Split Plot RAKL

Uiwang Nur Thoriq

2025-09-07

Akses Data di sini:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1Vy3fnvyHrovL_0IK2r17H9hOX232P7a2G8GA-0-3iA0/edit?usp=sharing

Rancangan split plot (petak terpisah) RAKL mirip dengan rancangan split plot RAL yaitubentuk khusus dari rancangan faktorial dimana kombinasi perlakuan diacak secara bertahap.
Pada rancangan ini terdapat ketidakhomogenan pada kondisi unit percobaan dari satu arah.
Rancangan ini dapat diterapkan karena adanya:
1. Perbedaan tingkatan kepentingan dari faktor-faktor dalam percobaan. Pada rancangan split plot, faktor dibagi ke petak utama dan anak petak, dimana anak petak merupakan faktor yang lebih diutamakan.
2. Pengembangan dari percobaan yang telah berjalan.
3. Kendala teknis pengacakan di lapangan. Misal: tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna.

Pengacakan dan Layout Percobaan

Pengacakan dilakukan secara bertahap:
1. Tentukan blok atau pengelompokan.
2. Faktor yang ditempatkan sebagai petak utama diacak terlebih dahulu ke masing-masing blok (menyediakan petak sebanyak taraf petak utama di masing-masing kelompok, dalam petak tersebut terdapat unit percobaan sebanyak taraf anak petak).
3. Faktor yang ditempatkan sebagai anak petak diacak pada setiap petak utama.

Contoh Kasus

Suatu percobaan tentang respon empat varietas kedelai (V0, V1, V2, dan V3) pada tiga jenis pengolahan lahan yaitu tanpa olah tanah (T0), Bajak sapi (T1), dan Hand traktor (T2) terhadap hasil biji kering (ton/ha). Percobaan ini menggunakan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 3 kelompok dan terdapat pembagian petak menjadi petak utama dan anak petak dengan pengolahan lahan sebagai petak utama.

Cara 1

Varietas<-c("V0","V1","V2","V3")
Tanah<-c("T0","T1","T2")

library(agricolae)

BaganSPRAK<-design.split(Tanah,Varietas,r=3, design="rcbd",serie = 0,
                     seed = 020, kinds = "Super-Duper",
                     first=TRUE,randomization=TRUE)
BaganSPRAK$book
##    plots splots block Tanah Varietas
## 1      1      1     1    T1       V1
## 2      1      2     1    T1       V0
## 3      1      3     1    T1       V3
## 4      1      4     1    T1       V2
## 5      2      1     1    T0       V1
## 6      2      2     1    T0       V2
## 7      2      3     1    T0       V3
## 8      2      4     1    T0       V0
## 9      3      1     1    T2       V2
## 10     3      2     1    T2       V1
## 11     3      3     1    T2       V3
## 12     3      4     1    T2       V0
## 13     4      1     2    T2       V3
## 14     4      2     2    T2       V2
## 15     4      3     2    T2       V0
## 16     4      4     2    T2       V1
## 17     5      1     2    T1       V0
## 18     5      2     2    T1       V2
## 19     5      3     2    T1       V1
## 20     5      4     2    T1       V3
## 21     6      1     2    T0       V0
## 22     6      2     2    T0       V2
## 23     6      3     2    T0       V1
## 24     6      4     2    T0       V3
## 25     7      1     3    T1       V3
## 26     7      2     3    T1       V0
## 27     7      3     3    T1       V1
## 28     7      4     3    T1       V2
## 29     8      1     3    T2       V2
## 30     8      2     3    T2       V0
## 31     8      3     3    T2       V3
## 32     8      4     3    T2       V1
## 33     9      1     3    T0       V1
## 34     9      2     3    T0       V0
## 35     9      3     3    T0       V3
## 36     9      4     3    T0       V2

Cara 2

library(edibble)

DesignSPRAK<-design(name="Hasil Biji Kering") %>%
  set_units(blok=3,
            mainplot=nested_in(blok,3),
            subplot=nested_in(mainplot, 4)) %>%
  set_trts(tanah=Tanah,
           varietas=Varietas) %>%
  allot_trts(tanah~mainplot,
             varietas~subplot) %>%
  assign_trts("random", seed=020) %>% serve_table

