Visualisasi spasial merupakan salah satu cara efektif untuk memahami distribusi geografis dari suatu indikator.Dalam dokumen ini, kita akan menyajikan visualisasi spasial untuk Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2015 pada tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Data AMH menunjukkan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, sehingga menjadi salah satu indikator penting dalam pembangunan manusia dan pendidikan.
#Import Package
library(sf)
library(tmap)
library(raster)
library(readxl)
library(ggplot2)
library(openxlsx)
library(dplyr)
#Baca file shapefile Jawa Timur
geo <- st_read("C:/Users/Acer/Downloads/PROVINSI_JAWA_TIMUR/PROVINSI_JAWA_TIMUR.shp")
## Reading layer `PROVINSI_JAWA_TIMUR' from data source
## `C:\Users\Acer\Downloads\PROVINSI_JAWA_TIMUR\PROVINSI_JAWA_TIMUR.shp'
## using driver `ESRI Shapefile'
## Simple feature collection with 38 features and 5 fields
## Geometry type: MULTIPOLYGON
## Dimension: XY
## Bounding box: xmin: 110.8987 ymin: -8.78036 xmax: 116.2702 ymax: -5.048857
## Geodetic CRS: WGS 84
geo
## Simple feature collection with 38 features and 5 fields
## Geometry type: MULTIPOLYGON
## Dimension: XY
## Bounding box: xmin: 110.8987 ymin: -8.78036 xmax: 116.2702 ymax: -5.048857
## Geodetic CRS: WGS 84
## First 10 features:
## KABKOTNO PROVINSI KABKOT PDRB17 PDRB16 geometry
## 1 01 JAWA TIMUR PACITAN 4.98 5.21 MULTIPOLYGON (((111.375 -8....
## 2 02 JAWA TIMUR PONOROGO 5.10 5.29 MULTIPOLYGON (((111.6746 -7...
## 3 03 JAWA TIMUR TRENGGALEK 5.02 5.00 MULTIPOLYGON (((111.6507 -8...
## 4 04 JAWA TIMUR TULUNGAGUNG 5.08 5.02 MULTIPOLYGON (((111.8639 -8...
## 5 05 JAWA TIMUR BLITAR 5.07 5.08 MULTIPOLYGON (((112.2387 -8...
## 6 06 JAWA TIMUR KEDIRI 4.90 5.02 MULTIPOLYGON (((112.1216 -7...
## 7 07 JAWA TIMUR MALANG 5.43 5.30 MULTIPOLYGON (((112.7057 -8...
## 8 08 JAWA TIMUR LUMAJANG 5.05 4.70 MULTIPOLYGON (((113.295 -7....
## 9 09 JAWA TIMUR JEMBER 5.11 5.23 MULTIPOLYGON (((113.818 -8....
## 10 10 JAWA TIMUR BANYUWANGI 5.45 5.38 MULTIPOLYGON (((114.2038 -8...
Shapefile di atas berisi informasi geospasial dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, termasuk batas wilayah dalam format MULTIPOLYGON, yang akan digunakan sebagai dasar visualisasi spasial.
#Import data AMH Jawa Timur
data_pendidikan_amh <- read_excel("C:/Users/Acer/Downloads/Angka Melek Huruf, 2011-2015.xlsx", skip = 2)
colnames(data_pendidikan_amh) <- c("KabKota", "AMH2011", "AMH2012", "AMH2015")
knitr::kable(data_pendidikan_amh)
| KabKota | AMH2011 | AMH2012 | AMH2015 |
|---|---|---|---|
| Kabupaten Pacitan | 91.60 | 91.63 | 92.57 |
| Kabupaten Ponorogo | 87.32 | 88.99 | 89.11 |
| Kabupaten Trenggalek | 92.84 | 92.88 | 94.41 |
| Kabupaten Tulungagung | 93.58 | 94.57 | 96.84 |
| Kabupaten Blitar | 92.02 | 92.05 | 94.49 |
| Kabupaten Kediri | 92.84 | 92.87 | 95.04 |
| Kabupaten Malang | 89.59 | 90.73 | 93.94 |
| Kabupaten Lumajang | 86.56 | 86.58 | 89.22 |
| Kabupaten Jember | 83.60 | 83.65 | 88.42 |
