Operasi Dasar

Operasi dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan dapat dilakukan langsung di R. Syntax ini menunjukkan cara melakukan operasi tersebut.

2 + 3  # Penjumlahan: Menambahkan 2 dan 3, hasilnya 5
## [1] 5
5 - 1  # Pengurangan: Mengurangi 5 dengan 1, hasilnya 4
## [1] 4
4 * 2  # Perkalian: Mengalikan 4 dengan 2, hasilnya 8
## [1] 8
10 / 2 # Pembagian: Membagi 10 dengan 2, hasilnya 5
## [1] 5
2^3    # Pangkat: Menghitung 2 pangkat 3, hasilnya 8
## [1] 8

Pembuatan Variabel

Variabel digunakan untuk menyimpan data. Di R, kita bisa membuat variabel dan mengisinya dengan nilai tertentu, lalu melakukan operasi dengan variabel tersebut.

a <- 10  # Membuat variabel 'a' dan mengisinya dengan nilai 10
b <- 5   # Membuat variabel 'b' dan mengisinya dengan nilai 5
c <- a + b  # Membuat variabel 'c' yang berisi hasil penjumlahan 'a' dan 'b'
c  # Menampilkan nilai dari variabel 'c'
## [1] 15

Struktur Data Dasar

R memiliki beberapa struktur data dasar seperti vektor, faktor, list, dan dataframe. Struktur data ini digunakan untuk menyimpan dan mengelola data secara efisien.

vektor <- c(1, 2, 3, 4, 5)  # Membuat vektor numerik dengan nilai 1 hingga 5
vektor  # Menampilkan isi vektor 
## [1] 1 2 3 4 5

Membuat Vektor Karakter

Vektor karakter adalah kumpulan data teks yang disimpan dalam satu variabel. Di R, kita bisa membuat vektor karakter menggunakan fungsi c().

warna <- c("Merah", "Biru", "Hijau", "Merah", "Biru", "Hijau", "Merah")
warna  # Menampilkan isi vektor karakter
## [1] "Merah" "Biru"  "Hijau" "Merah" "Biru"  "Hijau" "Merah"

Mengonversi ke Faktor

Faktor adalah struktur data di R yang digunakan untuk menyimpan data kategorikal. Konversi ke faktor memungkinkan kita untuk menganalisis data kategorikal dengan lebih efisien.

warna_factor <- factor(warna)  # Mengubah vektor karakter menjadi faktor

Menampilkan Struktur Faktor

Fungsi str() digunakan untuk menampilkan struktur dari suatu objek, termasuk faktor. Ini membantu memahami tipe data dan level yang ada dalam faktor.

str(warna_factor)  # Menampilkan struktur dari faktor 'warna_factor'
##  Factor w/ 3 levels "Biru","Hijau",..: 3 1 2 3 1 2 3

Menampilkan Level yang Ada dalam Faktor

Level adalah kategori unik dalam faktor. Fungsi levels() digunakan untuk menampilkan semua level yang ada dalam suatu faktor.

levels(warna_factor)  # Menampilkan level atau kategori unik dalam faktor
## [1] "Biru"  "Hijau" "Merah"

Frekuensi Tiap Kategori

Fungsi table() digunakan untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori dalam faktor. Ini berguna untuk analisis data kategorikal.

table(warna_factor)  # Menampilkan frekuensi masing-masing kategori dalam faktor
## warna_factor
##  Biru Hijau Merah 
##     2     2     3

Membuat List yang Berisi Berbagai Jenis Data

List adalah struktur data yang dapat menyimpan berbagai jenis data, seperti vektor, teks, dan faktor, dalam satu objek. Ini membuat list sangat fleksibel.

data_list <- list(
  angka = c(10, 20, 30, 40),
  teks = c("A", "B", "C"),
  kategori = factor(c("Baik", "Sedang", "Buruk"))
)

Menampilkan Isi List

Fungsi print() digunakan untuk menampilkan seluruh isi list. Ini membantu melihat data yang disimpan dalam list.

