1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebaran pasar dan pusat perdagangan memiliki peranan strategis dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan keragaman budaya yang tinggi, Indonesia memiliki berbagai jenis pasar dan pusat perdagangan yang melayani kebutuhan masyarakat. Secara umum, pasar dan pusat perdagangan di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama: pasar tradisional, pusat perbelanjaan (mall), dan toko swalayan (modern retail). Masing-masing jenis ini memiliki karakteristik, fungsi, dan peran yang berbeda dalam sistem ekonomi nasional.

Pasar tradisional, yang merupakan warisan budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia, masih menjadi tempat utama bagi banyak masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama di wilayah pedesaan dan perkotaan kecil. Di sisi lain, pusat perbelanjaan dan toko swalayan, yang lebih modern dan terorganisir, cenderung dominan di kawasan perkotaan besar, di mana tingkat urbanisasi dan daya beli masyarakat lebih tinggi. Sebaran ketiga jenis pusat perdagangan ini tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Perbedaan dalam infrastruktur, tingkat ekonomi, urbanisasi, dan kebijakan daerah turut memengaruhi distribusi pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan di berbagai provinsi. Ketimpangan ini menciptakan tantangan dalam aksesibilitas dan pemerataan ekonomi antarwilayah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Pengelompokan sebaran pasar dan pusat perdagangan berdasarkan klasifikasi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pola distribusi dan hubungan antara jenis pusat perdagangan dengan kondisi sosial-ekonomi di setiap wilayah. Dengan memahami pola ini, pemerintah dan pelaku ekonomi dapat merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk meningkatkan pemerataan akses pasar, mendorong pembangunan ekonomi regional, dan menjaga keberlanjutan pasar tradisional di tengah berkembangnya pasar modern. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran pasar dan pusat perdagangan di Indonesia menurut klasifikasi pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam pengambilan keputusan strategis untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis perdagangan yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.

1.2 Data

Data diambil dari Badan Pusat Statistik mengenai Sebaran Pasar dan Pusat Perdagangan Menurut Klasifikasi Tahun 2019 di 34 Provinsi Indonesia dengan 3 variabel, yaitu X1 (Pasar Tradisional), X2 (Pusat Perbelanjaan), dan X3 (Toko Swalayan).

{r echo=FALSE}
pasarprovinsi <- read_excel("C:/Users/Salwa/Documents/SEMESTER 5/ANMUL I/Sebaran Pasar dan Pusat Perdagangan Menurut Klasifikasi, 2019.xlsx")
datatable(pasarprovinsi, caption = "Sebaran Pasar dan Pusat Perdagangan Provinsi Indonesia")

1.3 Latar Belakang Metode

Indonesia memiliki karakteristik ekonomi dan sosial yang beragam, menghadapi tantangan dalam memahami dan mengelola dinamika pasar dan pusat perdagangan secara menyeluruh. Sebaran pasar tradisional, pusat perbelanjaan (mall), dan toko swalayan (modern retail) di setiap provinsi menunjukkan pola yang tidak merata. Ketimpangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat urbanisasi, infrastruktur, daya beli masyarakat, dan kebijakan lokal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan analitis yang dapat mengelompokkan provinsi berdasarkan pola sebaran pasar dan pusat perdagangan untuk memahami perbedaan karakteristik antar wilayah.

Metode analisis cluster hierarki merupakan pendekatan statistik yang sangat efektif untuk tujuan ini. Dengan metode ini, provinsi-provinsi di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan atribut terkait sebaran pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan. Analisis cluster hierarki menggunakan prinsip pengelompokan berjenjang, di mana objek (provinsi) yang memiliki karakteristik serupa akan digabungkan secara bertahap hingga membentuk kelompok-kelompok yang homogen.

Keunggulan metode ini terletak pada kemampuannya untuk memberikan visualisasi berupa dendrogram, yang menggambarkan hubungan antar objek dan proses pengelompokan secara hierarki. Selain itu, analisis cluster hierarki tidak memerlukan asumsi awal mengenai jumlah kelompok, sehingga hasilnya lebih fleksibel dan adaptif terhadap data yang beragam. Metode ini sangat cocok untuk menganalisis distribusi pasar di Indonesia, yang melibatkan berbagai dimensi dan indikator ekonomi.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian dari latar belakang yang sudah dijelaskan adalah:

  1. Bagaimana provinsi-provinsi di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebaran pasar dan pusat perdagangan?
  2. Apa perbedaan klasifikasi utama antar kelompok provinsi yang dihasilkan dari pengelompokan tersebut?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat mencapai tujuan berikut:

  1. Mengelompokkan provinsi di Indonesia berdasarkan karakteristik sebaran pasar dan pusat perdagangan menggunakan metode analisis cluster hierarki.
  2. Mengidentifikasi perbedaan karakteristik antar kelompok provinsi yang dihasilkan.

