Memahami konsep dasar uji lanjut (post-hoc test) setelah ANOVA.
Mengetahui perbedaan metode BNT, Tukey, dan Duncan.
Melatih keterampilan melakukan uji lanjut menggunakan R.
Menginterpretasikan hasil uji lanjut dalam konteks percobaan pertanian dan biologi.
1. Review Konsep Uji Lanjut
Mengapa Perlu Uji Lanjut?
Jika hasil ANOVA menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan (p-value < 0.05), maka kita perlu mengetahui kelompok mana yang berbeda.
Uji lanjut digunakan untuk membandingkan rata-rata perlakuan secara berpasangan dengan pengendalian tingkat kesalahan tipe I (α).
Jenis Uji Lanjut yang Umum Digunakan
Uji Lanjut
Nama Lengkap
Karakteristik
Kelebihan
Kekurangan
BNT (LSD)
Least Significant Difference
Membandingkan rata-rata berpasangan menggunakan t-student
- Paling sederhana dan mudah diterapkan.
- Sangat sensitif terhadap perbedaan kecil antar rata-rata, sehingga cenderung menemukan lebih banyak perbedaan nyata.
- Risiko tinggi kesalahan tipe I (false positive), terutama bila jumlah perlakuan banyak.
- Tidak mengontrol familywise error rate (FWER), sehingga hasil bisa “terlalu optimistis”.
Tukey HSD
Honestly Significant Difference
Menggunakan distribusi q (studentized range)
- Paling umum direkomendasikan untuk perbandingan semua pasangan perlakuan setelah ANOVA.
- Mengontrol kesalahan tipe I dengan baik.
- Cocok untuk data dengan jumlah ulangan seimbang.
- Lebih konservatif, sehingga terkadang gagal mendeteksi perbedaan kecil yang sebenarnya ada (risiko kesalahan tipe II meningkat).
Duncan
Duncan’s Multiple Range Test
Berdasarkan studentized range, tetapi lebih longgar
- Lebih sensitif daripada Tukey, sehingga mampu mendeteksi perbedaan kecil antar rata-rata.
- Menyediakan pengelompokan (grouping) yang mudah dipahami.
- Tidak mengontrol familywise error rate seketat Tukey.
- Risiko kesalahan tipe I lebih besar dibanding Tukey.
- Beberapa literatur statistik menganggapnya terlalu liberal untuk publikasi ilmiah.
Menggunakan prinsip serupa dengan Tukey, tetapi nilai kritis \(q\) disesuaikan untuk setiap subset.
Keterangan:
\(MSE\): Mean Square Error dari ANOVA
\(r\): jumlah ulangan per perlakuan
\(\text{dfE}\): derajat bebas galat
\(k\): jumlah perlakuan
2. Implementasi di R
Kita akan menggunakan contoh data percobaan pertanian:
# Contoh data: pengaruh jenis pupuk terhadap hasil tanamandata <-data.frame(pupuk =factor(rep(c("A", "B", "C", "D"), each =5)),hasil =c(5.2, 5.6, 5.3, 5.1, 5.4,6.0, 5.9, 6.1, 5.8, 6.2,6.5, 6.7, 6.6, 6.8, 6.9,5.7, 5.9, 6.0, 6.1, 5.8))# Analisis ANOVAanova_model <-aov(hasil ~ pupuk, data = data)summary(anova_model)
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
pupuk 3 4.804 1.601 57.19 9e-09 ***
Residuals 16 0.448 0.028
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Uji BNT (LSD)
# Paket agricolae menyediakan fungsi LSD.testlibrary(agricolae)
Warning: package 'agricolae' was built under R version 4.4.2
uji_bnt <-LSD.test(anova_model, "pupuk", group =TRUE)uji_bnt
$statistics
MSerror Df Mean CV t.value LSD
0.028 16 5.98 2.798194 2.119905 0.2243497
$parameters
test p.ajusted name.t ntr alpha
Fisher-LSD none pupuk 4 0.05
$means
hasil std r se LCL UCL Min Max Q25 Q50 Q75
A 5.32 0.1923538 5 0.07483315 5.161361 5.478639 5.1 5.6 5.2 5.3 5.4
B 6.00 0.1581139 5 0.07483315 5.841361 6.158639 5.8 6.2 5.9 6.0 6.1
C 6.70 0.1581139 5 0.07483315 6.541361 6.858639 6.5 6.9 6.6 6.7 6.8
D 5.90 0.1581139 5 0.07483315 5.741361 6.058639 5.7 6.1 5.8 5.9 6.0
$comparison
NULL
$groups
hasil groups
C 6.70 a
B 6.00 b
D 5.90 b
A 5.32 c
attr(,"class")
[1] "group"
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (LSD), diperoleh nilai LSD = 0.2243 pada taraf signifikansi $\alpha = 0.05$. Nilai ini digunakan untuk membandingkan rata-rata hasil antar perlakuan pupuk.