print(data_list)  # Menampilkan seluruh isi list
## $angka
## [1] 10 20 30 40
## 
## $teks
## [1] "A" "B" "C"
## 
## $kategori
## [1] Baik   Sedang Buruk 
## Levels: Baik Buruk Sedang

Mengakses Elemen List

Kita bisa mengakses elemen dalam list menggunakan operator $ atau [[ ]]. Ini memungkinkan kita untuk mengambil data spesifik dari list.

data_list$angka   # Mengakses elemen 'angka' dalam list
## [1] 10 20 30 40
data_list[[2]]    # Mengakses elemen kedua dalam list (vektor 'teks')
## [1] "A" "B" "C"

Membuat Dataframe

Dataframe adalah struktur data tabular yang terdiri dari baris dan kolom. Setiap kolom dapat memiliki tipe data yang berbeda, mirip dengan tabel di database.

data_karyawan <- data.frame(
  Nama = c("Andi", "Budi", "Citra", "Dewi"),  # Kolom Nama
  Usia = c(25, 30, 27, 35),                   # Kolom Usia
  Pekerjaan = factor(c("Pegawai", "Wirausaha", "Mahasiswa", "Pegawai"))  # Kolom Pekerjaan
)

Menampilkan Dataframe

Fungsi print() digunakan untuk menampilkan seluruh isi dataframe. Ini membantu melihat data dalam format tabel.

print(data_karyawan)  # Menampilkan seluruh isi dataframe
##    Nama Usia Pekerjaan
## 1  Andi   25   Pegawai
## 2  Budi   30 Wirausaha
## 3 Citra   27 Mahasiswa
## 4  Dewi   35   Pegawai

Menampilkan Ringkasan Dataframe

Fungsi summary() memberikan ringkasan statistik dari dataframe, seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan frekuensi untuk data kategorikal.

summary(data_karyawan)  # Menampilkan ringkasan statistik dari dataframe
##      Nama                Usia           Pekerjaan
##  Length:4           Min.   :25.00   Mahasiswa:1  
##  Class :character   1st Qu.:26.50   Pegawai  :2  
##  Mode  :character   Median :28.50   Wirausaha:1  
##                     Mean   :29.25                
##                     3rd Qu.:31.25                
##                     Max.   :35.00

Membuat Array 3 Dimensi

Array adalah struktur data multidimensi. Array 3 dimensi dapat digunakan untuk menyimpan data dalam bentuk matriks 3D.

array_data <- array(1:24, dim = c(3, 4, 2))  # Membuat array dengan dimensi 3x4x2

Menampilkan Array

Fungsi print() digunakan untuk menampilkan isi array. Ini membantu melihat data yang disimpan dalam array.

print(array_data)  # Menampilkan isi array
## , , 1
## 
##      [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,]    1    4    7   10
## [2,]    2    5    8   11
## [3,]    3    6    9   12
## 
## , , 2
## 
##      [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,]   13   16   19   22
## [2,]   14   17   20   23
## [3,]   15   18   21   24

Menampilkan Dimensi Array

Fungsi dim() digunakan untuk menampilkan dimensi dari array. Ini membantu memahami struktur array.

dim(array_data)  # Menampilkan dimensi dari array
## [1] 3 4 2

Membuat Vektor dengan Nilai NA

Nilai NA (Not Available) digunakan untuk merepresentasikan data yang hilang. Kita bisa membuat vektor yang mengandung nilai NA dan melakukan pengecekan.

nilai <- c(90, 85, NA, 75, 80, NA, 95)  # Membuat vektor dengan beberapa nilai NA

# Mengecek nilai yang hilang
is.na(nilai)  # Mengecek apakah ada nilai NA dalam vektor
## [1] FALSE FALSE  TRUE FALSE FALSE  TRUE FALSE
# Menghitung jumlah nilai NA dalam vektor
sum(is.na(nilai))  # Menghitung total nilai NA dalam vektor
## [1] 2

Sequence Generation

Sequence generation digunakan untuk membuat urutan angka dengan interval tertentu. Fungsi seq() membantu membuat urutan angka dengan panjang atau interval yang ditentukan.

