R Markdown ini akan membahas mengenai konsep matriks, mulai dari operasi dasar hingga konsep lanjutan seperti jarak Mahalanobis. Setiap bagian mencakup pengertian, contoh, interpretasi, sintaks R, dan rumus.

1 Pembuatan Matriks

1.1 Pengertian

Matriks adalah array dua dimensi yang dapat dibuat dalam R menggunakan fungsi matrix(). Anda dapat menentukan elemen, dimensi (baris dan kolom), pengisian berdasarkan baris atau kolom, dan nama dimensi untuk mempermudah interpretasi.

1.2 Contoh

Berikut adalah beberapa cara membuat matriks dengan contoh berbeda: 1. Matriks \(A\) berukuran \(4 \times 5\) dengan elemen berurutan: \[ A = \begin{bmatrix} 21 & 25 & 29 & 33 & 37 \\ 22 & 26 & 30 & 34 & 38 \\ 23 & 27 & 31 & 35 & 39 \\ 24 & 28 & 32 & 36 & 40 \end{bmatrix} \] 2. Matriks \(B\) berukuran \(3 \times 4\), diisi per baris: \[ B = \begin{bmatrix} 4 & 7 & 2 & 8 \\ 5 & 9 & 6 & 3 \\ 1 & 10 & 12 & 11 \end{bmatrix} \] 3. Matriks \(C\) berukuran \(2 \times 2\) dengan nama baris dan kolom: \[ C = \begin{bmatrix} R1: 15 & 9 \\ R2: 27 & 18 \end{bmatrix} \text{ dengan kolom } C1, C2 \]

1.3 Interpretasi

Membuat matriks dengan struktur yang jelas (termasuk nama dimensi) memudahkan pengelolaan data, seperti dalam analisis statistik atau visualisasi.

1.4 Sintaks R

# Matriks A (4x5)
A <- matrix(21:40, nrow=4, ncol=5); A
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]   21   25   29   33   37
## [2,]   22   26   30   34   38
## [3,]   23   27   31   35   39
## [4,]   24   28   32   36   40
# Matriks B (3x4, byrow=TRUE)
b <- c(4,7,2,8,5,9,6,3,1,10,12,11)
B <- matrix(b, nrow=3, ncol=4, byrow=TRUE); B
##      [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,]    4    7    2    8
## [2,]    5    9    6    3
## [3,]    1   10   12   11
# Matriks C (2x2 dengan nama dimensi)
sel <- c(15,9,27,18)
nama_kolom <- c("C1", "C2")
nama_baris <- c("R1", "R2")
C <- matrix(sel, nrow=2, ncol=2, byrow=TRUE, dimnames=list(nama_baris, nama_kolom)); C
##    C1 C2
## R1 15  9
## R2 27 18

1.5 Rumus

Matriks dibentuk sebagai: \[ A = [a_{ij}] \text{ untuk } i=1,\dots,n \text{ dan } j=1,\dots,m \] dengan elemen diatur berdasarkan parameter byrow (per baris atau kolom).

1.6 Syarat

  • Jumlah elemen harus sesuai dengan dimensi (\(n \times m\)).
  • Nama dimensi (jika digunakan) harus sesuai dengan jumlah baris dan kolom.

2 Pemanggilan Komponen Matriks

2.1 Pengertian

Pemanggilan komponen matriks adalah cara untuk mengakses elemen, baris, kolom, atau submatriks tertentu menggunakan indeks atau nama (jika ada).

2.2 Contoh

Menggunakan matriks \(A\) di atas: - Kolom 2: \(\begin{bmatrix} 25 \\ 26 \\ 27 \\ 28 \end{bmatrix}\) - Baris 3: \(\begin{bmatrix} 23 & 27 & 31 & 35 & 39 \end{bmatrix}\) - Elemen (3,2): \(27\) - Submatriks (baris 1 dan 3, kolom 2): \(\begin{bmatrix} 25 \\ 27 \end{bmatrix}\) - Kolom 1-3: \(\begin{bmatrix} 21 & 25 & 29 \\ 22 & 26 & 30 \\ 23 & 27 & 31 \\ 24 & 28 & 32 \end{bmatrix}\) - Baris 2-4: \(\begin{bmatrix} 22 & 26 & 30 & 34 & 38 \\ 23 & 27 & 31 & 35 & 39 \\ 24 & 28 & 32 & 36 & 40 \end{bmatrix}\)

2.3 Interpretasi

Pemanggilan komponen memungkinkan analisis data spesifik, seperti mengambil subset data untuk perhitungan atau visualisasi.

