JAMBI                                                                         
SUMATERA SELATAN                                                              
BENGKULU                                                                      
LAMPUNG                                                                       
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                                     
KEPULAUAN RIAU                           0.92409302                           
DKI JAKARTA                              2.43561205     1.65785455            
JAWA BARAT                               5.56507400     5.42475896  4.76166799
JAWA TENGAH                              4.84354518     4.67475042  4.09338868
DI YOGYAKARTA                            1.97990559     1.09326770  0.90629710
JAWA TIMUR                               5.32486822     5.17709273  4.54214714
BANTEN                                   1.44115473     0.95370910  1.23893127
BALI                                     1.51846550     0.73710687  1.14279010
NUSA TENGGARA BARAT                      1.75630112     2.57874417  3.71099571
NUSA TENGGARA TIMUR                      2.57666178     3.33093940  4.24162827
KALIMANTAN BARAT                         1.01485269     1.58533711  2.68209538
KALIMANTAN TENGAH                        0.81865627     1.29306309  2.40682690
KALIMANTAN SELATAN                       0.73984023     1.30329689  2.45436817
KALIMANTAN TIMUR                         0.79352927     0.82249656  1.92315321
KALIMANTAN UTARA                         0.08650038     0.88421915  2.42654654
SULAWESI UTARA                           0.68742709     1.32821156  2.55240909
SULAWESI TENGAH                          2.36153564     3.16714790  4.21269938
SULAWESI SELATAN                         1.93199061     2.09283505  2.40733869
SULAWESI TENGGARA                        1.54340123     2.26353015  3.23950833
GORONTALO                                2.61137380     3.45347925  4.60413249
SULAWESI BARAT                           2.58915454     3.44256243  4.61009620
MALUKU                                   2.73327492     3.53611957  4.55362166
MALUKU UTARA                             2.41533529     3.24021597  4.34619795
PAPUA BARAT                              4.44039130     5.29075872  6.34936283
PAPUA                                    6.17112973     7.03803410  8.06914511
                          JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR
SUMATERA UTARA                                                           
SUMATERA BARAT                                                           
RIAU                                                                     
JAMBI                                                                    
SUMATERA SELATAN                                                         
BENGKULU                                                                 
LAMPUNG                                                                  
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                                
KEPULAUAN RIAU                                                           
DKI JAKARTA                                                              
JAWA BARAT                                                               
JAWA TENGAH               0.85845799                                     
DI YOGYAKARTA             5.31108022  4.57059559                         
JAWA TIMUR                0.29993500  0.56655926    5.06493782           
BANTEN                    4.51996727  3.78511520    1.13697878 4.27487617
BALI                      5.17043325  4.42704234    0.54495331 4.92139581
NUSA TENGGARA BARAT       5.45738585  4.86234999    3.46240753 5.24908686
NUSA TENGGARA TIMUR       4.98658982  4.49828669    4.16604391 4.81269809
KALIMANTAN BARAT          4.78406575  4.09490446    2.48490961 4.55381948
KALIMANTAN TENGAH         4.85078464  4.13778839    2.12482517 4.60896816
KALIMANTAN SELATAN        4.93404860  4.24124269    2.22828263 4.70342860
KALIMANTAN TIMUR          4.83628823  4.09837355    1.62029879 4.58980571
KALIMANTAN UTARA          5.61081015  4.88357973    1.94168936 5.36851408
SULAWESI UTARA            5.03015003  4.33298677    2.28818009 4.79788273
SULAWESI TENGAH           5.64464769  5.11020135    4.00095856 5.45295262
SULAWESI SELATAN          3.72942204  3.07278988    2.52286876 3.50285528
SULAWESI TENGGARA         5.13374361  4.54116474    3.07342480 4.92778979
GORONTALO                 6.32220620  5.78534875    4.31708658 6.13058728
SULAWESI BARAT            6.30232863  5.76312128    4.32178699 6.11032689
MALUKU                    5.98152258  5.48312166    4.34777691 5.80107952
MALUKU UTARA              6.07338048  5.53396721    4.08723376 5.88122053
PAPUA BARAT               7.22412911  6.83451884    6.13450657 7.07753642
PAPUA                     7.71421010  7.48808036    7.96289839 7.62689762
                              BANTEN       BALI NUSA TENGGARA BARAT
SUMATERA UTARA                                                     
SUMATERA BARAT                                                     
RIAU                                                               
JAMBI                                                              
SUMATERA SELATAN                                                   
BENGKULU                                                           
LAMPUNG                                                            
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                          
KEPULAUAN RIAU                                                     
DKI JAKARTA                                                        
JAWA BARAT                                                         
JAWA TENGAH                                                        
DI YOGYAKARTA                                                      
JAWA TIMUR                                                         
BANTEN                                                             
BALI                      0.75830900                               
NUSA TENGGARA BARAT       2.59239497 2.92576272                    
NUSA TENGGARA TIMUR       3.13543599 3.64821878          1.08349707
KALIMANTAN BARAT          1.51840488 2.01138951          1.42818957
KALIMANTAN TENGAH         1.20535851 1.60748040          1.45614614
KALIMANTAN SELATAN        1.32525834 1.75074253          1.50573954
KALIMANTAN TIMUR          0.74640877 1.13950157          1.99004077
KALIMANTAN UTARA          1.44631077 1.48488683          1.81280588
SULAWESI UTARA            1.41819633 1.80886088          1.45748936
