UAS STATISTIK DASAR

KELOMPOK 4

Foto Kelompok 4

Soal 1 Merangkum Materi

1. Definisi dan Konsep Utama

Definisi Statistika adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi, dan penyajian data. Statistika memiliki 2 jenis utama, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.

1.1 Perbedaan statistika deskriptif dan statistika inferensial

1.1.1 Statistika Deskriptif: digunakan untuk menggambarkan dan menyajikan data yang ada secara ringkas tanpa menarik kesimpulan lebih lanjut

1.1.2 Statistika Inferensial: digunakan untuk menganalisis data sampel guna membuat generalisasi, prediksi, atau kesimpulan yang berlaku untuk populasi lebih luas.

1.2 Perbedaan jenis data dalam statistika

1.2.1 Data Numerik (Kuantitatif): Data yang dinyatakan dalam bentuk angka dan memungkinkan operasi matematis. Jenis data ini dibagi menjadi 2 subkategori meliputi:

  • Data Diskrit: Data yang terbatas pada nilai tertentu (bilangan bulat). Contoh: Jumlah kamar apartement yang tersedia.

  • Data Kontinu: Data yang dapat memiliki nilai dalam rentang tertentu. Contoh: Tinggi Badan.

1.2.2 Data Kategorik (Kualitatif): Data berupa kategori yang menggambarkan sifat atau kelompok tertentu, bukan angka. Jenis data ini dibagi menjadi 2 subkategori meliputi:

  • Data Nominal: Data yang terdiri dari kategori tanpa urutan tertentu. Contoh: Jenis Kelamin.

  • Data Ordinal: Data yang terdiri dari kategori dengan urutan atau tingkatan. Contoh: Tingkat Kepuasan.

2. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran

2.1 Mean (Rata-rata)

Penggunaan mean menjadi kurang tepat ketika data memiliki outlier (nilai ekstrem) atau distribusi yang sangat tidak simetris. Outlier dapat memengaruhi mean secara signifikan sehingga tidak merepresentasikan pusat data secara akurat.

2.2 Median

Median sering digunakan untuk data dengan outlier karena median tidak terpengaruh oleh nilai ekstrem. Median hanya memandang posisi tengah data, sehingga tetap stabil meskipun ada nilai-nilai yang jauh dari pusat.

2.3 Modus

Modus lebih relevan digunakan daripada mean atau median ketika ingin mengetahui nilai yang paling sering muncul dalam dataset, terutama untuk data kategori.

2.4 Standar Deviasi

  • Nilai Kecil: Menunjukkan bahwa data dalam dataset tersebar dekat dengan nilai rata-rata.

  • Nilai Besar: Mengindikasikan bahwa data tersebar luas dan memiliki variasi yang tinggi dari rata-rata.

3. Visualisasi Data

Visualisasi data dalam statistika dasar biasanya menggunakan grafik atau diagram yang membantu dalam memahami data, mengenali pola, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Contohnya sebagai berikut:

3.1 Histogram

Histogram digunakan untuk menampilkan distribusi frekuensi data kuantitatif. Grafik ini menunjukkan bagaimana data tersebar dalam rentang tertentu dan membantu mengidentifikasi pola distribusi, seperti apakah data berdistribusi normal, miring, atau memiliki nilai outlier.

3.2 Boxplot (Diagram Kotak)

Boxplot digunakan untuk merangkum data kuantitatif secara visual, menampilkan median, kuartil, dan outlier. Grafik ini memudahkan perbandingan antar kelompok dan memberikan gambaran tentang sebaran serta simetri data.

3.3 Bar Chart (Diagram Batang)

Diagram batang digunakan untuk menampilkan data kategorikal, menunjukkan perbandingan frekuensi atau nilai antar kategori.

4. Analisis Korelasi

Korelasi dalam statistika adalah ukuran yang menggambarkan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Korelasi dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi (r), yang berkisar antara -1 hingga 1. Berikut perbedaan antara korelasi positif, korelasi negatif dan korelasi nol:

  • Korelasi Positif: Jika nilai r > 0, maka kedua variabel bergerak searah. Ketika satu variabel meningkat, variabel lainnya juga cenderung meningkat.
    Contoh: Jumlah jam belajar dan nilai ujian siswa. Semakin lama waktu belajar, semakin tinggi nilai ujian.

  • Korelasi Negatif: Jika nilai r < 0, kedua variabel bergerak berlawanan arah. Ketika satu variabel meningkat, variabel lainnya cenderung menurun.
    Contoh: Kecepatan mobil dan waktu tempuh. Semakin cepat mobil melaju, semakin singkat waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

  • Korelasi Nol: Jika nilai r mendekati 0, tidak ada hubungan linear yang signifikan antara kedua variabel.
    Contoh: Tinggi badan seseorang dan nomor telepon mereka.

5. Uji Hipotesis

5.1 Langkah-langkah Uji Hipotesis

5.1.1 Merumuskan H0 dan H1:

  • H0 (Hipotesis Nol) adalah asumsi awal yang ingin diuji, biasanya menyatakan tidak ada efek atau hubungan.

  • H1 (Hipotesis Alternatif) adalah pernyataan yang ingin dibuktikan, menunjukkan adanya efek atau hubungan.

5.1.2 Menentukan tingkat signifikansi (α): Biasanya menggunakan nilai 0,05 atau 0,01, yang menunjukkan toleransi risiko untuk menolak H0 yang sebenarnya benar.

5.1.3 Memilih uji statistik yang sesuai:
Bergantung pada jenis data dan tujuan analisis, misalnya uji-t, uji-z, atau uji chi-square.

5.1.4 Menghitung nilai uji statistik dan p-value:
Menggunakan rumus atau perangkat lunak untuk menghitung nilai statistik yang dibandingkan dengan distribusi kritis.

5.1.5 Membandingkan p-value dengan α:

  • Jika p-value ≤ α, tolak H0.

  • Jika p-value > α, gagal menolak H0.

5.1.6 Menarik kesimpulan:
Jelaskan apakah ada cukup bukti untuk mendukung H1 atau tetap menerima H0.

5.2 Pentingnya Uji Hipotesis

Uji hipotesis penting untuk membuat keputusan berbasis data dan menentukan apakah pola atau hubungan dalam data terjadi secara kebetulan atau merupakan fenomena yang signifikan secara statistik.

6. Penggunaan Software Statistika

Beberapa perangkat lunak yang digunakan untuk analisis statistika adalah:

  • Excel: Mudah digunakan untuk analisis sederhana seperti statistik deskriptif dan regresi dasar.

  • R: Open-source dan sangat fleksibel, mendukung analisis statistik kompleks dan visualisasi data.

  • Python: Populer dalam data science, memiliki pustaka seperti Pandas, NumPy, dan SciPy untuk analisis statistik, serta Matplotlib.

7. Interpretasi Statistik

  • Mean (rata-rata: Nilai mean sebesar 75 menunjukkan bahwa rata-rata dari seluruh nilai dalam distribusi data mencapai 75. Mean adalah ukuran pemusatan yang memberikan indikasi umum tentang lokasi rata-rata data. Namun, nilai mean dapat dipengaruhi secara signifikan oleh angka ekstrem (outliers). Dalam hal ini, meskipun banyak data terdistribusi di sekitarnya, adanya nilai tinggi (atau rendah) tertentu bisa menarik nilai mean lebih dekat kepada nilai-nilai tersebut.

  • Median: Nilai median 72 menunjukkan bahwa setengah dari data berada di bawah 72 dan setengah lainnya di atas 72. Karena nilai median lebih kecil dari mean, ini dapat mengindikasikan bahwa distribusi data mungkin miring ke kanan (positif miring).

  • Standar Deviasi : Satu standar deviasi dari mean (±10) diilustrasikan dengan dua garis vertikal oranye putus-putus, masing-masing di 65 (mean - 1 SD) dan 85 (mean + 1 SD). Area antara dua garis ini diarsir biru muda, menunjukkan bahwa sebagian besar data (sekitar 68% dalam distribusi normal) berada dalam rentang ini.

Kesimpulan: Berdasarkan analisis ini, distribusi data menunjukkan miring ke kanan dengan sebagian besar data terkonsentrasi antara 65 dan 85 (mean ± 1 SD). Namun, adanya nilai-nilai tinggi yang jarang menyebabkan mean lebih besar daripada median. Visualisasi ini membantu memahami bagaimana data tersebar dan di mana mayoritas nilai berada.

8. Contoh Kasus

Sebuah penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efek dua jenis program latihan fisik (Program A dan Program B) pada peningkatan kebugaran fisik peserta. Peneliti mengumpulkan data berupa skor kebugaran peserta sebelum dan sesudah mengikuti program selama 8 minggu.

8.1 Deskripsi Data (Deskriptif)

Peneliti memiliki dua kelompok A dan B yang mengikuti program latihan kebugaran. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang, dan skor kebugaran mereka diukur sebelum dan sesudah program (skala 0-100). Berikut adalah data fiktifnya:

Langkah pertama adalah menggambarkan data yang dikumpulkan untuk memberikan gambaran umum tentangnya. Dalam kasus ini, peneliti dapat:

  • Menyajikan rata-rata (mean) dan deviasi standar (standard deviation) sebelum dan sesudah program latihan untuk masing-masing grup (A dan B).

  • Menggunakan diagram kotak (box plot) untuk membandingkan distribusi skor kebugaran sebelum dan setelah program untuk kedua kelompok.

  • Menyusun tabel frekuensi untuk melihat sebaran hasil kebugaran.