2.4 Sintaks R

# Matriks A
A <- matrix(21:40, nrow=4, ncol=5); A
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]   21   25   29   33   37
## [2,]   22   26   30   34   38
## [3,]   23   27   31   35   39
## [4,]   24   28   32   36   40
# Kolom 2
A[,2]
## [1] 25 26 27 28
# Baris 3
A[3,]
## [1] 23 27 31 35 39
# Elemen (3,2)
A[3,2]
## [1] 27
# Submatriks (baris 1 dan 3, kolom 2)
A[c(1,3),2]
## [1] 25 27
# Kolom 1-3
A[,1:3]
##      [,1] [,2] [,3]
## [1,]   21   25   29
## [2,]   22   26   30
## [3,]   23   27   31
## [4,]   24   28   32
# Baris 2-4
A[2:4,]
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]   22   26   30   34   38
## [2,]   23   27   31   35   39
## [3,]   24   28   32   36   40

2.5 Rumus

Indeks matriks: \(A[i,j]\) untuk elemen pada baris \(i\), kolom \(j\). Untuk submatriks, gunakan rentang indeks \(A[i_1:i_2, j_1:j_2]\).

2.6 Syarat

  • Indeks harus valid (tidak melebihi dimensi matriks).
  • Untuk matriks dengan nama dimensi, nama baris/kolom dapat digunakan sebagai alternatif indeks numerik.

3 Operasi Matriks

Matriks adalah array dua dimensi yang digunakan untuk merepresentasikan data linier. Operasi matriks meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian elemen-wise, dan perkalian matriks.

3.1 Penjumlahan Matriks

3.1.1 Pengertian

Penjumlahan matriks adalah operasi yang menjumlahkan elemen-elemen dari dua matriks pada posisi yang sama untuk menghasilkan matriks baru dengan dimensi yang sama.

3.1.2 Contoh

Misalkan matriks: - \[ A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix} \] - \[ B = \begin{bmatrix} 5 & 6 \\ 7 & 8 \end{bmatrix} \]

Hasil penjumlahan: \[ A + B = \begin{bmatrix} 1+5 & 2+6 \\ 3+7 & 4+8 \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} 6 & 8 \\ 10 & 12 \end{bmatrix} \]

3.1.3 Interpretasi

Penjumlahan matriks berguna untuk menggabungkan data dari dua sumber dengan struktur serupa, seperti menjumlahkan total penjualan dari dua cabang toko.

3.1.4 Sintaks R

# Membuat matriks
A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
B <- matrix(c(5,6,7,8), nrow=2)

# Penjumlahan
A + B
##      [,1] [,2]
## [1,]    6   10
## [2,]    8   12

3.1.5 Rumus

\[ C_{ij} = A_{ij} + B_{ij} \]

3.1.6 Syarat

  • Matriks \(A\) dan \(B\) harus memiliki dimensi yang sama (\(n \times m\)).
  • Elemen-elemen matriks harus berada dalam domain yang mendukung penjumlahan, seperti bilangan real atau kompleks.

3.2 Pengurangan Matriks

3.2.1 Pengertian

Pengurangan matriks adalah operasi yang mengurangkan elemen-elemen dari dua matriks pada posisi yang sama untuk menghasilkan matriks baru dengan dimensi yang sama.

3.2.2 Contoh

Menggunakan matriks yang sama: - \[ A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix} \] - \[ B = \begin{bmatrix} 5 & 6 \\ 7 & 8 \end{bmatrix} \]

Hasil pengurangan: \[ A - B = \begin{bmatrix} 1-5 & 2-6 \\ 3-7 & 4-8 \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} -4 & -4 \\ -4 & -4 \end{bmatrix} \]

3.2.3 Interpretasi

Pengurangan matriks digunakan untuk membandingkan dua set data, seperti menghitung selisih penjualan antara dua periode.

3.2.4 Sintaks R

# Membuat matriks
A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
B <- matrix(c(5,6,7,8), nrow=2)

# Pengurangan
A - B
##      [,1] [,2]
## [1,]   -4   -4
## [2,]   -4   -4

3.2.5 Rumus

\[ C_{ij} = A_{ij} - B_{ij} \]

3.2.6 Syarat

  • Matriks \(A\) dan \(B\) harus memiliki dimensi yang sama (\(n \times m\)).
  • Elemen-elemen matriks harus berada dalam domain yang mendukung pengurangan.

