Operasi dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan dapat dilakukan langsung di R. Syntax ini menunjukkan cara melakukan operasi tersebut.
2 + 3 # Penjumlahan: Menambahkan 2 dan 3, hasilnya 5
## [1] 5
5 - 1 # Pengurangan: Mengurangi 5 dengan 1, hasilnya 4
## [1] 4
4 * 2 # Perkalian: Mengalikan 4 dengan 2, hasilnya 8
## [1] 8
10 / 2 # Pembagian: Membagi 10 dengan 2, hasilnya 5
## [1] 5
2^3 # Pangkat: Menghitung 2 pangkat 3, hasilnya 8
## [1] 8
Variabel digunakan untuk menyimpan data. Di R, kita bisa membuat variabel dan mengisinya dengan nilai tertentu, lalu melakukan operasi dengan variabel tersebut.
a <- 10 # Membuat variabel 'a' dan mengisinya dengan nilai 10
b <- 5 # Membuat variabel 'b' dan mengisinya dengan nilai 5
c <- a + b # Membuat variabel 'c' yang berisi hasil penjumlahan 'a' dan 'b'
c # Menampilkan nilai dari variabel 'c'
## [1] 15
R memiliki beberapa struktur data dasar seperti vektor, faktor, list, dan dataframe. Struktur data ini digunakan untuk menyimpan dan mengelola data secara efisien.
vektor <- c(1, 2, 3, 4, 5) # Membuat vektor numerik dengan nilai 1 hingga 5
vektor # Menampilkan isi vektor
## [1] 1 2 3 4 5
Vektor karakter adalah kumpulan data teks yang disimpan dalam satu variabel. Di R, kita bisa membuat vektor karakter menggunakan fungsi c().
warna <- c("Merah", "Biru", "Hijau", "Merah", "Biru", "Hijau", "Merah")
warna # Menampilkan isi vektor karakter
## [1] "Merah" "Biru" "Hijau" "Merah" "Biru" "Hijau" "Merah"
Faktor adalah struktur data di R yang digunakan untuk menyimpan data kategorikal. Konversi ke faktor memungkinkan kita untuk menganalisis data kategorikal dengan lebih efisien.
warna_factor <- factor(warna) # Mengubah vektor karakter menjadi faktor
Fungsi str() digunakan untuk menampilkan struktur dari suatu objek, termasuk faktor. Ini membantu memahami tipe data dan level yang ada dalam faktor.
str(warna_factor) # Menampilkan struktur dari faktor 'warna_factor'
## Factor w/ 3 levels "Biru","Hijau",..: 3 1 2 3 1 2 3
Level adalah kategori unik dalam faktor. Fungsi levels() digunakan untuk menampilkan semua level yang ada dalam suatu faktor.
levels(warna_factor) # Menampilkan level atau kategori unik dalam faktor
## [1] "Biru" "Hijau" "Merah"
Fungsi table() digunakan untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori dalam faktor. Ini berguna untuk analisis data kategorikal.
table(warna_factor) # Menampilkan frekuensi masing-masing kategori dalam faktor
## warna_factor
## Biru Hijau Merah
## 2 2 3
List adalah struktur data yang dapat menyimpan berbagai jenis data, seperti vektor, teks, dan faktor, dalam satu objek. Ini membuat list sangat fleksibel.
data_list <- list(
angka = c(10, 20, 30, 40),
teks = c("A", "B", "C"),
kategori = factor(c("Baik", "Sedang", "Buruk"))
)
Fungsi print() digunakan untuk menampilkan seluruh isi list. Ini membantu melihat data yang disimpan dalam list.
print(data_list) # Menampilkan seluruh isi list
## $angka
## [1] 10 20 30 40
##
## $teks
## [1] "A" "B" "C"
##
## $kategori
## [1] Baik Sedang Buruk
## Levels: Baik Buruk Sedang
Kita bisa mengakses elemen dalam list menggunakan operator $ atau [[ ]]. Ini memungkinkan kita untuk mengambil data spesifik dari list.
data_list$angka # Mengakses elemen 'angka' dalam list
## [1] 10 20 30 40
data_list[[2]] # Mengakses elemen kedua dalam list (vektor 'teks')
## [1] "A" "B" "C"
Dataframe adalah struktur data tabular yang terdiri dari baris dan kolom. Setiap kolom dapat memiliki tipe data yang berbeda, mirip dengan tabel di database.
