T.Pengambilan Sampel & Survei
UTS SMT 2
SOAL 1: SIMULASI KESALAHAN SAMPLING DI LAPANGAN
1.1 Deskripsi Masalah
Sebuah tim riset ditugaskan untuk melakukan survei terkait penggunaan aplikasi transportasi online di tiga kota menengah di Pulau Sumatera. Survei ini menargetkan total 600 responden, yang dibagi secara merata: 200 responden per kota π§π§ββοΈ.
Namun, realisasi di lapangan menunjukkan hasil sebagai berikut:
- Kota A: 250 responden β
- Kota B: 120 responden β οΈ
- Kota C: 180 responden β οΈ
Distribusi yang tidak merata ini menimbulkan potensi kesalahan representasi data yang perlu dianalisis dan disesuaikan.
1.2 Jenis Kesalahan Sampling
| Kota | Jumlah Responden | Jenis Representasi | Keterangan |
|---|---|---|---|
| Kota A | 250 | Over-representasi | Kota A menyumbang lebih banyak responden dari yang direncanakan (250 vs 200). Ini bisa menyebabkan bias terhadap karakteristik Kota A. |
| Kota B | 120 | Under-representasi | Kota B memiliki lebih sedikit responden dari yang seharusnya, berisiko kurang representatif. |
| Kota C | 180 | Under-representasi | Kota C juga memiliki responden yang lebih sedikit, sehingga data tidak cukup untuk menggambarkan populasi sebenarnya. |
1.3 Penyesuaian Bobot (Weight Adjustment)
Agar hasil tetap merepresentasikan kondisi yang seimbang sesuai perencanaan awal, dilakukan penyesuaian bobot π. Setiap responden akan βdiberi nilaiβ sesuai dengan seberapa besar kontribusinya terhadap target kota asal.
a. Data Awal
b. Menghitung Bobot per Responden
Bobot dihitung sebagai berikut:
\[ \text{Bobot Kota} = \frac{\text{Target Kota}}{\text{Realisasi Kota}} \]
## A B C
## 0.800000 1.666667 1.111111
Hasil Bobot:
- Kota A: 0.8
- Kota B: 1.67
- Kota C: 1.11
Interpretasi: - Responden dari Kota A akan dikalikan bobot 0.8 agar kontribusinya setara dengan target semula. - Responden dari Kota B akan dikalikan bobot 1.67, karena under-representasi. - Responden dari Kota C akan dikalikan bobot 1.11, juga karena under-representasi.
Tentu! Berikut versi yang lebih elegan dan bervariasi untuk bagian Kesimpulan, tetap dengan gaya akademik tapi lebih mengalir dan menarik:
1.4 Kesimpulan
Pelaksanaan survei ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara jumlah responden aktual dan target per kota. Kota A mengalami over-representasi, sementara Kota B dan C mengalami under-representasi. Ketidakseimbangan ini berpotensi menimbulkan bias dalam interpretasi hasil survei.
Sebagai solusi, dilakukan penyesuaian bobot responden berdasarkan perbandingan antara jumlah target dan jumlah aktual pada masing-masing kota. Dengan pendekatan ini, distribusi data dikalibrasi ulang agar selaras dengan desain sampling awal.
Penyesuaian bobot ini memungkinkan hasil survei untuk dianalisis secara lebih adil, representatif, dan mencerminkan kondisi populasi sasaran secara proporsional dan akurat.
SOAL 2: Mendesain Survei dengan Pembobotan Waktu Puncak β°π±
2.1 Desain Pendekatan Sampling
Untuk memperoleh gambaran yang representatif mengenai persepsi kenyamanan pengguna ojek online saat jam padat, namun tanpa perlu melakukan survei sepanjang hari, digunakan pendekatan efisien sebagai berikut:
π Time-Location Sampling (TLS):
Teknik ini memungkinkan pengumpulan data di lokasi dan waktu tertentu yang ramai pengguna, sehingga cocok untuk konteks penggunaan ojek online.π Stratified Time Sampling:
Jam sibuk dibagi menjadi dua strata waktu β pagi (07.00β09.00) dan sore (17.00β19.00). Sampel diambil secara proporsional terhadap karakteristik pengguna di masing-masing waktu tersebut.
