🪄 Nomor 1 🪄

Langkah 1: Masukkan data sampel ke dalam dua vektor terpisah

sebelum <- c(50, 55, 48, 60, 52, 58, 45, 53, 56, 59)
sesudah <- c(48, 50, 47, 55, 53, 54, 40, 52, 56, 56)

Langkah 2: Tentukan nilai rata-rata selisih hipotesis (mu) dan tingkat signifikansi (alpha)

mu_hipotesis_selisih <- 0
alpha <- 0.05

Langkah 3: Lakukan Uji-t Sampel Berpasangan (Paired t-test)

hasil_uji <- t.test(sebelum, sesudah,
                    alternative = "two.sided",
                    mu = mu_hipotesis_selisih,
                    paired = TRUE)

Langkah 4: Hitung nilai t-kritis (ada dua untuk uji dua arah)

df <- hasil_uji$parameter
t_kritis_atas <- qt(p = alpha/2, df = df, lower.tail = FALSE)
t_kritis_bawah <- qt(p = alpha/2, df = df, lower.tail = TRUE)

Langkah 5: Ekstrak nilai t-hitung dan p-value

t_hitung <- hasil_uji$statistic
p_value <- hasil_uji$p.value

— Cetak hasil lengkap —

cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---
cat("Data 'Sebelum':", paste(sebelum, collapse = ", "), "\n")
## Data 'Sebelum': 50, 55, 48, 60, 52, 58, 45, 53, 56, 59
cat("Data 'Sesudah':", paste(sesudah, collapse = ", "), "\n")
## Data 'Sesudah': 48, 50, 47, 55, 53, 54, 40, 52, 56, 56
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): Rata-rata selisih (penurunan) = 4.5 Kg\n")
## Hipotesis Nol (H0): Rata-rata selisih (penurunan) = 4.5 Kg
cat("Hipotesis Alternatif (H1): Rata-rata selisih (penurunan) ≠ 4.5 Kg\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): Rata-rata selisih (penurunan) ≠ 4.5 Kg
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.05
cat(sprintf("T-Hitung (t-statistic): %.4f\n", t_hitung))
## T-Hitung (t-statistic): 3.5553
cat(sprintf("T-Kritis (Batas Bawah & Atas): %.4f & %.4f\n", t_kritis_bawah, t_kritis_atas))
## T-Kritis (Batas Bawah & Atas): -2.2622 & 2.2622
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.0062
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat("Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
## Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {
  cat(sprintf("Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf("Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
## Karena P-value (0.0062) <= alpha (0.05), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan T-Statistik —

cat("\nKeputusan berdasarkan T-Statistik:\n")
## 
## Keputusan berdasarkan T-Statistik:
if (t_hitung < t_kritis_bawah || t_hitung > t_kritis_atas) {
  cat(sprintf("Karena T-Hitung (%.4f) berada di luar rentang T-Kritis (%.4f sampai %.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", t_hitung, t_kritis_bawah, t_kritis_atas))
} else {
  cat(sprintf("Karena T-Hitung (%.4f) berada di dalam rentang T-Kritis (%.4f sampai %.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", t_hitung, t_kritis_bawah, t_kritis_atas))
}
## Karena T-Hitung (3.5553) berada di luar rentang T-Kritis (-2.2622 sampai 2.2622), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN:\n")
## 
## KESIMPULAN:
if (p_value <= alpha) {
  cat("Pada taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan pelumas SynthoLube 9000 memberikan pengaruh signifikan terhadap konsumsi energi mesin tempa.\n")
} else {
  cat("Pada taraf nyata 5%, tidak terdapat cukup bukti untuk menyatakan pelumas SynthoLube 9000 memberikan pengaruh signifikan terhadap konsumsi energi mesin tempa
 (klaim diterima).\n")
}
## Pada taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan pelumas SynthoLube 9000 memberikan pengaruh signifikan terhadap konsumsi energi mesin tempa.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 1 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 2 🪄

Langkah 1: Masukkan data sampel ke dalam dua vektor terpisah

kelompok1 <- c(4.0, 5.5, 4.2, 5.3, 4.5, 5.0, 4.6, 5.1)
# pupuk BioSubur
kelompok2 <- c(5.2, 4.5, 5.5, 4.8, 5.0, 5.3, 4.6, 5.4, 4.7, 5.0)
# pupuk NutriPrima

Langkah 2: Tentukan tingkat signifikansi (alpha)

alpha <- 0.10

Langkah 3: Lakukan Uji-t dua sampel (Welch’s t-test)

hasil_uji <- t.test(kelompok1, kelompok2, alternative = "greater", var.equal = FALSE) 

Langkah 4:Hitung nilai t-kritis untuk uji sisi kanan

df <- hasil_uji$parameter 
t_kritis <- qt(p = alpha, df = df, lower.tail= FALSE)

