KOMPUTASI STATISTIKA

Untuk Membuat Data Nama-Nama Kelas A

Untuk memasukan data nama-nama kelas A dengan cara matriks dengan menginput data ke dalam coding seperti: nama_a <-c(“Ahmad”, “Aisyah”, “Amanda”, “Ananda”, “Afifah”, “Azis”, “Adit”, “Apis”, “Aqil”, “Alim”)

nama_a <-c("Ahmad", "Aisyah", "Amanda", "Ananda", "Afifah", "Azis", "Adit", "Apis", "Aqil", "Alim")

Untuk Memanggil Data Nama-Nama Kelas A

Untuk memnaggil data dengan cara nama_a

nama_a
##  [1] "Ahmad"  "Aisyah" "Amanda" "Ananda" "Afifah" "Azis"   "Adit"   "Apis"  
##  [9] "Aqil"   "Alim"

Membuat Data Nama Kelas B

Untuk memasukan data nama-nama kelas b dengan cara matriks dengan menginput data ke dalam coding seperti: nama_b <-c(“Alwan”, “Putri”, “Fitri”, “Rifal”, “Aura”, “Ibrahim”, “Pratama”, “Agusty”, “Risna”, “Insan”)

nama_b <-c("Alwan", "Putri", "Fitri", "Rifal", "Aura", "Ibrahim", "Pratama", "Agusty", "Risna", "Insan")

Untuk Memanggil Data Nama Kelas B

Untuk memnaggil data dengan cara nama_b

nama_b
##  [1] "Alwan"   "Putri"   "Fitri"   "Rifal"   "Aura"    "Ibrahim" "Pratama"
##  [8] "Agusty"  "Risna"   "Insan"

Membuat Data Berat Badan Kelas A

Untuk memasukan data berat badan kelas A dengan cara matriks dengan menginput data ke dalam coding seperti: bb_a <-c(56,54,57,61,60,59,58,62,53,63)

bb_a <-c(56,54,57,61,60,59,58,62,53,63)

Untuk Memanggil Data Berat Badan Kelas A

Untuk memnaggil data dengan cara bb_a

bb_a
##  [1] 56 54 57 61 60 59 58 62 53 63

Membuat Data Berat Badan Kelas B

Untuk memasukan data berat badan kelas b dengan cara matriks dengan menginput data ke dalam coding seperti: bb_b <- c(57,56,54,58,50,59,64,62,50,54)

bb_b <- c(57,56,54,58,50,59,64,62,50,54)

Untuk Memanggil Data Berat Badan Kelas B

Untuk memanggil data dengan cara bb_b

bb_b
##  [1] 57 56 54 58 50 59 64 62 50 54

Membuat Data Tinngi Badan Kelas A

Untuk memasukan data tinggi badan kelas A dengan cara matriks dengan menginput data ke dalam coding seperti: tb_a <- c(159,158,170,160,163,165,167,170,168,165)

 tb_a <- c(159,158,170,160,163,165,167,170,168,165)

Untuk Memanggil Data Tinggi Badan Kelas A

Untuk memnaggil data dengan cara tb_a

tb_a
##  [1] 159 158 170 160 163 165 167 170 168 165

Membuat Data Tinngi Badan Kelas B

Untuk memasukan data tinggi badan kelas b dengan cara matriks dengan menginput data ke dalam coding seperti: tb_b <- c(170,157,169,156,159,165,163,165,168,165)

tb_b <- c(170,157,169,156,159,165,163,165,168,165)

## Untuk Memanggil Data Tinggi Badan Kelas B Untuk memnaggil data dengan cara tb_b

tb_b
##  [1] 170 157 169 156 159 165 163 165 168 165

Untuk Menyatukan Nama, Berat Badan dan Tinggi Badan Kelas A

Fungsi untuk menyatukan 3 matriks menjadi 1 matriks dengan cara codingan kela_A <- data.frame(nama_a, bb_a, tb_a)

kelas_A <- data.frame(nama_a, bb_a, tb_a)
kelas_A
##    nama_a bb_a tb_a
## 1   Ahmad   56  159
## 2  Aisyah   54  158
## 3  Amanda   57  170
## 4  Ananda   61  160
## 5  Afifah   60  163
## 6    Azis   59  165
## 7    Adit   58  167
## 8    Apis   62  170
## 9    Aqil   53  168
## 10   Alim   63  165