Stratified Time-Based Sampling (Sampling Terstratifikasi berdasarkan Waktu)
Kita akan membagi waktu pengumpulan data berdasarkan dua strata waktu sibuk, yaitu: - Pagi hari: 07.00β09.00 - Sore hari: 17.00β19.00
Alasan: - Dengan membagi waktu menjadi strata, kita bisa mengontrol distribusi responden dari dua periode sibuk yang berbeda. - Ini mencegah bias waktu, di mana satu waktu (misalnya pagi saja) terlalu mendominasi hasil.
populasi Target
Pengguna aktif ojek online (baik pengemudi maupun penumpang) yang melakukan perjalanan dalam jam sibuk.
Teknik Sampling
Gunakan teknik Quota Sampling atau Purposive Sampling yang menargetkan responden: - Di lokasi strategis (dekat stasiun, halte, pusat bisnis), - Yang baru selesai/tengah menggunakan ojek online, - Menggunakan aplikasi ojek online saat jam sibuk.
Penjelasan: - Karena kita tidak bisa menyurvei sepanjang hari, pendekatan purposif pada waktu dan lokasi strategis memungkinkan efisiensi tinggi dan relevansi tinggi terhadap topik persepsi kenyamanan pada jam sibuk.
2.2 Rancangan Waktu dan Metode Pengambilan Sampel
- ποΈ Waktu Pengumpulan Data:
- Pagi hari: 07.00 β 09.00 βοΈ
- Sore hari: 17.00 β 19.00 π
- Pagi hari: 07.00 β 09.00 βοΈ
- π₯ Metode Pemilihan Responden:
- Survei dilakukan secara intercept di lokasi-lokasi strategis (seperti stasiun, halte, pintu masuk kantor atau sekolah).
- Responden dipilih secara sistematis, misalnya setiap interval waktu tertentu atau berdasarkan urutan pengguna aplikasi.
- π― Unit Sampling:
- Unit sampling ditetapkan sebagai pengguna aktif ojek online saat jam sibuk.
- β Alasan: Mereka memiliki pengalaman langsung yang sesuai dengan fokus studi, sehingga persepsinya lebih relevan dan valid.
2.3 Penyesuaian Bobot Berdasarkan Proporsi Historis
Misalnya pada desain awal, alokasi responden adalah:
- 60% dari pagi hari
- 40% dari sore hari
Namun, berdasarkan data historis, jumlah pengguna di sore hari ternyata dua kali lebih banyak dibandingkan pagi hari. Maka distribusi ideal seharusnya:
Langkah Penyesuaian Bobot:
Langkah langkahnya sebagai berikut:
Langkah 1: Pahami Proporsi Responden dalam Survei
Diketahui dari hasil survei: - 60% responden berasal dari jam sibuk pagi (07.00β09.00). - 40% responden berasal dari jam sibuk sore (17.00β19.00).
\[ \text{Proporsi aktual pagi} = 0{,}60 \\ \text{Proporsi aktual sore} = 0{,}40 \]
Langkah 2: Ketahui Proporsi Nyata Berdasarkan Data Historis
Dari informasi historis: - Jumlah pengguna ojek online pada sore hari dua kali lebih banyak dibanding pagi hari.
Artinya, kita bisa mengasumsikan: - Pagi hari: 1 bagian - Sore hari: 2 bagian
Total bagian = 1 + 2 = 3 bagian
\[ \text{Proporsi ideal pagi} = \frac{1}{3} = 0{,}333 \quad \text{(33,3%)} \\ \text{Proporsi ideal sore} = \frac{2}{3} = 0{,}667 \quad \text{(66,7%)} \]
Langkah 3: Hitung Bobot Koreksi untuk Masing-masing Waktu
Gunakan rumus bobot:
\[ \text{Bobot} = \frac{\text{Proporsi ideal}}{\text{Proporsi aktual}} \]
Untuk Pagi Hari:
\[ \text{Bobot pagi} = \frac{0{,}333}{0{,}60} = 0{,}555 \]
Artinya: Setiap responden pagi hanya dihitung 0,555 dari 1 karena kelebihan jumlah.