Langkah 5: Ekstrak nilai t-hitung dan p-value

t_hitung <-hasil_uji$statistic
p_value <- hasil_uji$p.value

— Cetak hasil lengkap —

cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---
cat("Data Kelompok I (Dalam Negeri):", paste(kelompok1, collapse = ", "), "\n")
## Data Kelompok I (Dalam Negeri): 4, 5.5, 4.2, 5.3, 4.5, 5, 4.6, 5.1
cat(sprintf(" Rata-rata Kelompok I: %.2f\n", mean(kelompok1)))
##  Rata-rata Kelompok I: 4.78
cat("Data Kelompok II (Impor): ", paste(kelompok2, collapse = ", "), "\n")
## Data Kelompok II (Impor):  5.2, 4.5, 5.5, 4.8, 5, 5.3, 4.6, 5.4, 4.7, 5
cat(sprintf(" Rata-rata Kelompok II: %.2f\n", mean(kelompok2)))
##  Rata-rata Kelompok II: 5.00
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): μ1 ≥ μ2\n")
## Hipotesis Nol (H0): μ1 ≥ μ2
cat("Hipotesis Alternatif (H1): μ1 > μ2\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): μ1 > μ2
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.10
cat(sprintf("T-Hitung (t-statistic): %.4f\n", t_hitung))
## T-Hitung (t-statistic): -1.0310
cat(sprintf("T-Kritis (t-critical): %.4f\n", t_kritis))
## T-Kritis (t-critical): 1.3597
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.8381
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat(" Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
##  Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
##  Karena P-value (0.8381) > alpha (0.10), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan T-Statistik —

cat("\n Keputusan berdasarkan T-Statistik:\n")
## 
##  Keputusan berdasarkan T-Statistik:
if (t_hitung < -t_kritis) {
  cat(sprintf(" Karena T-Hitung (%.4f) < T-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", t_hitung, -t_kritis))
} else {
  cat(sprintf(" Karena T-Hitung (%.4f) >= T-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", t_hitung, -t_kritis))
}
##  Karena T-Hitung (-1.0310) >= T-Kritis (-1.3597), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN :\n")
## 
## KESIMPULAN :
if (p_value <= alpha) {
  cat("Pada taraf nyata 10%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan rata-rata hasil panen pupuk BioSubur lebih rendah dari NutriPrima secara signifikan.\n")
} else {
  cat("Pada taraf nyata 10%, belum terdapat cukup bukti untuk menyatakan rata-rata hasil panen pupuk BioSubur lebih rendah dari NutriPrima secara signifikan.\n")
}
## Pada taraf nyata 10%, belum terdapat cukup bukti untuk menyatakan rata-rata hasil panen pupuk BioSubur lebih rendah dari NutriPrima secara signifikan.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 2 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 3 🪄

— Data Diketahui —

x_bar <- 84           
mu_0 <- 80           
s <- 9                
n <- 9             
df <- n - 1          
alpha <- 0.05     

— Hitung Statistik Uji t —

t_hitung <- (x_bar - mu_0) / (s / sqrt(n))

— Nilai t Kritis (satu arah, ekor kanan) —

t_kritis <- qt(1 - alpha, df)

— Hitung P-Value —

p_value <- 1 - pt(t_hitung, df)

— Tampilkan Hasil —

cat("--- Hasil Uji Hipotesis Satu Arah (Ekor Kanan) ---\n\n")
## --- Hasil Uji Hipotesis Satu Arah (Ekor Kanan) ---
cat(sprintf("Rata-rata Sampel (x̄): %.2f\n", x_bar))
## Rata-rata Sampel (x̄): 84.00
cat(sprintf("Hipotesis Nol (H₀): μ ≤ %.2f\n", mu_0))
## Hipotesis Nol (H₀): μ ≤ 80.00
cat(sprintf("Hipotesis Alternatif (H₁): μ > %.2f\n", mu_0))
## Hipotesis Alternatif (H₁): μ > 80.00
cat(sprintf("Ukuran Sampel (n): %d\n", n))
## Ukuran Sampel (n): 9
cat(sprintf("Simpangan Baku Sampel (s): %.2f\n", s))
## Simpangan Baku Sampel (s): 9.00
cat(sprintf("Derajat Bebas (df): %d\n", df))
## Derajat Bebas (df): 8
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.05
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("t-Hitung: %.4f\n", t_hitung))
## t-Hitung: 1.3333
cat(sprintf("t-Kritis: %.4f\n", t_kritis))
## t-Kritis: 1.8595
cat(sprintf("P-value : %.6f\n", p_value))
## P-value : 0.109569
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 3 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 4 🪄

— Data —

data_skor <- c(35, 40, 48, 55, 60, 65, 70, 75, 82, 88, 95, 100 )
n <- length(data_skor)
alpha <- 0.10
s2 <- var(data_skor)
sigma0_2 <- 150
df <- n - 1

— Hitung Statistik Uji —

chi2_hitung <- (df * s2) / sigma0_2

— Nilai Kritis —

chi2_kritis <- qchisq(1 - alpha, df)

— P-value —

p_value <- 1 - pchisq(chi2_hitung, df)