SULAWESI TENGAH           3.12986403 3.46142049          0.63073643
SULAWESI SELATAN          1.39913637 2.09428831          1.97172951
SULAWESI TENGGARA         2.17074508 2.54356277          0.54882361
GORONTALO                 3.56432096 3.78605270          1.08929365
SULAWESI BARAT            3.55752589 3.79009565          1.05003846
MALUKU                    3.52194813 3.81272540          1.07636700
MALUKU UTARA              3.31006689 3.55465967          0.85978678
PAPUA BARAT               5.31352729 5.59967918          2.78039509
PAPUA                     6.96686374 7.43835548          4.56454532
                          NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT
SUMATERA UTARA                                                
SUMATERA BARAT                                                
RIAU                                                          
JAMBI                                                         
SUMATERA SELATAN                                              
BENGKULU                                                      
LAMPUNG                                                       
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                     
KEPULAUAN RIAU                                                
DKI JAKARTA                                                   
JAWA BARAT                                                    
JAWA TENGAH                                                   
DI YOGYAKARTA                                                 
JAWA TIMUR                                                    
BANTEN                                                        
BALI                                                          
NUSA TENGGARA BARAT                                           
NUSA TENGGARA TIMUR                                           
KALIMANTAN BARAT                   1.86053342                 
KALIMANTAN TENGAH                  2.10128342       0.56960018
KALIMANTAN SELATAN                 2.06942246       0.33630061
KALIMANTAN TIMUR                   2.61339408       0.87811187
KALIMANTAN UTARA                   2.64800388       1.08505039
SULAWESI UTARA                     2.05288211       0.33507369
SULAWESI TENGAH                    1.01482257       2.02642214
SULAWESI SELATAN                   2.07953716       1.23092441
SULAWESI TENGGARA                  1.25474998       1.18945939
GORONTALO                          1.60137237       2.49400143
SULAWESI BARAT                     1.54133103       2.45097483
MALUKU                             1.34462392       2.48012569
MALUKU UTARA                       1.43290070       2.26498939
PAPUA BARAT                        2.62123985       4.16307729
PAPUA                              3.84533478       5.57771205
                          KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA UTARA                                                                 
SUMATERA BARAT                                                                 
RIAU                                                                           
JAMBI                                                                          
SUMATERA SELATAN                                                               
BENGKULU                                                                       
LAMPUNG                                                                        
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                                      
KEPULAUAN RIAU                                                                 
DKI JAKARTA                                                                    
JAWA BARAT                                                                     
JAWA TENGAH                                                                    
DI YOGYAKARTA                                                                  
JAWA TIMUR                                                                     
BANTEN                                                                         
BALI                                                                           
NUSA TENGGARA BARAT                                                            
NUSA TENGGARA TIMUR                                                            
KALIMANTAN BARAT                                                               
KALIMANTAN TENGAH                                                              
KALIMANTAN SELATAN               0.45531781                                    
KALIMANTAN TIMUR                 0.55825522         0.65938011                 
KALIMANTAN UTARA                 0.86609341         0.81395635       0.81466389
SULAWESI UTARA                   0.47689027         0.13513315       0.71934864
SULAWESI TENGAH                  2.04238335         2.11346125       2.57866516
SULAWESI SELATAN                 1.18138701         1.31380996       1.33041327
SULAWESI TENGGARA                1.15466789         1.20751698       1.65052897
GORONTALO                        2.47744166         2.53075205       2.98488276
SULAWESI BARAT                   2.45460955         2.49745217       2.96571042
MALUKU                           2.47349251         2.54072357       2.99435026
MALUKU UTARA                     2.24031495         2.29765802       2.74822920
PAPUA BARAT                      4.22612941         4.26545640       4.76007503
PAPUA                            5.86531861         5.79685609       6.38813844
                          KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH
SUMATERA UTARA                                                           
SUMATERA BARAT                                                           
RIAU                                                                     
JAMBI                                                                    
SUMATERA SELATAN                                                         
BENGKULU                                                                 
LAMPUNG                                                                  
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                                
KEPULAUAN RIAU                                                           
DKI JAKARTA                                                              
JAWA BARAT                                                               
JAWA TENGAH                                                              
DI YOGYAKARTA                                                            