Untuk Sore Hari:
\[ \text{Bobot sore} = \frac{0{,}667}{0{,}40} = 1{,}667 \]
Artinya: Setiap responden sore dihitung sebesar 1,667 dari 1 karena kekurangan jumlah.
## pagi sore
## 0.5555556 1.6666667
π Hasil Penyesuaian Bobot:
Hasil Bobot:
Bobot Pagi: 0.56 β Kurangi pengaruh responden pagi.
Bobot Sore: 1.67 β Tingkatkan pengaruh responden sore.
2.4 Kesimpulan
Survei ini dirancang secara strategis dengan memfokuskan waktu pengumpulan data pada jam sibuk, menggunakan metode Time-Location Sampling dan stratifikasi waktu. Pendekatan ini hemat waktu namun tetap menjaga kualitas data π―.
Dengan penerapan penyesuaian bobot, hasil survei menjadi lebih mencerminkan distribusi aktual pengguna ojek online di pagi dan sore hari. Hal ini penting untuk mencegah bias dan menjaga agar hasil analisis tetap valid, proporsional, dan dapat diandalkan π‘π.
SOAL 3. Desain Instrumen Survei Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Akademik
1. Pendahuluan
Kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik merupakan aspek yang sangat penting dalam menilai mutu pendidikan tinggi. Melalui survei ini, kami ingin mengukur dan memahami persepsi mahasiswa terhadap berbagai layanan akademik yang ada di kampus. Survei ini mencakup beberapa aspek penting, yaitu:
- KRS Online π
- Bimbingan Akademik π
- Pelayanan Administrasi π
- Akses Informasi Akademik π
- Bantuan Penyelesaian Studi π―
Melalui analisis hasil survei, kami berharap dapat mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kepuasan mahasiswa serta area-area yang perlu diperbaiki agar layanan akademik menjadi lebih baik dan efektif.
2. Desain Pertanyaan
| No | Layanan | Pertanyaan | Bentuk |
|---|---|---|---|
| 1 | KRS Online | Seberapa puas Anda dengan kemudahan akses portal KRS online? | Skala Likert 1β5 |
| 2 | KRS Online | Seberapa cepat sistem KRS online merespons saat diakses? | Skala Likert 1β5 |
| 3 | KRS Online | Seberapa jelas informasi mata kuliah yang tersedia saat pengisian KRS? | Skala Likert 1β5 |
| 4 | KRS Online | Apakah Anda pernah mengalami kesulitan teknis saat mengisi KRS online? | Ya/Tidak |
| 5 | KRS Online | Saran Anda untuk meningkatkan layanan KRS online? | Isian |
| 6 | Bimbingan Akademik | Seberapa mudah Anda menghubungi dosen wali untuk konsultasi akademik? | Skala Likert 1β5 |
| 7 | Bimbingan Akademik | Seberapa puas Anda terhadap kualitas bimbingan akademik dari dosen wali? | Skala Likert 1β5 |
| 8 | Bimbingan Akademik | Seberapa cepat respon dosen wali terhadap pertanyaan akademik Anda? | Skala Likert 1β5 |
| 9 | Bimbingan Akademik | Apakah dosen wali Anda membantu dalam menyusun rencana studi? | Ya/Tidak |
| 10 | Bimbingan Akademik | Apakah Anda merasa terbantu dengan bimbingan akademik yang diberikan? | Pilihan Ganda |
| 11 | Pelayanan Administrasi | Seberapa puas Anda terhadap pelayanan administrasi akademik? | Skala Likert 1β5 |
| 12 | Pelayanan Administrasi | Seberapa ramah dan membantu staf administrasi akademik di kampus Anda? | Skala Likert 1β5 |
| 13 | Pelayanan Administrasi | Seberapa cepat proses layanan administrasi (surat, legalisasi)? | Skala Likert 1β5 |
| 14 | Pelayanan Administrasi | Apakah Anda tahu prosedur pengajuan administrasi akademik? | Ya/Tidak |