— Tampilkan Hasil —

cat(sprintf("Ragam Sampel (s²): %.2f\n", s2))  # Akan tercetak: 446.93
## Ragam Sampel (s²): 446.93
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): Ragam populasi (σ²) ≤ 150\n")
## Hipotesis Nol (H0): Ragam populasi (σ²) ≤ 150
cat("Hipotesis Alternatif (H1): Ragam populasi (σ²) > 150\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): Ragam populasi (σ²) > 150
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.10
cat(sprintf("Chi-Square Hitung (χ²-statistic): %.2f\n", chi2_hitung))  # Akan tercetak: 32.77
## Chi-Square Hitung (χ²-statistic): 32.77
cat(sprintf("Chi-Square Kritis (χ²-kritis): %.2f\n", chi2_kritis))      # Akan tercetak: 19.68
## Chi-Square Kritis (χ²-kritis): 17.28
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))                                # Sekitar 0.0008
## P-value: 0.0006
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat("Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
## Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {
  cat(sprintf("Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf("Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
## Karena P-value (0.0006) <= alpha (0.10), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan Chi-Square Statistik —

cat("\nKeputusan berdasarkan Chi-Square Statistik:\n")
## 
## Keputusan berdasarkan Chi-Square Statistik:
if (chi2_hitung > chi2_kritis) {
  cat(sprintf("Karena χ²-Hitung (%.2f) > χ²-Kritis (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", chi2_hitung, chi2_kritis))
} else {
  cat(sprintf("Karena χ²-Hitung (%.2f) <= χ²-Kritis (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", chi2_hitung, chi2_kritis))
}
## Karena χ²-Hitung (32.77) > χ²-Kritis (17.28), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN:\n")
## 
## KESIMPULAN:
if (p_value <= alpha) {
  cat("Dengan tingkat kesalahan 10%, terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa ragam sikap masyarakat terhadap kebijakan AI lebih besar dari 150.\n")
} else {
  cat("Dengan tingkat kesalahan 10%, belum terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa ragam sikap masyarakat terhadap kebijakan AI lebih besar dari 150.\n")
}
## Dengan tingkat kesalahan 10%, terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa ragam sikap masyarakat terhadap kebijakan AI lebih besar dari 150.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 4 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 5 🪄

mu0 <- 40       
n <- 36         
x_bar <- 41.2 
sigma <- 3      
alpha <- 0.05  
# Hitung Z-Hitung
z_hitung <- (x_bar - mu0) / (sigma / sqrt(n))
# Hitung Z-Kritis dua arah 
z_kritis <- qnorm(1 - alpha/2)
# Hitung p-value 
p_value <- 2 * (1 - pnorm(abs(z_hitung)))
cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap Hipotesis Dua Arah ---\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap Hipotesis Dua Arah ---
cat(sprintf("Z-Hitung= %.4f\n", z_hitung))
## Z-Hitung= 2.4000
cat(sprintf("Z-Kritis= %.4f (pada alpha/2 = %.3f)\n", z_kritis, alpha/2))
## Z-Kritis= 1.9600 (pada alpha/2 = 0.025)
cat(sprintf("P-value= %.4f\n", p_value))
## P-value= 0.0164
cat(sprintf("Taraf Nyata= %.2f\n", alpha))
## Taraf Nyata= 0.05
cat("\n--- Keputusan Berdasarkan Z-Statistik ---\n")
## 
## --- Keputusan Berdasarkan Z-Statistik ---
if (abs(z_hitung) > z_kritis) {
  cat(sprintf("Karena |Z-Hitung| (%.4f) > Z-Kritis (%.4f), maka H0 DITOLAK.\n", abs(z_hitung), z_kritis))
} else {
  cat(sprintf("Karena |Z-Hitung| (%.4f) <= Z-Kritis (%.4f), maka H0 GAGAL DITOLAK.\n", abs(z_hitung), z_kritis))
}
## Karena |Z-Hitung| (2.4000) > Z-Kritis (1.9600), maka H0 DITOLAK.
cat("\n--- KESIMPULAN ---\n")
## 
## --- KESIMPULAN ---
if (p_value <= alpha) {
  cat("Pada taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti bahwa aditif polimer baru berpengaruh\n")
  cat("terhadap kekuatan tekan beton. Rata-rata kekuatan meningkat secara signifikan\n")
  cat("dari 40 menjadi 41,2 MPa.\n")
} else {
  cat("Pada taraf nyata 5%, tidak terdapat cukup bukti bahwa aditif polimer berpengaruh\n")
  cat("secara signifikan terhadap kekuatan tekan beton.\n")
}
## Pada taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti bahwa aditif polimer baru berpengaruh
## terhadap kekuatan tekan beton. Rata-rata kekuatan meningkat secara signifikan
## dari 40 menjadi 41,2 MPa.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 5 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 6 🪄

p0 <- 0.35
n <- 300
x_bar <- 87 
q0 <- 0.65
alpha <- 0.10 
p_hat <- x_bar / n
#Proporsi sampel
Zp_hat <-x_bar / n
#Rumus Z-Hitung untuk proporsi 
z_hitung<-(p_hat-p0) / sqrt (p0*(1-p0)/n)