1.6 Batasan Masalah

  1. Penelitian hanya menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 terkait sebaran pasar dan pusat perdagangan menurut klasifikasi pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan.
  2. Pengelompokan dilakukan pada tingkat provinsi di Indonesia, sehingga tidak mencakup analisis pada tingkat kabupaten/kota.
  3. Penelitian menggunakan metode analisis cluster hierarki, dan pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel-variabel yang tersedia dalam data tersebut tanpa memperhitungkan faktor lain di luar dataset

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan jenis analisis statistik yang populer untuk menyajikan data. Statistika deskriptif biasanya digunakan sebagai langkah awal merapikan data sebelum dilaksanakan analisis lebih lanjut. Akan tetapi, statistika deskriptif dapat juga berdiri sebagai analisis sendiri yang bisa menyajikan data dan memberikan berbagai informasi mengenai data. Terdapat berbagai bentuk deskriptif yang bisa dibuat dari berbagai data. Dimulai dari bentuk visual seperti tabel dan grafik, atau juga berbagai ukuran data seperti ukuran pemusatan, ukuran nilai tempat, dan ukuran penyebaran.

2.2 Analisis CLuster

Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis cluster mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang paling mirip dengan objek lain berada dalam cluster yang sama. Cluster-cluster yang terbentuk memiliki homogenitas internal yang tinggi dan heterogenitas eksternal yang tinggi. Berbeda dengan teknik multivariat lainnya, analisis ini tidak mengestimasi kumpulan variabel secara empiris sebaliknya menggunakan kumpulan variabel yang ditentukan oleh peneliti itu sendiri. Fokus dari analisis cluster adalah membandingkan objek berdasarkan kumpulan variabel, hal inilah yang menyebabkan para ahli mendefinisikan kumpulan variabel sebagai tahap kritis dalam analisis cluster. Kumpulan variabel cluster adalah suatu kelompok variabel yang mempresentasikan karakteristik yang dipakai objek-objek. Bedanya dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel.

2.2.1 Uji Asumsi Sampel Representatif

Pada uji asumsi sampel representatif dapat menggunakan uji Kaise Mayer Olkin (KMO), di mana uji ini dapat mengukur kecukupan pengambilan sampel secara keseluruhan dan mengukur kecukupan pengambilan sampel untuk setiap indikator. Apabila nilai KMO > 0.5, maka asumsi sampel representatif terpenuhi.

2.2.2 Uji Asumsi Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) pada model. Asumsi multikolinearitas mengharuskan tidak adanya korelasi yang sempurna atau besar diantara variabel-variabel independen. Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,8). Jika korelasi kuat, terjadilah problem multikolinearitas.

2.2.3 Standarisasi Variabel

Variabel yang memiliki nilai besar mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam melakukan prediksi klasifikasi dari pada variabel dengan nilai kecil. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat digunakan teknik normalisasi variabel sehingga semua variabel akan berbeda dalam jangkauan yang sama. Tanpa dilakukan normalisasi, bisa jadi salah satu variabel akan mendominasi di dalam klasifikator. Cara menentukan nilai normalisasi adalah dengan menghitung nilai mean dan variansi dari masing-masing variabel.

2.2.4 Menghitung Jarak Euclidian

Tujuan analisis cluster adalah mengelompokkan objek yang mirip ke dalam cluster yang sama. Oleh karena itu memerlukan beberapa ukuran untuk mengetahui seberapa mirip atau berbeda objek-objek tersebut. Pendekatan yang biasa digunakan adalah mengukur kemiripan yang dinyatakan dalam jarak (distance) antara pasangan objek. Pada analisis cluster terdapat tiga ukuran untuk mengukur kesamaan antar objek jarak euclidean mengukur jumlah kuadrat perbedaan nilai pada masing-masing variabel.

2.2.5 Analisis Cluster Hierarki Metode Single Linkage

Hierarchical clustering merupakan metode pengelompokan data yang memiliki kesamaan paling dekat hingga cluster membentuk pohon yang memiliki tingkatan (hierarki) dari objek paling mirip hingga yang paling tidak mirip (Khomarudin, 2016). Hierarchical clustering dapat dianalisis dengan metode seperti single linkage, yaitu metode cluster tipe agglomerative yang pengelompokannya dimulai dengan mencari nilai minimum antar variabel satu dengan yang lain dan menggabungkan objek yang saling berdekatan lalu menjadikannya sebagai cluster Proses berulang hingga diperoleh jumlah cluster terkecil.

