Cabang A \[\bar{x} =
\frac{50+55+60+65+70}{5}=\frac{300}{5}=60 \]
Cabang B \[\bar{x} =
\frac{40+50+60+70+80}{5}=\frac{300}{5}=60 \]
Cabang C \[\bar{x} =
\frac{30+30+35+40+45}{5}=\frac{180}{5}=36\]
Cabang D \[\bar{x} =
\frac{70+75+80+85+90}{5}=\frac{400}{5}=80\]
Median
Karena diberikan Data tunggal Maka Hasil Median
Adalah:
Cabang A : 60
Cabang B : 60
Cabang C : 35
Cabang D : 80
Standar Deviasi
\[s = \sqrt{\frac{\sum(x_i -
\bar{x})^2}{n-1}}\] - Cabang A \[s =
\sqrt{\frac{\sum(50-60)^2,(55-60)^2,(60-60)^2,(65-60)^2,(70-60)^2}{5-1}}=\sqrt\frac{250}{4}=\sqrt62.5\approx7.91\]
- Cabang B \[s =
\sqrt{\frac{\sum(40-60)^2,(50-60)^2,(60-60)^2,(70-60)^2,(80-60)^2}{5-1}}=\sqrt\frac{1000}{4}=\sqrt250\approx15.81\]
- Cabang C \[s =
\sqrt{\frac{\sum(30-36)^2,(30-36)^2,(35-46)^2,(40-36)^2,(45-36)^2}{5-1}}=\sqrt\frac{170}{4}=\sqrt42.5\approx6.52\]
- cabang D \[s =
\sqrt{\frac{\sum(70-36)^2,(75-36)^2,(80-46)^2,(85-36)^2,(90-36)^2}{5-1}}=\sqrt\frac{250}{4}=\sqrt62.5\approx7.91\]
Cabang Manakah yang memiliki Penyebaran data paling Kecil ?
Cabang A memiliki standar deviasi 7.91,
menunjukkan tingkat penyebaran data yang relatif kecil. Namun, data
menunjukkan variasi yang sedikit lebih besar dibandingkan Cabang
C.
Cabang B memiliki standar deviasi 15.81, yang
jauh lebih besar dibandingkan cabang lainnya. Ini menunjukkan bahwa
penjualan di Cabang B sangat bervariasi, mulai dari 40 juta hingga 80
juta.
Cabang C memiliki standar deviasi 6.52, yang
merupakan nilai terkecil di antara semua cabang. Hal ini menunjukkan
bahwa data penjualan di Cabang C sangat seragam dan mendekati rata-rata,
yaitu 36 juta.
Cabang D memiliki standar deviasi 7.91, setara
dengan Cabang A, tetapi sedikit lebih besar daripada Cabang C.
Dapat disimpulkan Bahwa Cabang C memiliki penyebaran
data paling kecil dengan standar deviasi sebesar 6.52. Hal ini
menunjukkan bahwa data penjualan Cabang C lebih homogen dibandingkan
cabang lainnya.
Faktor Penentu Penyebaran Terkecil di Cabang C:
Rentang Data yang Sempit: Cabang C memiliki
rentang data hanya 15 juta rupiah (45 juta - 30 juta). Ini jauh lebih
kecil dibandingkan cabang lainnya, seperti Cabang B yang memiliki
rentang 40 juta rupiah (80 juta - 40 juta). Rentang data yang kecil
secara langsung mempengaruhi standar deviasi karena menunjukkan data
yang lebih terkonsentrasi.
Kedekatan Nilai dengan Rata-rata: Data penjualan Cabang
C (30, 30, 35, 40, 45) berada sangat dekat dengan rata-ratanya,
yaitu 36 juta. Selisih kuadrat dari rata-rata jauh lebih kecil
dibandingkan cabang lainnya, yang membuat standar deviasi lebih
kecil.
Jika Target Penjualan Minimum adalah 50 Juta, cabang mana saja yang
gagal mencapai target ?
Semua data >= 50 juta, sehingga Cabang D memenuhi
target.
Cabang C adalah satu-satunya cabang yang seluruh
datanya berada di bawah target 50 juta rupiah.
Alasan Cabang C Tidak Mencapai Target
1. Rata-rata Penjualan yang Rendah - Rata-rata
penjualan Cabang C adalah 36 juta rupiah, yang jauh di
bawah target minimum 50 juta rupiah.
Dengan rata-rata yang rendah, hampir tidak ada nilai penjualan yang
mendekati target, apalagi melampaui target.
2. Rentang Data yang Sempit
Rentang data Cabang C adalah hanya 15 juta
rupiah (dari 30 juta hingga 45 juta).
Rentang yang kecil membuat semua nilai tetap berada di bawah
target.