data_karyawan <- data.frame(
Nama = c("Andi", "Budi", "Citra", "Dewi"), # Kolom Nama
Usia = c(25, 30, 27, 35), # Kolom Usia
Pekerjaan = factor(c("Pegawai", "Wirausaha", "Mahasiswa", "Pegawai")) # Kolom Pekerjaan
)
Fungsi print() digunakan untuk menampilkan seluruh isi dataframe. Ini membantu melihat data dalam format tabel.
print(data_karyawan) # Menampilkan seluruh isi dataframe
## Nama Usia Pekerjaan
## 1 Andi 25 Pegawai
## 2 Budi 30 Wirausaha
## 3 Citra 27 Mahasiswa
## 4 Dewi 35 Pegawai
Fungsi summary() memberikan ringkasan statistik dari dataframe, seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan frekuensi untuk data kategorikal.
summary(data_karyawan) # Menampilkan ringkasan statistik dari dataframe
## Nama Usia Pekerjaan
## Length:4 Min. :25.00 Mahasiswa:1
## Class :character 1st Qu.:26.50 Pegawai :2
## Mode :character Median :28.50 Wirausaha:1
## Mean :29.25
## 3rd Qu.:31.25
## Max. :35.00
Array adalah struktur data multidimensi. Array 3 dimensi dapat digunakan untuk menyimpan data dalam bentuk matriks 3D.
array_data <- array(1:24, dim = c(3, 4, 2)) # Membuat array dengan dimensi 3x4x2
Fungsi print() digunakan untuk menampilkan isi array. Ini membantu melihat data yang disimpan dalam array.
print(array_data) # Menampilkan isi array
## , , 1
##
## [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,] 1 4 7 10
## [2,] 2 5 8 11
## [3,] 3 6 9 12
##
## , , 2
##
## [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,] 13 16 19 22
## [2,] 14 17 20 23
## [3,] 15 18 21 24
Fungsi dim() digunakan untuk menampilkan dimensi dari array. Ini membantu memahami struktur array.
dim(array_data) # Menampilkan dimensi dari array
## [1] 3 4 2
Nilai NA (Not Available) digunakan untuk merepresentasikan data yang hilang. Kita bisa membuat vektor yang mengandung nilai NA dan melakukan pengecekan.
nilai <- c(90, 85, NA, 75, 80, NA, 95) # Membuat vektor dengan beberapa nilai NA
# Mengecek nilai yang hilang
is.na(nilai) # Mengecek apakah ada nilai NA dalam vektor
## [1] FALSE FALSE TRUE FALSE FALSE TRUE FALSE
# Menghitung jumlah nilai NA dalam vektor
sum(is.na(nilai)) # Menghitung total nilai NA dalam vektor
## [1] 2
Sequence generation digunakan untuk membuat urutan angka dengan interval tertentu. Fungsi seq() membantu membuat urutan angka dengan panjang atau interval yang ditentukan.
x1 <- seq(0, 10, length=5) # Membuat sequence dari 0 hingga 10 dengan 5 elemen
x1 # Menampilkan sequence
## [1] 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0
x2 <- seq(0,10,length=6) # Membuat deret angka dengan 6 elemen
x2
## [1] 0 2 4 6 8 10
x3 <- seq(0,10,length=7) # Membuat deret angka dengan 7 elemen
x3
## [1] 0.000000 1.666667 3.333333 5.000000 6.666667 8.333333 10.000000
R menyediakan fungsi untuk membulatkan angka desimal, seperti round(), floor(), dan ceiling(). Fungsi ini berguna untuk mengatur presisi angka.
round(x3) # Membulatkan nilai dalam 'x3' ke bilangan bulat terdekat
## [1] 0 2 3 5 7 8 10
floor(x3) # Membulatkan nilai dalam 'x3' ke bawah
## [1] 0 1 3 5 6 8 10
ceiling(x3) # Membulatkan nilai dalam 'x3' ke atas
## [1] 0 2 4 5 7 9 10
Fungsi rep() digunakan untuk mengulang elemen dalam vektor atau list. Kita bisa mengulang seluruh vektor atau setiap elemennya secara terpisah.