2.2.6 Dendogram

Hasil cluster hierarki atau pohon tingkatan dapat divisualisasikan dengan dendogram. Dendogramadalah representatif visual dari langkah-langkah dalam analisis cluster yang menunjukkan cara cluster terbentuk dari nilai koefisien jarak

3 SOURCE CODE

3.1 Library

> library(psych)
> library(GPArotation)
> library(clValid)
> library(ggplot2)
> library(cluster)
> library(factoextra)
> library(tidyverse)
> library(car)
> library(readxl)

3.2 Data

> pasarprovinsi <- read_excel("C:/Users/Salwa/Documents/SEMESTER 5/ANMUL I/Sebaran Pasar dan Pusat Perdagangan Menurut Klasifikasi, 2019.xlsx")
> pasarprovinsi <- data.frame(pasarprovinsi)
> View(pasarprovinsi)

3.3 Statistika Deskriptif

> statdes <- summary(pasarprovinsi)
> statdes
   Provinsi               X1               X2               X3        
 Length:34          Min.   :  69.0   Min.   :  1.00   Min.   :  2.00  
 Class :character   1st Qu.: 158.5   1st Qu.:  5.00   1st Qu.: 14.00  
 Mode  :character   Median : 367.5   Median :  8.50   Median : 23.50  
                    Mean   : 460.5   Mean   : 19.12   Mean   : 37.62  
                    3rd Qu.: 519.5   3rd Qu.: 19.25   3rd Qu.: 35.75  
                    Max.   :2249.0   Max.   :121.00   Max.   :193.00  

3.4 Uji Asumsi

3.4.1 Uji Sampel Representatif

> kmo <- KMO(pasarprovinsi[,2:4])
> kmo
Kaiser-Meyer-Olkin factor adequacy
Call: KMO(r = pasarprovinsi[, 2:4])
Overall MSA =  0.69
MSA for each item = 
  X1   X2   X3 
0.74 0.71 0.63 

3.4.2 Uji Multikolinieritas

> cor(pasarprovinsi[,2:4], method = "pearson")
          X1        X2        X3
X1 1.0000000 0.5328318 0.6700314
X2 0.5328318 1.0000000 0.7042807
X3 0.6700314 0.7042807 1.0000000

3.5 Standarisasi

> datastand <- scale(pasarprovinsi[,2:4])
> datastand
               X1          X2          X3
 [1,]  0.03666385 -0.44648293 -0.57936954
 [2,]  0.83279316  0.14304793 -0.44367335
 [3,]  0.06389985 -0.26225454 -0.17228095
 [4,]  0.48082020 -0.07802614 -0.03658476
 [5,] -0.17284386 -0.40963725 -0.37582525
 [6,]  0.78041623 -0.22540886 -0.46628938
 [7,] -0.49339067 -0.59386564 -0.53413748
 [8,]  0.37397127 -0.29910021 -0.01396873
 [9,] -0.80136701 -0.55701997 -0.17228095
[10,] -0.81812762 -0.15171750  0.39311986
[11,] -0.51853159  2.53801704 -0.46628938
[12,]  0.74689500  3.75392444  3.06181172
[13,]  3.03681431  1.35895532  3.51413237
[14,] -0.21684048 -0.18856318  1.11683291
[15,]  3.74704546  2.20640593  1.84054595
[16,] -0.51853159  0.65888743 -0.17228095
[17,] -0.09532601  0.06935657 -0.30797715
[18,] -0.48710544 -0.52017429 -0.24012905
[19,]  0.14141771 -0.55701997 -0.01396873
[20,] -0.50596113 -0.40963725 -0.05920079
[21,]  0.07018508 -0.55701997 -0.42105731
[22,]  0.01571308 -0.52017429 -0.64721764
[23,] -0.44939405  0.03251089  0.95852068
[24,] -0.82022270 -0.52017429 -0.71506574
[25,] -0.65052145 -0.22540886 -0.30797715
[26,] -0.06599493 -0.48332861 -0.55675351
[27,]  0.64423622  0.03251089 -0.33059318
[28,] -0.08275555 -0.52017429 -0.39844128
[29,] -0.69451807 -0.52017429 -0.60198558
[30,] -0.57928883 -0.66755700 -0.60198558
[31,] -0.77622608 -0.52017429 -0.26274509
[32,] -0.74270485 -0.59386564 -0.64721764
[33,] -0.81184239 -0.59386564 -0.80552987
[34,] -0.66937715 -0.37279157 -0.53413748
attr(,"scaled:center")
       X1        X2        X3 
460.50000  19.11765  37.61765 
attr(,"scaled:scale")
       X1        X2        X3 
477.30939  27.14022  44.21642 
> rownames(datastand) <- as.character(pasarprovinsi$Provinsi)