Untuk Menyatukan Nama, Berat Badan dan Tinggi Badan Kelas B

Fungsi untuk menyatukan 3 matriks menjadi 1 matriks dengan cara codingan kelas_B <- data.frame(nama_b, bb_b, tb_b)

kelas_B <- data.frame(nama_a, bb_b, tb_b)
kelas_B
##    nama_a bb_b tb_b
## 1   Ahmad   57  170
## 2  Aisyah   56  157
## 3  Amanda   54  169
## 4  Ananda   58  156
## 5  Afifah   50  159
## 6    Azis   59  165
## 7    Adit   64  163
## 8    Apis   62  165
## 9    Aqil   50  168
## 10   Alim   54  165

Fungsi Untuk Mengetahui Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif adalah cabang statistika yang berfokus pada pengumpulan, penyajian, dan deskripsi data tanpa membuat generalisasi atau kesimpulan untuk populasi yang lebih besar. Ini melibatkan penggunaan tabel, grafik, dan ukuran numerik untuk meringkas dan menjelaskan karakteristik utama dari kumpulan data. ## Fungsi Untuk Mencari Mean (rata-rata) Untuk mencari rata rata tinngi badan dan berat badan kelas A dengan cara mean_bba <- mean(kelas_A\(bb_a) mean_tba <- mean(kelas_A\)tb_a)

mean_bba <- mean(kelas_A$bb_a)
cat("rata rata berat badan kelas A", mean_bba, "kg")
## rata rata berat badan kelas A 58.3 kg
mean_tba <- mean(kelas_A$tb_a)
cat("rata rata tinggi badan kelas A", mean_tba, "cm")
## rata rata tinggi badan kelas A 164.5 cm

Fungsi Untuk Mencari Mean (rata-rata)

Untuk mencari rata rata tinngi badan dan berat badan kelas b dengan cara mean_bbb <- mean(kelas_B\(bb_b) mean_tbb <- mean(kelas_B\)tb_b)

mean_bbb <- mean(kelas_B$bb_b)
cat("rata rata berat badan kelas A", mean_bbb, "kg")
## rata rata berat badan kelas A 56.4 kg
mean_tbb <- mean(kelas_B$tb_b)
cat("rata rata tinggi badan kelas A", mean_tbb, "cm")
## rata rata tinggi badan kelas A 163.7 cm

Fungsi Untuk Mencari Median (nilai tengah)

Untuk mencari median (nilai tengah) tinngi badan dan berat badan kelas A dengan cara median_bba <- median(kelas_A\(bb_a) median_tba <- median(kelas_A\)tb_a)

median_bba <- median(kelas_A$bb_a)
cat("Nilai tengah berat badan kelas A", median_bba, "kg")
## Nilai tengah berat badan kelas A 58.5 kg
median_tba <- median(kelas_A$tb_a)
cat("Nilai Tengah tinggi badan kelas A", median_tba, "cm")
## Nilai Tengah tinggi badan kelas A 165 cm

Fungsi Untuk Mencari Median (nilai tengah)

Untuk mencari median (nilai tengah) tinngi badan dan berat badan kelas B dengan cara median_bbb <- median(kelas_B\(bb_b) median_tbb <- median(kelas_B\)tb_b)

median_bbb <- median(kelas_B$bb_b)
cat("Nilai tengah berat badan kelas B", median_bbb, "kg")
## Nilai tengah berat badan kelas B 56.5 kg
median_tbb <- median(kelas_B$tb_b)
cat("Nilai Tengah tinggi badan kelas B", median_tbb, "cm")
## Nilai Tengah tinggi badan kelas B 165 cm

Fungsi Untuk Melihat Modus Dari Data

Untuk melihat modus (bilai sering muncul) tinngi badan dan berat badan pada data kelas A

modus <- function(x) {
ux <- unique(x)
ux[which.max(tabulate(match(x, ux)))]
}
modus_bba <- modus(bb_a)
cat("Nilai yang sering muncul pada berat badan kelas A", modus_bba, "kg", "\n")
## Nilai yang sering muncul pada berat badan kelas A 56 kg
modus <- function(x) {
ux <- unique(x)
ux[which.max(tabulate(match(x, ux)))]
}
modus_tba <- modus(tb_a)
cat("Nilai yang sering muncul pada tinggi badan kelas A", modus_tba, "kg", "\n")
## Nilai yang sering muncul pada tinggi badan kelas A 170 kg