Hitung P-value untuk uji sisi kiri

p_value <- pnorm(z_hitung, lower.tail = TRUE)
z_kritis <- qnorm(p=alpha, lower.tail= TRUE)
cat("--- Hasil Uji & INterprestasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & INterprestasi Lengkap ---
cat("Parameter Diketahui: \n")
## Parameter Diketahui:
cat(sprintf(" Jumlah Sampel (n): %d\n", n)) 
##  Jumlah Sampel (n): 300
cat(sprintf(" Jumlah Puas (x_bar): %d\n", x_bar))
##  Jumlah Puas (x_bar): 87
cat(sprintf(" Proporsi Sampel (p̂): %.3f\n", p_hat))
##  Proporsi Sampel (p̂): 0.290
cat("Hipotesis Nol (H0): p ≥ 0.35\n") 
## Hipotesis Nol (H0): p ≥ 0.35
cat("Hipotesis Alternatif (H1): p < 0.35\n") 
## Hipotesis Alternatif (H1): p < 0.35
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha)) 
## Tingkat Signifikansi (α): 0.10
cat(sprintf("Z-Hitung (z-statistic): %.4f\n", z_hitung)) 
## Z-Hitung (z-statistic): -2.1788
cat(sprintf("Z-Kritis (z-critical): %.4f\n", z_kritis)) 
## Z-Kritis (z-critical): -1.2816
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))  
## P-value: 0.0147

— Keputusan berdasarkan Z-Statistik —

cat("\nKeputusan berdasarkan Z-Statistik:\n")
## 
## Keputusan berdasarkan Z-Statistik:
if (z_hitung <= z_kritis) {
  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) <= Z-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", 
              z_hitung, z_kritis))
} else {
  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) > Z-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", 
              z_hitung, z_kritis))
}
##  Karena Z-Hitung (-2.1788) <= Z-Kritis (-1.2816), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN:\n")
## 
## KESIMPULAN:
if (p_value <= alpha) {
  cat("Pada taraf nyata 10%, terdapat cukup bukti bahwa kampanye tersebut berhasil menekan ",
      "angka ketidaksengajaan dalam penyebaran hoaks dan proporsi warga yang melakukan hal ",
      "tersebut sudah lebih rendah dari angka benchmark.\n", sep = "")
} else {
  cat("Pada taraf nyata 10%, tidak terdapat cukup bukti bahwa kampanye tersebut berhasil menekan ",
      "angka ketidaksengajaan dalam penyebaran hoaks dan proporsi warga yang melakukan hal ",
      "tersebut sudah lebih rendah dari angka benchmark.\n", sep = "")
}
## Pada taraf nyata 10%, terdapat cukup bukti bahwa kampanye tersebut berhasil menekan angka ketidaksengajaan dalam penyebaran hoaks dan proporsi warga yang melakukan hal tersebut sudah lebih rendah dari angka benchmark.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 6 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 7 🪄

Langkah 1: Masukkan semua parameter yang diketahui dari soal

Sampel A

n_a <- 10
 
x_bar_a <- 75.004
 
sigma_a <- sqrt(0.0025)

Sampel B

n_b <- 12
 
x_bar_b <- 75.02
 
sigma_b <- sqrt(0.0036)

Parameter Uji

alpha <- 0.05

Langkah 2: Hitung Z-statistik (Z-hitung) untuk dua sampel

Rumus: (selisih rata-rata sampel) / (standard error dari selisih rata-rata)

selisih_rata_rata <- x_bar_a - x_bar_b
 
se_selisih <- sqrt((sigma_a^2 / n_a) + (sigma_b^2 / n_b))
 
z_hitung <- selisih_rata_rata / se_selisih

Langkah 3: Hitung P-value untuk uji dua arah

p_value <- 2 * pnorm(abs(z_hitung), lower.tail = FALSE)

Langkah 4: Hitung nilai Z-kritis (batas untuk area penolakan)

z_kritis_atas <- qnorm(p = alpha/2, lower.tail = FALSE)
 
z_kritis_bawah <- qnorm(p = alpha/2, lower.tail = TRUE)

— Cetak Hasil Uji & Interpretasi Lengkap —

cat("--- Hasil Uji & interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & interpretasi Lengkap ---
cat("Parameter Diketahui:\n")
## Parameter Diketahui:
cat(sprintf("sampel A: n=%.0f, Rata-Rata=%.3f, Standar deviasi =%.4f\n", n_a, x_bar_a, sigma_a))
## sampel A: n=10, Rata-Rata=75.004, Standar deviasi =0.0500
cat(sprintf("sampel B: n=%.0f, Rata-Rata=%.3f, Standar Deviasi =%.4f\n", n_b, x_bar_b, sigma_b))
## sampel B: n=12, Rata-Rata=75.020, Standar Deviasi =0.0600
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): μA = μB (Tidak ada perbedaan kekuatan)\n")
## Hipotesis Nol (H0): μA = μB (Tidak ada perbedaan kekuatan)
cat("Hipotesis Alternatif (H1): μA ≠ μB (Ada perbedaan kekuatan)\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): μA ≠ μB (Ada perbedaan kekuatan)
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.05
cat(sprintf("Z-Hitung (z-statistic): %.4f\n", z_hitung))
## Z-Hitung (z-statistic): -0.6822
cat(sprintf("Z-Kritis (Batas Bawah & Atas): %.4f & %.4f\n", z_kritis_bawah, z_kritis_atas))
## Z-Kritis (Batas Bawah & Atas): -1.9600 & 1.9600
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.4951
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat("Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
## Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))} else { cat(sprintf("Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))} 
## Karena P-value (0.4951) > alpha (0.05), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan Z-Statistik —