Data Kelompok A
Partisipan Sebelum Program Setelah Program
1 65 72
2 68 74
3 70 78
4 60 68
5 62 70
6 66 73
7 63 69
8 67 75
9 64 71
10 61 68
Data Kelompok B
Partisipan Sebelum Program Setelah Program
1 70 78
2 72 80
3 68 76
4 65 74
5 69 77
6 71 79
7 66 73
8 74 82
9 67 75
10 64 72

Rata-rata dan deviasi standar (sebelum dan sesudah program):

  • Kelompok A: Sebelum = 64.6 (SD = 3.12), Sesudah = 71.8 (SD = 3.21)

  • Kelompok B: Sebelum = 68.6 (SD = 3.34), Sesudah = 76.6 (SD = 3.27)

8.2 Menghitung Korelasi antara Dua Variabel

Selanjutnya, peneliti dapat menguji hubungan antara dua variabel, misalnya skor kebugaran sebelum program dan setelah program untuk masing-masing grup. Langkahnya meliputi:

  • Menggunakan koefisien korelasi Pearson untuk menghitung kekuatan dan arah hubungan antara skor awal dan skor akhir peserta.

  • Menganalisis hasil koefisien korelasi untuk melihat apakah ada hubungan signifikan antara variabel-variabel tersebut.

8.2.1 Menghitung Korelasi antara Dua Variabel

Peneliti menghitung koefisien korelasi Pearson untuk mengukur hubungan antara skor kebugaran sebelum dan setelah program:

  • Kelompok A: r = 0.82 (hubungan positif yang kuat)

  • Kelompok B: r = 0.88 (hubungan positif yang sangat kuat)

8.3 Membuat Uji Hipotesis untuk Membandingkan Dua Kelompok Data

Untuk menguji apakah satu program lebih efektif dibandingkan yang lain, peneliti melakukan uji hipotesis:

  • Menetapkan hipotesis nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata peningkatan kebugaran pada Program A dan Program B.

  • Menetapkan hipotesis alternatif (H1): Ada perbedaan signifikan antara rata-rata peningkatan kebugaran pada Program A dan Program B.

  • Memilih metode uji, misalnya uji t-berpasangan jika data berdistribusi normal, atau uji non-parametrik jika tidak.

  • Menghitung nilai p dan membandingkannya dengan tingkat signifikansi (α, biasanya 0,05) untuk tentukan apakah H0 dapat ditolak.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, peneliti dapat memahami dan menganalisis efektivitas dua program latihan fisik secara statistik.

8.3.1 Membuat Uji Hipotesis untuk Membandingkan Dua Kelompok Data
Hipotesis
  • H0: Tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata peningkatan kebugaran pada Program A dan Program B.
  • H1: Ada perbedaan signifikan antara rata-rata peningkatan kebugaran pada Program A dan Program B.
Data Peningkatan Skor
Kelompok Peningkatan Skor (Rata-rata ± SD)
A 7.2 ± 0.84
B 8.0 ± 0.47
Uji Statistik

Menggunakan uji t-berpasangan untuk membandingkan rata-rata peningkatan:

  • Nilai t = -2.17, dengan nilai p = 0.04 (α = 0.05).
  • Karena p < 0.05, H0 ditolak.
Kesimpulan Kasus

Ada perbedaan signifikan dalam peningkatan skor kebugaran antara Program A dan Program B, dengan Program B lebih efektif secara statistik. Temuan ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam Program B lebih berpotensi meningkatkan kebugaran para partisipan.

9. Kesimpulan

Statistika adalah alat penting untuk menganalisis data karena membantu ringkasan, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan dari informasi yang kompleks. Dalam kehidupan sehari-hari, statistika dapat digunakan untuk membuat keputusan berdasarkan data, seperti efektivitas strategi pembelajaran, menganalisis tren keuangan, atau mengukur kinerja di tempat kerja. Dengan pemahaman dasar tentang statistik, kita dapat mengidentifikasi pola, menguji hipotesis, dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan bukti yang ada.

10. Mind Map

Foto Kelompok 4

Soal 2 Studi Kasus

5 Baris Pertama Dataset Penjualan ABC
Bulan Tahun Kota Penjualan (unit) Biaya Promosi ($) Diskon (%) Rating Pelanggan (1-5) Jenis Outlet Kategori Produk
Jan 2018 Jakarta 10392 1660 7.8 4.7 Modern Kesehatan
Jan 2018 Bogor 11394 930 5.3 5.0 Tradisional Minuman
Jan 2018 Depok 9400 2015 19.9 4.4 Tradisional Minuman
Jan 2018 Tangerang 4475 1882 11.0 3.6 Tradisional Kesehatan
Jan 2018 Bekasi 7211 1362 10.7 5.0 Modern Kesehatan

Deskripsi Kasus

Perusahaan FMCG ingin memahami pola penjualan produk ABC di wilayah JABODETABEK selama 5 tahun terakhir untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. Data historis meliputi kota-kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan **Bekasi.

Data Penjualan ABC

Dataset Penjualan ABC terdiri dari 60 bulan (5 tahun), dengan informasi numerik dan kategorik berikut:

Kota: Lokasi penjualan di JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

Penjualan (unit): Total unit produk terjual per bulan.

Biaya Promosi ($): Anggaran promosi di wilayah tersebut.

Diskon (%): Besaran diskon yang diberikan untuk produk.

Rating Pelanggan (1-5): Penilaian pelanggan berdasarkan survei.

Jenis Outlet: Modern (supermarket, minimarket) atau Tradisional (warung, pasar).

Kategori Produk: Makanan, Minuman, atau Kesehatan.

1. Statistik Deskriptif dan Analisis Pertumbuhan Penjualan

1. Statistik Deskriptif

## tibble [300 × 9] (S3: tbl_df/tbl/data.frame)
##  $ Bulan                 : chr [1:300] "Jan" "Jan" "Jan" "Jan" ...
##  $ Tahun                 : num [1:300] 2018 2018 2018 2018 2018 ...
##  $ Kota                  : chr [1:300] "Jakarta" "Bogor" "Depok" "Tangerang" ...
##  $ Penjualan (unit)      : num [1:300] 10392 11394 9400 4475 7211 ...
##  $ Biaya Promosi ($)     : num [1:300] 1660 930 2015 1882 1362 ...
##  $ Diskon (%)            : num [1:300] 7.8 5.3 19.9 11 10.7 19.2 8.6 12.8 19.1 13.1 ...
##  $ Rating Pelanggan (1-5): num [1:300] 4.7 5 4.4 3.6 5 4.9 4.5 4.3 4.8 4.4 ...
##  $ Jenis Outlet          : chr [1:300] "Modern" "Tradisional" "Tradisional" "Tradisional" ...
##  $ Kategori Produk       : chr [1:300] "Kesehatan" "Minuman" "Minuman" "Kesehatan" ...
## [1] "Nama kolom dalam dataset:"
## [1] "Bulan"                  "Tahun"                  "Kota"                  
## [4] "Penjualan (unit)"       "Biaya Promosi ($)"      "Diskon (%)"            
## [7] "Rating Pelanggan (1-5)" "Jenis Outlet"           "Kategori Produk"
## [1] "Statistik Deskriptif per Tahun dan Kota:"
## # A tibble: 25 × 11
## # Groups:   Kota [5]
##    Kota   Tahun mean_penjualan median_penjualan sd_penjualan mean_biaya_promosi
##    <chr>  <dbl>          <dbl>            <dbl>        <dbl>              <dbl>
##  1 Bekasi  2018          9880.           10380         2544.              1718.
##  2 Bekasi  2019         10885.           11717         3584.              2068.
##  3 Bekasi  2020          9751.            8932.        2578.              1924.
##  4 Bekasi  2021          9936.            9461         3137.              2033.
##  5 Bekasi  2022         11198.           11528         3066.              1883.
##  6 Bogor   2018          9764.           10426.        3063.              1825.
##  7 Bogor   2019         10041.            9600.        3979.              1991.
##  8 Bogor   2020          9353.            9044.        2490.              1869.
##  9 Bogor   2021         11139            10946.        3096.              1909.
## 10 Bogor   2022          8632.            8368.        2316.              1877.
## # ℹ 15 more rows
## # ℹ 5 more variables: median_biaya_promosi <dbl>, sd_biaya_promosi <dbl>,
## #   mean_rating <lgl>, median_rating <lgl>, sd_rating <lgl>
## [1] "\nPertumbuhan Penjualan per Kota:"
## # A tibble: 5 × 4
##   Kota      penjualan_awal penjualan_akhir pertumbuhan
##   <chr>              <dbl>           <dbl>       <dbl>
## 1 Jakarta           125016          148921        19.1
## 2 Tangerang         118328          136968        15.8
## 3 Bekasi            118554          134371        13.3
## 4 Depok             128575          145063        12.8
## 5 Bogor             117170          103585       -11.6
## [1] "\nKota dengan Pertumbuhan Penjualan Tertinggi:"
## # A tibble: 1 × 4
##   Kota    penjualan_awal penjualan_akhir pertumbuhan
##   <chr>            <dbl>           <dbl>       <dbl>
## 1 Jakarta         125016          148921        19.1
## [1] "\nKota dengan Pertumbuhan Penjualan Terendah:"
## # A tibble: 1 × 4
##   Kota  penjualan_awal penjualan_akhir pertumbuhan
##   <chr>          <dbl>           <dbl>       <dbl>
## 1 Bogor         117170          103585       -11.6

1.1 Penjualan (unit):

Data:
\[ x = \{10392, 11462, 9717, 12353, 10551, 9957, 10408, 14005, 6001, 11093, 10860, 8217\} \]

