Teknik Sampling dan Survei
Ujian Tengah Semester Genap 24/25
1. Simulasi Kesalahan Sampling di Lapangan
A. Dua Jenis Kesalahan Sampling yang Terjadi
1. Overcoverage (Over-sampling):
Terjadi di Kota A = Padang, karena jumlah responden mencapai 250 orang dari target 200. Ini berarti data dari kota tersebut bisa terlalu mendominasi hasil agregat bila tidak dikoreksi dengan pembobotan.
2. Undercoverage (Under-sampling):
Terjadi di Kota B = Jambi (120 responden) dan Kota C = Medan (180 responden). Responden yang berhasil diwawancarai lebih sedikit dari target, sehingga representasi kota tersebut dalam agregasi akan kurang valid jika tidak dikoreksi.
B. Penyesuaian Bobot Sampling
Diberikan:
- Target per kota = 200 responden
- Total target = 600 responden
Bobot proporsional berdasarkan target seharusnya:
- Padang: 200 / 600 = 0.333
- Jambi: 200 / 600 = 0.333
- Medan: 200 / 600 = 0.333
Namun karena hasil aktual:
- Padang: 250
- Jambi: 120
- Medan: 180
Bobot aktual dapat dihitung:
Rumus bobot per kota:
\[ \text{Bobot Kota} = \frac{\text{Target per Kota}}{\text{Jumlah Responden Aktual}} \]
Perhitungan:
Padang:
\[ \frac{200}{250} = 0.8 \] Jumlah responden lebih dari target, kontribusi tiap responden harus dikurangi. Setiap responden dari Padang akan dikalikan 0.8 (kurangi pengaruhnya), karena data terlalu banyak. Misalnya, kalau 1 orang mengatakan “sangat puas”, dalam analisis total dia dihitung hanya 80% dari 1 orang.Jambi:
\[ \frac{200}{120} ≈ 1.667 \] Jumlah responden kurang dari target, kontribusi tiap responden harus diperbesar. Setiap responden dari Jambi akan dikalikan 1.667 (diperbesar pengaruhnya), karena jumlah mereka jauh di bawah target. Jawaban dari 1 orang setara dengan 1.67 orang dalam konteks keseluruhan.Medan:
\[ \frac{200}{180} ≈ 1.111 \] Jumlah responden sedikit kurang dari target, perlu sedikit pembobotan tambahan. Responden dari Medan juga diperkuat bobotnya sedikit, karena hanya kurang 20 orang dari target.
Tujuan Pembobotan
Agar data gabungan dari ketiga kota mencerminkan proporsi target awal yang seimbang (200 per kota), meskipun jumlah aktual tidak seimbang.
Interpretasi:
- Data dari Padang perlu diturunkan bobotnya jadi 0.8.
- Data dari Jambi perlu diperkuat bobotnya jadi 1.667.
- Data dari Medan perlu diperkuat bobotnya jadi 1.111.
2. Desain Survei Jam Sibuk (07.00–09.00 dan 17.00–19.00)
A. Pendekatan Sampling
Gunakan stratified time-based sampling, dengan strata berdasarkan jam:
- Strata 1: Jam 07.00–09.00
- Strata 2: Jam 17.00–19.00
Sampling dilakukan hanya dalam waktu tersebut, untuk efisiensi.
B. Rancangan Waktu dan Pemilihan Responden
- Waktu survei: 1 minggu penuh, hanya pada jam sibuk.
- Metode pemilihan:
- Gunakan metode accidental sampling di titik keramaian (halte, terminal, stasiun).
- Quota sampling: target harian untuk masing-masing slot waktu.
- Justifikasi unit sampling:
- Unit: pengguna aktif ojek online (dengan bukti aplikasi atau perjalanan aktif).
- Diperoleh langsung di tempat umum saat jam sibuk untuk efisiensi.
C. Penyesuaian Responden Berdasarkan Data Historis
Misal:
- 60% responden dari pagi, 40% dari sore.
- Padahal penggunaan sore 2x lebih banyak dibanding pagi.
Maka bobot harus disesuaikan.
Penyesuaian dilakukan dengan mengalikan bobot pada masing-masing responden berdasarkan rasio antara Proporsi Ideal dan Proporsi Aktual.
Rumus Penyesuaian Bobot Koreksi:
\[ \text{Bobot Koreksi} = \frac{\text{Proporsi Ideal}}{\text{Proporsi Aktual}} \]
Untuk Responden Pagi:
Proporsi Ideal = 33.3%
Proporsi Aktual = 60%
\[ \text{Bobot Koreksi Pagi} = \frac{33.3\%}{60\%} = 0.556 \]
Interpretasi:
Artinya, kontribusi responden pagi harus dikurangi karena jumlah responden pagi terlalu banyak dibandingkan dengan populasi yang sebenarnya. Setiap jawaban dari responden pagi akan dihitung setengah dari nilai aslinya.