DesignSPRAK
## # An edibble: 36 x 5
##      blok  mainplot   subplot  tanah varietas
##    <U(3)>    <U(9)>   <U(36)> <T(3)>   <T(4)>
##     <chr>     <chr>     <chr>  <chr>    <chr>
##  1  blok1 mainplot1 subplot01     T2       V3
##  2  blok1 mainplot1 subplot02     T2       V0
##  3  blok1 mainplot1 subplot03     T2       V1
##  4  blok1 mainplot1 subplot04     T2       V2
##  5  blok1 mainplot2 subplot05     T1       V3
##  6  blok1 mainplot2 subplot06     T1       V1
##  7  blok1 mainplot2 subplot07     T1       V0
##  8  blok1 mainplot2 subplot08     T1       V2
##  9  blok1 mainplot3 subplot09     T0       V1
## 10  blok1 mainplot3 subplot10     T0       V2
## # ℹ 26 more rows
deggust::autoplot(DesignSPRAK)

Model Linear

\[ Y_{ijk}=\mu+\alpha_i+K_k+\delta_{ik}+\beta_j+(\alpha\beta)_{ij}+ε_{ijk} \]

Keterangan:
\(Y_{ijk}\) = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, dan kelompok ke-k.
\(\mu\) = komponen aditif dari rataan umum.
\(\alpha_i\) = pengaruh utama faktor A.
\(K_k\) = pengaruh utama kelompok.
\(\beta_j\) = pengaruh utama faktor B.
\((\alpha\beta)_{ij}\) = komponen interaksi dari faktor A dan faktor B.
\(\delta_{ik}\) = komponen acak dari petak utama yang menyebar Normal.
\(ε_{ijk}\) = pengaruh acak dari anak petak yang menyebar Normal.

Hipotesis

Pengaruh petak utama (faktor A):

\(H_0\) : \(\alpha_1=\alpha_2=...=\alpha_a=0\) (Faktor A tidak berpengaruh terhadap respon).

\(H_1\) : Minimal ada satu i dimana \(\alpha_i≠0\).

Pengaruh anak petak (faktor B):

\(H_0\) : \(\beta_1=\beta_2=...=\beta_b=0\) (faktor B tidak berpengaruh terhadap respon).

\(H_1\) : Minimal ada satu j dimana \(\beta_j≠0\).

Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B:

\(H_0\) : \((\alpha\beta)_{11}=(\alpha\beta)_{12}=...=(\alpha\beta)_{ab}=0\) (Interaksi dari faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh terhadap respon).

\(H_1\) : Minimal ada sepasang (i,j) dimana \((\alpha\beta)_{ij}≠0\).

Pengaruh kelompok:

\(H_0\) : \(K_1=K_2=...=K_k=0\) (Kelompok tidak berpengaruh terhadap respon).

\(H_1\) : Minimal ada satu k dimana \(K_k≠0\)

Import Data

library(readxl)
DataHasilBiji<-read_xlsx("D:/Rancob/DataFull.xlsx",sheet="SplitPlot-RAKL")
DataHasilBiji
## # A tibble: 36 × 4
##    Tanah Kelompok Varietas HasilBiji
##    <chr>    <dbl> <chr>        <dbl>
##  1 T0           1 V0            1.1 
##  2 T0           1 V1            1.25
##  3 T0           1 V2            1.16
##  4 T0           1 V3            1.24
##  5 T1           1 V0            1.5 
##  6 T1           1 V1            1.48
##  7 T1           1 V2            1.6 
##  8 T1           1 V3            1.65
##  9 T2           1 V0            1.49
## 10 T2           1 V1            1.52
## # ℹ 26 more rows