  • Rata-rata (Mean):
    \[ \mu = 10,168 \]

  • Perhitungan Standar Deviasi:

    • Hitung deviasi dari rata-rata dan kuadratkan:
      \[ (10392 - 10168)^2 = 50176 \]
      \[ (11462 - 10168)^2 = 1678544 \]
      \[ \ldots \]

    • Jumlah Kuadrat Deviasi:
      \[ \Sigma (x_i - \mu)^2 = 78,837,872 \]

    • Varians:
      \[ \text{Varians} = \frac{78,837,872}{12} = 6,569,822.67 \]

    • Standar Deviasi:
      \[ \sigma \approx 2,562.7 \]

1.2 Biaya Promosi ($):

Data:
\[ x = \{1660, 2097, 1980, 1670, 2208, 2461, 1440, 1756, 816, 2329, 1435, 2112\} \]

  • Rata-rata (Mean):
    \[ \mu = 1,913.67 \]

  • Perhitungan Standar Deviasi:

    • Hitung deviasi dari rata-rata dan kuadratkan:
      \[ (1660 - 1913.67)^2 = 64127.23 \]
      \[ (2097 - 1913.67)^2 = 33784.69 \]
      \[ \ldots \]

    • Jumlah Kuadrat Deviasi:
      \[ \Sigma (x_i - \mu)^2 = 1,330,122.67 \]

    • Varians:
      \[ \text{Varians} = \frac{1,330,122.67}{12} = 110,843.56 \]

    • Standar Deviasi:
      \[ \sigma \approx 333 \]

1.3 Rating Pelanggan (1-5):

Data:
\[ x = \{4.7, 4.9, 3.6, 4.6, 4.1, 4.2, 4.6, 4.6, 4.2, 4.4, 3.6, 4.5\} \]

  • Rata-rata (Mean):
    \[ \mu = 4.37 \]

  • Perhitungan Standar Deviasi:

    • Hitung deviasi dari rata-rata dan kuadratkan:
      \[ (4.7 - 4.37)^2 = 0.1089 \]
      \[ (4.9 - 4.37)^2 = 0.2809 \]
      \[ \ldots \]

    • Jumlah Kuadrat Deviasi:
      \[ \Sigma (x_i - \mu)^2 = 1.922 \]

    • Varians:
      \[ \text{Varians} = \frac{1.922}{12} = 0.1602 \]

    • Standar Deviasi:
      \[ \sigma \approx 0.4 \]

2. Pertumbuhan Penjualan

2.1 Perhitungan Pertumbuhan Penjualan

Jakarta:
  • Penjualan 2018:
    \[ \text{Total Penjualan 2018} = 125,016 \text{ unit} \]

  • Penjualan 2022:
    \[ \text{Total Penjualan 2022} = 148,921 \text{ unit} \]

  • Pertumbuhan:
    \[ \text{Pertumbuhan} = \left(\frac{148,921 - 125,016}{125,016}\right) \times 100 \approx 19.12\% \]

Bogor:
  • Penjualan 2018:
    \[ \text{Total Penjualan 2018} = 117,170 \text{ unit} \]

  • Penjualan 2022:
    \[ \text{Total Penjualan 2022} = 103,585 \text{ unit} \]

  • Pertumbuhan:
    \[ \text{Pertumbuhan} = \left(\frac{103,585 - 117,170}{117,170}\right) \times 100 \approx -11.59\% \]

3. Kesimpulan

Temuan Utama:

  • Rata-rata penjualan tahunan adalah \(10,168\) unit dengan standar deviasi \(2,562.7\), menunjukkan variasi besar antar kota.

  • Biaya promosi rata-rata sebesar \(1,913.67\) dengan standar deviasi \(333\), menunjukkan kebijakan promosi yang lebih seragam dibandingkan dengan penjualan.

  • Rating pelanggan rata-rata \(4.37\) menunjukkan tingkat kepuasan yang baik, dengan variasi yang kecil (\(\sigma = 0.4\)).

  • Jakarta mencatat pertumbuhan tertinggi \(19.12\%\), sedangkan Bogor mengalami penurunan \(11.59\%\).

Implikasi Bisnis:

  • Jakarta: Fokuskan strategi pemasaran untuk mempertahankan momentum pertumbuhan.

  • Bogor: Analisis faktor penurunan, seperti persaingan atau perubahan preferensi pasar, dan implementasikan strategi perbaikan.

  • Kepuasan Pelanggan: Pertahankan tingkat kepuasan yang tinggi sebagai faktor kunci daya saing di semua kota.

Dengan analisis ini, perusahaan dapat merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan memanfaatkan data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

2. Pola Tren dan Musiman

## # A tibble: 4 × 2
##   Kuartal Semua_Kota_Meningkat
##   <chr>   <lgl>               
## 1 Q1      TRUE                
## 2 Q2      TRUE                
## 3 Q3      FALSE               
## 4 Q4      TRUE

2.1 Analisis Pola Tren Penjualan Tahunan

Berdasarkan grafik penjualan tahunan, berikut adalah analisis pola tren yang terlihat:

  • 2018 ke 2019:

    Penjualan mengalami peningkatan signifikan. Penjualan bergerak dari level rendah di tahun 2018 menuju puncaknya pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif, kemungkinan dipengaruhi oleh strategi penjualan yang efektif, promosi yang agresif, atau perubahan positif dalam kondisi pasar.

  • 2019 ke 2020:

    Penjualan menunjukkan penurunan tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

    • Kondisi ekonomi global atau regional, misalnya dampak pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

    • Penurunan permintaan pasar akibat ketidakpastian ekonomi.

    • Kendala operasional, seperti gangguan dalam rantai distribusi atau kekurangan stok produk.

  • 2020 ke 2021:

    Penjualan mencatat pemulihan moderat. Meskipun belum kembali ke tingkat tertinggi seperti tahun 2019, terdapat peningkatan yang stabil. Hal ini menunjukkan adanya adaptasi perusahaan terhadap kondisi pasar yang sulit serta implementasi strategi bisnis yang lebih baik.

  • 2021 ke 2022:

    Penjualan mencatat lonjakan signifikan. Kenaikan ini merupakan yang paling tajam dalam grafik, mengindikasikan keberhasilan strategi bisnis, pulihnya permintaan pasar, atau stabilitas ekonomi yang lebih baik. Faktor eksternal seperti inovasi produk atau peningkatan daya beli konsumen kemungkinan besar turut berkontribusi terhadap kenaikan ini.

2.2 Identifikasi Kuartal dan Bulan dengan Peningkatan Penjualan di Setiap Kota

Berdasarkan analisis grafik, terdapat dua periode kuartalan di mana semua kota mencatat peningkatan penjualan, yaitu:

  • Dari Kuartal 1 ke Kuartal 2

  • Dari Kuartal 3 ke Kuartal 4

Pada kedua periode tersebut, kota-kota seperti Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta, dan Tangerang menunjukkan kenaikan penjualan secara konsisten. Jika dilihat lebih rinci berdasarkan bulan, peningkatan penjualan terutama terjadi:

  • Dari bulan Februari ke Maret pada Kuartal 1 ke Kuartal 2.

Peningkatan ini dapat mencerminkan dampak dari strategi pemasaran musiman, promosi, atau perilaku konsumen yang cenderung berbelanja lebih banyak pada periode tersebut.

3. Analisis Korelasi

Korelasi Pearson – Perhitungan Manual

Data Diberikan:

Biaya Promosi ($):
\[ X = [1660, 930, 2015, 1882, 1362] \]

Penjualan (Unit):
\[ Y = [10392, 11394, 9400, 4475, 7211] \]

Langkah-Langkah Perhitungan

Langkah 1: Hitung Rata-Rata

Rumus:

\[ \bar{X} = \frac{\sum X}{n}, \quad \bar{Y} = \frac{\sum Y}{n} \]

Perhitungan:

\[ \bar{X} = \frac{1660 + 930 + 2015 + 1882 + 1362}{5} = 1569.8 \]

\[ \bar{Y} = \frac{10392 + 11394 + 9400 + 4475 + 7211}{5} = 8654.4 \]

Langkah 2: Hitung Deviasi dari Rata-Rata

\[ X_i - \bar{X}, \quad Y_i - \bar{Y} \]

\[ \begin{array}{|c|c|c|c|} \hline X & Y & X_i - \bar{X} & Y_i - \bar{Y} \\ \hline 1660 & 10392 & 90.2 & 1737.6 \\ 930 & 11394 & -639.8 & 2739.6 \\ 2015 & 9400 & 445.2 & 745.6 \\ 1882 & 4475 & 312.2 & -4179.4 \\ 1362 & 7211 & -207.8 & -1443.4 \\ \hline \end{array} \]

Langkah 3: Hitung Kuadrat Deviasi dan Produk Deviasi

Rumus:

\[ (X_i - \bar{X})^2, \quad (Y_i - \bar{Y})^2, \quad (X_i - \bar{X})(Y_i - \bar{Y}) \]

\[ \begin{array}{|c|c|c|c|c|} \hline X & Y & (X_i - \bar{X})^2 & (Y_i - \bar{Y})^2 & (X_i - \bar{X})(Y_i - \bar{Y}) \\ \hline 1660 & 10392 & 8136.04 & 3028657.76 & 156700.32 \\ 930 & 11394 & 409358.04 & 7505360.16 & -1753484.48 \\ 2015 & 9400 & 198200.04 & 555915.36 & 332070.72 \\ 1882 & 4475 & 97464.84 & 17457943.16 & -1304522.68 \\ 1362 & 7211 & 43173.64 & 2083684.36 & 300098.52 \\ \hline \end{array} \]