Visualisasi Boxplot
Jika anda adalah seorang manajer perusahaan, bagaimana anda akan
menggunakan informasi ini untuk merencanakan strategi peningkatan
penjualan
Jika saya adalah manajer perusahaan, informasi ini dapat digunakan
untuk:
Fokus meningkatkan performa Cabang C agar mencapai target minimal
50 juta rupiah, dengan mungkin memperbaiki strategi pemasaran atau
produk.
Mempertahankan performa stabil Cabang A dan D yang menunjukkan
konsistensi.
Mengelola risiko di Cabang B yang memiliki penyebaran data lebih
besar untuk memastikan stabilitas hasil penjualan.
Latihan 2
Wilayah
Jenis Barang
Jumlah (unit)
Waktu (jam)
Biaya per Unit (Rp)
Utara
Elektronik
200
5
15000
Selatan
Pakaian
150
8
8000
Timur
Makanan
180
6
10000
Barat
Peralatan
120
7
12000
Tengah
Elektronik
250
4
14000
Utara
Pakaian
300
9
8500
Selatan
Makanan
220
7
9500
Timur
Peralatan
140
5
11000
Barat
Elektronik
180
6
14500
Tengah
Pakaian
350
8
7800
Utara
Peralatan
170
4
12000
Selatan
Elektronik
250
6
16000
Timur
Pakaian
190
5
8200
Barat
Makanan
130
5
10500
Tengah
Peralatan
180
6
11500
1. Analisis Efisiensi Pengiriman:
Visualisasikan pengiriman barang berdasarkan jumlah barang, waktu
pengiriman, dan biaya per unit dengan menggunakan plot 3D.
Jumlah (unit): Menunjukkan seberapa banyak
barang yang dikirim. Titik yang lebih tinggi di sumbu x berarti lebih
banyak barang yang dikirim.
Waktu (jam): Mengindikasikan waktu yang
diperlukan untuk mengirim barang. Titik yang lebih tinggi di sumbu y
menunjukkan waktu pengiriman yang lebih lama.
Biaya per Unit (Rp): Menunjukkan biaya untuk
mengirim setiap unit barang. Titik yang lebih tinggi di sumbu z berarti
biaya yang lebih tinggi.
Tentukan wilayah mana yang memiliki efisiensi pengiriman terendah
berdasarkan biaya per unit dan waktu pengiriman.
Analisis Efisiensi Pengiriman
Untuk menentukan wilayah dengan efisiensi pengiriman terendah
berdasarkan biaya per unit dan waktu pengiriman, kita dapat mengikuti
langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Memahami Data
Kita memiliki data mengenai beberapa wilayah yang mencakup informasi
tentang: - Waktu pengiriman (dalam jam) - Biaya per unit
(dalam Rupiah)
Wilayah
Waktu (jam)
Biaya per Unit (Rp)
Utara
5
15.000
Selatan
8
8.000
Timur
6
10.000
Barat
7
12.000
Tengah
4
14.000
Utara
9
8.500
Selatan
7
9.500
Timur
5
11.000
Barat
6
14.500
Tengah
8
7.800
Utara
4
12.000
Selatan
6
16.000
Timur
5
8.200
Barat
5
10.500
Tengah
6
11.500
Langkah 2: Menghitung Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi dihitung menggunakan rumus berikut:
\[{Rasio Efisiensi} = \frac{Biaya per
Unit}{Waktu (jam)}\]
Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah efisiensi pengiriman. Ini
berarti bahwa biaya yang lebih tinggi dan waktu pengiriman yang lebih
lama akan menghasilkan rasio yang lebih besar.