| Kabupaten Banyuwangi | 87.36 | 88.08 | 91.36 |
| Kabupaten Bondowoso | 78.25 | 80.72 | 85.29 |
| Kabupaten Situbondo | 78.27 | 78.31 | 85.29 |
| Kabupaten Probolinggo | 80.44 | 80.48 | 86.55 |
| Kabupaten Pasuruan | 90.03 | 91.17 | 92.65 |
| Kabupaten Sidoarjo | 97.76 | 97.79 | 98.86 |
| Kabupaten Mojokerto | 94.12 | 94.16 | 96.50 |
| Kabupaten Jombang | 92.87 | 93.87 | 96.06 |
| Kabupaten Nganjuk | 91.07 | 91.11 | 94.50 |
| Kabupaten Madiun | 89.55 | 89.61 | 90.82 |
| Kabupaten Magetan | 90.56 | 91.08 | 94.58 |
| Kabupaten Ngawi | 85.54 | 85.58 | 88.74 |
| Kabupaten Bojonegoro | 84.81 | 84.85 | 91.30 |
| Kabupaten Tuban | 85.83 | 85.86 | 88.39 |
| Kabupaten Lamongan | 88.71 | 88.76 | 91.45 |
| Kabupaten Gresik | 94.56 | 96.17 | 97.38 |
| Kabupaten Bangkalan | 82.87 | 82.90 | 86.67 |
| Kabupaten Sampang | 67.56 | 69.12 | 78.03 |
| Kabupaten Pamekasan | 81.82 | 84.21 | 86.67 |
| Kabupaten Sumenep | 78.66 | 78.71 | 80.66 |
| Kota Kediri | 97.56 | 97.60 | 98.37 |
| Kota Blitar | 97.27 | 97.31 | 97.79 |
| Kota Malang | 97.24 | 98.34 | 98.30 |
| Kota Probolinggo | 92.51 | 92.55 | 93.69 |
| Kota Pasuruan | 96.43 | 97.07 | 97.38 |
| Kota Mojokerto | 97.13 | 97.18 | 98.49 |
| Kota Madiun | 97.80 | 97.84 | 98.64 |
| Kota Surabaya | 98.07 | 98.35 | 98.47 |
| Kota Batu | 98.27 | 98.32 | 97.80 |
| Jawa Timur | 88.52 | 89.28 | 92.30 |
Data AMH ini mencakup persentase penduduk yang melek huruf dari tahun 2011 hingga 2015 untuk masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Dalam analisis ini, kita akan fokus pada data tahun 2015 sebagai data terbaru.
#Integrasi data AMH Kabupaten/Kota di Jawa Timur
geo$AMH2015 <- data_pendidikan_amh[1:38, "AMH2015", drop = TRUE]
geo
## Simple feature collection with 38 features and 6 fields
## Geometry type: MULTIPOLYGON
## Dimension: XY
## Bounding box: xmin: 110.8987 ymin: -8.78036 xmax: 116.2702 ymax: -5.048857
## Geodetic CRS: WGS 84
## First 10 features:
## KABKOTNO PROVINSI KABKOT PDRB17 PDRB16 geometry
## 1 01 JAWA TIMUR PACITAN 4.98 5.21 MULTIPOLYGON (((111.375 -8....
## 2 02 JAWA TIMUR PONOROGO 5.10 5.29 MULTIPOLYGON (((111.6746 -7...
## 3 03 JAWA TIMUR TRENGGALEK 5.02 5.00 MULTIPOLYGON (((111.6507 -8...
## 4 04 JAWA TIMUR TULUNGAGUNG 5.08 5.02 MULTIPOLYGON (((111.8639 -8...
## 5 05 JAWA TIMUR BLITAR 5.07 5.08 MULTIPOLYGON (((112.2387 -8...
## 6 06 JAWA TIMUR KEDIRI 4.90 5.02 MULTIPOLYGON (((112.1216 -7...
## 7 07 JAWA TIMUR MALANG 5.43 5.30 MULTIPOLYGON (((112.7057 -8...
## 8 08 JAWA TIMUR LUMAJANG 5.05 4.70 MULTIPOLYGON (((113.295 -7....
## 9 09 JAWA TIMUR JEMBER 5.11 5.23 MULTIPOLYGON (((113.818 -8....
## 10 10 JAWA TIMUR BANYUWANGI 5.45 5.38 MULTIPOLYGON (((114.2038 -8...
## AMH2015
## 1 92.57
## 2 89.11
## 3 94.41
## 4 96.84
## 5 94.49
## 6 95.04
## 7 93.94
## 8 89.22
## 9 88.42
## 10 91.36
Langkah ini mengintegrasikan data numerik AMH ke dalam data spasial, sehingga setiap poligon wilayah memiliki atribut angka melek huruf tahun 2015 yang bisa divisualisasikan.