Interpretasinya adalah sebagai berikut:
Perlakuan C menghasilkan rata-rata tertinggi (6.70) dan berbeda nyata dengan perlakuan A, B, dan D, karena berada pada kelompok huruf yang berbeda.
Perlakuan B dan D berada dalam kelompok yang sama (b), sehingga tidak berbeda nyata satu sama lain.
Perlakuan A memiliki rata-rata terendah (5.32) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pupuk C memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil, sedangkan pupuk A menghasilkan nilai terendah, dan pupuk B serta D memiliki pengaruh yang setara.
Perlakuan C memiliki perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan dengan A, B, dan D, karena seluruh nilai p adj < 0.05.
Perlakuan B dan Dtidak berbeda nyata (nilai p adj = 0.7815 > 0.05).
Perlakuan A secara konsisten memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lain (B, C, dan D), terlihat dari perbedaan positif signifikan pada semua perbandingan yang melibatkan A.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pupuk C memberikan hasil tertinggi secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sementara pupuk B dan D memberikan hasil yang relatif sama, dan pupuk A menghasilkan hasil terendah.
Uji Duncan
uji_duncan <-duncan.test(anova_model, "pupuk", group =TRUE)uji_duncan
$statistics
MSerror Df Mean CV
0.028 16 5.98 2.798194
$parameters
test name.t ntr alpha
Duncan pupuk 4 0.05
$duncan
Table CriticalRange
2 2.997999 0.2243497
3 3.143802 0.2352606
4 3.234945 0.2420811
$means
hasil std r se Min Max Q25 Q50 Q75
A 5.32 0.1923538 5 0.07483315 5.1 5.6 5.2 5.3 5.4
B 6.00 0.1581139 5 0.07483315 5.8 6.2 5.9 6.0 6.1
C 6.70 0.1581139 5 0.07483315 6.5 6.9 6.6 6.7 6.8
D 5.90 0.1581139 5 0.07483315 5.7 6.1 5.8 5.9 6.0
$comparison
NULL
$groups
hasil groups
C 6.70 a
B 6.00 b
D 5.90 b
A 5.32 c
attr(,"class")
[1] "group"
Interpretasinya adalah:
Perlakuan C termasuk dalam kelompok a, yang berarti memiliki rata-rata tertinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya.
Perlakuan B dan D berada pada kelompok b, yang menunjukkan bahwa keduanya tidak berbeda nyata satu sama lain, tetapi berbeda nyata dengan C dan A.
Perlakuan A termasuk dalam kelompok c, menunjukkan bahwa perlakuan ini memberikan hasil terendah secara signifikan dibandingkan perlakuan lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:
Pupuk C menghasilkan rata-rata hasil tertinggi dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya.
Pupuk B dan D memberikan hasil yang sedang dan tidak berbeda nyata satu sama lain.
Pupuk A memberikan hasil paling rendah secara signifikan.
Secara umum, pupuk C merupakan perlakuan terbaik berdasarkan hasil uji lanjut Duncan.
3. Latihan Mandiri
Gunakan data percobaan lain, misalnya hasil panen dari beberapa varietas padi dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. (boleh gunakan yang lain sesuai kreatifitas masing masing)
Lakukan analisis ANOVA.
Lakukan uji lanjut dengan metode BNT, Tukey, dan Duncan.
Bandingkan hasilnya dan buat tabel kelompok huruf.
Buat kesimpulan interpretatif dari masing-masing hasil uji.
Visualisasikan hasil menggunakan boxplot atau plot Tukey.
Opsional: Coba ganti taraf signifikansi (\(\alpha = 0.01\)) dan amati apakah hasil kelompok berubah.
4. Catatan Tambahan
Sebelum melakukan uji lanjut, pastikan asumsi ANOVA terpenuhi:
Residual berdistribusi normal (uji Shapiro-Wilk).
Ragam antar perlakuan homogen (uji Bartlett atau Levene).