cat("\n  Keputusan berdasarkan Z-Statistik:\n")
## 
##   Keputusan berdasarkan Z-Statistik:
if (z_hitung < z_kritis_bawah || z_hitung > z_kritis_atas) {  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) berada di luar rentang Z-Kritis (%.4f sampai %.4f),maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", z_hitung, z_kritis_bawah, z_kritis_atas))  } else {  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) berada di dalam rentang ZKritis(%.4f sampai %.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", z_hitung, z_kritis_bawah, z_kritis_atas))}
##  Karena Z-Hitung (-0.6822) berada di dalam rentang ZKritis(-1.9600 sampai 1.9600), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

—Kesimpulan Akhir—

cat("\nKESIMPULAN:\n")
## 
## KESIMPULAN:
if (p_value <= alpha) {  cat("Dengan taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata diameter luar bearing yang dihasilkan oleh Lini Alfa dan Lini Beta berbeda secara signifikan.\n")  } else {  cat("Dengan taraf nyata 5%, tidak terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata diameter luar bearing yang dihasilkan oleh Lini Alfa dan Lini Beta berbeda secara signifikan.\n")  } 
## Dengan taraf nyata 5%, tidak terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata diameter luar bearing yang dihasilkan oleh Lini Alfa dan Lini Beta berbeda secara signifikan.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 7 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 8 🪄

Langkah 1: Masukkan parameter yang diketahui

x adalah vektor berisi jumlah yang setuju (sukses)

n adalah vektor berisi jumlah total sampel

x <- c(48, 45)  # x1 = Obat Baru , x2 = Obat Standar
 
n <- c(400, 500)  # n1 = Obat Baru , n2 = Obat Standar

 
alpha <- 0.01

Langkah 2: Lakukan Uji Z untuk dua proporsi

‘alternative = “greater”’ karena H1 adalah p1 > p2

‘correct = FALSE’ untuk melakukan uji Z standar tanpa koreksi kontinuitas

hasil_uji <- prop.test(x = x, n = n, alternative = "greater", correct = FALSE)

—- Perhitungan Nilai Kritis dan Interpretasi —-

Langkah 3: Hitung Z-hitung dan Z-kritis

prop.test menghasilkan chi-square stat (X-squared), yaitu Z². Kita akar kuadratkan.

z_hitung <- sqrt(hasil_uji$statistic)
 
z_kritis <- qnorm(p = alpha, lower.tail = FALSE)

Langkah 4: Ekstrak p-value dan proporsi sampel

p_value <- hasil_uji$p.value
 
proporsi_sampel <- hasil_uji$estimate

Cetak Hasil Uji & Interpretasi Lengkap

cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---
cat("Parameter Diketahui:\n") 
## Parameter Diketahui:
cat(sprintf(" Obat Baru: x1=%d, n1=%d, p1=%.2f\n", x[1], n[1], proporsi_sampel[1]))
##  Obat Baru: x1=48, n1=400, p1=0.12
cat(sprintf(" Obat Standar: x2=%d, n2=%d, p2=%.2f\n", x[2], n[2], proporsi_sampel[2]))
##  Obat Standar: x2=45, n2=500, p2=0.09
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): p1 ≤ p2\n")
## Hipotesis Nol (H0): p1 ≤ p2
cat("Hipotesis Alternatif (H1): p1 > p2\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): p1 > p2
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.01
cat(sprintf("Z-Hitung (z-statistic): %.4f\n", z_hitung))
## Z-Hitung (z-statistic): 1.4692
cat(sprintf("Z-Kritis (z-critical): %.4f\n", z_kritis)) 
## Z-Kritis (z-critical): 2.3263
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.0709
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat("  Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
##   Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))  } else { cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))  }
##  Karena P-value (0.0709) > alpha (0.01), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan Z-Statistik —

cat("\n  Keputusan berdasarkan Z-Statistik:\n")
## 
##   Keputusan berdasarkan Z-Statistik:
if (z_hitung > z_kritis) {  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) > Z-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", z_hitung, z_kritis))  } else { 
cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) <= Z-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", z_hitung, z_kritis)) } 
##  Karena Z-Hitung (1.4692) <= Z-Kritis (2.3263), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN :\n")
## 
## KESIMPULAN :
if (p_value <= alpha) {  cat("Pada taraf nyata 1%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa proporsi pasien yang mengalami batuk kering pada penggunaan Tenso понижена lebih tinggi dibandingkan dengan Normopress.\n")  } else {  cat("Pada taraf nyata 1%, belum terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa proporsi pasien yang mengalami batuk kering pada penggunaan Tenso понижена lebih tinggi dibandingkan dengan Normopress.\n")  } 
## Pada taraf nyata 1%, belum terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa proporsi pasien yang mengalami batuk kering pada penggunaan Tenso понижена lebih tinggi dibandingkan dengan Normopress.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 8 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 9 🪄