rep(c("A", "B", "C"), 5) # Mengulang vektor "A", "B", "C" sebanyak 5 kali
## [1] "A" "B" "C" "A" "B" "C" "A" "B" "C" "A" "B" "C" "A" "B" "C"
rep(c("A", "B", "C"), each=5) # Mengulang setiap elemen vektor "A", "B", "C" sebanyak 5 kali
## [1] "A" "A" "A" "A" "A" "B" "B" "B" "B" "B" "C" "C" "C" "C" "C"
rep(c("A", "B", "C"), each=2, 5) # Mengulang setiap elemen vektor "A", "B", "C" sebanyak 2 kali, dan seluruhnya diulang 5 kali
## [1] "A" "A" "B" "B" "C" "C" "A" "A" "B" "B" "C" "C" "A" "A" "B" "B" "C" "C" "A"
## [20] "A" "B" "B" "C" "C" "A" "A" "B" "B" "C" "C"
rep(1:5, 5) # Mengulang vektor 1 hingga 5 sebanyak 5 kali
## [1] 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
rep(1:5, each=5) # Mengulang setiap elemen vektor 1 hingga 5 sebanyak 5 kali
## [1] 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
rep(1:5, each=2, 5) # Mengulang setiap elemen vektor 1 hingga 5 sebanyak 2 kali, dan seluruhnya diulang 5 kali
## [1] 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4
## [39] 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5
R menyediakan fungsi statistik dasar seperti min(), max(), mean(), var(), dan cor() untuk menghitung nilai statistik dari data. Fungsi ini sangat berguna untuk analisis data.
# Membuat data x dan y
x <- c(3, 4, 5, 6) # Membuat vektor x
y <- c(2, 3, 4, 5, 6, 6) # Membuat vektor y
# Menghitung nilai statistik dasar
min(x) # Menghitung nilai minimum dari vektor x
## [1] 3
max(y) # Menghitung nilai maksimum dari vektor y
## [1] 6
mean(x) # Menghitung rata-rata dari vektor x
## [1] 4.5
var(y) # Menghitung variansi dari vektor y
## [1] 2.666667
cor(x, y[1:length(x)]) # Menghitung korelasi antara vektor x dan y (panjang harus sama)
## [1] 1
# Menentukan range (jangkauan nilai)
range(x) # Menghitung range dari vektor x
## [1] 3 6
range(y) # Menghitung range dari vektor y
## [1] 2 6
Fungsi sample() digunakan untuk mengambil sampel acak dari data. Ini berguna untuk simulasi atau pengambilan sampel secara acak.
# Simulasi pelemparan koin (0 = ekor, 1 = kepala)
set.seed(123) # Mengatur seed untuk hasil yang konsisten
sample(0:1, 30, replace = TRUE) # Simulasi pelemparan koin sebanyak 30 kali
## [1] 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
# Simulasi pengambilan sampel huruf "A" dan "G" sebanyak 15 kali
sample(c("A", "G"), 15, replace = TRUE) # Simulasi pengambilan sampel huruf "A" dan "G"
## [1] "A" "G" "A" "G" "G" "A" "A" "A" "A" "G" "A" "G" "G" "A" "A"
# Simulasi pelemparan dadu sebanyak 30 kali
sample(1:6, 30, replace = TRUE) # Simulasi pelemparan dadu sebanyak 30 kali
## [1] 1 1 2 3 4 5 5 3 6 1 2 5 5 4 5 2 1 1 3 1 6 5 1 2 4 4 6 6 3 6
library(dplyr)
## Warning: package 'dplyr' was built under R version 4.3.3
##
## Attaching package: 'dplyr'
## The following objects are masked from 'package:stats':
##
## filter, lag
## The following objects are masked from 'package:base':
##
## intersect, setdiff, setequal, union
library(data.table)
## Warning: package 'data.table' was built under R version 4.3.3
##
## Attaching package: 'data.table'
## The following objects are masked from 'package:dplyr':
##
## between, first, last
library(ggplot2)
## Warning: package 'ggplot2' was built under R version 4.3.3
data <- tbl_df(iris)
