Nama: Ricardo Filemon Renaldy Saragih
NPM: 140610230036
Mata Kuliah: Epidemiologi
Dosen Pengampu: Dr. I Gede Nyoman Mindra Jaya,
M.Si.
Definisi:
Incidence Rate adalah jumlah kasus baru suatu penyakit dalam periode
tertentu dibagi dengan total waktu pemajanan (person-time) dari populasi
berisiko.
Rumus:
\[ IR = \frac{\text{Kasus Baru}}{\text{Total Person-Time}} \]
Soal:
Dalam sebuah studi, ditemukan 8 kasus baru penyakit X dalam 1 tahun pada populasi 1.200 orang. Karena ada migrasi dan kematian, total person-time yang berhasil dicatat adalah 1.050 person-years.
Perhitungan:
\[ IR = \frac{8}{1050} = 0.00762 \text{ per person-year} \]
Interpretasi:
Incidence rate penyakit X adalah 7,62 kasus baru per 1.000
person-years. Ini menunjukkan bahwa pada setiap 1.000 orang
yang berpartisipasi dalam studi selama 1 tahun, terdapat 7,62 kasus baru
penyakit X.
Perhitungan:
Untuk menyatakan hasil dalam bentuk per 1.000 person-years, kalikan dengan 1.000:
\[ IR = 0.00762 \times 1000 = 7.62 \text{ per 1.000 person-years} \]
Interpretasi:
Incidence rate penyakit X adalah 7,62 kasus baru per 1.000 person-years.
Ini menunjukkan bahwa pada setiap 1.000 orang yang berpartisipasi dalam
studi selama 1 tahun, terdapat 7,62 kasus baru penyakit X.
# Data untuk Incidence Rate
kasus <- 8
persontime <- 1050
# Perhitungan Incidence Rate
IR <- round(kasus/ persontime,5);IR
## [1] 0.00762
IRper1000 <- round(IR * 1000,2);IRper1000
## [1] 7.62
Definisi:
Cumulative Incidence adalah proporsi individu yang mengalami penyakit
baru dalam suatu periode tertentu di antara populasi berisiko pada awal
periode.
Rumus:
\[ CI = \frac{\text{Kasus Baru dalam Periode}}{\text{Populasi Berisiko Awal}} \]
Soal:
Dalam sebuah penelitian kohort terhadap 500 orang sehat di awal periode, setelah 2 tahun pengamatan ditemukan 25 kasus baru hipertensi.
Perhitungan:
\[ \begin{aligned} CI &= \frac{25}{500} \\ &= 0.05 \\ &= 5\% \end{aligned} \]
Interpretasi:
Kelompok ini memiliki cumulative incidence sebesar 5%, yang berarti ada
5% risiko bagi individu dalam kelompok yang sehat di awal periode untuk
mengalami hipertensi dalam 2 tahun pengamatan.
Interpretasi dalam Konteks Risiko:
Cumulative Incidence sebesar 5% ini memberikan gambaran bahwa
orang-orang pada awal periode memiliki resiko masing masingnya sebesar
5% untuk terkena hipertensi selama pengamatan 2 tahun ke depan.
# Data untuk Cumulative Incidence
kasusbaru <- 25
populasiawal <- 500
# Perhitungan Cumulative Incidence
CI <- round(kasusbaru / populasiawal, 2);CI
## [1] 0.05
Definisi:
Prevalensi adalah proporsi individu yang memiliki penyakit tertentu
(kasus lama + baru) pada suatu titik waktu (point prevalence) atau
periode tertentu (period prevalence).
Rumus:
\[ P = \frac{\text{Kasus (baru + lama)}}{\text{Total Populasi}} \]
Soal:
Pada survei kesehatan di kota berpenduduk 20.000 orang, ditemukan 400 orang menderita diabetes pada saat survei dilakukan.