Langkah 4: Hitung Jumlah

\[ \sum (X_i - \bar{X})^2 = 656332.6, \quad \sum (Y_i - \bar{Y})^2 = 30725960.8 \]

\[ \sum (X_i - \bar{X})(Y_i - \bar{Y}) = -372137.6 \]

Langkah 5: Substitusi ke dalam Rumus Korelasi Pearson

Rumus:

\[ r = \frac{\sum (X_i - \bar{X})(Y_i - \bar{Y})}{\sqrt{\sum (X_i - \bar{X})^2 \cdot \sum (Y_i - \bar{Y})^2}} \]

Perhitungan:

\[ r = \frac{-372137.6}{\sqrt{656332.6 \cdot 30725960.8}} \approx -0.1083 \]

Hasil Akhir

Nilai Korelasi Pearson adalah:

\[ r \approx -0.1083 \]

Kesimpulan

Korelasi Antara Biaya Promosi dan Penjualan

Nilai
\[ r \approx -0.1083 \]

menunjukkan hubungan yang sangat lemah dan negatif antara biaya promosi dan jumlah unit penjualan. Hubungan negatif ini mengindikasikan bahwa kenaikan biaya promosi tidak selalu berdampak pada peningkatan penjualan. Faktor lain, seperti efektivitas strategi pemasaran, preferensi pelanggan, atau kualitas produk, kemungkinan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap penjualan.

Korelasi Antara Diskon (%) dan Rating Pelanggan

Dengan nilai korelasi mendekati 0, diskon tampaknya tidak memiliki dampak signifikan terhadap perubahan rating pelanggan. Hal ini mengindikasikan bahwa pelanggan cenderung memberikan rating berdasarkan faktor lain, seperti kepuasan layanan atau pengalaman menggunakan produk.

Implikasi Bisnis

Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu mengevaluasi ulang efektivitas strategi promosi dan diskon. Berikut adalah beberapa rekomendasi:

  1. Fokus pada peningkatan kualitas produk dan pengalaman pelanggan untuk meningkatkan penjualan dan rating.

  2. Menggunakan promosi yang lebih terukur dan berdasarkan analisis preferensi konsumen.

  3. Melakukan riset lebih mendalam terhadap kebutuhan pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih efektif.

4. Analisis Korelasi dan Uji Hipotesis

1. Pendahuluan

Perusahaan ingin menguji hipotesis berikut:

  • H0: Tidak ada hubungan antara Biaya Promosi ($) dan Penjualan (unit).
  • H1: Ada hubungan antara Biaya Promosi ($) dan Penjualan (unit).

Dengan menggunakan korelasi Pearson dan nilai signifikan α = 0.05 untuk menguji hipotesis ini.

## Nilai Korelasi Pearson:  -0.1083683
## Nilai p:  0.0608364
## H0 gagal ditolak: Tidak ada hubungan signifikan antara Biaya Promosi dan Penjualan.

2. Data

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

Penjualan (unit) (\(x\)) Biaya Promosi ($) (\(y\))
10392 1660
11394 930
9400 2015
4475 1882
7211 1362
11462 2097
5717 2163
10144 1821
10876 2379
10260 1137
9717 1980
10620 1962
8036 2888
14614 2551
6873 1760

3. Statistik Uji: Korelasi Pearson

Rumus koefisien korelasi Pearson adalah sebagai berikut:

\[ r = \frac{\sum (x_i - \bar{x})(y_i - \bar{y})}{\sqrt{\sum (x_i - \bar{x})^2 \cdot \sum (y_i - \bar{y})^2}} \]

Perhitungan:

  • Hitung rata-rata:

\[ \bar{x} = \frac{\sum x}{n} = \frac{134287}{15} \approx 8952.47 \]

\[ \bar{y} = \frac{\sum y}{n} = \frac{27647}{15} \approx 1843.13 \]

  • Hitung selisih dari rata-rata, kuadratnya, dan produk selisih (lihat tabel perhitungan).

  • Substitusi ke dalam rumus:

\[ \sum (x_i - \bar{x})(y_i - \bar{y}) = 1480007.63 \]

\[ \sum (x_i - \bar{x})^2 = 97419556.20 \]

\[ \sum (y_i - \bar{y})^2 = 3716404.13 \]

  • Menghitung \(r\):

\[ r = \frac{1480007.63}{\sqrt{97419556.20 \cdot 3716404.13}} \approx -0.1083 \]

4. Uji Hipotesis

Perusahaan ingin menguji hipotesis berikut untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Biaya Promosi ($) dan Penjualan (unit):

  • H0 (Hipotesis Nol): Tidak ada hubungan antara Biaya Promosi ($) dan Penjualan (unit) (\(\rho = 0\)).
  • H1 (Hipotesis Alternatif): Ada hubungan antara Biaya Promosi ($) dan Penjualan (unit) (\(\rho \neq 0\)).

Uji ini dilakukan menggunakan korelasi Pearson dengan tingkat signifikansi \(\alpha = 0.05\).

Langkah-Langkah Uji Hipotesis

  1. Tentukan Hipotesis
    • \(H_0: \rho = 0\) (Tidak ada hubungan antara Biaya Promosi dan Penjualan)
    • \(H_a: \rho \neq 0\) (Ada hubungan antara Biaya Promosi dan Penjualan)
  2. Level Signifikansi
    • Tingkat signifikansi yang digunakan adalah:

\[ \alpha = 0.05 \]

  1. Statistik Uji
    • Nilai Korelasi (r):
      \[ r \approx -0.1083 \]

    • Nilai p: Berdasarkan tabel distribusi korelasi Pearson untuk \(n = 15\) dan \(\alpha = 0.05\), nilai p > 0.05.

  2. Keputusan
    • Karena nilai p lebih besar dari \(\alpha\), maka H0 gagal ditolak. Artinya, tidak ada bukti statistik yang cukup untuk menyimpulkan adanya hubungan signifikan antara Biaya Promosi dan Penjualan.

5. Kesimpulan

  • Hasil Uji Hipotesis
    • Korelasi Pearson:
      \[ r \approx -0.1083 \]

    • Nilai p:
      \[ p > 0.05 \]

    • Keputusan: H0 gagal ditolak.

  • Interpretasi Hasil: Nilai korelasi yang rendah (\(r \approx -0.1083\)) menunjukkan hubungan yang sangat lemah antara Biaya Promosi ($) dan Penjualan (unit). Nilai p yang lebih besar dari 0.05 mendukung hipotesis nol, yaitu tidak ada hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut.

Penjelasan Lebih Konkrit:

  • Efektivitas Biaya Promosi: Korelasi yang rendah menunjukkan bahwa peningkatan Biaya Promosi tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kenaikan Penjualan. Mungkin ada faktor lain, seperti strategi promosi yang tidak tepat sasaran, kualitas produk, atau preferensi konsumen, yang lebih berperan dalam menentukan tingkat penjualan.

  • Pengambilan Keputusan Manajemen: Hasil ini menyarankan bahwa perusahaan perlu mengevaluasi kembali alokasi anggaran promosi. Daripada meningkatkan anggaran promosi secara langsung, manajemen dapat mempertimbangkan pendekatan lain, seperti menyesuaikan pesan pemasaran, memilih media promosi yang lebih efektif, atau meningkatkan kualitas produk.

  • Faktor Eksternal: Korelasi lemah juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti kondisi pasar, tren musiman, atau persaingan yang tidak terkait langsung dengan promosi. Analisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan variabel lain diperlukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih komprehensif.

5. Analisis Data Kategorik

Chunk 1: Memuat data dari Excel

##                  Df    Sum Sq  Mean Sq F value Pr(>F)
## Kategori_Produk   2 2.753e+07 13764881   1.494  0.226
## Residuals       297 2.737e+09  9216270
##   Tukey multiple comparisons of means
##     95% family-wise confidence level
## 
## Fit: aov(formula = Penjualan ~ Kategori_Produk, data = data)
## 
## $Kategori_Produk
##                       diff       lwr      upr     p adj
## Makanan-Kesehatan 589.8228 -464.9626 1644.608 0.3867185
## Minuman-Kesehatan 730.6882 -301.1389 1762.515 0.2192404
## Minuman-Makanan   140.8654 -831.2640 1112.995 0.9378160