JAWA TIMUR                                                               
BANTEN                                                                   
BALI                                                                     
NUSA TENGGARA BARAT                                                      
NUSA TENGGARA TIMUR                                                      
KALIMANTAN BARAT                                                         
KALIMANTAN TENGAH                                                        
KALIMANTAN SELATAN                                                       
KALIMANTAN TIMUR                                                         
KALIMANTAN UTARA                                                         
SULAWESI UTARA                  0.76175075                               
SULAWESI TENGAH                 2.41536499     2.07537228                
SULAWESI SELATAN                1.98604341     1.41281291      2.37340686
SULAWESI TENGGARA               1.60798208     1.20332764      0.99522484
GORONTALO                       2.65396288     2.47474249      0.68324586
SULAWESI BARAT                  2.63298255     2.43866913      0.65834216
MALUKU                          2.78389070     2.50458498      0.48743885
MALUKU UTARA                    2.46173860     2.25054796      0.47193889
PAPUA BARAT                     4.48787261     4.21498466      2.19577518
PAPUA                           6.23401471     5.74772079      4.12204060
                          SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA  GORONTALO
SUMATERA UTARA                                                         
SUMATERA BARAT                                                         
RIAU                                                                   
JAMBI                                                                  
SUMATERA SELATAN                                                       
BENGKULU                                                               
LAMPUNG                                                                
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                              
KEPULAUAN RIAU                                                         
DKI JAKARTA                                                            
JAWA BARAT                                                             
JAWA TENGAH                                                            
DI YOGYAKARTA                                                          
JAWA TIMUR                                                             
BANTEN                                                                 
BALI                                                                   
NUSA TENGGARA BARAT                                                    
NUSA TENGGARA TIMUR                                                    
KALIMANTAN BARAT                                                       
KALIMANTAN TENGAH                                                      
KALIMANTAN SELATAN                                                     
KALIMANTAN TIMUR                                                       
KALIMANTAN UTARA                                                       
SULAWESI UTARA                                                         
SULAWESI TENGAH                                                        
SULAWESI SELATAN                                                       
SULAWESI TENGGARA               1.56086625                             
GORONTALO                       2.98214995        1.48347099           
SULAWESI BARAT                  2.96463955        1.46868866 0.10557620
MALUKU                          2.78784134        1.38688993 0.47237155
MALUKU UTARA                    2.71053299        1.21107464 0.28680776
PAPUA BARAT                     4.47301758        3.16253839 1.85804619
PAPUA                           5.86756903        4.94332173 4.07223227
                          SULAWESI BARAT     MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT
SUMATERA UTARA                                                              
SUMATERA BARAT                                                              
RIAU                                                                        
JAMBI                                                                       
SUMATERA SELATAN                                                            
BENGKULU                                                                    
LAMPUNG                                                                     
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                                                   
KEPULAUAN RIAU                                                              
DKI JAKARTA                                                                 
JAWA BARAT                                                                  
JAWA TENGAH                                                                 
DI YOGYAKARTA                                                               
JAWA TIMUR                                                                  
BANTEN                                                                      
BALI                                                                        
NUSA TENGGARA BARAT                                                         
NUSA TENGGARA TIMUR                                                         
KALIMANTAN BARAT                                                            
KALIMANTAN TENGAH                                                           
KALIMANTAN SELATAN                                                          
KALIMANTAN TIMUR                                                            
KALIMANTAN UTARA                                                            
SULAWESI UTARA                                                              
SULAWESI TENGAH                                                             
SULAWESI SELATAN                                                            
SULAWESI TENGGARA                                                           
GORONTALO                                                                   
SULAWESI BARAT                                                              
MALUKU                        0.49923359                                    
MALUKU UTARA                  0.30878424 0.39647873                         
PAPUA BARAT                   1.86489783 1.80224895   2.06138523            
PAPUA                         4.02152247 3.95258334   4.20794002  2.72970189