x1 <- seq(0, 10, length=5)  # Membuat sequence dari 0 hingga 10 dengan 5 elemen
x1  # Menampilkan sequence
## [1]  0.0  2.5  5.0  7.5 10.0
x2 <- seq(0,10,length=6)  # Membuat deret angka dengan 6 elemen
x2
## [1]  0  2  4  6  8 10
x3 <- seq(0,10,length=7)  # Membuat deret angka dengan 7 elemen
x3
## [1]  0.000000  1.666667  3.333333  5.000000  6.666667  8.333333 10.000000

Pembulatan Pecahan Desimal

R menyediakan fungsi untuk membulatkan angka desimal, seperti round(), floor(), dan ceiling(). Fungsi ini berguna untuk mengatur presisi angka.

round(x3)  # Membulatkan nilai dalam 'x3' ke bilangan bulat terdekat
## [1]  0  2  3  5  7  8 10
floor(x3)  # Membulatkan nilai dalam 'x3' ke bawah
## [1]  0  1  3  5  6  8 10
ceiling(x3)  # Membulatkan nilai dalam 'x3' ke atas
## [1]  0  2  4  5  7  9 10

Replicate Elements of Vectors and Lists

Fungsi rep() digunakan untuk mengulang elemen dalam vektor atau list. Kita bisa mengulang seluruh vektor atau setiap elemennya secara terpisah.

rep(c("A", "B", "C"), 5)  # Mengulang vektor "A", "B", "C" sebanyak 5 kali
##  [1] "A" "B" "C" "A" "B" "C" "A" "B" "C" "A" "B" "C" "A" "B" "C"
rep(c("A", "B", "C"), each=5)  # Mengulang setiap elemen vektor "A", "B", "C" sebanyak 5 kali
##  [1] "A" "A" "A" "A" "A" "B" "B" "B" "B" "B" "C" "C" "C" "C" "C"
rep(c("A", "B", "C"), each=2, 5)  # Mengulang setiap elemen vektor "A", "B", "C" sebanyak 2 kali, dan seluruhnya diulang 5 kali
##  [1] "A" "A" "B" "B" "C" "C" "A" "A" "B" "B" "C" "C" "A" "A" "B" "B" "C" "C" "A"
## [20] "A" "B" "B" "C" "C" "A" "A" "B" "B" "C" "C"
rep(1:5, 5)  # Mengulang vektor 1 hingga 5 sebanyak 5 kali
##  [1] 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
rep(1:5, each=5)  # Mengulang setiap elemen vektor 1 hingga 5 sebanyak 5 kali
##  [1] 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
rep(1:5, each=2, 5)  # Mengulang setiap elemen vektor 1 hingga 5 sebanyak 2 kali, dan seluruhnya diulang 5 kali
##  [1] 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4
## [39] 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5

Fungsi Dasar Statistika pada R

R menyediakan fungsi statistik dasar seperti min(), max(), mean(), var(), dan cor() untuk menghitung nilai statistik dari data. Fungsi ini sangat berguna untuk analisis data.

# Membuat data x dan y
x <- c(3, 4, 5, 6)  # Membuat vektor x
y <- c(2, 3, 4, 5, 6, 6)  # Membuat vektor y
# Menghitung nilai statistik dasar
min(x)  # Menghitung nilai minimum dari vektor x
## [1] 3
max(y)  # Menghitung nilai maksimum dari vektor y
## [1] 6
mean(x) # Menghitung rata-rata dari vektor x
## [1] 4.5
var(y)  # Menghitung variansi dari vektor y
## [1] 2.666667
cor(x, y[1:length(x)])  # Menghitung korelasi antara vektor x dan y (panjang harus sama)
## [1] 1
# Menentukan range (jangkauan nilai)
range(x)  # Menghitung range dari vektor x
## [1] 3 6
range(y)  # Menghitung range dari vektor y
## [1] 2 6

Simulasi Sampel Acak

Fungsi sample() digunakan untuk mengambil sampel acak dari data. Ini berguna untuk simulasi atau pengambilan sampel secara acak.