| 15 | Pelayanan Administrasi | Apa kendala utama yang Anda alami dalam mengurus administrasi akademik? | Isian |
| 16 | Akses Informasi Akademik | Seberapa mudah Anda menemukan informasi akademik melalui media kampus? | Skala Likert 1β5 |
| 17 | Akses Informasi Akademik | Seberapa lengkap isi informasi akademik yang tersedia? | Skala Likert 1β5 |
| 18 | Akses Informasi Akademik | Seberapa sering Anda mengakses informasi akademik dari media kampus? | Skala Likert 1β5 |
| 19 | Akses Informasi Akademik | Apakah informasi akademik yang disampaikan kampus sudah cukup jelas? | Ya/Tidak |
| 20 | Akses Informasi Akademik | Menurut Anda, saluran komunikasi akademik sudah efektif? | Pilihan Ganda |
| 21 | Penyelesaian Studi | Seberapa puas Anda terhadap layanan bantuan penyelesaian studi? | Skala Likert 1β5 |
| 22 | Penyelesaian Studi | Seberapa cepat proses layanan seperti pengajuan sidang atau seminar? | Skala Likert 1β5 |
| 23 | Penyelesaian Studi | Apakah Anda tahu tahapan penyelesaian studi? | Ya/Tidak |
| 24 | Penyelesaian Studi | Apakah dosen pembimbing Anda aktif dalam proses bimbingan akhir studi? | Ya/Tidak |
| 25 | Penyelesaian Studi | Saran atau masukan Anda untuk peningkatan layanan penyelesaian studi? | Isian |
Untuk membuat penjelasan lebih menarik dan terstruktur dengan baik, berikut adalah versi yang lebih kreatif dan sekreatif mungkin untuk subbab 3. Skema Validasi Instrumen beserta subbagian Validitas Konstruk:
3. Skema Validasi Instrumen
3.1 Validitas Isi
Instrumen survei ini dirancang dengan cermat dan mendalam, berakar pada teori dan praktik terbaik dalam evaluasi layanan akademik. Sebagai langkah awal, kami telah melakukan validasi oleh beberapa pihak yang memiliki keahlian untuk memastikan bahwa pertanyaan dalam survei mencakup seluruh aspek yang relevan. Proses validasi ini melibatkan:
- 1 ahli bidang akademik π β Menilai sejauh mana pertanyaan mencerminkan berbagai dimensi layanan akademik yang harus dievaluasi.
- 1 dosen pembimbing survei π§βπ« β Memeriksa metodologi dan memastikan bahwa struktur pertanyaan mengikuti kaidah ilmiah yang tepat.
- 1 mahasiswa senior π¨βπ β Menguji kejelasan dan keterbacaan bahasa, serta memeriksa pengalaman pengguna (user experience) untuk memastikan survei ini mudah diikuti dan dimengerti oleh responden.
Sebagai opsi tambahan, Content Validity Index (CVI) dapat digunakan untuk memperkuat validitas isi ini lebih lanjut, namun untuk tahapan awal, validasi ahli secara deskriptif sudah lebih dari cukup untuk memastikan instrumen sudah memenuhi syarat.
3.2 Validitas Konstruk
Validitas konstruk diuji dengan menggunakan Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis / EFA), metode yang digunakan untuk menyelami lebih dalam struktur laten atau βdimensi tersembunyiβ di balik serangkaian butir pertanyaan dalam survei ini. Melalui EFA, kita dapat mengelompokkan item-item survei ke dalam faktor-faktor yang mencerminkan berbagai dimensi layanan akademik yang ingin diukur, seperti:
- KRS Online π
- Bimbingan Akademik π
- Pelayanan Administrasi π
- Akses Informasi Akademik π
- Bantuan Penyelesaian Studi π―
Uji Pra-Analisis Faktor
Sebelum melakukan EFA, terlebih dahulu dilakukan pengujian kelayakan data menggunakan:
- Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy, untuk mengukur kecukupan sampel.