Nilai jarak Euclidean menunjukkan tingkat kemiripan antarprovinsi, jarak yang kecil berarti provinsi tersebut memiliki kondisi yang mirip, sedangkan jarak yang besar menunjukkan perbedaan yang lebih besar. Hasil jarak ini menjadi dasar pengelompokan pada analisis cluster hierarki.

4.5 Penentuan Linkage Terbaik

> ##Single Linkage
> hc_single <- hclust(jarak, method = "single")
> cor_single <- cor(jarak, cophenetic(hc_single))
> ##Average Linkage
> hc_average <- hclust(jarak, method = "average")
> cor_average <- cor(jarak, cophenetic(hc_average))
> ##Complete Linkage
> hc_complete <- hclust(jarak, method = "complete")
> cor_complete <- cor(jarak, cophenetic(hc_complete))
> ##Centroid Linkage
> hc_centroid <- hclust(jarak, method = "centroid")
> cor_centroid <- cor(jarak, cophenetic(hc_centroid))
> ##Ward’s Method
> hc_ward <- hclust(jarak, method = "ward.D")
> cor_ward <- cor(jarak, cophenetic(hc_ward))
> ##Ringkasan Koefisien Korelasi
> KorCop <- data.frame(
+   Metode = c("Single Linkage", "Average Linkage", "Complete Linkage", "Centroid Linkage", "Ward's Method"),
+   Koefisien_Korelasi = c(cor_single, cor_average, cor_complete, cor_centroid, cor_ward)
+ )
> KorCop
            Metode Koefisien_Korelasi
1   Single Linkage          0.8801694
2  Average Linkage          0.8570729
3 Complete Linkage          0.8510908
4 Centroid Linkage          0.8805955
5    Ward's Method          0.6629202

Nilai koefisien korelasi menunjukkan seberapa baik metode linkage mempertahankan struktur jarak asli dalam dendrogram. Semakin mendekati 1, semakin baik kualitas pengelompokan.

  1. Centroid Linkage (0.8806) dan Single Linkage (0.8802) memiliki nilai korelasi tertinggi, maka paling baik menjaga struktur data.
  2. Average Linkage (0.8571) juga memiliki nilai korelasi yang tinggi dan stabil.
  3. Complete Linkage (0.8511) memiliki kualitas baik tetapi sedikit di bawah Average.
  4. Ward’s Method (0.6629) memiliki nilai korelasi paling rendah, maka kurang cocok untuk data ini karena kurang mempertahankan struktur jarak.

Meskipun Centroid dan Single Linkage memiliki korelasi lebih tinggi, Average Linkage merupakan pilihan yang baik dan aman karena stabil, mudah diinterpretasikan, dan menghasilkan dendrogram yang lebih representatif.

4.6 Dendogram Analisis Cluster

> plot(hc_average, 
+      labels = Data_Kondisi_Kesehatan$Provinsi, 
+      hang = -1, 
+      main = "Cluster Dendrogram",
+      xlab = "Provinsi", 
+      ylab = "Jarak",
+      cex = 0.7,    
+   las = 2)

## Penentuan Metode Analisis Cluster Hierarki Terbaik

4.6.1 Indeks Validitas

> inval <- clValid(datastand, 2:6, 
+                  clMethods = "hierarchical", 
+                  validation = "internal", 
+                  metric = "euclidean", 
+                  method = "average")
> summary(inval)

Clustering Methods:
 hierarchical 

Cluster sizes:
 2 3 4 5 6 

Validation Measures:
                                 2       3       4       5       6
                                                                  
hierarchical Connectivity   3.0718  9.2306 12.6929 13.8929 17.0651
             Dunn           0.3779  0.1913  0.3031  0.3031  0.3574
             Silhouette     0.5392  0.5074  0.5436  0.4852  0.4663

Optimal Scores:

             Score  Method       Clusters
Connectivity 3.0718 hierarchical 2       
Dunn         0.3779 hierarchical 2       
Silhouette   0.5436 hierarchical 4       

Berdasarkan nilai Silhouette, jumlah cluster terbaik adalah 4, karena memiliki nilai Silhouette tertinggi (0.5436), yang menunjukkan bahwa pemisahan antar-cluster paling jelas dan struktur cluster paling baik dibandingkan jumlah cluster lainnya.