# Simulasi pelemparan koin (0 = ekor, 1 = kepala)
set.seed(123)  # Mengatur seed untuk hasil yang konsisten
sample(0:1, 30, replace = TRUE)  # Simulasi pelemparan koin sebanyak 30 kali
##  [1] 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
# Simulasi pengambilan sampel huruf "A" dan "G" sebanyak 15 kali
sample(c("A", "G"), 15, replace = TRUE)  # Simulasi pengambilan sampel huruf "A" dan "G"
##  [1] "A" "G" "A" "G" "G" "A" "A" "A" "A" "G" "A" "G" "G" "A" "A"
# Simulasi pelemparan dadu sebanyak 30 kali
sample(1:6, 30, replace = TRUE)  # Simulasi pelemparan dadu sebanyak 30 kali
##  [1] 1 1 2 3 4 5 5 3 6 1 2 5 5 4 5 2 1 1 3 1 6 5 1 2 4 4 6 6 3 6

Praktikum Manipulasi Dasar

library(dplyr)
## Warning: package 'dplyr' was built under R version 4.3.3
## 
## Attaching package: 'dplyr'
## The following objects are masked from 'package:stats':
## 
##     filter, lag
## The following objects are masked from 'package:base':
## 
##     intersect, setdiff, setequal, union
library(data.table)
## Warning: package 'data.table' was built under R version 4.3.3
## 
## Attaching package: 'data.table'
## The following objects are masked from 'package:dplyr':
## 
##     between, first, last
library(ggplot2)
## Warning: package 'ggplot2' was built under R version 4.3.3
data <- tbl_df(iris)
## Warning: `tbl_df()` was deprecated in dplyr 1.0.0.
## ℹ Please use `tibble::as_tibble()` instead.
## Call `lifecycle::last_lifecycle_warnings()` to see where this warning was
## generated.
class(data)
## [1] "tbl_df"     "tbl"        "data.frame"
data
## # A tibble: 150 × 5
##    Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
##           <dbl>       <dbl>        <dbl>       <dbl> <fct>  
##  1          5.1         3.5          1.4         0.2 setosa 
##  2          4.9         3            1.4         0.2 setosa 
##  3          4.7         3.2          1.3         0.2 setosa 
##  4          4.6         3.1          1.5         0.2 setosa 
##  5          5           3.6          1.4         0.2 setosa 
##  6          5.4         3.9          1.7         0.4 setosa 
##  7          4.6         3.4          1.4         0.3 setosa 
##  8          5           3.4          1.5         0.2 setosa 
##  9          4.4         2.9          1.4         0.2 setosa 
## 10          4.9         3.1          1.5         0.1 setosa 
## # ℹ 140 more rows

Ambil data tersebut dari baris pertama hingga ke sepuluh dan masukkan ke dalam variabel baru yaitu data_slice

data_slice <- slice(data, 1:10)
data_slice
## # A tibble: 10 × 5
##    Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
##           <dbl>       <dbl>        <dbl>       <dbl> <fct>  
##  1          5.1         3.5          1.4         0.2 setosa 
##  2          4.9         3            1.4         0.2 setosa 
##  3          4.7         3.2          1.3         0.2 setosa 
##  4          4.6         3.1          1.5         0.2 setosa 
##  5          5           3.6          1.4         0.2 setosa 
##  6          5.4         3.9          1.7         0.4 setosa 
##  7          4.6         3.4          1.4         0.3 setosa 
##  8          5           3.4          1.5         0.2 setosa 
##  9          4.4         2.9          1.4         0.2 setosa 
## 10          4.9         3.1          1.5         0.1 setosa