Langkah 3: Menghitung untuk Setiap Wilayah
Berikut adalah beberapa contoh perhitungan rasio efisiensi untuk
masing-masing wilayah:
Perhitungan Rasio Efisiensi Pengiriman
Berikut adalah perhitungan rasio efisiensi untuk masing-masing
wilayah berdasarkan waktu pengiriman dan biaya per unit:
Pengiriman Pertama
Utara:
Waktu: 5 jam
Biaya: 15.000 Rp
Rasio: 15.000 / 5 = 3.000
Selatan:
Waktu: 8 jam
Biaya: 8.000 Rp
Rasio: 8.000 / 8 = 1.000
Timur:
Waktu: 6 jam
Biaya: 10.000 Rp
Rasio: 10.000 / 6 ≈ 1.667
Barat:
Waktu: 7 jam
Biaya: 12.000 Rp
Rasio: 12.000 / 7 ≈ 1.714
Tengah:
Waktu: 4 jam
Biaya: 14.000 Rp
Rasio: 14.000 / 4 = 3.500
Pengiriman Kedua
Utara (Pengiriman Kedua):
Waktu: 9 jam
Biaya: 8.500 Rp
Rasio: 8.500 / 9 ≈ 944
Selatan (Pengiriman Kedua):
Waktu: 7 jam
Biaya: 9.500 Rp
Rasio: 9.500 / 7 ≈ 1.357
Timur (Pengiriman Kedua):
Waktu: 5 jam
Biaya: 11.000 Rp
Rasio: 11.000 / 5 = 2.200
Barat (Pengiriman Kedua):
Waktu: 6 jam
Biaya: 14.500 Rp
Rasio: 14.500 / 6 ≈ 2.417
Tengah (Pengiriman Kedua):
Waktu: 8 jam
Biaya: 7.800 Rp
Rasio: 7.800 / 8 ≈ 975
Pengiriman Ketiga
Utara (Pengiriman Ketiga):
Waktu: 4 jam
Biaya: 12.000 Rp
Rasio: 12.000 / 4 = 3.000
Selatan (Pengiriman Ketiga):
Waktu: 6 jam
Biaya: 16.000 Rp
Rasio: 16.000 / 6 ≈ 2.667
Timur (Pengiriman Ketiga):
Waktu: 5 jam
Biaya: 8.200 Rp
Rasio: 8.200 / 5 = 1.640
Barat (Pengiriman Ketiga):
Waktu: 5 jam
Biaya: 10.500 Rp
Rasio: 10.500 / 5 = 2.100
Tengah (Pengiriman Ketiga):
Waktu: 6 jam
Biaya: 11.500 Rp
Rasio: 11.500 / 6 ≈ 1.917
Langkah 4: Mencari Wilayah dengan Efisiensi Terendah
Semakin rendah nilai rasio efisiensi, semakin efisien pengiriman di
wilayah tersebut. Berikut adalah hasil perhitungan rasio efisiensi untuk
setiap wilayah berdasarkan pengiriman pertama, kedua, dan ketiga:
Pengiriman Pertama
Utara: 3.000
Selatan: 1.000
Timur: 1.667
Barat: 1.714
Tengah: 3.500
Pengiriman Kedua
Utara: 944
Selatan: 1.357
Timur: 2.200
Barat: 2.417
Tengah: 975
Pengiriman Ketiga
Utara: 3.000
Selatan: 2.667
Timur: 1.640
Barat: 2.100
Tengah: 1.917
Analisis
Dari hasil perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa:
*Pengiriman Pertama: Wilayah dengan efisiensi terendah adalah
**Tengah* dengan rasio 3.500.
*Pengiriman Kedua: Wilayah dengan efisiensi terendah adalah
**Utara* dengan rasio 944.
*Pengiriman Ketiga: Wilayah dengan efisiensi terendah adalah
**Utara* dengan rasio 3.000.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, wilayah yang memiliki efisiensi
pengiriman terendah di keseluruhan adalah Tengah pada
pengiriman pertama. Sementara itu, untuk pengiriman kedua dan ketiga,
wilayah Utara menunjukkan efisiensi terendah.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor biaya dan waktu pengiriman
bervariasi antar wilayah dan pengiriman, dan penting untuk
mempertimbangkan kedua faktor tersebut dalam analisis efisiensi
pengiriman.
2. Rekomendasi Operasional:
Berdasarkan hasil analisis, wilayah mana yang memerlukan perhatian
khusus untuk meningkatkan efisiensi pengiriman?
Tengah (Pengiriman Pertama):
Wilayah ini menunjukkan rasio efisiensi tertinggi sebesar 3.500, yang
mencerminkan tingginya biaya per unit meskipun waktu pengiriman
tergolong cepat. Hal ini mengungkapkan peluang untuk menekan biaya
pengiriman. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi
operasional melalui pengelolaan logistik yang lebih baik, penyempurnaan
proses dalam rantai pasokan, serta penerapan kebijakan harga yang lebih
terarah dan kompetitif.
Utara (Pengiriman Kedua dan Ketiga):
Wilayah ini mencerminkan fluktuasi dalam tingkat efisiensi
pengiriman, dengan rasio efisiensi mencapai 944 pada pengiriman kedua
yang cukup baik, namun kembali melonjak menjadi 3.000 pada pengiriman
ketiga. Perubahan ini menegaskan pentingnya upaya untuk memastikan
kestabilan efisiensi pengiriman di wilayah tersebut.
Rekomendasi untuk Meningkatkan Efisiensi Pengiriman
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut adalah beberapa
rekomendasi alternatif untuk meningkatkan efisiensi pengiriman di
wilayah Tengah dan Utara:
Integrasi Sistem Logistik:
Mengadopsi sistem integrasi logistik yang menghubungkan berbagai
aspek pengiriman, mulai dari manajemen inventaris hingga distribusi. Hal
ini memungkinkan aliran informasi yang lebih lancar dan mempercepat
proses pengambilan keputusan.