3.6 Jarak Euclidian

> jarak <- dist(pasarprovinsi, method = "euclidean")
> jarak
             1           2           3           4           5           6
2   439.229629                                                            
3    26.280538  424.191781                                                
4   246.630628  195.222949  229.962316                                    
5   115.942514  554.537645  130.975825  360.832371                        
6   410.017886   31.112698  395.194467  166.637331  525.440767            
7   292.184873  731.304770  307.880929  537.779385  176.948203  702.161425
8   188.191392  254.207265  171.090619   59.307110  301.962470  225.211012
9   462.360610  901.040140  476.980782  706.870097  346.596788  871.990061
10  473.817124  910.953347  486.997604  716.254145  357.899427  882.131509
11  320.022916  748.555053  333.124601  557.292263  211.789203  721.133367
12  452.898811  216.979262  429.893010  246.884588  552.079704  219.866626
13 1667.647445 1232.027056 1650.077170 1421.065328 1780.978008 1261.086304
14  164.580274  584.058216  168.162620  389.014139   80.274529  555.550178
15 2050.389882 1611.714615 2034.035070 1804.148553 2164.959122 1641.063070
16  308.650828  745.086125  322.302136  551.319629  193.724891  716.607750
17   75.797977  511.584467   88.641600  317.878383   45.416590  482.820878
18  289.203504  727.832398  303.813539  533.752752  173.378199  698.750313
19   64.642607  382.312263   44.452222  187.666371  174.248864  353.093000
20  300.246565  738.317908  314.165561  543.964460  184.307714  709.314223
21   20.461346  420.884782   16.083117  227.666423  134.044769  391.588219
22   12.274635  450.932367   36.860096  258.603944  104.899952  421.668116
23  279.563946  710.302283  288.880598  515.209990  167.527112  681.749710
24  472.328981  911.401119  488.137959  718.038996  357.239416  882.331004
25  379.058483  817.638877  393.815524  623.709334  263.357805  788.701887
26   56.603887  495.788934   74.556466  302.811272   59.654561  466.591899
27  335.440010  104.140930  320.087488   91.374687  450.552254   75.806772
28   66.503133  505.037292   82.048766  311.471775   49.786210  475.838908
29  402.998759  842.072048  418.654989  648.577932  287.773059  812.991185
30  339.554610  778.724598  355.398368  585.282838  224.454895  749.560760
31  448.321313  887.101648  463.128492  693.055072  332.621907  858.055165
32  429.587399  868.704016  445.341816  675.258963  314.437063  839.597523
33  467.819053  906.922268  483.858106  713.714229  352.913587  877.819268
34  389.147787  828.090977  404.582089  634.506632  273.785804  799.073630
             7           8           9          10          11          12
2                                                                         
3                                                                         
4                                                                         
5                                                                         
6                                                                         
7                                                                         
8   478.872286                                                            
9   170.747377  647.887850                                                
10  185.652004  657.369505   32.863353                                    
11   99.183332  500.406501  184.210025  190.515091                        
12  720.804181  288.166618  879.590056  881.792871  721.333025            
13 1957.575030 1479.550382 2124.616671 2131.142104 1970.383719 1264.528371
14  174.638675  330.722442  329.018743  333.454645  203.672940  554.310382
15 2341.901507 1863.132846 2510.454673 2518.262099 2353.941659 1655.416967
16   45.548509  492.884030  160.474297  169.540556   60.772801  723.252837
17  220.677744  259.345330  389.690475  400.036665  245.878019  508.337158
18   15.577762  474.772928  173.243566  185.644822   98.074801  713.389094
19  350.882696  128.426373  519.678105  529.413512  377.148954  392.778139
20   25.871477  484.992096  162.980571  173.781472   94.938577  720.571070
21  310.670243  168.910233  480.523326  491.518735  338.666010  434.716766
22  280.661124  200.203230  450.987066  462.774243  309.791328  464.977419
23   82.348851  456.623842  203.240416  205.348484  113.619247  678.125849
24  180.384774  659.188390   29.619813   57.758116  192.339977  895.059775
25   88.128694  564.852783   84.071398   99.095913  113.390182  798.960992
26  235.587210  244.133843  405.781550  417.494112  266.823287  502.485821
27  627.395675  150.190990  796.998536  806.848189  645.688263  216.339240
28  226.439101  252.583979  396.232255  407.473517  258.616834  508.174511
29  110.929407  589.702750   62.854329   85.767127  136.533268  827.078392
30   47.525432  526.372492  124.397213  142.023472  106.119430  767.101036
31  156.516240  634.095682   14.651507   42.284749  171.654692  866.867156
32  137.530603  616.373264   40.431011   68.857340  158.063278  853.495557
33  176.060596  654.874034   32.863353   62.843722  189.912260  891.964872
34   97.241966  575.658464   75.277265   94.924531  123.471994  812.240523
            13          14          15          16          17          18
2                                                                         
3                                                                         
4                                                                         
5                                                                         
6                                                                         
7                                                                         
8                                                                         
9                                                                         
10                                                                        
11                                                                        
12                                                                        
13                                                                        
14 1798.076380                                                            
15  401.540367 2186.294582                                                
16 1968.667570  180.790855 2353.715078                                    
17 1737.742213   99.210215 2121.617308  234.082607                        
18 1952.530324  164.608627 2337.628713   40.955260  216.745627            
19 1607.052789  206.045302 1991.378082  365.810516  132.800602  346.604482
20 1961.886507  170.426915 2347.480067   34.679485  227.173942   14.329457
21 1648.448159  176.985875 2031.633169  326.947498   93.487967  307.291393
22 1679.611463  156.996815 2062.211434  297.747096   66.231916  277.906459
23 1926.295581  128.613115 2314.306520   71.907348  205.582100   66.912879
24 2137.553430  345.612500 2522.074543  172.572690  400.493029  185.191792
25 2042.224278  249.850622 2427.394213   78.153695  306.135046   90.605371