Untuk Responden Sore:
Proporsi Ideal = 66.7%
Proporsi Aktual = 40%
\[ \text{Bobot Koreksi Sore} = \frac{40\%}{66.7\%} = 1.667 \]
Interpretasi:
Artinya, kontribusi responden sore harus diperbesar karena jumlah responden sore terlalu sedikit dibandingkan dengan populasi yang sebenarnya. Setiap jawaban dari responden sore akan dihitung 1.67 kali lipat dari nilai aslinya.
Kesimpulan:
- Responden pagi dikalikan dengan 0.556.
- Responden sore dikalikan dengan 1.667.
3. Survei Kepuasan Layanan Akademik
A. Desain Instrumen Survei
Tujuan dan Struktur
Instrumen survei bertujuan untuk mengevaluasi kepuasan mahasiswa terhadap lima layanan akademik: KRS Online, Bimbingan Akademik, Pelayanan Administrasi, Akses Informasi Akademik, dan Bantuan Penyelesaian Studi. Survei terdiri dari 25 pertanyaan yang menggunakan skala Likert (1-5), pilihan ganda, dan pertanyaan terbuka.
Dimensi yang Diukur
- Kualitas Layanan: Evaluasi kepuasan mahasiswa terhadap setiap layanan.
- Aksesibilitas: Kemudahan dalam mengakses layanan.
- Efektivitas: Sejauh mana layanan mendukung kebutuhan akademik.
- Profesionalisme: Sikap staf yang terlibat dalam layanan.
Pengelompokkan Pertanyaan
- Layanan KRS Online: Mengukur kemudahan akses dan masalah yang dihadapi mahasiswa.
- Bimbingan Akademik: Menilai efektivitas bimbingan dan ketersediaan jadwal.
- Pelayanan Administrasi: Menilai kecepatan, kejelasan, dan sikap staf administrasi.
- Akses Informasi Akademik: Menilai kualitas dan aksesibilitas informasi akademik.
- Bantuan Penyelesaian Studi: Kepuasan terhadap dukungan dalam menyelesaikan skripsi atau tugas akhir.
Skala dan Jenis Pertanyaan
- Skala Likert (1-5) untuk kepuasan.
- Pilihan Ganda untuk frekuensi dan kesulitan.
- Pertanyaan Terbuka untuk umpan balik lebih lanjut.
Link Survei pada Google Form
https://forms.gle/vpu7HENdW3jumr6Z6
B. Skema Validasi Instrumen
1. Validitas Isi
- Tujuan: Memastikan instrumen mencakup semua aspek layanan yang relevan.
- Proses: Validasi oleh ahli untuk menilai kecocokan pertanyaan dengan tujuan survei.
2. Validitas Konstrak
- Tujuan: Memastikan instrumen mengukur kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik.
- Metode: Exploratory Factor Analysis (EFA)
- Tujuan EFA: Mengidentifikasi struktur faktor di balik data dan mengelompokkan pertanyaan yang memiliki korelasi tinggi untuk setiap dimensi layanan akademik.
- Langkah:
- Melakukan analisis faktor untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan yang ada membentuk faktor-faktor yang logis (misalnya, apakah pertanyaan terkait dengan layanan KRS online masuk dalam satu faktor).
- Memastikan bahwa pertanyaan dalam setiap dimensi menunjukkan korelasi yang tinggi satu sama lain dan korelasi yang rendah dengan dimensi lain.
- Memeriksa nilai eigenvalue > 1 dan memverifikasi apakah jumlah faktor yang ditemukan sesuai dengan dimensi yang diinginkan.
3. Reliabilitas
- Tujuan: Mengukur konsistensi internal instrumen.
- Metode: Cronbach’s Alpha
- Langkah: Menghitung nilai Cronbach’s Alpha untuk setiap dimensi (KRS Online, Bimbingan Akademik, Pelayanan Administrasi, Akses Informasi, Bantuan Penyelesaian Studi).
- Interpretasi: Nilai Cronbach’s Alpha > 0.7 dianggap cukup baik untuk mengindikasikan reliabilitas instrumen.
Dengan pendekatan ini, instrumen survei akan memiliki dasar yang kuat dan valid untuk mengukur kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik.