Pertimbangkan penggunaan platform yang menggabungkan data dari
berbagai sumber untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
rantai pasokan.
Pengembangan Infrastruktur:
Investasi dalam peningkatan infrastruktur transportasi di wilayah
yang terpengaruh, seperti perbaikan jalan atau pengembangan jalur
pengiriman khusus. Ini dapat mengurangi waktu pengiriman dan
meningkatkan keselamatan kendaraan.
Berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan kendala infrastruktur yang menghambat efisiensi
pengiriman.
Optimalisasi Stok dan Inventaris:
Lakukan analisis permintaan untuk mengoptimalkan tingkat stok dan
mengurangi biaya penyimpanan. Pastikan produk tersedia di lokasi yang
tepat untuk mempercepat proses pengiriman.
Implementasikan strategi just-in-time (JIT) untuk meminimalkan
inventaris dan memaksimalkan efisiensi pengiriman.
Penerapan Prinsip Lean Logistics:
Terapkan prinsip lean logistics untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan pemborosan dalam proses pengiriman. Fokus pada pengurangan
waktu tunggu, pengurangan langkah yang tidak perlu, dan pengoptimalan
penggunaan sumber daya.
Libatkan seluruh tim dalam proses perbaikan berkelanjutan untuk
memastikan semua anggota tim memahami tujuan efisiensi.
Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi:
Membangun saluran komunikasi yang lebih baik antara semua pihak
terkait dalam proses pengiriman, termasuk pengemudi, pusat distribusi,
dan pelanggan. Ini dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan respons
terhadap masalah yang muncul.
Menggunakan aplikasi atau platform kolaborasi untuk memastikan semua
pihak memiliki akses ke informasi terkini mengenai pengiriman.
Dengan menerapkan rekomendasi ini, diharapkan perusahaan dapat
mencapai efisiensi pengiriman yang lebih tinggi di wilayah Tengah dan
Utara, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja operasional dan
kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Dengan menerapkan rekomendasi ini, diharapkan biaya dan waktu
pengiriman dapat dikurangi secara signifikan. Strategi yang terencana
dan inovatif akan membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional dan
memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, sekaligus menjaga
biaya tetap rendah. Upaya ini akan berkontribusi pada pertumbuhan bisnis
yang berkelanjutan dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.
3.Kinerja Berdasarkan Jenis Barang:
Analisis Kinerja Pengiriman Berdasarkan Jenis Barang dan
Wilayah
Barang Elektronik:
Wilayah Utara: Dengan pengiriman 200 unit dalam waktu 5
jam, biaya per unit adalah Rp 15,000.
Wilayah Tengah: Mencatat pengiriman terbesar sebanyak 250
unit dengan waktu tercepat 4 jam dan biaya per unit yang kompetitif
sebesar Rp 14,000.
Wilayah Barat: Mencapai 180 unit dalam waktu 6 jam dengan
biaya per unit Rp 14,500.
Wilayah Selatan: Memiliki biaya tertinggi per unit sebesar
Rp 16,000, meskipun jumlah unit yang dikirim cukup banyak (250 unit) dan
waktu pengiriman yang relatif cepat (6 jam).
Pakaian:
Wilayah Utara: Menunjukkan pengiriman 300 unit, tetapi
dengan waktu yang lebih lama (9 jam) dan biaya Rp 8,500 per unit.
Wilayah Tengah: Memiliki pengiriman 350 unit dengan waktu 8
jam dan biaya terendah Rp 7,800.
Wilayah Selatan: Mengirimkan 150 unit dalam waktu 8 jam
dengan biaya Rp 8,000.
Wilayah Timur: Pengiriman 190 unit dalam waktu 5 jam dengan
biaya per unit Rp 8,200.
Makanan:
Wilayah Timur: Mengirimkan 180 unit dalam 6 jam dengan
biaya Rp 10,000 per unit.
Wilayah Selatan: Mengirimkan 220 unit dalam 7 jam dengan
biaya Rp 9,500.
Wilayah Barat: Mencatat 130 unit dengan waktu 5 jam dan
biaya Rp 10,500.
Peralatan:
Wilayah Barat: Mengirimkan 120 unit dalam 7 jam dengan
biaya Rp 12,000.
Wilayah Timur: Mengirimkan 140 unit dalam waktu 5 jam
dengan biaya Rp 11,000.
Wilayah Tengah: Mengirimkan 180 unit dalam waktu 6 jam
dengan biaya Rp 11,500.
Wilayah Utara: Mencatat 170 unit dalam waktu tercepat 4 jam
dengan biaya Rp 12,000.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan:
Wilayah dengan waktu pengiriman lebih cepat:
Tengah (Elektronik) dan Utara (Peralatan) dengan
waktu pengiriman 4 jam.