26 1723.663153  119.577032 2106.803266  252.734380   26.882460  232.659981
27 1333.846568  480.351260 1715.054129  641.210314  407.612561  623.795907
28 1731.916472  107.492635 2115.612126  243.277619   20.264912  223.003737
29 2068.070276  277.707280 2452.628522  106.088014  331.101193  115.798676
30 2005.068577  218.705281 2389.413596   57.711928  268.154185   54.258640
31 2111.205027  316.419553 2496.772850  146.828698  375.739271  159.352858
32 2094.781134  303.767455 2479.334588  131.888842  357.826774  142.417227
33 2133.497598  342.543428 2517.787653  169.469761  396.269269  181.306371
34 2053.813039  263.337553 2438.466458   91.097018  316.901667  101.679234
            19          20          21          22          23          24
2                                                                         
3                                                                         
4                                                                         
5                                                                         
6                                                                         
7                                                                         
8                                                                         
9                                                                         
10                                                                        
11                                                                        
12                                                                        
13                                                                        
14                                                                        
15                                                                        
16                                                                        
17                                                                        
18                                                                        
19                                                                        
20  356.839833                                                            
21   44.422217  318.113187                                                
22   76.463499  289.104364   32.186954                                    
23  329.907058   62.161081  295.479272  269.691181                        
24  531.216215  176.446404  490.978615  460.738538  222.201110            
25  436.858482   80.886752  397.394850  367.719096  128.587195   96.256602
26  117.649196  243.825074   75.409990   45.284287  225.607328  415.772374
27  278.213347  634.233396  316.960565  347.219431  606.336540  807.560111
28  125.107953  233.917364   84.308956   55.737480  214.320632  406.775942
29  461.704090  107.610408  421.568500  391.450295  157.797338   69.522179
30  398.364992   49.665548  358.093098  327.975609  109.337398  132.996241
31  505.919625  149.358629  466.570466  436.917994  191.405329   33.486316
32  488.356427  134.014925  448.174073  418.007974  182.318403   42.926293
33  526.942122  172.935441  486.526464  456.184173  220.006061    6.928203
34  447.694837   93.280938  407.691060  377.659459  143.768332   83.777483
            25          26          27          28          29          30
2                                                                         
3                                                                         
4                                                                         
5                                                                         
6                                                                         
7                                                                         
8                                                                         
9                                                                         
10                                                                        
11                                                                        
12                                                                        
13                                                                        
14                                                                        
15                                                                        
16                                                                        
17                                                                        
18                                                                        
19                                                                        
20                                                                        
21                                                                        
22                                                                        
23                                                                        
24                                                                        
25                                                                        
26  322.513049                                                            
27  713.651642  391.947275                                                
28  313.094235   12.328828  401.070235                                    
29   29.977770  346.419784  738.186968  337.332675                        
30   44.256826  282.969963  674.844180  273.900225   63.676265            
31   69.933302  391.732902  783.086202  382.268666   48.249352  110.012121
32   54.905980  373.012958  764.834623  363.959705   26.758176   90.125838
33   93.187982  411.284168  803.123071  402.379589   65.533706  128.613115
34   16.206994  332.573801  724.183218  323.423355   15.011107   50.622788
            31          32          33
2                                     
3                                     
4                                     
5                                     
6                                     
7                                     
8                                     
9                                     
10                                    
11                                    
12                                    
13                                    
14                                    
15                                    
16                                    
17                                    
18                                    
19                                    
20                                    
21                                    
22                                    
23                                    
24                                    
25                                    
26                                    
27                                    
28                                    
29                                    
30                                    
31                                    
32   27.055499                        
33   34.039193   38.952963            
34   60.673992   41.408534   80.033326