## Warning: `tbl_df()` was deprecated in dplyr 1.0.0.
## ℹ Please use `tibble::as_tibble()` instead.
## Call `lifecycle::last_lifecycle_warnings()` to see where this warning was
## generated.
class(data)
## [1] "tbl_df" "tbl" "data.frame"
data
## # A tibble: 150 × 5
## Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
## <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <fct>
## 1 5.1 3.5 1.4 0.2 setosa
## 2 4.9 3 1.4 0.2 setosa
## 3 4.7 3.2 1.3 0.2 setosa
## 4 4.6 3.1 1.5 0.2 setosa
## 5 5 3.6 1.4 0.2 setosa
## 6 5.4 3.9 1.7 0.4 setosa
## 7 4.6 3.4 1.4 0.3 setosa
## 8 5 3.4 1.5 0.2 setosa
## 9 4.4 2.9 1.4 0.2 setosa
## 10 4.9 3.1 1.5 0.1 setosa
## # ℹ 140 more rows
Ambil data tersebut dari baris pertama hingga ke sepuluh dan masukkan ke dalam variabel baru yaitu data_slice
data_slice <- slice(data, 1:10)
data_slice
## # A tibble: 10 × 5
## Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
## <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <fct>
## 1 5.1 3.5 1.4 0.2 setosa
## 2 4.9 3 1.4 0.2 setosa
## 3 4.7 3.2 1.3 0.2 setosa
## 4 4.6 3.1 1.5 0.2 setosa
## 5 5 3.6 1.4 0.2 setosa
## 6 5.4 3.9 1.7 0.4 setosa
## 7 4.6 3.4 1.4 0.3 setosa
## 8 5 3.4 1.5 0.2 setosa
## 9 4.4 2.9 1.4 0.2 setosa
## 10 4.9 3.1 1.5 0.1 setosa
Urutkan data_slice berdasarkan nilai pada kolom Sepal.Length secara descending
arrange(data_slice, desc(data_slice$Sepal.Length))
## # A tibble: 10 × 5
## Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
## <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <fct>
## 1 5.4 3.9 1.7 0.4 setosa
## 2 5.1 3.5 1.4 0.2 setosa
## 3 5 3.6 1.4 0.2 setosa
## 4 5 3.4 1.5 0.2 setosa
## 5 4.9 3 1.4 0.2 setosa
## 6 4.9 3.1 1.5 0.1 setosa
## 7 4.7 3.2 1.3 0.2 setosa
## 8 4.6 3.1 1.5 0.2 setosa
## 9 4.6 3.4 1.4 0.3 setosa
## 10 4.4 2.9 1.4 0.2 setosa
Buat suatu variabel baru bernama datatable yang memuat data iris dengan menggunakan fungsi data.table
datatable <- data.table(iris)
datatable
## Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species
## <num> <num> <num> <num> <fctr>
## 1: 5.1 3.5 1.4 0.2 setosa
## 2: 4.9 3.0 1.4 0.2 setosa
## 3: 4.7 3.2 1.3 0.2 setosa
## 4: 4.6 3.1 1.5 0.2 setosa
## 5: 5.0 3.6 1.4 0.2 setosa
## ---
## 146: 6.7 3.0 5.2 2.3 virginica
## 147: 6.3 2.5 5.0 1.9 virginica
## 148: 6.5 3.0 5.2 2.0 virginica
## 149: 6.2 3.4 5.4 2.3 virginica
## 150: 5.9 3.0 5.1 1.8 virginica
Buatlah kolom baru pada tabatable dengan nama new_col menggunakan operator $ dengan elemen sama dengan kolom Species
datatable$new_col <- datatable$Species
datatable$new_col
## [1] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [7] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [13] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [19] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [25] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [31] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [37] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [43] setosa setosa setosa setosa setosa setosa
## [49] setosa setosa versicolor versicolor versicolor versicolor
## [55] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [61] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [67] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [73] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [79] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [85] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [91] versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor versicolor
## [97] versicolor versicolor versicolor versicolor virginica virginica
## [103] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [109] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [115] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [121] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [127] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [133] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [139] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## [145] virginica virginica virginica virginica virginica virginica
## Levels: setosa versicolor virginica
Buatlah keys pada datatable dengan anggota keys berdasarkan kolom Speciies, dan kemudian panggil semua anggota keys dengan fungsi key()
setkey(datatable, Species)
key(datatable)
## [1] "Species"
Hitung mean, interquartile, dan median dari data Sepal.Length berdasarkan grup yang diperoleh dari Species dengan fungsi by
datatable[,.(mean=mean(Sepal.Length), IQR=IQR(Sepal.Length), median=median(Sepal.Length)), by=Species]
## Key: <Species>
## Species mean IQR median
## <fctr> <num> <num> <num>
## 1: setosa 5.006 0.400 5.0
## 2: versicolor 5.936 0.700 5.9
## 3: virginica 6.588 0.675 6.5
Buatlah plot data dengan menggunakan ggplot2 dan simpan plot dalam variabel plot_data. Kemudian tampilkan plot tersebut.