C. Strategi Distribusi dan Sampling
1. Distribusi Survei:
Survei akan dibagikan menggunakan Google Form atau platform LMS kampus (misalnya e-learning). Agar lebih terpercaya, survei akan disertai dengan surat pengantar resmi dari Biro Akademik. Tautan survei akan disebarkan melalui:
- Email resmi kampus (student mail) kepada mahasiswa.
- Grup WhatsApp jurusan atau kelas untuk memudahkan penyebaran.
- Media sosial akademik (misalnya akun Instagram jurusan) untuk menjangkau mahasiswa yang aktif di platform tersebut.
Tujuan dari metode distribusi ini adalah untuk memastikan survei dapat diakses oleh mahasiswa secara luas dan agar tingkat partisipasi dalam survei tinggi.
2. Strategi Pengambilan Sampel:
Metode yang akan digunakan adalah Stratified Random Sampling, yang berarti sampel akan diambil secara acak, namun dengan pembagian berdasarkan strata tertentu, yaitu:
- Program Studi (misalnya Sains Data, Teknik Informatika, dll)
- Semester Aktif (misalnya mahasiswa semester 1, 2, dst)
Total populasi yang akan diambil adalah semua mahasiswa aktif di kampus. Dari total populasi tersebut, sampel sebanyak 100 responden akan dipilih secara proporsional sesuai dengan jumlah mahasiswa di setiap program studi dan semester. Berikut adalah simulasi distribusi sampel berdasarkan program studi:
Fakultas / Prodi | Estimasi Populasi | Sampel |
---|---|---|
Sains Data | 600 | 20 |
Teknik Pulp dan Paper | 900 | 30 |
Teknik Informatika | 800 | 25 |
Teknik Sipil | 700 | 25 |
Dengan strategi ini, diharapkan hasil survei dapat mewakili berbagai latar belakang akademik secara seimbang dan adil.
3. Pengujian Statistik
A. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif akan digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang hasil survei. Pengukuran yang digunakan termasuk:
- Rata-rata: Untuk mengetahui nilai rata-rata kepuasan mahasiswa di tiap dimensi layanan.
- Modus: Untuk mengetahui skor yang paling sering muncul, atau skor yang paling banyak dipilih mahasiswa.
- Standar Deviasi: Untuk melihat seberapa besar variasi atau penyebaran data, apakah mahasiswa memiliki pengalaman yang serupa atau berbeda dalam menggunakan layanan akademik.
B. Uji Inferensial
1. Uji Chi-Square
Uji ini digunakan untuk menguji hubungan antara data kategorikal, misalnya apakah ada hubungan antara jenis kelamin dan tingkat kepuasan terhadap layanan KRS. Misalnya, apakah mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap KRS Online.
2. ANOVA (Analisis Varians)
ANOVA digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan dalam skor kepuasan antara mahasiswa dari program studi atau semester yang berbeda. Misalnya, apakah mahasiswa dari jurusan Sains Data memiliki tingkat kepuasan yang berbeda dibandingkan mahasiswa dari Teknik Sipil.
3. Regresi Linier Sederhana
Regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara layanan akademik tertentu dengan persepsi mahasiswa terhadap bantuan penyelesaian studi. Misalnya, apakah kualitas layanan bimbingan akademik mempengaruhi seberapa puas mahasiswa dengan bantuan yang mereka terima untuk menyelesaikan tugas akhir atau skripsi mereka.
D. Simulasi Data dan Analisis Awal
Simulasi data dan analisis awal dilakukan untuk menguji kelayakan instrumen survei kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik, yang mencakup KRS online, bimbingan akademik, administrasi, informasi akademik, dan bantuan studi. Melalui data dummy, dilakukan uji validitas, reliabilitas, serta analisis deskriptif awal untuk menilai pola respons. Tahap ini juga digunakan untuk merancang strategi pengambilan sampel dan memastikan kelancaran proses pengolahan data. Langkah ini penting agar instrumen yang digunakan valid, data yang dikumpulkan bermakna, dan hasil survei dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh biro akademik kampus.
Skema Validasi Instrumen
1. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi dilakukan melalui telaah pakar. Sebanyak 3 evaluator dari kalangan dosen dan staf akademik ditugaskan untuk memeriksa:
- Relevansi pertanyaan dengan indikator layanan akademik.
- Kejelasan bahasa dan format skala.
- Cakupan dimensi, mulai dari KRS, bimbingan, hingga penyelesaian studi.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa 25 butir pertanyaan dinyatakan layak dan mewakili aspek-aspek layanan akademik yang dimaksud.
2. Validitas Konstruk (Construct Validity) Interpretasi:
- 5 faktor utama berhasil diidentifikasi, sesuai dengan desain awal (KRS, Bimbingan, Administrasi, Informasi, Penyelesaian Studi).