3.7 Single Linkage

> hiers <- hclust(jarak, method = "single")
> hiers

Call:
hclust(d = jarak, method = "single")

Cluster method   : single 
Distance         : euclidean 
Number of objects: 34 
> hiers <- hclust(dist(scale(pasarprovinsi[,2:4])), method = "single")
> hiers <- hclust(dist(pasarprovinsi[,2:4]), method = "single")

3.8 Korelasi Cophenetic

> d1 <- dist(pasarprovinsi[,2:4])
> hc1 <- hclust(d1, "single")
> d2 <- cophenetic(hc1)
> cors <- cor(d1,d2)
> cors
[1] 0.9310409

3.9 Indeks Validitas

> inval <- clValid(datastand, 2:4, clMethods = "hierarchical", validation = "internal", metric = "euclidean", method = "single")
> summary(inval)

Clustering Methods:
 hierarchical 

Cluster sizes:
 2 3 4 

Validation Measures:
                                2      3      4
                                               
hierarchical Connectivity  4.2869 6.7869 8.7869
             Dunn          1.0977 1.0421 0.6251
             Silhouette    0.7643 0.7434 0.7159

Optimal Scores:

             Score  Method       Clusters
Connectivity 4.2869 hierarchical 2       
Dunn         1.0977 hierarchical 2       
Silhouette   0.7643 hierarchical 2       
> optimalScores(inval)
                 Score       Method Clusters
Connectivity 4.2869048 hierarchical        2
Dunn         1.0976595 hierarchical        2
Silhouette   0.7643291 hierarchical        2
> plot(inval)

> #Visualisasi Elbow untuk menentukan jumlah cluster optimal
> fviz_nbclust(pasarprovinsi, FUN = hcut, method = "wss", k.max = 10) +
+   labs(title = "Elbow Method untuk Menentukan Jumlah Cluster Optimal")

> #Visualisasi Indeks Silhouette untuk menentukan jumlah cluster optimal
> fviz_nbclust(pasarprovinsi, FUN = hcut, method = "silhouette", k.max = 10) +
+   labs(title = "Silhouette Method untuk Menentukan Jumlah Cluster Optimal")

## Dendogram

> anggotas <- data.frame(id = pasarprovinsi$Provinsi, cutree(hiers, k = 2))
> anggotas
                     id cutree.hiers..k...2.
1                  ACEH                    1
2        SUMATERA UTARA                    1
3        SUMATERA BARAT                    1
4                  RIAU                    1
5                 JAMBI                    1
6      SUMATERA SELATAN                    1
7              BENGKULU                    1
8               LAMPUNG                    1
9  KEP. BANGKA BELITUNG                    1
10            KEP. RIAU                    1
11          DKI JAKARTA                    1
12           JAWA BARAT                    1
13          JAWA TENGAH                    2
14        DI YOGYAKARTA                    1
15           JAWA TIMUR                    2
16               BANTEN                    1
17                 BALI                    1
18  NUSA TENGGARA BARAT                    1
19  NUSA TENGGARA TIMUR                    1
20     KALIMANTAN BARAT                    1
21    KALIMANTAN TENGAH                    1
22   KALIMANTAN SELATAN                    1
23     KALIMANTAN TIMUR                    1
24     KALIMANTAN UTARA                    1
25       SULAWESI UTARA                    1
26      SULAWESI TENGAH                    1
27     SULAWESI SELATAN                    1
28    SULAWESI TENGGARA                    1
29            GORONTALO                    1
30       SULAWESI BARAT                    1
31               MALUKU                    1
32         MALUKU UTARA                    1
33          PAPUA BARAT                    1
34                PAPUA                    1
> clus_hier <- eclust(datastand, FUNcluster = "hclust", k = 2, hc_method = "single", graph = TRUE)
> provinsi <- pasarprovinsi$Provinsi
> clus_hier$labels <- provinsi
> fviz_dend(clus_hier, rect = TRUE, cex = 0.5, k_colors = "jco") +
+   labs(title = "Dendrogram Clustering Hierarki Pasar Provinsi (Single Linkage, Jarak Euclidian)") +
+   theme_minimal()

## Karakteristik setiap Cluster

> idclus = clus_hier$cluster
> idclus
                ACEH       SUMATERA UTARA       SUMATERA BARAT 
                   1                    1                    1 
                RIAU                JAMBI     SUMATERA SELATAN 
                   1                    1                    1 
            BENGKULU              LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG 
                   1                    1                    1 
           KEP. RIAU          DKI JAKARTA           JAWA BARAT 
                   1                    1                    2 
         JAWA TENGAH        DI YOGYAKARTA           JAWA TIMUR 
                   2                    1                    2 
              BANTEN                 BALI  NUSA TENGGARA BARAT 
                   1                    1                    1 
 NUSA TENGGARA TIMUR     KALIMANTAN BARAT    KALIMANTAN TENGAH 
                   1                    1                    1 
  KALIMANTAN SELATAN     KALIMANTAN TIMUR     KALIMANTAN UTARA 
                   1                    1                    1 
      SULAWESI UTARA      SULAWESI TENGAH     SULAWESI SELATAN 
                   1                    1                    1 
   SULAWESI TENGGARA            GORONTALO       SULAWESI BARAT 
                   1                    1                    1 
              MALUKU         MALUKU UTARA          PAPUA BARAT 
                   1                    1                    1 
               PAPUA 
                   1 
> aggregate(pasarprovinsi[,2:4],list(idclus),mean)
  Group.1        X1       X2       X3
1       1  344.5484 12.70968  25.6129
2       2 1658.6667 85.33333 161.6667

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistika Deskriptif

Berdasarkan data, terdapat variasi yang signifikan dalam jumlah pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan di setiap provinsi di Indonesia.