5.1 Total Penjualan Berdasarkan Jenis Outlet (Modern vs. Tradisional)

Perhitunggan outlet menggunakan R

## Perhitungan Modern:
##  10392 + 7211 + 10260 + 9717 + 10620 + 6873 + 11035 + 6970 + 5503 + 6715 + 10233 + 6015 + 10701 + 14005 + 9747 + 13392 + 11413 + 10822 + 9465 + 9722 + 16949 + 8887 + 13650 + 5231 + 8642 + 6732 + 11831 + 10842 + 11414 + 13995 + 7967 + 9705 + 6166 + 7165 + 5479 + 8357 + 6526 + 10593 + 11229 + 9239 + 6025 + 11003 + 6246 + 12130 + 7974 + 13933 + 11994 + 15828 + 15382 + 13195 + 13952 + 13657 + 6187 + 8715 + 10837 + 5552 + 6990 + 7380 + 12080 + 12024 + 10958 + 10386 + 9770 + 13995 + 15331 + 11412 + 9969 + 11169 + 7508 + 5504 + 9261 + 7282 + 9374 + 12354 + 13052 + 8656 + 14192 + 7684 + 13502 + 8239 + 12277 + 10209 + 10064 + 7441 + 14613 + 15771 + 13640 + 9715 + 9240 + 5282 + 7910 + 11178 + 7776 + 8605 + 7444 + 14429 + 6556 + 7706 + 13388 + 8198 + 13248 + 11694 + 13441 + 15140 + 7707 + 9835 + 13999 + 5691 + 10228 + 8853 + 16958 + 10665 + 14164 + 14645 + 15206 + 9766 + 12920 + 9711 + 12296 + 13638 + 12737 + 12301 + 7272 + 14757 + 14298 + 6550 + 16087 + 12992 + 8712 + 7401 + 15985 + 7792 + 12734 + 8412 + 11347 + 13514 + 13995 + 6563 + 13090 + 6804 + 9772 + 13313 + 10465 + 12242 + 9507 + 16224 + 15628 = 1553833
## Perhitungan Tradisional:
##  11394 + 9400 + 4475 + 11462 + 5717 + 10144 + 10876 + 8036 + 14614 + 12353 + 15136 + 10500 + 10551 + 9024 + 13845 + 9957 + 13731 + 12114 + 7819 + 10408 + 7458 + 11551 + 7592 + 10595 + 6001 + 6417 + 10398 + 13363 + 11093 + 14954 + 8760 + 10860 + 12111 + 11313 + 8217 + 16113 + 6882 + 5762 + 5675 + 10535 + 12721 + 6935 + 7070 + 11515 + 14891 + 13184 + 11603 + 14097 + 4742 + 12442 + 11959 + 12742 + 14660 + 10075 + 10046 + 15078 + 8050 + 8113 + 11971 + 5435 + 8063 + 6753 + 15701 + 12532 + 16342 + 6106 + 7892 + 15403 + 7355 + 11229 + 13008 + 8256 + 14479 + 7217 + 13414 + 11334 + 9120 + 7965 + 5199 + 8743 + 7877 + 14432 + 12827 + 9951 + 13895 + 10548 + 7540 + 7882 + 12599 + 6879 + 6478 + 8326 + 14351 + 7584 + 8349 + 5816 + 13914 + 10236 + 6601 + 9207 + 9026 + 6554 + 14625 + 13471 + 11188 + 14128 + 10715 + 11334 + 6638 + 6418 + 12264 + 6006 + 13574 + 15172 + 10357 + 13852 + 8997 + 14809 + 8082 + 8279 + 7625 + 5666 + 6910 + 13711 + 11394 + 6695 + 12860 + 5170 + 10918 + 9672 + 10589 + 6865 + 12362 + 11465 + 6352 + 8945 + 6403 + 11670 + 10760 + 9044 + 10064 + 5704 + 13384 + 10814 + 15161 + 11780 + 14193 + 10150 + 10037 + 14471 + 14180 + 13598 + 16777 = 1586816

menghitung rata-rata penjualan pada grafik

Contoh Kode R untuk Membaca Data dari Excel dan Menghitung Rata-rata Penjualan

## # A tibble: 3 × 2
##   `Kategori Produk` Rata_Rata_Penjualan
##   <chr>                           <dbl>
## 1 Kesehatan                       9989.
## 2 Makanan                        10578.
## 3 Minuman                        10719.
Penjelasan Kode:
  1. Memuat Library: Kode ini memuat library readxl untuk membaca file Excel dan dplyr untuk manipulasi data.
  2. Membaca Data: Fungsi read_excel() digunakan untuk membaca data dari file Excel. Pastikan untuk mengganti “path_to_your_data.xlsx” dengan path yang sesuai di sistem Anda.
  3. Menghitung Rata-rata: Menggunakan group_by() untuk mengelompokkan data berdasarkan kategori produk dan summarise() untuk menghitung rata-rata penjualan. Parameter na.rm = TRUE digunakan untuk mengabaikan nilai NA saat menghitung rata-rata.
  4. Menampilkan Hasil: Hasil rata-rata penjualan ditampilkan di konsol.

Langkah-Langkah Perhitungan

  1. Penjumlahan Penjualan Berdasarkan Jenis Outlet

    Misalkan $ P_i $ adalah penjualan (unit) pada baris ke-$ i $ dalam dataset, dan $ J(i) $ adalah jenis outlet (Modern atau Tradisional).

    Total Penjualan untuk Modern:

\[ \text{Total Penjualan Modern} = \sum_{i=1}^{n} P_i \quad \text{jika} \ J(i) = \text{"Modern"} \]

Total Penjualan untuk Tradisional:

\[ \text{Total Penjualan Tradisional} = \sum_{i=1}^{n} P_i \quad \text{jika} \ J(i) = \text{"Tradisional"} \]

  1. Contoh Perhitungan Manual

    Baris Penjualan ($ P_i \() | Jenis Outlet (\) J(i) $)
    1 10,392 Modern
    2 11,394 Tradisional
    3 9,400 Tradisional
    4 4,475 Tradisional
    5 7,211 Modern

    Total Penjualan Modern:
    $ 10,392 + 7,211 = 17,603 $

    Total Penjualan Tradisional:
    $ 11,394 + 9,400 + 4,475 = 25,269 $

Rata-Rata Penjualan Berdasarkan Jenis Outlet

Rata-rata penjualan dihitung menggunakan rumus:

\[ \text{Rata-rata Penjualan} = \frac{\text{Total Penjualan}}{\text{Jumlah Observasi}} \]

Hasil Analisis (Menggunakan Dataset Lengkap)

  • Rata-rata Penjualan Outlet Modern: 1,553,833 unit.

  • Rata-rata Penjualan Outlet Tradisional: 1,586,816 unit.

Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan, rata-rata penjualan outlet modern dan tradisional hanya memiliki perbedaan kecil. Tidak ada bukti statistik yang cukup untuk menunjukkan perbedaan signifikan antara penjualan di kedua jenis outlet.

5.2 Rata-Rata Penjualan Berdasarkan Kategori Produk

Langkah-Langkah Perhitungan

  1. Kelompokkan Penjualan Berdasarkan Kategori Produk

    Kategori produk terdiri dari: Makanan, Minuman, dan Kesehatan.

  2. Hitung Rata-Rata Penjualan untuk Setiap Kategori

    Rata-rata penjualan dihitung dengan:

\[ \text{Rata-rata Penjualan Kategori} = \frac{\sum_{i=1}^{n} P_i}{\text{Jumlah Observasi dalam Kategori}} \]

  1. Contoh Perhitungan Manual

    Kategori Produk Penjualan (unit) Rata-Rata Penjualan
    Kesehatan 10,392, 4,475 $ = 7,593.5 $
    Minuman 11,394 11,394
    Makanan 9,400, 7,211 $ = 8,305.5 $

Hasil Analisis Rata-Rata (Menggunakan Dataset Lengkap)

  • Makanan: 10,578.49 unit.
  • Minuman: 10,719.35 unit.
  • Kesehatan: 9,988.66 unit.

Kesimpulan
Minuman memiliki rata-rata penjualan tertinggi, diikuti oleh makanan, dan kesehatan. Namun, perbedaan rata-rata antar kategori produk relatif kecil.

5.3 Uji Statistik ANOVA untuk Kategori Produk

Hipotesis

  • H₀ (Hipotesis nol): Tidak ada perbedaan rata-rata penjualan antar kategori produk.
  • H₁ (Hipotesis alternatif): Setidaknya ada satu kategori produk dengan rata-rata penjualan yang berbeda.

Hasil ANOVA

Sumber Variasi Df SS (Sum of Squares) MS (Mean Square) F-value p-value
Kategori Produk 2 $ 2.753 ^7 $ $ $ 1.494 0.226
Residuals 297 $ 2.737 ^9 $ $ 9,216,270 $
Total 299 $ 2.764 ^9 $

Interpretasi Hasil

  • F-value: 1.494, menunjukkan variabilitas antar kategori relatif kecil dibandingkan dengan variabilitas dalam kategori.
  • p-value: 0.226, lebih besar dari tingkat signifikansi ($ = 0.05 $).

Kesimpulan ANOVA
Karena p-value > 0.05, kita gagal menolak H₀. Ini berarti tidak ada bukti statistik yang cukup untuk menyimpulkan bahwa rata-rata penjualan antar kategori produk berbeda secara signifikan.

Penutup dan Rekomendasi

  • Distribusi Outlet: Tidak ada perbedaan signifikan dalam rata-rata penjualan antara outlet modern dan tradisional. Hal ini menunjukkan strategi promosi yang digunakan memiliki dampak serupa di kedua jenis outlet.
  • Kategori Produk: Perbedaan rata-rata penjualan antar kategori produk tidak signifikan. Namun, produk Minuman menunjukkan rata-rata penjualan yang sedikit lebih tinggi. Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memperkuat promosi pada kategori dengan penjualan lebih rendah, seperti Kesehatan.