4.6.2 Plot Metode Silhouette

> plot_nb <- fviz_nbclust(datastand, FUN = hcut, hc_method = "average", method = "silhouette")
> print(plot_nb)

4.7 Hasil Analisis

4.7.1 Pembentukan Anggota Cluster

> anggota <- data.frame(
+   Cluster = cutree(hc_average, k = 4)
+ )
> anggota
                          Cluster
ACEH                            1
SUMATERA UTARA                  2
SUMATERA BARAT                  1
RIAU                            1
JAMBI                           1
SUMATERA SELATAN                1
BENGKULU                        1
LAMPUNG                         1
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG       1
KEPULAUAN RIAU                  1
DKI JAKARTA                     1
JAWA BARAT                      2
JAWA TENGAH                     2
DI YOGYAKARTA                   1
JAWA TIMUR                      2
BANTEN                          1
BALI                            1
NUSA TENGGARA BARAT             3
NUSA TENGGARA TIMUR             3
KALIMANTAN BARAT                1
KALIMANTAN TENGAH               1
KALIMANTAN SELATAN              1
KALIMANTAN TIMUR                1
KALIMANTAN UTARA                1
SULAWESI UTARA                  1
SULAWESI TENGAH                 3
SULAWESI SELATAN                1
SULAWESI TENGGARA               3
GORONTALO                       3
SULAWESI BARAT                  3
MALUKU                          3
MALUKU UTARA                    3
PAPUA BARAT                     3
PAPUA                           4

4.7.2 Visualisasi Dendogram

> clus_hier <- eclust(datastand, FUNcluster = "hclust", k = 4, 
+                     hc_method = "average", graph = TRUE)
> fviz_dend(clus_hier, rect = TRUE, main = "Hasil Analisis Cluster", cex = 0.5)
Cluster Jumlah Anggota Daftar Provinsi
1 20 Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan.
2 4 Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
3 9 Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat.
4 1 Papua

4.7.3 Nilai Mean Setiap Cluster

> idclus <- clus_hier$cluster
> aggregate(Data_Kondisi_Kesehatan[, 2:6], list(Cluster = idclus), mean)
  Cluster Kematian.Bayi Kematian.Balita Kematian.Ibu Sarana.Kesehatan
1       1      15.96500        18.69700     169.0500        1293.3500
2       2      14.52500        16.93250     187.2500        6121.2500
3       3      28.38778        34.57222     273.5556         936.1111
4       4      38.17000        49.04000     565.0000        1886.0000
  Fasilitas.Kesehatan
1            289.4500
2           1208.7500
3            229.3333
4            476.0000

Cluster 1 yang beranggotakan 20 provinsi memiliki rata-rata kematian bayi sebesar 15.97, kematian balita 18.70, dan kematian ibu 169.05, dengan rata-rata sarana kesehatan 1293.35 serta fasilitas kesehatan 289.45. Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa cluster 1 terdiri dari provinsi dengan kondisi kesehatan yang relatif lebih baik dibandingkan cluster lain.

Cluster 2 yang terdiri dari 4 provinsi memiliki rata-rata kematian bayi 14.53, kematian balita 16.93, dan kematian ibu 187.25, disertai sarana kesehatan yang sangat tinggi yaitu 6121.25 serta fasilitas kesehatan 1208.75. Kondisi ini menunjukkan bahwa cluster 2 merupakan kelompok dengan dukungan infrastruktur kesehatan yang lebih kuat.

Cluster 3 memiliki rata-rata kematian bayi 28.39, kematian balita 34.57, dan kematian ibu 273.56, dengan sarana kesehatan 936.11 dan fasilitas kesehatan 229.33. Nilai ini menandakan bahwa cluster 3 mencerminkan daerah dengan kondisi kesehatan yang lebih rendah dibandingkan cluster 1 dan 2.