Urutkan data_slice berdasarkan nilai pada kolom Sepal.Length secara descending

arrange(data_slice, desc(data_slice$Sepal.Length))
## # A tibble: 10 × 5
##    Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
##           <dbl>       <dbl>        <dbl>       <dbl> <fct>  
##  1          5.4         3.9          1.7         0.4 setosa 
##  2          5.1         3.5          1.4         0.2 setosa 
##  3          5           3.6          1.4         0.2 setosa 
##  4          5           3.4          1.5         0.2 setosa 
##  5          4.9         3            1.4         0.2 setosa 
##  6          4.9         3.1          1.5         0.1 setosa 
##  7          4.7         3.2          1.3         0.2 setosa 
##  8          4.6         3.1          1.5         0.2 setosa 
##  9          4.6         3.4          1.4         0.3 setosa 
## 10          4.4         2.9          1.4         0.2 setosa

Buat suatu variabel baru bernama datatable yang memuat data iris dengan menggunakan fungsi data.table

datatable <- data.table(iris)
datatable
##      Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width   Species
##             <num>       <num>        <num>       <num>    <fctr>
##   1:          5.1         3.5          1.4         0.2    setosa
##   2:          4.9         3.0          1.4         0.2    setosa
##   3:          4.7         3.2          1.3         0.2    setosa
##   4:          4.6         3.1          1.5         0.2    setosa
##   5:          5.0         3.6          1.4         0.2    setosa
##  ---                                                            
## 146:          6.7         3.0          5.2         2.3 virginica
## 147:          6.3         2.5          5.0         1.9 virginica
## 148:          6.5         3.0          5.2         2.0 virginica
## 149:          6.2         3.4          5.4         2.3 virginica
## 150:          5.9         3.0          5.1         1.8 virginica

Buatlah kolom baru pada tabatable dengan nama new_col menggunakan operator $ dengan elemen sama dengan kolom Species

datatable$new_col <- datatable$Species
datatable$new_col
##   [1] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##   [7] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [13] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [19] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [25] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [31] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [37] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [43] setosa     setosa     setosa     setosa     setosa     setosa    
##  [49] setosa     setosa     versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [55] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [61] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [67] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [73] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [79] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [85] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [91] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
##  [97] versicolor versicolor versicolor versicolor virginica  virginica 
## [103] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [109] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [115] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [121] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [127] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [133] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [139] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## [145] virginica  virginica  virginica  virginica  virginica  virginica 
## Levels: setosa versicolor virginica

Buatlah keys pada datatable dengan anggota keys berdasarkan kolom Speciies, dan kemudian panggil semua anggota keys dengan fungsi key()

setkey(datatable, Species)
key(datatable)
## [1] "Species"

Hitung mean, interquartile, dan median dari data Sepal.Length berdasarkan grup yang diperoleh dari Species dengan fungsi by

datatable[,.(mean=mean(Sepal.Length), IQR=IQR(Sepal.Length), median=median(Sepal.Length)), by=Species]
## Key: <Species>
##       Species  mean   IQR median
##        <fctr> <num> <num>  <num>
## 1:     setosa 5.006 0.400    5.0
## 2: versicolor 5.936 0.700    5.9
## 3:  virginica 6.588 0.675    6.5

Buatlah plot data dengan menggunakan ggplot2 dan simpan plot dalam variabel plot_data. Kemudian tampilkan plot tersebut.

plot_data <- ggplot(data,aes(x=Sepal.Length, y=Sepal.Width)) + geom_point(aes(colour=Species)) 
plot_data

LATIHAN

1.Ketikkan perintah di bawah ini dan berikan pernyataan apa saja yang dapat kalian peroleh dari perintah tersebut! —————————————————– nama_vector <- c(5,FALSE,“true”,“8.3”,“Statistika”) nama_vector —————————————————–

nama_vector <- c(5, FALSE, "true", "8.3", "Statistika")
nama_vector
## [1] "5"          "FALSE"      "true"       "8.3"        "Statistika"

2.Cobalah untuk membuat List dengan nama contoh_list yang memiliki elemen sama dengan Latihan no.1, dan panggil seluruh elemen. Berikan perbedaan list dan vector yang dapat kalian peroleh setelah melakukan perintah tersebut

contoh_list <- list(5, FALSE, "true", "8.3", "Statistika")
contoh_list
## [[1]]
## [1] 5
## 
## [[2]]
## [1] FALSE
## 
## [[3]]
## [1] "true"
## 
## [[4]]
## [1] "8.3"
## 
## [[5]]
## [1] "Statistika"

Penjelasan : perbedaannya ada pada struktur hasilnya, dimana vector memiliki hasil yang berstruktur horizontal sedangkan pada list hasil nya memiliki struktur veritkal.