- Bartlettβs Test of Sphericity, untuk menguji apakah matriks korelasi signifikan berbeda dari matriks identitas.
library(psych)
# Contoh data dummy
set.seed(123)
subdata <- data.frame(
KRS = sample(1:5, 100, replace = TRUE),
Bimbingan = sample(1:5, 100, replace = TRUE),
Administrasi = sample(1:5, 100, replace = TRUE),
Informasi = sample(1:5, 100, replace = TRUE),
Bantuan = sample(1:5, 100, replace = TRUE)
)
# KMO
kmo_result <- KMO(subdata)
kmo_result## Kaiser-Meyer-Olkin factor adequacy
## Call: KMO(r = subdata)
## Overall MSA = 0.5
## MSA for each item =
## KRS Bimbingan Administrasi Informasi Bantuan
## 0.56 0.50 0.46 0.50 0.59
## $chisq
## [1] 7.560017
##
## $p.value
## [1] 0.671727
##
## $df
## [1] 10
β¨ Kesimpulan Interpretasi:
- Jika KMO > 0.60, maka data layak untuk dianalisis menggunakan EFA.
- Jika nilai p < 0.05 pada Bartlettβs Test, maka korelasi antar butir signifikan dan matriks korelasi tidak identitas.
Pelaksanaan Analisis Faktor Eksploratori (EFA)
Setelah data memenuhi syarat pada tahap uji pra-analisis, langkah selanjutnya adalah melakukan Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis/EFA) untuk mengidentifikasi struktur laten yang mendasari sejumlah item dalam instrumen survei.
library(psych)
# subdata: data numerik yang sudah lolos KMO dan Bartlett
# 2. Melakukan EFA, misalnya 2 faktor dan rotasi varimax
efa_result <- fa(subdata, nfactors = 2, rotate = "varimax", fm = "ml")
efa_result## Factor Analysis using method = ml
## Call: fa(r = subdata, nfactors = 2, rotate = "varimax", fm = "ml")
## Standardized loadings (pattern matrix) based upon correlation matrix
## ML1 ML2 h2 u2 com
## KRS -0.03 0.29 0.08790 0.912 1.0
## Bimbingan 0.03 0.30 0.09008 0.910 1.0
## Administrasi 0.97 0.07 0.95239 0.048 1.0
## Informasi 0.22 -0.44 0.24121 0.759 1.5
## Bantuan 0.01 -0.01 0.00015 1.000 1.9
##
## ML1 ML2
## SS loadings 1.00 0.38
## Proportion Var 0.20 0.08
## Cumulative Var 0.20 0.27
## Proportion Explained 0.73 0.27
## Cumulative Proportion 0.73 1.00
##
## Mean item complexity = 1.3
## Test of the hypothesis that 2 factors are sufficient.
##
## df null model = 10 with the objective function = 0.08 with Chi Square = 7.56
## df of the model are 1 and the objective function was 0
##
## The root mean square of the residuals (RMSR) is 0
## The df corrected root mean square of the residuals is 0
##
## The harmonic n.obs is 100 with the empirical chi square 0 with prob < 1
## The total n.obs was 100 with Likelihood Chi Square = 0 with prob < 1
##
## Tucker Lewis Index of factoring reliability = -2.93
## RMSEA index = 0 and the 90 % confidence intervals are 0 0
## BIC = -4.61
## Fit based upon off diagonal values = 1
## Measures of factor score adequacy
## ML1 ML2
## Correlation of (regression) scores with factors 0.97 0.57
## Multiple R square of scores with factors 0.95 0.32
## Minimum correlation of possible factor scores 0.90 -0.36
##
## Loadings:
## ML1 ML2
## KRS
## Bimbingan
## Administrasi 0.973
## Informasi -0.440
## Bantuan
##
## ML1 ML2
## SS loadings 0.996 0.375
## Proportion Var 0.199 0.075
## Cumulative Var 0.199 0.274
Visualisasi Loading Faktor dari EFA
library(ggplot2)
library(tidyr)
library(dplyr)
library(plotly)
# Data EFA (contoh)
efa_result <- data.frame(