Perhitungan: \[ \begin{aligned} P &= \frac{400}{20000} \\ &= 0.02 \\ &= 2\% \end{aligned} \]
Interpretasi:
Di kota tersebut, Prevalensi diabter ada di kisaran 2%, yang berarti
selama dilaksanakannya survey, di kota tersebut terdapat 2% penderita
kasus diabetes.
Interpretasi dalam Konteks Kesehatan
Masyarakat:
Nilai 2% prevalensi ini memberikan arti bahwa ada sekitar 2% dari total
populasi kota tersebut yang menderita diabetes selama survey
dilaksanakan. Dalam konteks kesehatan, angka ini menjelaskan bahwa ada
sebagian kecil masyarakat yang menderita diabetes sehingga ini dapat
memberikan gambaran kebijakan, kegiatan dan tanggapan selanjutnya.
# Data untuk Prevalensi
kasusdiabetes <- 400
populasikota <- 20000
# Perhitungan Prevalensi
P <- round(kasusdiabetes / populasikota, 2);P
## [1] 0.02
Definisi:
Relative Risk (RR) merupakan perbandingan risiko penyakit antara
kelompok yang terpapar dan kelompok yang tidak terpapar. Attributable
Risk (AR) merupakan selisih risiko penyakit antara kelompok terpapar dan
tidak terpapar.
Rumus Relative Risk:
\[ RR = \frac{CI_{\text{exposed}}}{CI_{\text{unexposed}}} \]
Rumus Attributable Risk:
\[ AR = CI_{\text{exposed}} - CI_{\text{unexposed}} \]
Dari 200 perokok, 40 orang menderita penyakit paru kronis. Dari 300 bukan perokok, 15 orang menderita penyakit paru kronis.
Cumulative Incidence pada perokok:
\[ CI_{\text{perokok}} = \frac{40}{200} = 0.20 = 20\% \]
Cumulative Incidence pada bukan perokok:
\[ CI_{\text{bukan perokok}} = \frac{15}{300} = 0.05 = 5\% \]
Interpretasi:
Cumulative incidence pada kelompok perokok adalah 20% yang berarti ada
20% risiko bagi individu dalam kelompok perokok untuk terkena penyakit
paru kronis. Sementara pada kelompok bukan perokok, cumulative incidence
adalah 5%, yang menunjukkan bahwa ada 5% risiko bagi individu yang tidak
merokok untuk terjangkit penyakit paru kronis.
Relative Risk dihitung dengan rumus:
\[ RR = \frac{0.20}{0.05} = 4 \]
Interpretasi:
Risiko penyakit paru kronis pada perokok 4 kali lebih tinggi daripada
individu yang tidak merokok.
Attributable Risk dihitung dengan rumus:
\[ AR = 0.20 - 0.05 = 0.15 = 15\% \]
Interpretasi:
Dengan nilai ini, dapat dilihat bahwa ada 15% dari jantung kronis
disebabkan oleh kebiasaan merokok. Dengan kata lain, jika seseorang
tidak merokok, maka risiko jantung kronis berkurang sebesar 15%.
Interpretasi Hasil:
Hasil ini mengindikasikan bahwa merokok berperan besar dalam meningkatkan risiko penyakit paru kronis.
# Data untuk Cumulative Incidence
rp <- 40
rt <- 200
nrp <- 15
nrt <- 300
# Cumulative Incidence perokok
CIp <- round(rp / rt, 2);CIp
## [1] 0.2
# Cumulative Incidence bukan perokok
CInp <- round(nrp / nrt, 2);CInp
## [1] 0.05
# Relative Risk (RR)
RR <- round(CIp / CInp, 2);RR
## [1] 4
# Attributable Risk (AR)
AR <- round(CIp - CInp, 2);AR
## [1] 0.15
Definisi:
Odds Ratio (OR) adalah perbandingan odds (peluang) terjadinya penyakit
pada kelompok terpapar dibandingkan kelompok tidak terpapar. OR biasa
digunakan pada studi kasus-kontrol.