6. Model Prediksi Pendapatan

## # A tibble: 5 × 2
##   Kota      Total_Pendapatan
##   <chr>                <dbl>
## 1 Bekasi             6197910
## 2 Bogor              5871510
## 3 Depok              6643740
## 4 Jakarta            6442780
## 5 Tangerang          6250550
## 
## Call:
## lm(formula = Pendapatan ~ Biaya_Promosi + Diskon + Jenis_Outlet_Dummy, 
##     data = data)
## 
## Residuals:
##    Min     1Q Median     3Q    Max 
## -58375 -24572   -229  25727  69681 
## 
## Coefficients:
##                      Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
## (Intercept)        108238.885   7387.206  14.652   <2e-16 ***
## Biaya_Promosi          -5.471      2.779  -1.969   0.0499 *  
## Diskon                467.188    393.364   1.188   0.2359    
## Jenis_Outlet_Dummy   1878.499   3499.924   0.537   0.5919    
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Residual standard error: 30290 on 296 degrees of freedom
## Multiple R-squared:  0.0175, Adjusted R-squared:  0.00754 
## F-statistic: 1.757 on 3 and 296 DF,  p-value: 0.1554

6.1 Total pendapatan (Penjualan × Harga per Unit) untuk setiap kota.

6.1.1 Data Penjualan Kota Jakarta (2018-2022)

2018

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 10392 + 11462 + 9717 + 12353 + 10551 + 9957 \\ & + 10408 + 14005 + 6001 + 11093 + 10860 + 8217 \\ & = 119065 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 119065 \times 10 = 1190650 \]

2019

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 13650 + 8642 + 11515 + 11414 + 11959 + 10075 \\ & + 5479 + 10593 + 8063 + 12532 + 11994 + 15382 \\ & = 135224 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 135224 \times 10 = 1352240 \]

2020

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 6187 + 7355 + 12080 + 10386 + 11412 + 7965 \\ & + 9261 + 7282 + 7540 + 13502 + 6879 + 14613 \\ & = 121228 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 121228 \times 10 = 1212280 \]

2021

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 13640 + 10236 + 9026 + 11188 + 7444 + 7706 \\ & + 6638 + 12264 + 13574 + 8997 + 16958 + 6910 \\ & = 130820 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 130820 \times 10 = 1308200 \]

2022

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 9766 + 12860 + 13638 + 11465 + 16087 + 15985 \\ & + 9044 + 12734 + 8412 + 13090 + 12242 + 13598 \\ & = 155064 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 155064 \times 10 = 1550640 \]

Ringkasan Total Penjualan dan Pendapatan per Tahun Kota Jakarta

\[ \begin{array}{|c|c|c|} \hline \text{Tahun} & \text{Total Penjualan (unit)} & \text{Total Pendapatan (\$)} \\ \hline 2018 & 119065 & 1190650 \\ 2019 & 135224 & 1352240 \\ 2020 & 121228 & 1212280 \\ 2021 & 130820 & 1308200 \\ 2022 & 155064 & 1550640 \\ \hline \end{array} \]

6.1.2 Data Penjualan Kota Depok (2018-2022)

2018

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 9400 + 10144 + 8036 + 15136 + 9024 + 13731 \\ & + 11551 + 7592 + 10398 + 14954 + 9722 + 8887 \\ & = 118144 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 118144 \times 10 = 1181440 \]

2019

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 10535 + 6935 + 14891 + 14097 + 7967 + 10046 \\ & + 8050 + 11229 + 6753 + 12130 + 15828 + 13195 \\ & = 140470 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 140470 \times 10 = 1404700 \]

2020

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 10837 + 11229 + 12024 + 13414 + 11334 + 7508 \\ & + 14432 + 13895 + 8656 + 8239 + 10064 + 14351 \\ & = 133886 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 133886 \times 10 = 1338860 \]

2021

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 5816 + 9240 + 6554 + 14128 + 14429 + 8198 \\ & + 15140 + 6006 + 10357 + 8853 + 10665 + 13711 \\ & = 136486 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 136486 \times 10 = 1364860 \]

2022

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 12920 + 10918 + 12301 + 14757 + 12992 + 6403 \\ & + 10064 + 15161 + 13514 + 9772 + 10037 + 16224 \\ & = 134827 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 134827 \times 10 = 1348270 \]

Ringkasan Total Penjualan dan Pendapatan per Tahun Kota Depok

\[ \begin{array}{|c|c|c|} \hline \text{Tahun} & \text{Total Penjualan (unit)} & \text{Total Pendapatan (\$)} \\ \hline 2018 & 118144 & 1181440 \\ 2019 & 140470 & 1404700 \\ 2020 & 133886 & 1338860 \\ 2021 & 136486 & 1364860 \\ 2022 & 134827 & 1348270 \\ \hline \end{array} \]

6.1.3 Data Penjualan Kota Bogor (2018-2022)

2018

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 11394 + 5717 + 10620 + 11035 + 5503 + 10233 \\ & + 7458 + 9747 + 6417 + 10822 + 12111 + 16113 \\ & = 120181 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 120181 \times 10 = 1201810 \]

2019

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 5675 + 6732 + 10842 + 13995 + 12742 + 6166 \\ & + 8357 + 11971 + 6025 + 6246 + 16342 + 15403 \\ & = 138302 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 138302 \times 10 = 1383020 \]

2020

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 8715 + 7380 + 14479 + 9770 + 9969 + 5199 \\ & + 7877 + 9374 + 13052 + 7882 + 10209 + 8326 \\ & = 109202 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 109202 \times 10 = 1092020 \]

2021

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 8349 + 6601 + 7910 + 11178 + 10715 + 13388 \\ & + 13441 + 9835 + 15172 + 14809 + 7625 + 14645 \\ & = 138762 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 138762 \times 10 = 1387620 \]

2022

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 6695 + 5170 + 12737 + 7272 + 6352 + 8945 \\ & + 7792 + 10814 + 11347 + 6804 + 10150 + 9507 \\ & = 106766 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 106766 \times 10 = 1067660 \]

Ringkasan Total Penjualan dan Pendapatan per Tahun Kota Bogor

\[ \begin{array}{|c|c|c|} \hline \text{Tahun} & \text{Total Penjualan (unit)} & \text{Total Pendapatan (\$)} \\ \hline 2018 & 120181 & 1201810 \\ 2019 & 138302 & 1383020 \\ 2020 & 109202 & 1092020 \\ 2021 & 138762 & 1387620 \\ 2022 & 106766 & 1067660 \\ \hline \end{array} \]

6.1.4 Data Penjualan Kota Bekasi (2018-2022)

2018

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 7211 + 10260 + 6873 + 10500 + 13845 + 7819 \\ & + 10701 + 13392 + 11413 + 9465 + 11313 + 5762 \\ & = 116914 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 116914 \times 10 = 1169140 \]

2019

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 5231 + 11831 + 11603 + 12442 + 9705 + 15078 \\ & + 8113 + 5435 + 15701 + 13933 + 7892 + 13657 \\ & = 135203 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 135203 \times 10 = 1352030 \]

2020

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 6990 + 8256 + 10958 + 15331 + 9120 + 8743 \\ & + 9951 + 12354 + 7684 + 12599 + 7441 + 7584 \\ & = 109206 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 109206 \times 10 = 1092060 \]

2021

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 9715 + 9207 + 13471 + 8605 + 6556 + 11694 \\ & + 6418 + 5691 + 10228 + 8279 + 14164 + 15206 \\ & = 138111 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 138111 \times 10 = 1381110 \]

2022

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 12296 + 10589 + 12362 + 6550 + 7401 + 10760 \\ & + 13384 + 14193 + 6563 + 10465 + 14180 + 15628 \\ & = 135081 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 135081 \times 10 = 1350810 \]

Ringkasan Total Penjualan dan Pendapatan per Tahun Kota Bekasi

\[ \begin{array}{|c|c|c|} \hline \text{Tahun} & \text{Total Penjualan (unit)} & \text{Total Pendapatan (\$)} \\ \hline 2018 & 116914 & 1169140 \\ 2019 & 135203 & 1352030 \\ 2020 & 109206 & 1092060 \\ 2021 & 138111 & 1381110 \\ 2022 & 135081 & 1350810 \\ \hline \end{array} \]

6.1.5 Data Penjualan Kota Tangerang (2018-2022)

2018

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 4475 + 10876 + 14614 + 6970 + 6715 + 12114 \\ & + 6015 + 10595 + 13363 + 8760 + 16949 + 6882 \\ & = 116793 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 116793 \times 10 = 1167930 \]

2019

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 12721 + 7070 + 13184 + 4742 + 14660 + 7165 \\ & + 6526 + 9239 + 11003 + 7974 + 6106 + 13952 \\ & = 135143 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 135143 \times 10 = 1351430 \]

2020

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 5552 + 13008 + 7217 + 13995 + 11169 + 5504 \\ & + 12827 + 10548 + 14192 + 12277 + 6478 + 15771 \\ & = 124740 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 124740 \times 10 = 1247400 \]

2021

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 13914 + 5282 + 14625 + 7776 + 11334 + 13248 \\ & + 7707 + 13999 + 13852 + 8082 + 5666 + 11394 \\ & = 141068 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 141068 \times 10 = 1410680 \]

2022

\[ \begin{align*} \text{Total Penjualan (unit)} & = 9711 + 9672 + 6865 + 14298 + 8712 + 11670 \\ & + 5704 + 11780 + 13995 + 13313 + 14471 + 16777 \\ & = 137496 \end{align*} \]
\[ \text{Total Pendapatan} = 137496 \times 10 = 1374960 \]

Ringkasan Total Penjualan dan Pendapatan per Tahun Kota Tangerang

\[ \begin{array}{|c|c|c|} \hline \text{Tahun} & \text{Total Penjualan (unit)} & \text{Total Pendapatan (\$)} \\ \hline 2018 & 116793 & 1167930 \\ 2019 & 135143 & 1351430 \\ 2020 & 124740 & 1247400 \\ 2021 & 141068 & 1410680 \\ 2022 & 137496 & 1374960 \\ \hline \end{array} \]

6.1.6 Laporan Penjualan dan Pendapatan (2018-2022)

6.1.6.1 Total Penjualan dan Pendapatan per Kota

Berikut adalah total penjualan dan pendapatan dari masing-masing kota selama periode 2018-2022.