Cluster 4 menunjukkan kondisi kesehatan yang paling berat, dengan rata-rata kematian bayi 38.17, kematian balita 49.04, dan kematian ibu 565.00, meskipun rata-rata sarana dan fasilitas kesehatan masing-masing sebesar 1886.00 dan 476.00. Hal ini menunjukkan bahwa cluster 4 merupakan kelompok provinsi dengan tantangan kesehatan terbesar di antara seluruh cluster.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cluster 2 memiliki kondisi kesehatan dan infrastruktur kesehatan paling baik, sedangkan cluster 4 merupakan kelompok dengan kondisi kesehatan paling buruk, dan cluster 1 serta 3 berada di antara keduanya dengan tingkat yang berbeda.

5 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis cluster hierarki terhadap kondisi kesehatan provinsi di Indonesia dengan menggunakan lima variabel, yaitu angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu, jumlah sarana kesehatan desa/kabupaten, dan jumlah fasilitas kesehatan tiap provinsi, dan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Seluruh asumsi awal analisis cluster telah terpenuhi, ditunjukkan oleh nilai KMO yang ≥ 0.5 sehingga data layak digunakan, serta meskipun terdapat multikolinieritas antarvariabel, kondisi tersebut tidak menjadi hambatan signifikan dalam penerapan analisis cluster hierarki.
  2. Standarisasi data diperlukan karena kelima variabel memiliki rentang nilai yang berbeda, dan proses ini berhasil menyeimbangkan kontribusi setiap variabel dalam pembentukan cluster.
  3. Berdasarkan nilai Cophenetic Correlation Coefficient, metode Average Linkage dipilih sebagai metode terbaik karena memberikan hasil stabil dan representatif dalam menggambarkan struktur data, meskipun Centroid dan Single Linkage mencatat korelasi yang sedikit lebih tinggi.
  4. Berdasarkan indeks validitas Silhouette, jumlah cluster optimal adalah 4, yang menunjukkan pemisahan antarcluster paling jelas dan kuat.
  5. Empat cluster yang terbentuk menggambarkan kondisi kesehatan yang berbeda-beda di Indonesia:
  1. Secara keseluruhan, angka mortalitas bayi, mortalitas balita, mortalitas ibu, sarana kesehatan desa/kabupaten, dan fasilitas kesehatan provinsi menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan signifikan antarprovinsi dalam kondisi kesehatan di Indonesia. Hasil ini dapat menjadi dasar penentuan prioritas intervensi kesehatan, terutama bagi provinsi dalam cluster 3 dan cluster 4.

6 DAFTAR PUSTAKA

Ramadhani, R., & Wahyono, T. Y. M. (2022). Human development index, geographic disparities and strategies to reduce maternal mortality in Indonesia: an ecological study. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak.

Ridde, V., & Tine, J. (2018). An evaluation of health systems equity in Indonesia: study protocol. International Journal for Equity in Health.

Dibley, M. J., & Budiharsana, M. (2015). Keeping women and babies healthy within an unequal system. Inside Indonesia. Safitri, M. D., Htike, K. M., Khairunnisa, Z. D., & et al. (2025). Provincial disparities in maternal health: analyzing the relationship between antenatal care visit, iron supplementation, and maternal hemorrhage in Indonesia. Prosiding International Conference On Health Sciences.

WHO / NCBI. Governance issues – Reducing maternal and neonatal mortality in Indonesia. NCBI Bookshelf.

Wijayanti, L. P., & Utarini, A. (2020). Determinants of healthcare facility utilization for childbirth in Kuantan Singingi regency, Riau province, Indonesia. BMC Public Health, 20, 933.

WHO. State of Health Inequality: Indonesia. WHO report.

UNICEF Indonesia. Health – giving children the best chance to survive and thrive. UNICEF Indonesia.

Wickramasinghe, N., & et al. (2020). Impact of Indonesia’s national health insurance scheme on inequality in access to maternal health services.

Putri, A. (2022). Tantangan akses persalinan institusional di Indonesia. JAKI / Universitas Airlangga.

Adrian, V., Sari, I. R., & Hikmahrachim, H. (2021). Establishing Data Warehouse to Improve Standardize Health Care Delivery: A Protocol Development in Jakarta City.

Shah, V., Hatamyar, J., Hidayat, T., & Kreif, N. (2025). Exploring the heterogeneous impacts of Indonesia’s conditional cash transfer scheme (PKH) on maternal health care utilisation using instrumental causal forests.