  1. Pasar Tradisional (X1): Jumlah pasar tradisional bervariasi mulai dari 69 pasar di provinsi dengan jumlah terendah hingga 2.249 pasar di provinsi dengan jumlah tertinggi. Sebanyak 25% provinsi memiliki kurang dari atau sama dengan 158,5 pasar, sementara 75% provinsi memiliki kurang dari atau sama dengan 519,5 pasar. Rata-rata jumlah pasar tradisional di seluruh provinsi adalah 460,5, dengan nilai tengah (median) sebesar 367,5 pasar.
  2. Pusat Perbelanjaan (X2): Sebaran jumlah pusat perbelanjaan menunjukkan bahwa provinsi dengan nilai terendah hanya memiliki 1 pusat perbelanjaan, sedangkan provinsi dengan nilai tertinggi memiliki 121 pusat perbelanjaan. Sebanyak 25% provinsi memiliki kurang dari atau sama dengan 5 pusat perbelanjaan, sementara 75% provinsi memiliki kurang dari atau sama dengan 19,25 pusat perbelanjaan. Rata-rata jumlah pusat perbelanjaan adalah 19,12, dengan nilai tengah (median) sebesar 8,5 pusat perbelanjaan.
  3. Toko Swalayan (X3): Jumlah toko swalayan di provinsi-provinsi Indonesia berkisar antara 2 hingga 193 toko. Sebanyak 25% provinsi memiliki kurang dari atau sama dengan 14 toko swalayan, sementara 75% provinsi memiliki kurang dari atau sama dengan 35,75 toko. Rata-rata jumlah toko swalayan adalah 37,62, dengan nilai tengah (median) sebesar 23,5 toko swalayan.

Dari analisis ini terlihat bahwa jumlah pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan tidak terdistribusi secara merata di seluruh provinsi. Sebagian kecil provinsi memiliki jumlah yang jauh lebih tinggi dari rata-rata, yang kemungkinan besar adalah provinsi dengan tingkat urbanisasi dan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Di sisi lain, banyak provinsi memiliki jumlah pasar dan pusat perdagangan yang relatif rendah, menunjukkan adanya disparitas yang perlu diperhatikan dalam upaya pemerataan akses ekonomi.

4.2 Uji Asumsi

4.2.1 Uji Sampel Representatif

Berdasarkan output, uji KMO pada masing-masing variabel tersebut sudah bernilai lebih dari (≥) 0.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel representatif.

4.2.2 Uji Multikolinieritas

Berdasarkan output, dapat dilihat bahwa nilai korelasi antar variabel kurang dari 0.8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel.

4.3 Jarak Euclidian

Jarak euclidian dapat dilihat di bab 3.6

4.4 Korelasi Cophenetic

[1] 0.9310409

Nilai 0.93 menunjukkan bahwa dendrogram hasil metode single linkage sangat representatif untuk interpretasi pola cluster serta penentuan jumlah dan batas antar cluster dan menunjukkan metode single linkage adalah pilihan yang efektif untuk analisis cluster lebih lanjut.

4.5 Cluster Optimum

Berdasarkan metode silhouette terpilih jumlah cluster sebanyak 2 sebagai cluster optimal pada metode pengelompokan Single Linkage.

4.6 Dendogram

4.6.1 Anggota Cluster

Cluster 1 : DKI Jakarta, Banten, DI Yogyakarta, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Bali, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Cluster 2 : Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah

4.6.2 Interpretasi Dendogram

  1. Pemisahan Cluster Dendrogram ini menunjukkan proses pengelompokan provinsi berdasarkan karakteristik pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan. Setiap penggabungan atau pemisahan antara dua provinsi/cluster digambarkan dengan height, yang menunjukkan jarak atau perbedaan antar cluster yang digabungkan. Semakin tinggi garis penggabungan, semakin besar perbedaan antara cluster yang digabungkan.

  2. Cluster dengan Tingkat Keterkaitan yang Tinggi Provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta cenderung lebih terpisah dari cluster lainnya, terlihat pada penggabungan mereka yang terjadi pada ketinggian yang lebih tinggi (sekitar level 2 pada sumbu tinggi). Ini menunjukkan bahwa ketiga provinsi tersebut memiliki ciri-ciri yang lebih berbeda dibandingkan dengan provinsi lainnya.

  3. Cluster yang Lebih Terhimpun Provinsi lainnya, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, menunjukkan keterkaitan yang lebih kuat, karena mereka bergabung pada ketinggian yang lebih rendah, menunjukkan bahwa pasar di provinsi-provinsi tersebut memiliki karakteristik yang lebih mirip satu sama lain. cluster ini membentuk kelompok besar yang lebih terkompak dibandingkan dengan yang lainnya.

  4. Pengelompokan Berdasarkan Keterkaitan Geografis Beberapa provinsi yang berada dalam cluster yang sama dapat menunjukkan pola geografis, seperti provinsi-provinsi yang berada di Pulau Jawa cenderung bergabung lebih awal, sementara provinsi-provinsi di luar Jawa, seperti Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku, cenderung lebih terpisah lebih lama.

  5. Implikasi untuk Kebijakan atau Strategi Pasar Berdasarkan cluster-cluster ini, bisa disimpulkan bahwa provinsi dengan karakteristik pasar yang lebih serupa mungkin akan merespons kebijakan atau strategi pasar yang serupa. Oleh karena itu, pembagian pasar dan pusat perdagangan dapat dioptimalkan dengan mempertimbangkan hasil clustering ini, seperti dalam perencanaan distribusi barang, pembangunan pusat perbelanjaan, atau kebijakan pemasaran yang lebih terarah di setiap cluster.