#Visualisasi Spasial dengan Plot ()
st_geometry(geo) <- "geometry"
plot(geo["AMH2015"], main = "Sebaran AMH 2015 di Jawa Timur")
Visualisasi Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2015 di Provinsi Jawa Timur disajikan melalui tiga peta berbeda, masing-masing menggunakan pendekatan visual yang unik. Peta pertama memanfaatkan fungsi plot() standar dengan palet warna dari biru ke kuning, yang secara kontras menggambarkan perbedaan AMH antarwilayah. Wilayah barat dan kota besar tampil mencolok dengan warna kuning cerah sebagai penanda AMH tinggi, sedangkan wilayah dengan warna biru menandakan rendahnya angka literasi, seperti daerah di Madura atau kawasan timur. Skema ini sangat efektif dalam menyoroti ketertinggalan daerah-daerah tertentu secara visual, menjadikan perbedaan antarwilayah lebih mudah dikenali dan dipahami.
#Visualisasi Interaktif TMAP
tmap_options(check_and_fix = TRUE)
qtm(geo, fill = "AMH2015", text = "KABKOT", text_size = 0.3)
Peta kedua menggunakan tmap dengan gradasi warna biru, menunjukkan persebaran AMH secara tematik. Warna biru gelap mengindikasikan tingkat AMH yang sangat tinggi (95–100%), terlihat dominan di kota-kota seperti Surabaya, Malang, dan Madiun, sementara biru muda menandai wilayah dengan AMH lebih rendah, seperti Pulau Madura dan pesisir utara. Visualisasi ini memperlihatkan ketimpangan geografis literasi dengan cukup jelas, terutama antara wilayah urban dan rural.
#Visualisasi Map GGPLOT
ggplot(data = geo) +
geom_sf(aes(fill = AMH2015)) +
scale_fill_viridis_c(option = "magma", direction = -1) +
theme_void() +
labs(title = "Visualisasi AMH 2015 di Jawa Timur (ggplot)")
Peta ketiga memanfaatkan ggplot2 dengan skema warna “magma” (palet viridis). Warna kuning menggambarkan AMH rendah, sedangkan ungu gelap hingga hitam menunjukkan AMH tinggi. Tampilan ini memberikan kontras yang dramatis, wilayah dengan literasi rendah langsung mencolok karena warnanya yang terang, sedangkan wilayah dengan AMH tinggi cenderung “tenggelam” dalam warna gelap. Palet ini sangat membantu dalam memperkuat daya tarik visual untuk mengidentifikasi area prioritas pembangunan pendidikan.
Secara keseluruhan, ketiga peta tersebut menyampaikan pesan yang konsisten: Jawa Timur telah mencapai tingkat literasi yang cukup baik secara umum, namun masih terdapat ketimpangan signifikan antarwilayah. Wilayah kota dan pusat ekonomi cenderung memiliki AMH mendekati sempurna, sedangkan daerah terpencil atau kepulauan masih memerlukan intervensi khusus. Kombinasi visualisasi ini sangat mendukung proses analisis kebijakan dan perencanaan pembangunan, terutama dalam merumuskan strategi peningkatan literasi yang lebih merata dan berkeadilan.
# Statistik deskriptif AMH Jawa Timur 2015
summary(data_pendidikan_amh$AMH2015)
## Min. 1st Qu. Median Mean 3rd Qu. Max.
## 78.03 88.92 93.69 92.49 97.11 98.86
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif terhadap data Angka Melek Huruf (AMS) tahun 2015 di Provinsi Jawa Timur, diketahui bahwa nilai minimum AMS sebesar 78,03 persen dan nilai maksimum mencapai 98,86 persen. Ini menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup signifikan antar kabupaten/kota dalam hal tingkat kemampuan membaca dan menulis penduduk usia 15 tahun ke atas. Nilai median sebesar 93,69 persen mengindikasikan bahwa setengah dari kabupaten/kota memiliki tingkat melek huruf di atas angka tersebut, sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 92,49 persen menunjukkan bahwa secara umum tingkat melek huruf di Jawa Timur tergolong tinggi, meskipun terdapat beberapa daerah yang masih berada di bawah rata-rata provinsi.