3.3 Perkalian Matriks

3.3.1 Pengertian

Perkalian matriks adalah operasi yang menghasilkan matriks baru dengan mengalikan baris matriks pertama dengan kolom matriks kedua secara berurutan. Operasi ini berbeda dari perkalian elemen-wise.

3.3.2 Contoh

Menggunakan matriks: - \[ A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix} \] - \[ B = \begin{bmatrix} 5 & 6 \\ 7 & 8 \end{bmatrix} \]

Hasil perkalian: \[ A \times B = \begin{bmatrix} 1 \cdot 5 + 2 \cdot 7 & 1 \cdot 6 + 2 \cdot 8 \\ 3 \cdot 5 + 4 \cdot 7 & 3 \cdot 6 + 4 \cdot 8 \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} 19 & 22 \\ 43 & 50 \end{bmatrix} \]

3.3.3 Interpretasi

Perkalian matriks sering digunakan untuk transformasi linier, seperti rotasi dalam grafika komputer, atau dalam perhitungan statistik seperti regresi linier.

3.3.4 Sintaks R

# Membuat matriks
A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
B <- matrix(c(5,6,7,8), nrow=2)

# Perkalian matriks
A %*% B
##      [,1] [,2]
## [1,]   23   31
## [2,]   34   46

3.3.5 Rumus

\[ C_{ij} = \sum_{k=1}^m A_{ik} B_{kj} \] di mana \(A\) adalah matriks \(n \times m\), \(B\) adalah matriks \(m \times p\), dan \(C\) adalah matriks \(n \times p\).

3.3.6 Syarat

  • Jumlah kolom matriks \(A\) harus sama dengan jumlah baris matriks \(B\) (dimensi kompatibel: \(A_{n \times m}\), \(B_{m \times p}\)).
  • Elemen-elemen harus mendukung operasi perkalian dan penjumlahan.

3.4 Perkalian Matriks dengan Skalar

3.4.1 Pengertian

Perkalian matriks dengan skalar adalah operasi yang mengalikan setiap elemen matriks dengan suatu bilangan skalar, menghasilkan matriks baru dengan dimensi yang sama.

3.4.2 Contoh

Misalkan skalar \(k = 2\) dan matriks: - \[ A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix} \]

Hasil perkalian: \[ kA = 2 \cdot \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} 2 \cdot 1 & 2 \cdot 2 \\ 2 \cdot 3 & 2 \cdot 4 \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} 2 & 4 \\ 6 & 8 \end{bmatrix} \]

3.4.3 Interpretasi

Perkalian skalar digunakan untuk menskalakan nilai-nilai dalam matriks, seperti mengubah satuan atau memperbesar nilai dalam analisis data.

3.4.4 Sintaks R

# Membuat matriks
A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
k <- 2

# Perkalian dengan skalar
k * A
##      [,1] [,2]
## [1,]    2    6
## [2,]    4    8

3.4.5 Rumus

\[ C_{ij} = k \cdot A_{ij} \]

3.4.6 Syarat

  • Skalar \(k\) harus berupa bilangan (real, kompleks, atau tipe lain yang kompatibel).
  • Tidak ada syarat dimensi, karena operasi ini dilakukan pada satu matriks.

3.5 Transpose Matriks

3.5.1 Pengertian

Transpose matriks membalik baris dan kolom, sehingga \(A_{ij}\) menjadi \(A_{ji}\).

3.5.2 Contoh

Untuk matriks \(A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix}\), transpose adalah: \[ A^T = \begin{bmatrix} 1 & 3 \\ 2 & 4 \end{bmatrix} \]

3.5.3 Interpretasi

Transpose berguna untuk mengubah orientasi data, misalnya dalam perhitungan kovarian atau transformasi linier.

3.5.4 Sintaks R

A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
t(A)  # Transpose
##      [,1] [,2]
## [1,]    1    2
## [2,]    3    4

3.5.5 Rumus

\[ (A^T)_{ij} = A_{ji} \]

3.6 Invers Matriks

3.6.1 Pengertian

Invers matriks \(A^{-1}\) adalah matriks yang memenuhi \(A A^{-1} = I\), di mana \(I\) adalah matriks identitas. Hanya matriks persegi non-singular yang memiliki invers.

3.6.2 Contoh

Untuk \(A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix}\), inversnya: \[ A^{-1} \approx \begin{bmatrix} -2 & 1 \\ 1.5 & -0.5 \end{bmatrix} \]

3.6.3 Interpretasi

Invers digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier: \(AX = B \rightarrow X = A^{-1}B\).