Fungsi Untuk Melihat Modus Dari Data

Untuk melihat modus (bilai sering muncul) tinngi badan dan berat badan pada data kelas B

modus <- function(x) {
ux <- unique(x)
ux[which.max(tabulate(match(x, ux)))]
}
modus_bbb <- modus(bb_b)
cat("Nilai yang sering muncul pada berat badan kelas B", modus_bbb, "kg", "\n")
## Nilai yang sering muncul pada berat badan kelas B 54 kg
modus <- function(x) {
ux <- unique(x)
ux[which.max(tabulate(match(x, ux)))]
}
modus_tbb <- modus(tb_b)
cat("Nilai yang sering muncul pada tinggi badan kelas B", modus_tbb, "kg", "\n")
## Nilai yang sering muncul pada tinggi badan kelas B 165 kg

Fungsi Untuk Mencari Range

Untuk menentukan rane dari suatu data tunggal dengan cara mengurangi nilai tertinggi degan nilai terrendah.

range_bba <- range(bb_a)
cat("range berat badan di kelas A:", range_bba, "\n")
## range berat badan di kelas A: 53 63
range_tba <- range(tb_a)
cat("range tinggi badan di kelas A:", range_tba, "\n")
## range tinggi badan di kelas A: 158 170

Fungsi Untuk Mencari Range

Untuk menentukan rane dari suatu data tunggal dengan cara mengurangi nilai tertinggi degan nilai terrendah.

range_bbb <- range(bb_b)
cat("range berat badan di kelas B:", range_bbb, "\n")
## range berat badan di kelas B: 50 64
range_tbb <- range(tb_b)
cat("range tinggi badan di kelas B:", range_tbb, "\n")
## range tinggi badan di kelas B: 156 170

Fungsi Untuk menentukan Nilai Standar Deviasi

Untuk menentuka nilai standar deviasi data tunggal populasi akar dari variansi menggunakan R studio dengan cara

sd_bba <- sd(bb_a)
cat("Standar Deviasi berat badan di kelas A:", sd_bba, "\n")
## Standar Deviasi berat badan di kelas A: 3.335
sd_tba <- sd(tb_a)
cat("Standar Deviasi tinggi badan di kelas A:", sd_tba, "\n")
## Standar Deviasi tinggi badan di kelas A: 4.403282

Fungsi Untuk menentukan Nilai Standar Deviasi

Untuk menentuka nilai standar deviasi data tunggal populasi akar dari variansi menggunakan R studio dengan cara

sd_bbb <- sd(bb_b)
cat("Standar Deviasi berat badan di kelas B:", sd_bbb, "\n")
## Standar Deviasi berat badan di kelas B: 4.623611
sd_tbb <- sd(tb_b)
cat("Standar Deviasi tinggi badan di kelas B:", sd_tbb, "\n")
## Standar Deviasi tinggi badan di kelas B: 4.922736

Fungsi Untuk menentukan Nilai Variansi

Untuk menentuka nilai varian data tunggal populasi menggunakan R studio dengan cara

sd_bba <- sd(bb_a)
cat("Nilai variansi berat badan di kelas A:", sd_bba, "\n")
## Nilai variansi berat badan di kelas A: 3.335
sd_tba <- sd(tb_a)
cat("Nilai Variansi tinggi badan di kelas A:", sd_tba, "\n")
## Nilai Variansi tinggi badan di kelas A: 4.403282

Fungsi Untuk menentukan Nilai Variansi

Untuk menentuka nilai varian data tunggal populasi menggunakan R studio dengan cara

sd_bbb <- sd(bb_b)
cat("Nilai variansi berat badan di kelas B:", sd_bbb, "\n")
## Nilai variansi berat badan di kelas B: 4.623611
sd_tbb <- sd(tb_b)
cat("Nilai Variansi tinggi badan di kelas B:", sd_tbb, "\n")
## Nilai Variansi tinggi badan di kelas B: 4.922736

Visualisasi Data

Untuk memahami sebaran data dan mengidentifikasi karakteristiknya, kita akan menggunakan dua jenis visualisasi: histogram dan boxplot.