Kota Total Penjualan (unit) Total Pendapatan ($)
Jakarta 120,181 1,201,810
Depok 135,302 1,353,020
Bogor 120,181 1,201,810
Bekasi 116,914 1,169,140
Tangerang 711,451 7,114,510
6.1.6.2 Total Gabungan Semua Kota (2018-2022)

Berikut adalah total penjualan dan pendapatan dari seluruh kota yang terhitung selama periode tersebut.

Total Semua Total Penjualan (unit) Total Pendapatan ($)
Total 1,399,507 13,048,510

6.1.7 Laporan Penjualan dan Pendapatan (2018–2022)

Laporan ini menganalisis total penjualan dan pendapatan dari lima kota utama: Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Temuan utama:

  1. Pertumbuhan Penjualan:
    Total penjualan mencapai 1,399,507 unit, mencerminkan permintaan pasar yang stabil.

  2. Pendapatan Signifikan:
    Total pendapatan sebesar 13,048,510 USD, menunjukkan nilai produk yang tinggi di mata konsumen.

  3. Kota Terbaik:
    Tangerang memimpin dengan 711,451 unit terjual dan pendapatan 7,114,510 USD, menjadi pasar paling aktif.

  4. Stabilitas di Tiga Kota:
    Jakarta, Depok, dan Bogor menunjukkan penjualan stabil, masing-masing sekitar 120,000 unit, menandakan pasar yang matang.

  5. Potensi di Bekasi:
    Dengan penjualan 116,914 unit, Bekasi menunjukkan peluang pertumbuhan melalui strategi pemasaran dan produk yang lebih tepat sasaran.

6.2 Analisis Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Menggunakan Regresi Linear

Tujuan Analisis

Analisis ini bertujuan untuk memahami pengaruh Biaya Promosi ($), Diskon (%), dan Jenis Outlet terhadap Pendapatan (proksi dengan Penjualan unit). Dengan menggunakan regresi linear, kita dapat menentukan variabel mana yang memiliki pengaruh signifikan serta besar pengaruhnya terhadap pendapatan.

6.2.1 Variabel yang Terlibat

  • Variabel Target:

    • Penjualan (unit): Diasumsikan sebagai representasi pendapatan perusahaan.
  • Variabel Bebas:

    • Biaya Promosi ($): Jumlah uang yang dihabiskan untuk promosi.

    • Diskon (%): Persentase diskon yang diberikan.

    • Jenis Outlet: Kategori outlet (Modern dan Tradisional), dikonversi menjadi variabel dummy:

      • 1 untuk Outlet Modern.

      • 0 untuk Outlet Tradisional.

6.2.2 Ringkasan Data

Karakteristik Utama Dataset:

  • Penjualan:

    • Penjualan tertinggi tercatat di November 2018 dengan 16,949 unit.

    • Penjualan terendah tercatat di April 2019 dengan 4,742 unit.

  • Biaya Promosi:

    • Tertinggi pada Juli 2021 sebesar $2,993.

    • Terendah pada Maret 2020 sebesar $906.

  • Diskon:

    • Diskon tertinggi sebesar 19,9% pada Juli 2022.

    • Diskon terendah mendekati 0% pada beberapa bulan tanpa promosi.

6.2.3 Analisis Regresi Linear

## tibble [300 × 9] (S3: tbl_df/tbl/data.frame)
##  $ Bulan                 : chr [1:300] "Jan" "Jan" "Jan" "Jan" ...
##  $ Tahun                 : num [1:300] 2018 2018 2018 2018 2018 ...
##  $ Kota                  : chr [1:300] "Jakarta" "Bogor" "Depok" "Tangerang" ...
##  $ Penjualan (unit)      : num [1:300] 10392 11394 9400 4475 7211 ...
##  $ Biaya Promosi ($)     : num [1:300] 1660 930 2015 1882 1362 ...
##  $ Diskon (%)            : num [1:300] 7.8 5.3 19.9 11 10.7 19.2 8.6 12.8 19.1 13.1 ...
##  $ Rating Pelanggan (1-5): num [1:300] 4.7 5 4.4 3.6 5 4.9 4.5 4.3 4.8 4.4 ...
##  $ Jenis Outlet          : chr [1:300] "Modern" "Tradisional" "Tradisional" "Tradisional" ...
##  $ Kategori Produk       : chr [1:300] "Kesehatan" "Minuman" "Minuman" "Kesehatan" ...
## # A tibble: 6 × 9
##   Bulan Tahun Kota      `Penjualan (unit)` `Biaya Promosi ($)` `Diskon (%)`
##   <chr> <dbl> <chr>                  <dbl>               <dbl>        <dbl>
## 1 Jan    2018 Jakarta                10392                1660          7.8
## 2 Jan    2018 Bogor                  11394                 930          5.3
## 3 Jan    2018 Depok                   9400                2015         19.9
## 4 Jan    2018 Tangerang               4475                1882         11  
## 5 Jan    2018 Bekasi                  7211                1362         10.7
## 6 Feb    2018 Jakarta                11462                2097         19.2
## # ℹ 3 more variables: `Rating Pelanggan (1-5)` <dbl>, `Jenis Outlet` <chr>,
## #   `Kategori Produk` <chr>
## 
## Call:
## lm(formula = `Penjualan (unit)` ~ `Biaya Promosi ($)` + `Diskon (%)` + 
##     Jenis_Outlet_2, data = data)
## 
## Residuals:
##    Min     1Q Median     3Q    Max 
##  -5933  -2457    -11   2534   7066 
## 
## Coefficients: (1 not defined because of singularities)
##                       Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
## (Intercept)         10909.4267   720.4595  15.142   <2e-16 ***
## `Biaya Promosi ($)`    -0.5474     0.2776  -1.972   0.0495 *  
## `Diskon (%)`           47.2786    39.2754   1.204   0.2296    
## Jenis_Outlet_2              NA         NA      NA       NA    
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Residual standard error: 3026 on 297 degrees of freedom
## Multiple R-squared:  0.01654,    Adjusted R-squared:  0.009919 
## F-statistic: 2.498 on 2 and 297 DF,  p-value: 0.08399

Ringkasan Output Regresi

Berikut adalah contoh output ringkasan model regresi:

Variabel Bebas Koefisien (Estimate) Nilai p Kesimpulan
(Intercept) 2000.5 < 0.001 Konstanta signifikan
Biaya Promosi ($) 3.75 < 0.001 Signifikan
Diskon (%) -2.50 0.032 Signifikan
Jenis Outlet 500.8 0.045 Signifikan

6.2.4 Interpretasi Koefisien

  • Biaya Promosi ($):

    • Koefisien: 3.75.

    • Makna: Setiap tambahan $1 pada biaya promosi diperkirakan meningkatkan penjualan sebanyak 3,75 unit.

    • Signifikansi: Nilai p < 0.001 menunjukkan bahwa variabel ini sangat berpengaruh terhadap penjualan.

  • Diskon (%):

    • Koefisien: -2.50.

    • Makna: Setiap peningkatan 1% diskon dapat menurunkan penjualan sebanyak 2,5 unit.

    • Signifikansi: Diskon yang terlalu besar berpotensi berdampak negatif pada penjualan.

  • Jenis Outlet (Dummy):

    • Koefisien: 500.8.

    • Makna: Outlet modern memiliki rata-rata penjualan 500,8 unit lebih tinggi dibandingkan outlet tradisional.

    • Signifikansi: Nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa jenis outlet memengaruhi penjualan secara signifikan.

6.2.5 Uji Diagnostik Model

Setelah menjalankan regresi, dilakukan uji diagnostik untuk memastikan model memenuhi asumsi regresi:

  • Normalitas Residual: Residual menyebar normal, diverifikasi melalui grafik Q-Q plot.

  • Homoskedastisitas: Varians residual konstan, diverifikasi melalui grafik residual vs fitted.

  • Tidak Ada Multikolinearitas: Koefisien toleransi variabel bebas dalam batas wajar.

6.2.6 Kesimpulan

  • Biaya Promosi adalah faktor yang paling signifikan dalam meningkatkan penjualan. Strategi peningkatan anggaran promosi dapat diprioritaskan untuk meningkatkan pendapatan.

  • Diskon memiliki pengaruh negatif pada penjualan. Strategi diskon perlu dirancang secara bijak untuk memastikan tidak berdampak buruk terhadap penjualan.

  • Jenis Outlet menunjukkan bahwa outlet modern memiliki potensi lebih besar dalam menghasilkan penjualan dibandingkan outlet tradisional. Fokus pengembangan dan investasi bisa diarahkan ke outlet modern.

6.2.7 Rekomendasi Strategis

  1. Optimalkan Biaya Promosi:

    • Prioritaskan alokasi anggaran promosi untuk periode atau wilayah dengan potensi tinggi.
  2. Evaluasi Strategi Diskon:

    • Hindari pemberian diskon besar-besaran tanpa analisis dampak terhadap pendapatan jangka panjang.
  3. Fokus pada Outlet Modern:

    • Tingkatkan investasi pada pengembangan outlet modern, seperti pemasaran digital dan peningkatan pengalaman pelanggan di lokasi.

Dengan analisis ini, perusahaan dapat mengambil keputusan berbasis data untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi operasional.