ANOVA

DataHasilBiji$Tanah<-as.factor(DataHasilBiji$Tanah)
DataHasilBiji$Varietas<-as.factor(DataHasilBiji$Varietas)
DataHasilBiji$Kelompok<-as.factor(DataHasilBiji$Kelompok)
AnovaHasilBiji<-aov(HasilBiji~Tanah*Varietas+Kelompok+Error(Kelompok:Tanah),data=DataHasilBiji)
summary(AnovaHasilBiji)
## 
## Error: Kelompok:Tanah
##           Df Sum Sq Mean Sq F value   Pr(>F)    
## Tanah      2 1.3102  0.6551 458.827 1.88e-05 ***
## Kelompok   2 0.0252  0.0126   8.827   0.0341 *  
## Residuals  4 0.0057  0.0014                     
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Error: Within
##                Df  Sum Sq Mean Sq F value   Pr(>F)    
## Varietas        3 0.10992 0.03664   75.37 2.19e-10 ***
## Tanah:Varietas  6 0.04831 0.00805   16.56 1.92e-06 ***
## Residuals      18 0.00875 0.00049                     
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
qf(0.05,2,4,lower.tail = FALSE)
## [1] 6.944272
qf(0.05,3,18,lower.tail = FALSE)
## [1] 3.159908
qf(0.05,6,18,lower.tail = FALSE)
## [1] 2.661305

Pengaruh Petak Utama (Pengolahan Tanah (A)) Fhitung = 458.827 > Ftabel (0.05,2,4) = 6.94 maka tolak H0 , artinya Petak Utama (Pengolahan Tanah) berpengaruh terhadap hasil biji kering (kg/ha) pada taraf nyata 5%.

Pengaruh Anak Petak (Varietas (B)) Fhitung = 75.37> Ftabel (0.05, 3, 18) = 3.16, maka tolak H0 , artinya Anak Petak(Varietas) berpengaruh terhadap hasil biji kering(kg/ha) pada taraf nyata 5%.

Pengaruh Interaksi Pengolahan Tanah dan Varietas Fhitung = 16.56 > Ftabel (0.05, 6, 18) = 2.66, maka tolak H0 , artinya interaksi antara pengolahan tanah dan varietas berpengaruh terhadap hasil biji kering(kg/ha) pada taraf nyata 5%.

Pengaruh Pengelompokan Fhitung = 8.827 > Ftabel (0.05,2,4) = 6.94, maka tolak H0 , artinya Pengelompokkan berpengaruh terhadap hasil biji kering(kg/ha) pada taraf nyata 5%.

Contoh Uji Lanjut dengan Polynomial Orthogonal

contrasts(DataHasilBiji$Varietas)<-contr.poly(levels(DataHasilBiji$Varietas))
summary(AnovaHasilBiji,split=list(Varietas=list("Linear"=1, "Kuadratik"=2,"Kubik"=3)))
## 
## Error: Kelompok:Tanah
##           Df Sum Sq Mean Sq F value   Pr(>F)    
## Tanah      2 1.3102  0.6551 458.827 1.88e-05 ***
## Kelompok   2 0.0252  0.0126   8.827   0.0341 *  
## Residuals  4 0.0057  0.0014                     
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Error: Within
##                             Df  Sum Sq Mean Sq F value   Pr(>F)    
## Varietas                     3 0.10992 0.03664  75.373 2.19e-10 ***
##   Varietas: Linear           1 0.00156 0.00156   3.202  0.09039 .  
##   Varietas: Kuadratik        1 0.00409 0.00409   8.415  0.00953 ** 
##   Varietas: Kubik            1 0.10427 0.10427 214.503 1.92e-11 ***
## Tanah:Varietas               6 0.04831 0.00805  16.562 1.92e-06 ***
##   Tanah:Varietas: Linear     2 0.03202 0.01601  32.939 9.65e-07 ***
##   Tanah:Varietas: Kuadratik  2 0.00010 0.00005   0.107  0.89939    
##   Tanah:Varietas: Kubik      2 0.01618 0.00809  16.640 8.09e-05 ***
## Residuals                   18 0.00875 0.00049                     
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

Berdasarkan hasil uji lanjut tersebut, terlihat bahwa pengaruh varietas dapat berpola kuadratik atau kubik. Selain varietas dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi antara varietas dengan pengolahan tanah dapat berpola linear atau kubik.