| title: “Tugas Epidemiologi” |
| author: “Khalisha Syahla Putri Marindra” |
| date: “2025-09-19” |
| output: |
| html_document: |
| toc: true |
| toc_depth: 3 |
| number_sections: true |
| pdf_document: |
| toc: true |
| toc_depth: ‘3’ |
| fontsize: 12pt |
| mainfont: “Times New Roman” |
| geometry: margin=1in |
| editor_options: |
| markdown: |
| wrap: 72 |
Nama: Khalisha Syahla Putri Marindra
NPM: 140610230008
Mata Kuliah: Epidemiologi
Dosen Pengampu: Dr. I Gede Nyoman Mindra Jaya,
M.Si.
\[ IR = \frac{\text{Kasus Baru}}{\text{Total Person-Time}} \]
Dalam sebuah studi, ditemukan 8 kasus baru penyakit X dalam 1 tahun pada populasi 1.200 orang. Karena ada migrasi dan kematian, total person-time yang berhasil dicatat adalah 1.050 person-years.
#Hitung Incidence Rate penyakit X. \[ IR = \frac{8}{1050} = 0.00762 \text{ per person-year} \]
\[ IR = 0.00762 \times 1000 = 7.62 \text{ per 1.000 person-years} \]
Interpretasi:
Incidence rate penyakit X sebesar 7,62 kasus baru per 1.000
person-years, yang berarti bahwa pada setiap 1.000 orang yang
diikuti selama 1 tahun penelitian, rata-rata muncul 7,62 kasus baru
penyakit X. ————————————————————————
\[ CI = \frac{\text{Kasus Baru dalam Periode}}{\text{Populasi Berisiko Awal}} \]
Dalam sebuah penelitian kohort terhadap 500 orang sehat di awal periode, setelah 2 tahun pengamatan ditemukan 25 kasus baru hipertensi.
\[ CI = \frac{25}{500} = 0.05 = 5\% \]
Interpretasi:
Cumulative incidence pada kelompok ini sebesar 5%, artinya selama
periode observasi 2 tahun individu yang awalnya sehat memiliki risiko 5%
untuk mengalami hipertensi.
Interpretasi dalam Konteks Risiko: Risiko sebesar 5% menunjukkan bahwa dari populasi yang sehat di awal pengamatan, setiap individu memiliki kemungkinan 5% untuk mengalami hipertensi dalam jangka waktu 2 tahun. Dengan kata lain, jika terdapat 100 orang sehat yang diikuti selama 2 tahun, diperkirakan sekitar 5 orang akan mengalami hipertensi. ————————————————————————
\[ P = \frac{\text{Kasus (baru + lama)}}{\text{Total Populasi}} \]
Pada survei kesehatan di kota berpenduduk 20.000 orang, ditemukan 400 orang menderita diabetes pada saat survei dilakukan.
\[ P = \frac{400}{20000} = 0.02 = 2\% \]
Interpretasi:
Prevalensi diabetes di kota tersebut adalah 2%. Ini berarti 2% dari
populasi kota tersebut menderita diabetes.
Makna: Prevalensi sebesar 2% menunjukkan bahwa 2% dari seluruh penduduk kota menderita diabetes. Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, hal ini menandakan bahwa meskipun diabetes hanya dialami oleh sebagian kecil populasi, penyakit ini tetap memerlukan perhatian serius. Angka prevalensi tersebut dapat dijadikan dasar dalam perencanaan upaya kesehatan, untuk meminimalkan dampaknya pada masyarakat. ————————————————————————
#Rumus Relative Risk: \[ RR = \frac{CI_{\text{exposed}}}{CI_{\text{unexposed}}} \]
\[ AR = CI_{\text{exposed}} - CI_{\text{unexposed}} \]
\[ CI_{\text{perokok}} = \frac{40}{200} = 0.20 = 20\% \]
\[ CI_{\text{bukan perokok}} = \frac{15}{300} = 0.05 = 5\% \]
Interpretasi:
Cumulative incidence pada kelompok perokok tercatat sebesar 20%, yang
artinya satu dari lima individu perokok berisiko mengalami penyakit paru
kronis. Sebaliknya, pada kelompok bukan perokok, cumulative incidence
hanya 5% artinya satu dari dua puluh individu yang tidak merokok
berisiko mengembangkan penyakit paru kronis.
\[ RR = \frac{CI_{\text{exposed}}}{CI_{\text{unexposed}}} \]
\[ RR = \frac{0.20}{0.05} = 4 \]
Interpretasi:
Risiko penyakit paru kronis pada perokok 4 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan bukan perokok.
\[ AR = CI_{\text{exposed}} - CI_{\text{unexposed}} \]
\[ AR = 0.20 - 0.05 = 0.15 = 15\% \]
Interpretasi:
Terdapat 15% risiko lebih tinggi pada kelompok perokok yang dikaitkan
dengan paparan rokok dalam perkembangan penyakit paru kronis. Hal ini
menunjukkan sejauh mana merokok berkontribusi terhadap peningkatan
risiko penyakit paru kronis pada perokok.
Interpretasi Hasil:
Cumulative Incidence (CI): Perokok memiliki risiko 20% untuk mengalami penyakit paru kronis, sedangkan pada bukan perokok risikonya hanya 5%.
Relative Risk (RR): Risiko penyakit paru kronis pada perokok 4 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.
Attributable Risk (AR): Sebesar 15% dari kejadian penyakit paru kronis pada perokok dapat dikaitkan langsung dengan paparan merokok.
perokok memiliki risiko jauh lebih tinggi untuk mengalami penyakit paru kronis dibandingkan dengan bukan perokok, baik dari sisi cumulative incidence, relative risk, maupun attributable risk, sehingga merokok terbukti menjadi faktor penting yang meningkatkan beban penyakit paru kronis.
\[ OR = \frac{a/b}{c/d} = \frac{ad}{bc} \]
#Perhitungan: \[ OR = \frac{45 \times 55}{30 \times 20} = \frac{2475}{600} = 4.125 \]
Interpretasi:
Orang yang terpapar memiliki odds 4,125 kali lebih tinggi untuk
menderita penyakit dibandingkan orang yang tidak terpapar.
Interpretasi dalam Konteks Paparan dan
Penyakit:
Angka Odds Ratio (OR) yang lebih besar dari 1 (4.125) menunjukkan orang
yang terpapar memiliki peluang lebih tinggi untuk menderita penyakit
dibandingkan orang yang tidak terpapar. Angka OR yang tinggi menunjukkan
paparan tersebut mungkin merupakan faktor risiko yang signifikan.
————————————————————————
\[ CFR = \frac{\text{Jumlah Kematian Akibat Penyakit}}{\text{Jumlah Kasus Penyakit}} \times 100\% \]
Pada suatu wabah, ditemukan 250 kasus dengan 10 di antaranya meninggal
\[ CFR = \frac{10}{250} \times 100\% = 4\% \]
Interpretasi:
Menunjukkan bahwa 4% dari individu yang terinfeksi penyakit ini berakhir
dengan kematian.
Case Fatality Rate (CFR) sebesar 4% mengindikasikan bahwa penyakit ini memiliki tingkat keparahan sedang, di mana 4% dari seluruh kasus berujung pada kematian. Hal ini menunjukkan adanya risiko kematian bagi individu yang terinfeksi, meskipun tidak tergolong tinggi. Meski demikian, angka tersebut tetap menjadi perhatian penting dalam upaya menekan angka kematian melalui intervensi medis yang cepat dan tepat, serta perencanaan sistem kesehatan yang optimal dalam menghadapi wabah.