- Item-item dengan loading > 0.4 terdistribusi sesuai klaster yang diharapkan.
- Hal ini menunjukkan bahwa butir-butir mengelompok secara konseptual dan valid secara konstruk.
3. Reliabilitas (Consistency) Hasil uji Cronbach’s Alpha per dimensi:
Dimensi Layanan | Cronbach’s Alpha |
---|---|
KRS Online | 0.81 |
Bimbingan Akademik | 0.79 |
Administrasi Akademik | 0.76 |
Akses Informasi Akademik | 0.74 |
Bantuan Penyelesaian | 0.71 |
Interpretasi:
Semua nilai berada di atas 0.70, yang berarti setiap sub-skala memiliki konsistensi internal yang baik.
Strategi Distribusi dan Sampling
Pengujian Statistik:
Untuk menganalisis data yang dikumpulkan, akan dilakukan pengujian statistik berikut:
A. Deskriptif Statistik
- Menyajikan data berupa: rata-rata, modus, dan standar deviasi dari skor setiap dimensi layanan (misalnya KRS online, bimbingan akademik, dll).
Interpretasi Hasil:
Secara keseluruhan, kepuasan terhadap layanan akademik masih berada pada tingkat yang cukup baik, meskipun ada beberapa aspek (seperti layanan KRS Online, Administrasi Akademik, dan Akses Informasi Akademik) yang perlu perhatian lebih karena skor kepuasannya cenderung lebih rendah. Variasi yang besar (standar deviasi yang tinggi) di beberapa dimensi menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam pengalaman antara mahasiswa yang berbeda, yang menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan dan peningkatan layanan. Aspek yang paling memuaskan adalah Bimbingan Akademik, dengan sebagian besar mahasiswa merasa puas dengan layanan ini, sedangkan Akses Informasi Akademik dan Administrasi Akademik membutuhkan perhatian lebih untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa.
B. Uji Inferensial:
1. Chi-Square Test
Digunakan untuk menganalisis hubungan antara data kategorikal, misalnya: jenis kelamin dan tingkat kepuasan.
Tabel Frekuensi (Jenis Kelamin vs Skor KRS1)
Jenis Kelamin | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | Total |
---|---|---|---|---|---|---|
Laki-laki | 14 | 11 | 8 | 7 | 17 | 57 |
Perempuan | 11 | 10 | 4 | 8 | 10 | 43 |
- Skor KRS1 menggunakan skala Likert 1–5, di mana:
- 1 = sangat tidak setuju (tidak puas)
- 5 = sangat setuju (sangat puas)
- Mayoritas responden laki-laki memilih skor 5 (17 orang), sedangkan responden perempuan lebih menyebar dan sedikit lebih rendah pada skor tertinggi (10 orang memilih skor 5).
Hasil Uji Chi-Square
- Nilai Chi-square: 1.6957
- Degrees of Freedom (df): 4
- P-value: 0.7915
Interpretasi Statistik
- Tujuan uji: Menguji apakah ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dan kepuasan terhadap layanan KRS.
- Hipotesis:
- H0 (nol): Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan kepuasan terhadap KRS.
- H1 (alternatif): Ada hubungan antara jenis kelamin dan kepuasan terhadap KRS.
- P-value = 0.7915 → jauh di atas 0.05, maka tidak signifikan secara statistik.
- Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kepuasan terhadap layanan KRS antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.
Kesimpulan
- Jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap layanan KRS berdasarkan data ini.
- Layanan KRS dinilai secara relatif konsisten oleh mahasiswa, tanpa perbedaan berarti antar gender.
- Ini bisa menjadi indikasi bahwa sistem KRS bersifat netral gender, atau persepsi mahasiswa terhadap KRS dipengaruhi lebih oleh faktor lain (misalnya: kemudahan akses, dosen pembimbing, atau waktu pengisian).
2. ANOVA (Analisis Varian)
Hasil Uji ANOVA: Kepuasan KRS Berdasarkan Program Studi
Sumber Variasi | Df | Sum of Squares | Mean Sq | F value | p-value |
---|---|---|---|---|---|
Program Studi | 3 | 0.2634702 | 0.0878234 | 0.2009682 | 0.8954852 |
Residuals | 96 | 41.9521298 | 0.4370014 | NA | NA |
Interpretasi Statistik
- Df (Degree of Freedom):
- Program Studi: 3, menunjukkan ada 4 kelompok program studi yang diuji (misalnya Sains Data, Teknik Pulp dan Paper, Teknik Informatika, Teknik Sipil).
- Residuals: 96, menunjukkan jumlah sisa data setelah pengurangan kelompok (jumlah total responden dikurangi jumlah kelompok).