Data

1. Masukkan data sampel ke dalam dua vektor terpisah

 inovatif <- c(2650, 2750, 2500, 2800, 2670, 2730, 2530, 2770, 2700)
klasik <- c(2600, 2700, 2450, 2730, 2530, 2670, 2550)

2. Tentukan parameter uji

alpha <- 0.01
mu_hipotesis_selisih <- 0

3. uji t

hasil_uji <- t.test(inovatif, klasik, alternative = "greater", var.equal = TRUE)

4. Hitung t kritis

df <- hasil_uji$parameter
t_kritis <- qt(p = alpha, df = df, lower.tail = FALSE)

5. Ekstrak t-hitung dan hitung p-value

t_hitung <- hasil_uji$statistic
p_value <- hasil_uji$p.value

— Hasil Uji & Interpretasi Lengkap —

cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---
cat("Data Metode Inovatif:", paste(inovatif, collapse = ", "), "\n")
## Data Metode Inovatif: 2650, 2750, 2500, 2800, 2670, 2730, 2530, 2770, 2700
cat(sprintf(" Rata-rata Inovatif: %.2f\n", mean(inovatif)))
##  Rata-rata Inovatif: 2677.78
cat("Data Metode Klasik:  ", paste(klasik, collapse = ", "), "\n")
## Data Metode Klasik:   2600, 2700, 2450, 2730, 2530, 2670, 2550
cat(sprintf(" Rata-rata Klasik:  %.2f\n", mean(klasik)))
##  Rata-rata Klasik:  2604.29
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): μ_inovatif ≤ μ_klasik\n")
## Hipotesis Nol (H0): μ_inovatif ≤ μ_klasik
cat("Hipotesis Alternatif (H1): μ_inovatif > μ_klasik\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): μ_inovatif > μ_klasik
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.01
cat(sprintf("T-Hitung (t-statistic): %.4f\n", t_hitung))
## T-Hitung (t-statistic): 1.4197
cat(sprintf("T-Kritis (t-critical): %.4f\n", t_kritis))
## T-Kritis (t-critical): 2.6245
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.0888
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat(" Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
##  Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
##  Karena P-value (0.0888) > alpha (0.01), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan T-Statistik —

cat("\n Keputusan berdasarkan T-Statistik:\n")
## 
##  Keputusan berdasarkan T-Statistik:
if (t_hitung > t_kritis) {
  cat(sprintf(" Karena T-Hitung (%.4f) > T-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", t_hitung, t_kritis))
} else {
  cat(sprintf(" Karena T-Hitung (%.4f) <= T-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", t_hitung, t_kritis))
}
##  Karena T-Hitung (1.4197) <= T-Kritis (2.6245), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN :\n")
## 
## KESIMPULAN :
if (p_value <= alpha) {
  cat("Dengan taraf nyata 1%, terdapat cukup bukti statistik untuk mendukung klaim bahwa Metode Inovatif menghasilkan ketahanan abrasi yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan Metode Klasik.\n")
} else {
  cat("Dengan taraf nyata 1%, tidak terdapat cukup bukti statistik untuk mendukung klaim bahwa Metode Inovatif lebih unggul secara signifikan dalam ketahanan abrasi dibandingkan Metode Klasik.\n")
}
## Dengan taraf nyata 1%, tidak terdapat cukup bukti statistik untuk mendukung klaim bahwa Metode Inovatif lebih unggul secara signifikan dalam ketahanan abrasi dibandingkan Metode Klasik.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 9 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 10 🪄

Deskripsi Kasus

Uji apakah rata-rata suhu < 1100°C. Data dari 40 sampel dengan σ diketahui.

Data

n <- 40
x_bar <- 1091
mu_0 <- 1100
sigma <- 25
alpha <- 0.05

— Hitung Nilai Z —

z_hitung <- (x_bar - mu_0) / (sigma / sqrt(n))

— Nilai Z-Kritis —

z_kritis <- qnorm(alpha)

— P-value —

p_value <- pnorm(z_hitung)

Hasil Uji

cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---
cat("Parameter Diketahui:\n")
## Parameter Diketahui:
cat(sprintf(" Rata-rata Sampel (x̄): %.2f°C\n", x_bar))
##  Rata-rata Sampel (x̄): 1091.00°C
cat(sprintf(" Ukuran Sampel (n): %d\n", n))
##  Ukuran Sampel (n): 40
cat(sprintf(" Simpangan Baku Populasi (σ): %.1f°C\n", sigma))
##  Simpangan Baku Populasi (σ): 25.0°C
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): Suhu rata-rata = 1100°C\n")
## Hipotesis Nol (H0): Suhu rata-rata = 1100°C
cat("Hipotesis Alternatif (H1): Suhu rata-rata < 1100°C\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): Suhu rata-rata < 1100°C
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.05
cat(sprintf("Z-Hitung (z-statistic): %.4f\n", z_hitung))
## Z-Hitung (z-statistic): -2.2768
cat(sprintf("Z-Kritis (Batas Kiri): %.4f\n", z_kritis))
## Z-Kritis (Batas Kiri): -1.6449
cat(sprintf("P-value: %e\n", p_value))  # notasi ilmiah
## P-value: 1.139789e-02
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

Keputusan Berdasarkan P-value

cat("Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
## Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4e) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4e) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
##  Karena P-value (1.1398e-02) <= alpha (0.05), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