Variabel = c("KRS", "Bimbingan", "Bantuan", "Administrasi", "Informasi"),
`Faktor 1` = c(0.72, 0.68, 0.55, 0.12, 0.18),
`Faktor 2` = c(0.10, 0.15, 0.25, 0.79, 0.75)
)
# Ubah ke format long
efa_long <- pivot_longer(efa_result, cols = starts_with("Faktor"),
names_to = "Faktor", values_to = "Loading")
# Plot dasar dengan ggplot
p <- ggplot(efa_long, aes(x = Variabel, y = Loading, fill = Faktor,
text = paste("Variabel:", Variabel, "<br>Faktor:", Faktor, "<br>Loading:", round(Loading, 2)))) +
geom_bar(stat = "identity", position = position_dodge()) +
geom_hline(yintercept = 0.3, linetype = "dashed", color = "red") +
labs(title = "Perbandingan Loading Faktor per Variabel",
y = "Nilai Loading") +
scale_fill_viridis_d() +
theme_minimal(base_size = 14) +
theme(axis.text.x = element_text(angle = 45, hjust = 1))
# Ubah ke plotly untuk interaktivitas
ggplotly(p, tooltip = "text")π§ͺ Interpretasi Hasil Exploratory Factor Analysis (EFA):
π Tabel Interpretasi Hasil EFA
| Faktor | Item dengan Loading Tinggi | Makna Faktor |
|---|---|---|
| Faktor 1: KRS Online | - KRS_Kemudahan_Akses (0.82) - KRS_Kecepatan_Sistem (0.79) - KRS_Kejelasan_Info (0.76) |
Mewakili persepsi kemudahan dan kejelasan penggunaan sistem KRS online oleh mahasiswa. |
| Faktor 2: Bimbingan Akademik | - BIM_Respon_Dosen (0.84) - BIM_Konsistensi_Jadwal (0.78) - BIM_Kejelasan_Panduan (0.71) |
Menggambarkan kualitas dan keteraturan bimbingan akademik dari dosen pembimbing. |
| Faktor 3: Administrasi Akademik | - ADM_Kecepatan_Layanan (0.80) - ADM_Keakuratan_Data (0.75) - ADM_Keramahan_Staf (0.69) |
Menunjukkan performa unit administrasi dalam melayani kebutuhan akademik mahasiswa. |
| Faktor 4: Akses Informasi Akademik | - INFO_Kelengkapan_Informasi (0.77) - INFO_Akses_Website (0.74) - INFO_Ketepatan_Waktu (0.72) |
Menggambarkan seberapa baik informasi akademik disampaikan secara digital dan tepat waktu. |
| Faktor 5: Bantuan Penyelesaian Studi | - BANTU_Kemudahan_Proses (0.81) - BANTU_Responsivitas_Layanan (0.78) - BANTU_Kepuasan_Pelayanan (0.74) |
Mewakili dukungan institusi dalam membantu mahasiswa menyelesaikan studi tepat waktu. |
Berikut versi penulisan yang lebih rapi, sistematis, dan enak dibaca untuk bagian Reliabilitas:
3.3 Reliabilitas
Reliabilitas instrumen diukur menggunakan Cronbachβs Alpha, yaitu ukuran statistik yang menilai konsistensi internal dari sejumlah butir pernyataan yang dirancang untuk mengukur konstruk yang sama.
π‘ Interpretasi Nilai Cronbachβs Alpha:
| Nilai Alpha | Interpretasi |
|---|---|
| β₯ 0.90 | Sangat tinggi |
| 0.80β0.89 | Tinggi |
| 0.70β0.79 | Cukup |
| 0.60β0.69 | Kurang |
| < 0.60 | Tidak reliabel |
π Contoh Perhitungan Manual Cronbachβs Alpha β Dimensi KRS Online (Data Nyata)
Untuk menguji reliabilitas awal, digunakan tiga butir pernyataan pada layanan KRS Online dengan skala Likert (1β5), yaitu:
- KRS_Kemudahan_Akses
- KRS_Kecepatan_Sistem
- KRS_Kejelasan_Info
Langkah perhitungan manual berdasarkan data aktual sebagai berikut:
Jumlah item (N): 3
Varians masing-masing item:
- KRS_Kemudahan_Akses = 2,18
- KRS_Kecepatan_Sistem = 2,16
- KRS_Kejelasan_Info = 1,76
β€ Jumlah varians item (βΟΒ²_item) = 6,10
Skor total tiap responden diperoleh dari penjumlahan ketiga item tersebut.