- Sum of Squares (SS):
- Program Studi: 0.2634702, menunjukkan variabilitas yang dijelaskan oleh perbedaan antar program studi dalam skor kepuasan KRS.
- Residuals: 41.9521298, menunjukkan variabilitas yang tidak dijelaskan oleh model (variabilitas dalam kelompok yang sama).
- Mean Square (MS):
- Program Studi: 0.0878234, yaitu rata-rata kuadrat variabilitas antara program studi.
- Residuals: 0.4370014, yaitu rata-rata kuadrat variabilitas dalam kelompok (dalam program studi yang sama).
- F value (F-statistic):
- F value: 0.2009682, nilai F yang dihitung mengukur perbandingan antara variabilitas antar kelompok dan dalam kelompok. Nilai F yang kecil menunjukkan bahwa variabilitas antar kelompok relatif kecil dibandingkan dengan variabilitas dalam kelompok.
- p-value: 0.8954852
Kesimpulan
- Hipotesis:
- H0 (nol): Tidak ada perbedaan kepuasan KRS berdasarkan program studi.
- H1 (alternatif): Ada perbedaan kepuasan KRS berdasarkan program studi.
- Dengan p-value = 0.8954852, yang jauh lebih besar dari 0.05, kita gagal menolak H0.
- Interpretasi: Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kepuasan KRS antara program studi yang berbeda.
- Kesimpulan: Kepuasan terhadap KRS tidak dipengaruhi oleh program studi mahasiswa dalam data ini.
3. Regresi Linier: Pengaruh Variabel Terhadap Kepuasan KRS
Berikut adalah hasil regresi linear yang menguji pengaruh variabel independen Bimbingan Akademik (skor_BIM), Administrasi Akademik (skor_ADM), dan Akses Informasi Akademik (skor_INFO) terhadap kepuasan KRS (skor_KRS):
Koefisien | Estimate | Std. Error | t value | **Pr(> |
---|---|---|---|---|
(Intercept) | 3.0324010 | 0.4580087 | 6.6208375 | 0.0000000 |
skor_BIM | -0.0375703 | 0.0754555 | -0.4979132 | 0.6196839 |
skor_ADM | -0.0940321 | 0.0849598 | -1.1067837 | 0.2711531 |
skor_INFO | 0.1101378 | 0.0863138 | 1.2760172 | 0.2050281 |
Interpretasi dari setiap variabel:
Intercept (Konstanta) = 3.0324:
- Nilai ini menunjukkan estimasi skor kepuasan KRS ketika semua variabel independen (skor BIM, ADM, dan INFO) adalah 0. Artinya, jika skor untuk Bimbingan Akademik, Administrasi Akademik, dan Akses Informasi sama dengan 0, maka kepuasan KRS diperkirakan sebesar 3.032.
- Nilai P-value untuk intercept adalah 0.0000000, yang sangat kecil, mengindikasikan bahwa intercept ini secara signifikan berbeda dari nol.
Bimbingan Akademik (skor_BIM):
- Estimate = -0.03757, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit dalam skor Bimbingan Akademik diharapkan mengurangi skor kepuasan KRS sebesar 0.03757.
- P-value = 0.6197 menunjukkan bahwa Bimbingan Akademik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan KRS karena P-value lebih besar dari 0.05. Oleh karena itu, kita gagal menolak hipotesis nol bahwa Bimbingan Akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan KRS.
Administrasi Akademik (skor_ADM):
- Estimate = -0.09403, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit dalam skor Administrasi Akademik mengurangi skor kepuasan KRS sebesar 0.09403.
- P-value = 0.2712 menunjukkan bahwa Administrasi Akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan KRS** karena p-value lebih besar dari 0.05. Oleh karena itu, kita gagal menolak hipotesis nol bahwa Administrasi Akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan KRS.
Akses Informasi Akademik (skor_INFO):
- Estimate = 0.11014, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit dalam skor Akses Informasi Akademik meningkatkan skor kepuasan KRS sebesar 0.11014.
- P-value = 0.2050 menunjukkan bahwa Akses Informasi Akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan KRS karena p-value lebih besar dari 0.05. Oleh karena itu, kita gagal menolak hipotesis nol bahwa Akses Informasi Akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan KRS.
Kesimpulan:
- Secara keseluruhan, meskipun variabel-variabel independen ini (Bimbingan Akademik, Administrasi Akademik, dan Akses Informasi Akademik) memberikan pengaruh terhadap kepuasan KRS, namun tidak ada variabel yang menunjukkan pengaruh signifikan dengan P-value > 0.05.