Keputusan Berdasarkan Z-statistik

cat("\nKeputusan berdasarkan Z-Statistik:\n")
## 
## Keputusan berdasarkan Z-Statistik:
if (z_hitung <= z_kritis) {
  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) < Z-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", z_hitung, z_kritis))
} else {
  cat(sprintf(" Karena Z-Hitung (%.4f) > Z-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", z_hitung, z_kritis))
}
##  Karena Z-Hitung (-2.2768) < Z-Kritis (-1.6449), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

Kesimpulan

cat("\nKESIMPULAN:\n")
## 
## KESIMPULAN:
if (p_value <= alpha) {
  cat("Dengan taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa sistem pendinginan baru secara signifikan menurunkan suhu operasional sudu turbin.\n")
} else {
  cat("Dengan taraf nyata 5%, tidak terdapat cukup bukti statistik bahwa sistem pendinginan baru menurunkan suhu operasional secara signifikan.\n")
}
## Dengan taraf nyata 5%, terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa sistem pendinginan baru secara signifikan menurunkan suhu operasional sudu turbin.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 10 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 11 🪄

Langkah 1: Masukkan data sampel ke dalam dua vektor terpisah

M1 <- c(74.97, 75.03, 74.95, 75.05, 75.00, 74.93, 75.07, 74.98, 75.02, 74.96, 75.04, 74.94, 75.06)
M2 <- c(74.98, 75.02, 75.00, 74.97, 75.03, 74.99, 75.01, 74.96, 75.04, 75.00)

Langkah 2: Tentukan tingkat signifikansi (alpha)

alpha <- 0.10

Langkah 3: Lakukan Uji-F untuk kesamaan dua ragam

hasil_uji <- var.test(M1, M2, alternative = "greater", conf.level = 1 - alpha)

—- Perhitungan Nilai Kritis dan Interpretasi —-

Langkah 4: Hitung nilai F-Kritis

df1 <- hasil_uji$parameter[1]
# df numerator (M1)
df2 <- hasil_uji$parameter[2]
# df denominator (M2)

f_kritis <- qf(p = 1 - alpha, df1 = df1, df2 = df2)

Langkah 5: Ekstrak nilai F-hitung dan p-value

f_hitung <- hasil_uji$statistic
p_value <- hasil_uji$p.value
cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap ---
cat("Data M1 (Mesin 1):", paste(M1, collapse = ", "), "\n")
## Data M1 (Mesin 1): 74.97, 75.03, 74.95, 75.05, 75, 74.93, 75.07, 74.98, 75.02, 74.96, 75.04, 74.94, 75.06
cat(sprintf("Ragam Sampel M1 (s1²): %.4f\n\n", var(M1)))
## Ragam Sampel M1 (s1²): 0.0023
cat("Data M2 (Mesin 2):", paste(M2, collapse = ", "), "\n")
## Data M2 (Mesin 2): 74.98, 75.02, 75, 74.97, 75.03, 74.99, 75.01, 74.96, 75.04, 75
cat(sprintf("Ragam Sampel M2 (s2²): %.4f\n", var(M2)))
## Ragam Sampel M2 (s2²): 0.0007
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H0): σ1² ≤ σ2²\n")
## Hipotesis Nol (H0): σ1² ≤ σ2²
cat("Hipotesis Alternatif (H1): σ1² > σ2²\n")
## Hipotesis Alternatif (H1): σ1² > σ2²
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.10
cat(sprintf("F-Hitung (F-statistic): %.4f\n", f_hitung))
## F-Hitung (F-statistic): 3.4750
cat(sprintf("F-Kritis (Right-tail): %.4f\n", f_kritis))
## F-Kritis (Right-tail): 2.3789
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.0348
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

— Keputusan berdasarkan P-Value —

cat(" Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
##  Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value < alpha) {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) < alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
##  Karena P-value (0.0348) < alpha (0.10), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Keputusan berdasarkan F-Statistik —

cat("\n Keputusan berdasarkan F-Statistik:\n")
## 
##  Keputusan berdasarkan F-Statistik:
if (f_hitung > f_kritis) {
  cat(sprintf(" Karena F-Hitung (%.4f) > F-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", f_hitung, f_kritis))
} else {
  cat(sprintf(" Karena F-Hitung (%.4f) <= F-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", f_hitung, f_kritis))
}
##  Karena F-Hitung (3.4750) > F-Kritis (2.3789), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

— Kesimpulan Akhir —

cat("\nKESIMPULAN :\n")
## 
## KESIMPULAN :
if (p_value < alpha) {
  cat("Pada taraf nyata 10%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan varians diameter piston dari Mesin M2 lebih kecil dibandingkan Mesin M1.\n")
} else {
  cat("Pada taraf nyata 10%, belum terdapat cukup bukti untuk menyatakan varians diameter piston dari Mesin M2 lebih kecil dibandingkan Mesin M1.\n")
}
## Pada taraf nyata 10%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan varians diameter piston dari Mesin M2 lebih kecil dibandingkan Mesin M1.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 11 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)