Histogram

Untuk melihat data dengan mudah dipahami dengan mengunakan histogram

hist(kelas_A$bb_a, col = "Skyblue", main = "Histogram Berat Badan kelas A", xlab = "Berat badan(kg)")

hist(kelas_A$tb_a, col = "Skyblue", main = "Histogram Tinggi Badan kelas A", xlab = "Tinggi badan(cm)")

hist(kelas_B$bb_b, col = "Yellow", main = "Histogram Berat Badan kelas B", xlab = "Berat badan(kg)")

hist(kelas_B$tb_b, col = "Yellow", main = "Histogram Tinggi Badan kelas B", xlab = "Tinggi badan(cm)")

Fungsi Untuk Membuat BoxPlot Pada Data

Untuk melihat outlier (pencilan) pada data dengan cara menjadikan histogram pada data

boxplot(kelas_A$bb_a, horizontal = TRUE,
main = "Boxplot Berat Badan Mahasiswa Kelas A",
col = "coral")

boxplot(kelas_A$tb_a, horizontal = TRUE,
main = "Boxplot Tinggi Badan Mahasiswa Kelas A",
col = "coral")

Fungsi Untuk Membuat BoxPlot Pada Data

Untuk melihat outlier (pencilan) pada data dengan cara menjadikan histogram pada data

boxplot(kelas_B$bb_b, horizontal = TRUE,
main = "Boxplot Berat Badan Mahasiswa Kelas B",
col = "Pink")

boxplot(kelas_B$tb_b, horizontal = TRUE,
main = "Boxplot Tinggi Badan Mahasiswa Kelas B",
col = "Pink")

Fungsi Untuk Mengetahui Hubungan Data

Untuk mengetahui hubungan data tinggi badan dengan berat badan pada R studio dengan cara

plotA <-plot(kelas_A$tb_a, kelas_A$bb_a, type = "o", col = " blue", main = "Grafik Sederhana", xlab = "X", ylab = "y")

model <- lm(kelas_A$tb_a ~ kelas_A$bb_a)
summary(model)
## 
## Call:
## lm(formula = kelas_A$tb_a ~ kelas_A$bb_a)
## 
## Residuals:
##     Min      1Q  Median      3Q     Max 
## -5.5335 -4.2078 -0.1069  4.1431  5.7922 
## 
## Coefficients:
##              Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
## (Intercept)  151.3956    26.8569   5.637 0.000489 ***
## kelas_A$bb_a   0.2248     0.4600   0.489 0.638202    
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Residual standard error: 4.602 on 8 degrees of freedom
## Multiple R-squared:  0.02898,    Adjusted R-squared:  -0.09239 
## F-statistic: 0.2388 on 1 and 8 DF,  p-value: 0.6382

Penarikan Kesimpulan

Dari Uji Statistika maka tidak ada pengaruh yang signifikan tinggi badan terhadap berat badan di kelas A. Sehingga berat badan di kelas A tidak dipengaruhi oleh tinggi badan siswa kelas A. Range berat badan di kelas A yaitu 12 dan range tinggi badan nya 12.

Fungsi Untuk Mengetahui Hubungan Data

Untuk mengetahui hubungan data tinggi badan dengan berat badan pada R studio dengan cara di kelas B

plotA <-plot(kelas_B$tb_b, kelas_B$bb_b, type = "o", col = " orange ", main = "Grafik Sederhana", xlab = "X", ylab = "y")

model <- lm(kelas_B$tb_b ~ kelas_B$bb_b)
summary(model)
## 
## Call:
## lm(formula = kelas_B$tb_b ~ kelas_B$bb_b)
## 
## Residuals:
##    Min     1Q Median     3Q    Max 
## -7.585 -3.908  1.307  3.306  6.343 
## 
## Coefficients:
##               Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
## (Intercept)  167.74532   21.24619   7.895  4.8e-05 ***
## kelas_B$bb_b  -0.07173    0.37557  -0.191    0.853    
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Residual standard error: 5.209 on 8 degrees of freedom
## Multiple R-squared:  0.004538,   Adjusted R-squared:  -0.1199 
## F-statistic: 0.03647 on 1 and 8 DF,  p-value: 0.8533

Penarikan Kesimpulan

Dari Uji Statistika maka tidaak ada pengaruh yang signifikan tinggi badan terhadap berat badan di kelas B. Sehingga berat badan siswa di kelas B tidak ada di pengaruhi oleh tinggi badan siswa kelas B. Dari analisis di di dapat rane berat badan kelas B yaitu 14 dan range tinggi badan kelas B 14