Rumus:
\[ OR = \frac{a/b}{c/d} = \frac{ad}{bc} \]
Terpapar (+) Penyakit (+) = 45, Tidak Penyakit (-) = 30 Tidak Terpapar (-) Penyakit (+) = 20, Tidak Penyakit (-) = 55
Perhitungan:
Untuk menghitung Odds Ratio, kita akan menggunakan rumus:
\[ OR = \frac{45 \times 55}{30 \times 20} = \frac{2475}{600} = 4.125 \]
Interpretasi:
Nilai odds ratio menunjukkan bahwa peluang orang yang terpapar menderita
penyakit adalah 4,125 kali lebih besar diabnding yang tidak
terpapar.
Interpretasi dalam Konteks Paparan dan
Penyakit:
Nilai odd rasio yang besar dari 1 menunjukkan bahwa memang ada hubungan
positif antara dua variabel. Dalam hal ini peluang orang yang terpapar
menderita penyakit adalah 4,125 kali lebih besar daripada peluang
terhadap orang yang tidak terpapar.
# Data untuk Odds Ratio
tp <- 45
tn <- 30
ttp <- 20
ttn <- 55
# Perhitungan Odds Ratio
OR <- (tp * ttn) / (tn * ttp);OR
## [1] 4.125
Definisi:
Case Fatality Rate (CFR) adalah proporsi kasus suatu penyakit yang
berakhir dengan kematian, menggambarkan tingkat keparahan penyakit.
Rumus:
\[ CFR = \frac{\text{Jumlah Kematian Akibat Penyakit}}{\text{Jumlah Kasus Penyakit}} \times 100\% \]
250 kasus, dengan 10 di antaranya meninggal.
Perhitungan:
\[ CFR = \frac{10}{250} \times 100\% = 4\% \]
Interpretasi:
Tingkat kematian akibat penyakit ini adalah 4%. Ini menunjukkan bahwa 4%
dari individu yang terinfeksi penyakit ini berakhir dengan kematian.
Interpretasi dalam Konteks Keparahan Penyakit:
Angka CFR sebesar 4% menunjukkan bahwa penyakit ini memiliki tingkat
keparahan sedang, yakni tidak memiliki fatalitas yang sangat tinggi
seperti Ebola yang bisa lebih dari 50%. Namun tetap saja ada risiko
kematian yang mana ini merupakan masalah serius. Oleh karean itu, perlu
pencegahan, dteksi dini dan pengobatan yang tepat.
# Data untuk Case Fatality Rate
jumlahkematian <- 10
jumlahkasus <- 250
# Perhitungan CFR
CFR <- round((jumlahkematian / jumlahkasus) * 100, 2);CFR
## [1] 4
Incidence Rate (IR) menggambarkan kecepatan munculnya kasus baru dalam periode tertentu, misalnya 7,62 kasus per 1.000 person-years untuk penyakit X.
Cumulative Incidence (CI) menunjukkan risiko individu sehat di awal periode menjadi sakit dalam jangka waktu tertentu, seperti 5% risiko hipertensi dalam 2 tahun.
Prevalensi (P) menilai proporsi populasi yang menderita penyakit pada satu titik waktu atau periode tertentu, contohnya prevalensi diabetes sebesar 2%.
Relative Risk (RR) dan Odds Ratio (OR) membandingkan risiko antara kelompok terpapar dan tidak terpapar. Misalnya, perokok berisiko 4 kali lebih tinggi terkena penyakit jantung (RR = 4; OR = 4,125).
Attributable Risk (AR) menunjukkan tambahan risiko akibat paparan, misalnya perokok memiliki risiko 15% lebih besar terkena penyakit paru kronis dibanding bukan perokok.
Case Fatality Rate (CFR) mengukur tingkat kematian di antara penderita suatu penyakit. Contohnya, CFR sebesar 4% menunjukkan bahwa 4% dari kasus yang terinfeksi berakhir dengan kematian.