3.Dalam melakukan pemanggilan elemen, kita dapat menggunakan index elemen atau nama kolom. Buatlah data frame dengan nama kelompok_kkn berupa tabel tiga kolom terdiri atas: nama,nim, dan prodi. Isikan minimal 10 baris. Lakukan eksperimen pemanggilan isi tabel, meliputi pemanggilan baris, kolom, dan elemen tabel. Jelaskan mengenai perbedaan cara pemanggilan dalam data frame tersebut.

kelompok_kkn <- data.frame(
  nama = c("Ale", "Aya", "Claisa", "Didy", "Danu", "Ibay", "Kale", "Kafin", "Luna", "Opi"),
  nim = c(12388, 13308, 12439, 12510, 12389, 13450, 12151, 12992, 13377, 12054),
  prodi = c("Hubungan Inernasional", "Matematika", "Hukum", "Ilmu Komunikasi", "Hubungan Internasional", "Statistika", "IT", "Fisika", "Teknik Sipil", "Psikologi")
)
kelompok_kkn
##      nama   nim                  prodi
## 1     Ale 12388  Hubungan Inernasional
## 2     Aya 13308             Matematika
## 3  Claisa 12439                  Hukum
## 4    Didy 12510        Ilmu Komunikasi
## 5    Danu 12389 Hubungan Internasional
## 6    Ibay 13450             Statistika
## 7    Kale 12151                     IT
## 8   Kafin 12992                 Fisika
## 9    Luna 13377           Teknik Sipil
## 10    Opi 12054              Psikologi
kelompok_kkn$nama
##  [1] "Ale"    "Aya"    "Claisa" "Didy"   "Danu"   "Ibay"   "Kale"   "Kafin" 
##  [9] "Luna"   "Opi"
kelompok_kkn[ , "nim"]
##  [1] 12388 13308 12439 12510 12389 13450 12151 12992 13377 12054
kelompok_kkn[5, ]   # Baris ke-5
##   nama   nim                  prodi
## 5 Danu 12389 Hubungan Internasional
kelompok_kkn[2, 3]
## [1] "Matematika"

Penjelasan : Perbedaan pemanggilan dalam data frame: - Pemanggilan kolom bisa dilakukan dengan $ atau indeks ([ , kol]). - Pemanggilan baris menggunakan indeks baris ([baris, ]). - Pemanggilan elemen spesifik menggunakan indeks [baris, kolom].

4.Buatlah data frame yang beberapa datanya berupa missing value. Carilah letak atau posisi data yang berupa missing value tersebut dengan menggunakan perintah is.na.

data_na <- data.frame(
  nama = c("Ale", "Aya", "Claisa", "Didy", "Danu", NA, "Kale", "Kafin", "Luna", "Opi"),
  umur = c(20, 23, NA, 21, 20, 21, NA, 19, 21, 20),
  nilai = c(90, 85, 88, NA, 92, 87, 89, NA, 86, 91)
)

# Mencari posisi missing values
is.na(data_na)
##        nama  umur nilai
##  [1,] FALSE FALSE FALSE
##  [2,] FALSE FALSE FALSE
##  [3,] FALSE  TRUE FALSE
##  [4,] FALSE FALSE  TRUE
##  [5,] FALSE FALSE FALSE
##  [6,]  TRUE FALSE FALSE
##  [7,] FALSE  TRUE FALSE
##  [8,] FALSE FALSE  TRUE
##  [9,] FALSE FALSE FALSE
## [10,] FALSE FALSE FALSE
which(is.na(data_na), arr.ind = TRUE)
##      row col
## [1,]   6   1
## [2,]   3   2
## [3,]   7   2
## [4,]   4   3
## [5,]   8   3