Varians skor total seluruh responden:
β€ ΟΒ²_total = 6,20
\[ \alpha = \frac{N}{N - 1} \left(1 - \frac{\sum \sigma^2_{\text{item}}}{\sigma^2_{\text{total}}} \right) \]
\[ \alpha = \frac{3}{2} \left(1 - \frac{6.10}{6.20} \right) = 1.5 \times \left(1 - 0.984\right) = 1.5 \times 0.016 = 0.025 \]
π Interpretasi Hasil:
Ξ± = 0.025 menunjukkan bahwa:
- Butir-butir tidak cukup konsisten dalam mengukur konstruk yang sama.
- Korelasi antar item sangat rendah.
- Perlu revisi/redesain terhadap pertanyaan agar lebih fokus dan homogen.
- Mungkin dibutuhkan item tambahan agar konstruk lebih kuat.
Tentu! Berikut adalah versi yang lebih segar, kreatif, dan dilengkapi dengan emoji & tabel agar tetap profesional namun tetap menarik dan mudah dipahami:
π― 4. Strategi Distribusi Kuesioner & Strategi Sampling
π© 4.1 Strategi Distribusi Kuesioner
4.1.1 π Platform Distribusi
Distribusi kuesioner dilakukan secara online
menggunakan Google Form, yang dapat diakses melalui
tautan berikut:
π https://forms.gle/6BBUAzNB9vKNuXGu9
Kenapa Google Form? - β Mudah diakses via HP/laptop - β Dapat dibagikan lewat email, WhatsApp, dan media sosial kampus - β Mendukung berbagai jenis pertanyaan (Skala Likert, isian, pilihan ganda) - β Otomatis merekap data ke Google Spreadsheet
4.1.2 π― Target Responden
- π Mahasiswa aktif ITSB dari seluruh program studi dan angkatan
- π Fokus utama: mahasiswa yang pernah mengakses layanan akademik seperti KRS, bimbingan, pengajuan judul, dsb.
4.1.3 ποΈ Durasi Distribusi
| Jadwal | Keterangan |
|---|---|
| 15β22 April 2025 | Durasi distribusi kuesioner |
| H+2 & H+5 | Pengingat via WA, email, dll. |
π Total durasi: 1 minggu, dengan pengingat berkala untuk meningkatkan partisipasi.
4.1.4 π’ Strategi Penyebaran
| Komponen | Rincian |
|---|---|
| π Link Survei | forms.gle/6BBUAzNB9vKNuXGu9 |
| π€ Media Distribusi | Email resmi, grup WhatsApp kelas, media sosial akademik kampus |
| π Teknik Sampling | Stratified Random Sampling berdasarkan fakultas dan angkatan |
| π― Target Responden | 500 mahasiswa dari populasi Β±1000 mahasiswa aktif ITSB |
π² 4.2 Strategi Sampling
4.2.1 π Jenis Teknik Sampling
Metode yang digunakan: Stratified Random
Sampling
Populasi dibagi berdasarkan kombinasi program studi dan
angkatan untuk menjaga representativitas.
π Ilustrasi:
| Komponen | Jumlah |
|---|---|
| Program Studi | 5 Prodi |
| Angkatan | 5 Angkatan |
| Total Strata | 5 Γ 5 = 25 strata |
| Responden/Strata | Minimal 20 orang |
4.2.2 π Ukuran Sampel
π― Target sampel: β₯ 500 mahasiswa
π§ Alasan pemilihan: - Memadai untuk uji validitas dan reliabilitas - Cukup besar untuk hasil yang generalizable ke seluruh mahasiswa aktif ITSB
4.2.3 β Kriteria Inklusi
Mahasiswa yang: - Aktif pada semester Genap TA 2024/2025 - Pernah menggunakan β₯1 layanan akademik yang menjadi fokus penelitian
π 5. Simulasi Data & Analisis Awal
Sebelum masuk ke tahap analisis lebih dalam, dilakukan terlebih dahulu analisis statistik deskriptif untuk memahami karakteristik awal data.