3.6.4 Sintaks R

A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
solve(A)  # Invers
##      [,1] [,2]
## [1,]   -2  1.5
## [2,]    1 -0.5

3.6.5 Rumus

Untuk matriks 2x2 \(A = \begin{bmatrix} a & b \\ c & d \end{bmatrix}\): \[ A^{-1} = \frac{1}{ad - bc} \begin{bmatrix} d & -b \\ -c & a \end{bmatrix} \]

3.7 Determinan Matriks

3.7.1 Pengertian

Determinan adalah nilai skalar yang menunjukkan sifat matriks, seperti apakah matriks singular (det = 0).

3.7.2 Contoh

Untuk \(A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix}\): \[ \det(A) = 1 \cdot 4 - 2 \cdot 3 = -2 \]

3.7.3 Interpretasi

  • \(\det > 0\): Orientasi positif.
  • \(\det < 0\): Orientasi negatif.
  • \(\det = 0\): Matriks tidak invertible.

3.7.4 Sintaks R

A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
det(A)
## [1] -2

3.7.5 Rumus

Untuk 2x2: \[ \det(A) = ad - bc \]

4 Nilai Eigen dan Vektor Eigen

4.1 Pengertian

Nilai eigen \(\lambda\) dan vektor eigen \(v\) memenuhi persamaan \(Av = \lambda v\). Mereka menggambarkan sifat transformasi linier.

4.2 Contoh

Untuk \(A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 2 & 1 \end{bmatrix}\), nilai eigen: \(\lambda_1 = 3\), \(\lambda_2 = -1\).

4.3 Interpretasi

  • Nilai eigen: Faktor skala transformasi.
  • Vektor eigen: Arah yang tidak berubah kecuali diskalakan.

4.4 Sintaks R

A <- matrix(c(1,2,2,1), nrow=2)
eigen(A)  # Nilai dan vektor eigen
## eigen() decomposition
## $values
## [1]  3 -1
## 
## $vectors
##           [,1]       [,2]
## [1,] 0.7071068 -0.7071068
## [2,] 0.7071068  0.7071068

4.5 Rumus

Cari \(\lambda\) dari: \[ \det(A - \lambda I) = 0 \]

5 SVD (Singular Value Decomposition)

5.1 Pengertian

SVD memfaktorkan matriks \(A = U \Sigma V^T\), di mana \(U\) dan \(V\) ortogonal, \(\Sigma\) adalah matriks diagonal berisi nilai singular.

5.2 Contoh

SVD sering digunakan untuk kompresi data atau PCA.

5.3 Interpretasi

Nilai singular menunjukkan pentingnya dimensi dalam data.

5.4 Sintaks R

A <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
svd(A)
## $d
## [1] 5.4649857 0.3659662
## 
## $u
##            [,1]       [,2]
## [1,] -0.5760484 -0.8174156
## [2,] -0.8174156  0.5760484
## 
## $v
##            [,1]       [,2]
## [1,] -0.4045536  0.9145143
## [2,] -0.9145143 -0.4045536

5.5 Rumus

\[ A = U \Sigma V^T \]

6 Konsep Jarak

Jarak mengukur seberapa jauh dua titik dalam ruang. Berikut adalah jenis-jenis jarak yang umum:

6.1 Jarak Euclidean

Pengertian: Jarak garis lurus berdasarkan teorema Pythagoras.
Contoh: Untuk titik \((1,2)\) dan \((3,4)\):
\[ d = \sqrt{(3-1)^2 + (4-2)^2} = \sqrt{8} \]
Interpretasi: Jarak fisik standar, sering digunakan dalam analisis geometris.
Sintaks R:

dist(matrix(c(1,2,3,4), nrow=2), method="euclidean")
##          1
## 2 1.414214

Rumus:
\[ d = \sqrt{\sum_{i=1}^n (x_i - y_i)^2} \]

6.2 Jarak Manhattan

Pengertian: Jarak total absolut (city block distance).
Contoh: Untuk titik di atas: \(|3-1| + |4-2| = 4\).
Interpretasi: Berguna untuk data berbasis grid atau kategorik.
Sintaks R:

dist(matrix(c(1,2,3,4), nrow=2), method="manhattan")
##   1
## 2 2

Rumus:
\[ d = \sum_{i=1}^n |x_i - y_i| \]

6.3 Jarak Chebyshev

Pengertian: Jarak maksimum antar koordinat.
Contoh: Untuk titik di atas: \(\max(|3-1|, |4-2|) = 2\).
Interpretasi: Digunakan dalam analisis seperti gerakan catur (king move).
Sintaks R:

dist(matrix(c(1,2,3,4), nrow=2), method="maximum")
##   1
## 2 1

Rumus:
\[ d = \max_{i} |x_i - y_i| \]