plot_data <- ggplot(data,aes(x=Sepal.Length, y=Sepal.Width)) + geom_point(aes(colour=Species))
plot_data
LATIHAN
1.Ketikkan perintah di bawah ini dan berikan pernyataan apa saja yang dapat kalian peroleh dari perintah tersebut! —————————————————– nama_vector <- c(5,FALSE,“true”,“8.3”,“Statistika”) nama_vector —————————————————–
nama_vector <- c(5, FALSE, "true", "8.3", "Statistika")
nama_vector
## [1] "5" "FALSE" "true" "8.3" "Statistika"
2.Cobalah untuk membuat List dengan nama contoh_list yang memiliki elemen sama dengan Latihan no.1, dan panggil seluruh elemen. Berikan perbedaan list dan vector yang dapat kalian peroleh setelah melakukan perintah tersebut
contoh_list <- list(5, FALSE, "true", "8.3", "Statistika")
contoh_list
## [[1]]
## [1] 5
##
## [[2]]
## [1] FALSE
##
## [[3]]
## [1] "true"
##
## [[4]]
## [1] "8.3"
##
## [[5]]
## [1] "Statistika"
Penjelasan : perbedaannya ada pada struktur hasilnya, dimana vector memiliki hasil yang berstruktur horizontal sedangkan pada list hasil nya memiliki struktur veritkal.
3.Dalam melakukan pemanggilan elemen, kita dapat menggunakan index elemen atau nama kolom. Buatlah data frame dengan nama kelompok_kkn berupa tabel tiga kolom terdiri atas: nama,nim, dan prodi. Isikan minimal 10 baris. Lakukan eksperimen pemanggilan isi tabel, meliputi pemanggilan baris, kolom, dan elemen tabel. Jelaskan mengenai perbedaan cara pemanggilan dalam data frame tersebut.
kelompok_kkn <- data.frame(
nama = c("Ale", "Aya", "Claisa", "Didy", "Danu", "Ibay", "Kale", "Kafin", "Luna", "Opi"),
nim = c(12388, 13308, 12439, 12510, 12389, 13450, 12151, 12992, 13377, 12054),
prodi = c("Hubungan Inernasional", "Matematika", "Hukum", "Ilmu Komunikasi", "Hubungan Internasional", "Statistika", "IT", "Fisika", "Teknik Sipil", "Psikologi")
)
kelompok_kkn
## nama nim prodi
## 1 Ale 12388 Hubungan Inernasional
## 2 Aya 13308 Matematika
## 3 Claisa 12439 Hukum
## 4 Didy 12510 Ilmu Komunikasi
## 5 Danu 12389 Hubungan Internasional
## 6 Ibay 13450 Statistika
## 7 Kale 12151 IT
## 8 Kafin 12992 Fisika
## 9 Luna 13377 Teknik Sipil
## 10 Opi 12054 Psikologi
kelompok_kkn$nama
## [1] "Ale" "Aya" "Claisa" "Didy" "Danu" "Ibay" "Kale" "Kafin"
## [9] "Luna" "Opi"
kelompok_kkn[ , "nim"]
## [1] 12388 13308 12439 12510 12389 13450 12151 12992 13377 12054
kelompok_kkn[5, ] # Baris ke-5
## nama nim prodi
## 5 Danu 12389 Hubungan Internasional
kelompok_kkn[2, 3]
## [1] "Matematika"
Penjelasan : Perbedaan pemanggilan dalam data frame: - Pemanggilan kolom bisa dilakukan dengan $ atau indeks ([ , kol]). - Pemanggilan baris menggunakan indeks baris ([baris, ]). - Pemanggilan elemen spesifik menggunakan indeks [baris, kolom].
4.Buatlah data frame yang beberapa datanya berupa missing value. Carilah letak atau posisi data yang berupa missing value tersebut dengan menggunakan perintah is.na.
data_na <- data.frame(
nama = c("Ale", "Aya", "Claisa", "Didy", "Danu", NA, "Kale", "Kafin", "Luna", "Opi"),
umur = c(20, 23, NA, 21, 20, 21, NA, 19, 21, 20),
nilai = c(90, 85, 88, NA, 92, 87, 89, NA, 86, 91)
)
# Mencari posisi missing values
is.na(data_na)
## nama umur nilai
## [1,] FALSE FALSE FALSE
## [2,] FALSE FALSE FALSE
## [3,] FALSE TRUE FALSE
## [4,] FALSE FALSE TRUE
## [5,] FALSE FALSE FALSE
## [6,] TRUE FALSE FALSE
## [7,] FALSE TRUE FALSE
## [8,] FALSE FALSE TRUE
## [9,] FALSE FALSE FALSE
## [10,] FALSE FALSE FALSE
which(is.na(data_na), arr.ind = TRUE)
## row col
## [1,] 6 1
## [2,] 3 2
## [3,] 7 2
## [4,] 4 3
## [5,] 8 3