🪄 Nomor 12 🪄

Data

metode_a <- c(75, 80, 72, 78, 70)
metode_b <- c(82, 88, 85, 80, 80, 86)
metode_c <- c(88, 92, 95, 85, 90, 87, 93)
metode_d <- c(78, 82, 80, 75, 85, 77)

nilai <- c(metode_a, metode_b, metode_c, metode_d)
metode <- factor(rep(c("A", "B", "C", "D"), times = c(length(metode_a), length(metode_b), length(metode_c), length(metode_d))))
data_adk <- data.frame(nilai, metode)
alpha <-0.05

Uji ANOVA

hasil_aov <- aov(nilai ~ metode, data = data_adk)
summary_aov <- summary(hasil_aov)

cat("--- Tabel ANOVA ---\n")
## --- Tabel ANOVA ---
print(summary_aov)
##             Df Sum Sq Mean Sq F value   Pr(>F)    
## metode       3  734.6  244.88   18.48 5.53e-06 ***
## Residuals   20  265.0   13.25                     
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
cat("-------------------\n\n")
## -------------------

Ekstrak F-hitung dan p-value dari hasil summary

f_hitung <- summary_aov[[1]]["metode", "F value"]
p_value <- summary_aov[[1]]["metode", "Pr(>F)"]

Hitung nilai F-kritis

df_between <- summary_aov[[1]]["metode", "Df"]
df_within <- summary_aov[[1]]["Residuals", "Df"]
f_kritis <- qf(p = alpha, df1 = df_between, df2 = df_within, lower.tail = FALSE)

Hasil Uji

cat("--- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap (ANOVA) ---\n\n")
## --- Hasil Uji & Interpretasi Lengkap (ANOVA) ---
cat("Rata-rata tiap metode pengajaran:\n")
## Rata-rata tiap metode pengajaran:
cat(sprintf(" Metode A: %.2f\n", mean(metode_a)))
##  Metode A: 75.00
cat(sprintf(" Metode B: %.2f\n", mean(metode_b)))
##  Metode B: 83.50
cat(sprintf(" Metode C: %.2f\n", mean(metode_c)))
##  Metode C: 90.00
cat(sprintf(" Metode D: %.2f\n", mean(metode_d)))
##  Metode D: 79.50
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat("Hipotesis Nol (H₀): Semua metode menghasilkan rata-rata nilai yang sama\n")
## Hipotesis Nol (H₀): Semua metode menghasilkan rata-rata nilai yang sama
cat("Hipotesis Alternatif (H₁): Paling tidak satu metode berbeda secara signifikan\n")
## Hipotesis Alternatif (H₁): Paling tidak satu metode berbeda secara signifikan
cat("--------------------------------------------\n")
## --------------------------------------------
cat(sprintf("Tingkat Signifikansi (α): %.2f\n", alpha))
## Tingkat Signifikansi (α): 0.05
cat(sprintf("F-Hitung (F-statistic): %.4f\n", f_hitung))
## F-Hitung (F-statistic): 18.4811
cat(sprintf("F-Kritis (F-critical): %.4f\n", f_kritis))
## F-Kritis (F-critical): 3.0984
cat(sprintf("P-value: %.4f\n", p_value))
## P-value: 0.0000
cat("--------------------------------------------\n\n")
## --------------------------------------------

Keputusan berdasarkan P-value

cat("Keputusan berdasarkan P-Value:\n")
## Keputusan berdasarkan P-Value:
if (p_value <= alpha) {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) <= alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", p_value, alpha))
} else {
  cat(sprintf(" Karena P-value (%.4f) > alpha (%.2f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", p_value, alpha))
}
##  Karena P-value (0.0000) <= alpha (0.05), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

Keputusan berdasarkan F-statistik

cat("\nKeputusan berdasarkan F-Statistik:\n")
## 
## Keputusan berdasarkan F-Statistik:
if (f_hitung > f_kritis) {
  cat(sprintf(" Karena F-Hitung (%.4f) > F-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol DITOLAK.\n", f_hitung, f_kritis))
} else {
  cat(sprintf(" Karena F-Hitung (%.4f) <= F-Kritis (%.4f), maka Hipotesis Nol GAGAL DITOLAK.\n", f_hitung, f_kritis))
}
##  Karena F-Hitung (18.4811) > F-Kritis (3.0984), maka Hipotesis Nol DITOLAK.

Kesimpulan

cat("\nKESIMPULAN:\n")
## 
## KESIMPULAN:
if (p_value <= alpha) {
  cat("Dengan tingkat signifikansi 5%, terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa paling tidak satu metode pengajaran menghasilkan rata-rata nilai yang berbeda secara signifikan.\n")
} else {
  cat("Dengan tingkat signifikansi 5%, tidak terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan adanya perbedaan rata-rata nilai proyek akhir di antara keempat metode pengajaran.\n")
}
## Dengan tingkat signifikansi 5%, terdapat cukup bukti statistik untuk menyatakan bahwa paling tidak satu metode pengajaran menghasilkan rata-rata nilai yang berbeda secara signifikan.

Tautan ke PDF (Disarankan dibuka di tab lain)

Lihat Penjelasan Lengkap Kasus 12 (PDF):

cat(“Klik untuk membuka PDF”)