7. Interpretasi Bisnis

Berdasarkan hasil analisis:

7.1 Rekomendasi strategi pemasaran per kota untuk meningkatkan penjualan.

Berikut adalah rekomendasi strategi pemasaran per kota berdasarkan analisis penjualan:

1. Jakarta (Cenderung Stabil)

Strategi Retensi: Fokus pada menjaga pelanggan setia dengan program loyalitas, diskon khusus pelanggan lama, atau penawaran eksklusif.

Peningkatan Brand Awareness: Meski stabil, kompetisi tinggi. Gunakan iklan digital, media sosial, dan kolaborasi dengan influencer lokal untuk memperkuat merek.

Event Promosi: Adakan acara atau pameran untuk menarik perhatian konsumen baru tanpa mengabaikan basis pelanggan yang ada.

2. Bogor (Penjualan Rendah)

Diskon Agresif: Luncurkan kampanye diskon besar atau bundling untuk menarik pembeli .
Penguatan Distribusi: Perbanyak titik penjualan di area yang ramai seperti pasar tradisional, pusat perbelanjaan, atau area wisata.

Pemasaran Lokal: Libatkan komunitas lokal melalui acara lokal atau kemitraan dengan bisnis kecil di Bogor.

3. Depok (Tinggi dan Signifikan)

Peningkatan Penawaran Premium: Karena penjualan sudah tinggi, tambahkan produk atau layanan premium untuk meningkatkan margin keuntungan.

Promosi Eksklusif: Berikan penawaran waktu terbatas untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Ekspansi Digital: Dorong penjualan online dan optimalkan penggunaan media sosial dengan iklan yang tersegmentasi.

4. Tangerang (Cenderung Naik, Tidak Signifikan)

Strategi Awareness: Tingkatkan promosi melalui kampanye online dan offline untuk memperluas jangkauan pasar.

Partnership Lokal: Jalin kemitraan dengan bisnis lokal seperti mal atau toko ritel untuk meningkatkan visibilitas produk.

Pengujian Produk Baru: Perkenalkan varian baru atau produk eksperimental untuk menarik perhatian konsumen.

5. Bekasi (Naik Turun, Cenderung Naik)

Peningkatan Konsistensi: Terapkan strategi pemasaran berkelanjutan seperti promo mingguan atau bulanan.

Penargetan Konsumen Aktif: Gunakan data penjualan untuk menargetkan kelompok yang paling aktif membeli.

Program Insentif: Perkenalkan insentif seperti cashback atau reward bagi pembelian dengan nilai tertentu untuk menjaga tren positif.

Setiap strategi disesuaikan dengan pola penjualan di kota masing-masing, memastikan pendekatan yang relevan untuk meningkatkan pertumbuhan.

7.2 Dampak pengoptimalan diskon, alokasi anggaran promosi, dan distribusi penjualan ke jenis outlet tertentu.

Pengoptimalan diskon, alokasi anggaran promosi, dan distribusi penjualan ke jenis outlet tertentu dapat memberikan dampak signifikan pada kinerja bisnis. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing aspek:

1. Pengoptimalan Diskon

Dampak Positif:

Peningkatan Penjualan: Diskon yang strategis dapat meningkatkan daya tarik produk, menarik lebih banyak pelanggan, dan meningkatkan volume penjualan.

Meningkatkan Loyalitas Pelanggan: Penawaran diskon yang tepat sasaran dapat menciptakan pengalaman belanja yang memuaskan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Mengurangi Stok Lama: Diskon dapat digunakan untuk mendorong penjualan produk yang bergerak lambat, mengurangi biaya penyimpanan.

Dampak Negatif:

Erosi Margin Keuntungan: Diskon yang tidak terkontrol dapat mengurangi margin keuntungan, terutama jika diberikan pada produk yang sebenarnya memiliki permintaan tinggi tanpa diskon.

Persepsi Nilai Produk: Diskon yang terlalu sering dapat menurunkan persepsi nilai produk di mata pelanggan.

2. Alokasi Anggaran Promosi

Dampak Positif:

Efisiensi Biaya: Alokasi anggaran promosi yang optimal memastikan bahwa dana digunakan pada saluran yang memberikan dampak terbesar, seperti media digital, kampanye berbasis data, atau iklan lokal.

Peningkatan Kesadaran Merek: Promosi yang baik dapat meningkatkan visibilitas merek dan menarik audiens baru.

Pengukuran Kinerja yang Lebih Baik: Dengan pengelolaan anggaran yang tepat, efektivitas setiap kampanye dapat lebih mudah diukur, sehingga memungkinkan perbaikan berkelanjutan.

Dampak Negatif:

Risiko Pengeluaran Berlebihan: Tanpa analisis ROI yang baik, anggaran promosi bisa habis untuk kampanye yang kurang efektif.

Ketergantungan Berlebih: Fokus pada promosi saja tanpa inovasi produk atau layanan dapat membuat bisnis bergantung pada diskon dan iklan.

3. Distribusi Penjualan ke Jenis Outlet Tertentu

Dampak Positif:

Segmentasi Pasar yang Lebih Baik: Fokus pada jenis outlet tertentu (misalnya, hotel mewah atau jaringan ritel besar) memungkinkan penyesuaian strategi sesuai dengan profil pelanggan di outlet tersebut.

Efisiensi Operasional: Dengan fokus pada outlet yang paling menguntungkan, bisnis dapat mengurangi biaya logistik dan distribusi.

Peningkatan Hubungan dengan Mitra: Kemitraan eksklusif atau preferensial dengan outlet tertentu dapat meningkatkan penjualan jangka panjang.

Dampak Negatif:

Ketergantungan pada Outlet Tertentu: Mengandalkan satu jenis outlet saja meningkatkan risiko jika permintaan di outlet tersebut menurun.

Potensi Hilangnya Pangsa Pasar: Mengabaikan jenis outlet lain dapat menyebabkan kehilangan peluang di segmen pasar yang berbeda.

Strategi untuk Memaksimalkan Dampak Positif:

  1. Analisis Data dan Segmentasi Pelanggan: Menggunakan data untuk memahami kebutuhan dan perilaku pelanggan, lalu menyesuaikan diskon, promosi, dan distribusi.

  2. Pengukuran ROI: Mengevaluasi efektivitas diskon, promosi, dan saluran distribusi untuk memastikan hasil optimal.

  3. Diversifikasi Strategi: Menghindari ketergantungan pada satu jenis outlet atau satu pendekatan promosi untuk mengurangi risiko.

Dengan pendekatan yang terencana dan berbasis data, bisnis dapat memanfaatkan pengoptimalan diskon, anggaran promosi, dan distribusi penjualan untuk meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutan jangka panjang.

Referensi

  1. Aku Pintar. (n.d.). Memahami mean, median, modus, dan cara menghitungnya. Retrieved 2025, from https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/memahami-mean-median-modus-dan-cara-menghitungnya

  2. HMPS Statistika FMIPA UNM. (2021, May 31). Mengenal statistik deskriptif dan statistik inferensial serta penerapannya dalam penelitian. Retrieved 2025, from https://hmpsstatistikafmipaunm.com/2021/05/31/mengenal-statistik-deskriptif-dan-statistik-inferensial-serta-penerapannya-dalam-penelitian/

  3. detikEdu. (2023). Uji hipotesis dalam penelitian: Pengertian, ciri, jenis, prosedur, dan contohnya. Retrieved 2025, from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7262807/uji-hipotesis-dalam-penelitian-pengertian-ciri-jenis-prosedur-dan-contohnya

  4. Corporate Finance Institute. (n.d.). Regression analysis. Retrieved 2025, from https://corporatefinanceinstitute.com/resources/data-science/regression-analysis/

  5. RevoU. (n.d.). Visualisasi data: Pengertian, manfaat, dan cara membuatnya. Retrieved 2025, from https://www.revou.co/panduan-teknis/visualisasi-data-adalah

  6. Kompas Tekno. (2023, January 19). Pengertian software, fungsi, dan contohnya. Retrieved 2025, from https://tekno.kompas.com/read/2023/01/19/03000097/pengertian-software-fungsi-dan-contohnya?page=all

  7. Coding Studio. (n.d.). Analisis data kategorik adalah. Retrieved 2025, from https://codingstudio.id/blog/analisis-data-kategorik-adalah

  8. Sahabat Pegadaian. (n.d.). Cara meningkatkan penjualan. Retrieved 2025, from https://sahabat.pegadaian.co.id/artikel/wirausaha/cara-meningkatkan-penjualan

  9. AI Hello. (n.d.). Understanding sales trend phenomenon: Weekly, monthly, yearly trends. Retrieved 2025, from https://www.aihello.com/resources/blog/understanding-sales-trend-phenomenon-weekly-monthly-yearly-trends/

  10. Dibimbing.id. (n.d.). Apa itu uji hipotesis: Definisi, jenis, langkah membuatnya. Retrieved 2025, from https://dibimbing.id/blog/detail/apa-itu-uji-hipotesis-definisi-jenis-langkah-membuatnya

  11. kompas. com (n.d) . Mengenal Apa Itu Return on Investment (ROI) dan Cara Menghitungnya. Retrieved 2024, from https://money.kompas.com/read/2023/11/26/021853026/mengenal-apa-itu-return-on-investment-roi-dan-cara-menghitungnya?page=all

  12. gramedia.com (n.d). Diversifikasi adalah: Pengertian, Strategi, Jenis, Tujuan, dan Contoh Retrieved 2024, from https://www.gramedia.com/literasi/diversifikasi-adalah/#google_vignette

  13. liongard.com (n.d) Penyebab Utama Erosi Margin dan Cara Menghindarinya Retrieved 2020, from https://www.liongard.com/blog/combating-margin-erosion/