4.7 Karakteristik Cluster

Cluster 1

Provinsi-provinsi di cluster 1 merupakan wilayah dengan aktivitas perdagangan tradisional dan modern yang lebih terbatas, sebagian besar berada di luar Pulau Jawa, atau wilayah dengan tingkat urbanisasi dan akses terhadap infrastruktur ekonomi yang lebih rendah.

  • X1 (Pasar Tradisional): 344,55 Provinsi dalam cluster ini memiliki jumlah pasar tradisional yang lebih sedikit dibandingkan dengan cluster 2, menunjukkan bahwa aktivitas perdagangan tradisional cenderung lebih rendah di wilayah-wilayah ini.
  • X2 (Pusat Perbelanjaan): 12,71 Jumlah pusat perbelanjaan dalam cluster ini jauh lebih rendah dibandingkan cluster 2, menunjukkan tingkat urbanisasi dan pengembangan pusat perdagangan modern yang masih terbatas.
  • X3 (Toko Swalayan): 25,61 Provinsi dalam cluster ini memiliki rata-rata jumlah toko swalayan yang lebih sedikit, mencerminkan skala ekonomi dan aktivitas ritel modern yang lebih rendah.

Cluster 2

Provinsi-provinsi di cluster 2 adalah wilayah dengan tingkat urbanisasi, pengembangan ekonomi, dan aktivitas perdagangan yang sangat tinggi, didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa. Hal ini mencerminkan posisi mereka sebagai pusat-pusat ekonomi dan perdagangan utama di Indonesia.

  • X1 (Pasar Tradisional): 1658,67 Provinsi dalam cluster ini memiliki jumlah pasar tradisional yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan cluster 1, menunjukkan pentingnya aktivitas perdagangan tradisional di wilayah ini.
  • X2 (Pusat Perbelanjaan): 85,33 Jumlah pusat perbelanjaan dalam cluster ini jauh lebih tinggi, mencerminkan tingkat urbanisasi dan pengembangan ekonomi yang lebih maju.
  • X3 (Toko Swalayan): 161,67 Toko swalayan di cluster 2 juga jauh lebih banyak dibandingkan cluster 1, menegaskan tingginya aktivitas ritel modern dan konsumsi di wilayah ini.

5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelompokan provinsi di Indonesia dilakukan menggunakan metode analisis clustering hierarki dengan jarak Euclidean dan metode penggabungan single linkage. Analisis ini mengelompokkan provinsi berdasarkan jumlah pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan di setiap provinsi. Terdapat dua cluster utama yang terbentuk. Cluster 1 terdiri dari mayoritas provinsi di luar Pulau Jawa, yang memiliki rata-rata jumlah pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan yang relatif rendah. Kondisi ini mencerminkan keterbatasan akses terhadap infrastruktur perdagangan modern dan tingkat urbanisasi yang lebih rendah. Sementara itu, cluster 2 mencakup provinsi di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah), yang menunjukkan dominasi ekonomi dengan jumlah pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan yang jauh lebih tinggi. Perbedaan signifikan antara kedua cluster ini menyoroti adanya kesenjangan dalam pengembangan infrastruktur perdagangan dan aktivitas ekonomi di Indonesia.

5.2 Saran

Pembangunan dan pengembangan infrastruktur perdagangan, seperti pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan, disarankan difokuskan di cluster 1 untuk meningkatkan akses perdagangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, peningkatan aksesibilitas melalui perbaikan infrastruktur transportasi dan logistik juga diperlukan guna mempercepat distribusi barang ke wilayah-wilayah terpencil. Sementara itu, untuk cluster 2, pemerintah dapat mendorong optimalisasi infrastruktur yang sudah berkembang dengan memanfaatkan inovasi, seperti digitalisasi perdagangan melalui platform e-commerce, untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Pendekatan ini diharapkan dapat mendukung pengembangan perdagangan yang lebih merata di seluruh provinsi di Indonesia.

6 DAFTAR PUSTAKA

Addini, P. F., Dakhi, K. R. S., & Tarigan, P. C. B. (2024). Analisis Pada Produk Susu Berdasarkan Komposisi Yang Terkandung Menggunakan Metode Hierarki Cluster. Jurnal Sains dan Teknologi, 6(2), 252-256.

Angelina, V., Arimba, E. A. N., & Wulandari, S. P. (2024). ANALISIS CLUSTER PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR POTENSI EKONOMI LAUT TAHUN 2022. Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi, 5(3), 21-30.

Muthiah, Z., & Rosmaini, E. (2023). Analisis Cluster Hirarki dan Pemetaan Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019. IJM: Indonesian Journal of Multidisciplinary, 1(3).

Santoso, F. (2023). ANALISIS KLASTER INFRASTRUKTUR SEKTOR KESEHATAN DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2021 MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA K-MEANS. Inisiasi, 7-16.