π Statistik Deskriptif yang Digunakan:
| Statistik | Fungsi |
|---|---|
| π Mean | Menunjukkan rata-rata tingkat kepuasan responden |
| π Median & Modus | Menggambarkan kecenderungan pusat & pola distribusi |
| π Standar Deviasi | Mengukur variasi atau sebaran skor dari nilai rata-rata |
π Contoh Tabel Statistik Deskriptif (Dummy Data)
| Layanan Akademik | Mean | Median | Modus | SD |
|---|---|---|---|---|
| KRS Online | 3.85 | 4 | 4 | 0.72 |
| Bimbingan Akademik | 3.45 | 3 | 3 | 0.89 |
| Pengajuan Judul | 3.20 | 3 | 3 | 1.02 |
| Administrasi Akademik | 3.65 | 4 | 4 | 0.68 |
| Pelayanan Akademik Lain | 3.90 | 4 | 5 | 0.55 |
Sebagai contoh, untuk setiap dimensi layanan akademik (seperti KRS Online, Bimbingan Akademik, dll.), dilakukan perhitungan rata-rata kepuasan dan disajikan dalam bentuk tabel.
## KRS_Online Bimbingan_Akademik Pelayanan_Administrasi Akses_Informasi
## Min. :1.000 Min. :1.000 Min. :1.000 Min. :1.0
## 1st Qu.:2.000 1st Qu.:2.000 1st Qu.:2.000 1st Qu.:2.0
## Median :3.000 Median :3.000 Median :3.000 Median :3.0
## Mean :2.956 Mean :3.014 Mean :2.874 Mean :3.1
## 3rd Qu.:4.000 3rd Qu.:4.000 3rd Qu.:4.000 3rd Qu.:4.0
## Max. :5.000 Max. :5.000 Max. :5.000 Max. :5.0
## Penyelesaian_Studi
## Min. :1.000
## 1st Qu.:2.000
## Median :3.000
## Mean :3.064
## 3rd Qu.:4.000
## Max. :5.000
Visualisasi Rata-rata Skor Kepuasan per Layanan
Untuk mempermudah pemahaman, hasil rata-rata skor kepuasan per layanan akademik dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik bar atau box plot.
Berikut versi tabel dari bagian Kesimpulan Awal, disusun lebih komunikatif dan menarik, dengan penambahan emoji dan bahasa yang lebih luwes namun tetap akademis:
6.π Tabel Kesimpulan Awal Berdasarkan Analisis Deskriptif Sementara
| Aspek Evaluasi | Temuan Kunci | Skor Umum | Rekomendasi Awal |
|---|---|---|---|
| π Layanan Akademik | Mayoritas mahasiswa merasa cukup puas terhadap layanan akademik (skor 3β4 dari skala 5). Bimbingan Akademik jadi aspek paling memuaskan. | Cukup Baik | Pertahankan kualitas bimbingan dosen wali sebagai kekuatan utama layanan akademik. |
| π₯οΈ KRS Online | Secara umum aksesnya mudah dan nyaman, tetapi sebagian mahasiswa mengalami kendala teknis, seperti akses lambat atau error saat pengisian. | Cukup Baik | Optimalkan sistem KRS online agar lebih stabil dan cepat merespon. |
| ποΈ Administrasi Akademik | Layanan administrasi mendapat nilai yang lumayan, namun proses seperti pengajuan surat dinilai masih lambat. | Cukup Baik | Sederhanakan alur dan percepat respon agar layanan terasa lebih efisien. |
| π’ Informasi Akademik | Jalur komunikasi informasi dinilai cukup jelas, tetapi ada kritik soal info yang kurang lengkap atau lambat diterima mahasiswa. | Cukup Baik | Tingkatkan kecepatan dan kelengkapan penyampaian informasi melalui kanal resmi kampus. |
| π Penyelesaian Studi | Aspek ini mendapat skor relatif lebih rendah. Beberapa mahasiswa merasa proses seminar atau sidang kurang efisien dan cenderung lambat. | Perlu Ditingkatkan | Evaluasi alur seminar dan sidang, serta percepat birokrasi penyelesaian studi. |
π‘ Rekomendasi Strategis Selanjutnya
- π§ KRS Online: Tingkatkan performa teknis dan kurangi waktu respon sistem.
- π‘ Komunikasi Akademik: Perluas dan perbarui saluran informasi agar lebih cepat dan transparan.
- ποΈ Layanan Administratif: Perkuat SOP dan pastikan layanan bersifat student-centered.