6.4 Jarak Mahalanobis

Pengertian: Jarak yang mempertimbangkan kovarian antar variabel.
Contoh: Bergantung pada matriks kovarian \(S\).
Interpretasi: Mengukur jarak statistik, cocok untuk data multivariate.
Sintaks R:

x <- c(1,2); y <- c(3,4); S <- diag(2)  # Kovarian identitas
mahalanobis(rbind(x,y), center=colMeans(rbind(x,y)), cov=S)
## x y 
## 2 2

Rumus:
\[ d = \sqrt{(x - y)^T S^{-1} (x - y)} \]

```

7 Vektor Rata-Rata

7.1 Pengertian

Vektor rata-rata adalah rata-rata elemen per kolom dari matriks data.

7.2 Contoh

Untuk data \(\begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 3 & 4 \end{bmatrix}\), vektor rata-rata: \(\begin{bmatrix} 2 \\ 3 \end{bmatrix}\).

7.3 Interpretasi

Merepresentasikan pusat data dalam ruang fitur.

7.4 Sintaks R

data <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
colMeans(data)
## [1] 1.5 3.5

7.5 Rumus

\[ \bar{x}_j = \frac{1}{n} \sum_{i=1}^n x_{ij} \]

8 Matriks Rata-Rata

8.1 Pengertian

Matriks rata-rata adalah matriks di mana setiap baris adalah vektor rata-rata, digunakan untuk centering data.

8.2 Contoh

Untuk data di atas, matriks rata-rata: \(\begin{bmatrix} 2 & 3 \\ 2 & 3 \end{bmatrix}\).

8.3 Interpretasi

Digunakan untuk menghilangkan rata-rata dari data sebelum analisis seperti PCA.

8.4 Sintaks R

data <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
mean_vec <- colMeans(data)
mean_matrix <- matrix(rep(mean_vec, each=nrow(data)), nrow=nrow(data))
mean_matrix
##      [,1] [,2]
## [1,]  1.5  3.5
## [2,]  1.5  3.5

8.5 Rumus

\[ M = 1_n \bar{x}^T \] (1_n adalah vektor kolom berisi 1)

9 Matriks Kovarian

9.1 Pengertian

Matriks kovarian mengukur variasi bersama antar variabel dalam data.

9.2 Contoh

Untuk data centered, kovarian dihitung dari produk silang.

9.3 Interpretasi

  • Diagonal: Varians setiap variabel.
  • Off-diagonal: Kovarians antar variabel.

9.4 Sintaks R

data <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
cov(data)
##      [,1] [,2]
## [1,]  0.5  0.5
## [2,]  0.5  0.5

9.5 Rumus

\[ S = \frac{1}{n-1} X^T X \quad (\text{X centered}) \]

10 Matriks Standardisasi

10.1 Pengertian

Matriks standardisasi adalah data yang diskalakan ke rata-rata 0 dan deviasi standar 1 per kolom.

10.2 Contoh

Z-score: \(Z_{ij} = \frac{X_{ij} - \bar{x}_j}{\sigma_j}\).

10.3 Interpretasi

Membuat variabel sebanding, berguna untuk algoritma seperti clustering.

10.4 Sintaks R

data <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
scale(data)
##            [,1]       [,2]
## [1,] -0.7071068 -0.7071068
## [2,]  0.7071068  0.7071068
## attr(,"scaled:center")
## [1] 1.5 3.5
## attr(,"scaled:scale")
## [1] 0.7071068 0.7071068

10.5 Rumus

\[ Z_{ij} = \frac{X_{ij} - \bar{x}_j}{\sigma_j} \]

11 Matriks Korelasi

11.1 Pengertian

Matriks korelasi adalah matriks kovarian yang dinormalisasi, dengan nilai antara -1 dan 1.

11.2 Contoh

Diagonal selalu 1, off-diagonal menunjukkan korelasi linier.

11.3 Interpretasi

Mengukur hubungan linier antar variabel.

11.4 Sintaks R

data <- matrix(c(1,2,3,4), nrow=2)
cor(data)
##      [,1] [,2]
## [1,]    1    1
## [2,]    1    1

11.5 Rumus

\[ R_{ij} = \frac{S_{ij}}{\sqrt{S_{ii} S_{jj}}} \]

12 Sekian, terima kasih!! 😉